BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah:

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Kasus dan Analisa Simulasi

OPTIMASI ALOKASI GAS INJEKSI SUMUR DUAL GAS LIFT

dp 2 P,h;qL,q g. (2.11) P(0) = P wh, (2.12) P(L) = P w f. (2.13)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Sistem Sumur Dual Gas Lift

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

Model Optimasi Alokasi Gas Injeksi Sumur Dual Gas Lift

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI

METODE PRODUKSI SUMUR SEMBUR BUATAN (GAS LIFT WELL)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI. Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO / TM

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Edwil Suzandi; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Sigit Sriyono; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Made Primaryanta; PT.Semberani Persada Oil (SemCo)

ANALISA UJI DELIVERABILITAS RESERVOIR GAS BERDASARKAN DATA UJI SUMUR UNTUK OPTIMASI LAJU ALIR MAKSIMUM PADA SUMUR X LAPANGAN S PROPOSAL TUGAS AKHIR

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno*

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MIGAS: STUDI KASUS LAPANGAN GNK

Bab 2 Aliran Multifasa pada Jaringan Pipa Produksi

BAB I PENDAHULUAN. penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan

Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN ABSTRAK

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan Model Reservoir Menggunakan Simulator Eclipse

Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus

Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Penjadwalan job..., Cecep Muntako, FT UI, 2010.

TUGAS AKHIR ANALISA MINIMALISASI WATER HAMMER DENGAN VARIASI PEMILIHAN GAS ACCUMULATOR PADA SISTEM PERPIPAAN DI PT.

Poso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

Bab 4 Simulasi Kasus dan Penyelesaian Numerik

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

School of Computing Telkom University, Bandung

aintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 22-28

BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

ISSN JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LU N 1.1 PE P N E G N E G R E TI T AN

BAB I PENDAHULUAN. tekanan balik dari sumur yang biasa disebut kick. Kick merupakan tekanan balik

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

BAB 1 PENDAHULUAN. Liquid Cylindrical Cyclone (LLCC), LLCC menggunakan prinsip Aliran

BAB IV HASIL YANG DIPEROLEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT

HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah

BAB V Hasil Komputasi, Simulasi, dan Analisis

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah

Bab 3. Model Matematika dan Pembahasan. 3.1 Masalah Perpindahan Panas

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ISBN

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN (TM-110)

BAB II PEMBAHASAN MATERI. fluida incompressible (fluida yang tidak mampu mampat) dari tempat yang rendah

Gambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)

EVALUASI PERBANDINGAN DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DAN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR M-03 DAN M-05

Menyajikan jenis garis gambar teknik berdasarkan bentuk dan fungsi garis Membuat kelas pembelajaran melalui kelas maya

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

DAFTAR ISI (Lanjutan)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lingkup Metode Optimasi

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

EVALUASI PENGANGKATAN SERBUK BOR PADA PEMBORAN UNDERBALANCED TRAYEK 12-1/4 DAN TRAYEK 9-7/8 DI SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP

Kinerja Operasi Aerated Drilling Pada Sumur N di Lapangan Panas Bumi K

OPTIMASI PRODUKSI HASIL PERENCANAAN SUCKER ROD PUMP TERPASANG PADA SUMUR TMT-Y DI TAC-PERTAMINA EP GOLWATER TMT

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

Karakterisasi Feed Zone dan Potensi Produksi Sumur Panas Bumi ML-XX Muara Laboh, Solok Selatan

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI

BAB VI KESIMPULAN. memperbesar jari-jari pengurasan sumur sehingga seakan-akan lubang

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan Pada saat produksi awal suatu sumur minyak, fluida dapat mengalir secara natural dari dasar sumur ke wellhead atau kepala sumur. Seiring dengan meningkatnya produksi dan waktu operasi, sumur minyak akan mengalami penurunan performa produksi sebagai akibat penurunan tekanan reservoir, penurunan produksi gas, dan peningkatan produksi air dari reservoir. Maka, untuk mempertahankan masa produksi, sumur minyak membutuhkan suatu metode pengangkatan buatan untuk membantu meningkatkan kembali produksi minyak. Gas lift adalah salah satu teknik produksi yang sering digunakan sebagai metode pengangkatan buatan atau artficial lift di industri perminyakan[1]. Gas lift adalah metode pengangkatan minyak buatan dengan menggunakan gas bertekanan tinggi yang diinjeksikan masuk kedalam tubing pada suatu kedalaman tertentu, melalui suatu proses mekanik yang tercermin pada proses membuka dan menutupnya valve gas injeksi yang dipasang pada tubing pada kedalaman tertentu[1]. Prinsip dari teknik ini adalah untuk mengatur densitas campuran atau gradien tekanan alir fluida yang mengalir dalam tubing menjadi lebih ringan, sehingga lebih mudah 1

BAB 1. PENDAHULUAN 2 mengalir ke permukaan. Tekanan di dasar sumur akan berkurang dengan turunnya gradien tekanan aliran sepanjang tubing sesuai dengan jumlah tertentu gas injeksi yang masuk kedalam tubing melalui annulus casing-tubing. Aliran pada sumur gas lift, dapat berupa aliran kontinu maupun intermitten. Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai gas lift aliran kontinyu, dimana dalam proses ini, gas harus diinjeksikan kedalam sumur secara terus menerus [12]. Terdapat dua tipe instalasi gas lift, yaitu instalasi single gas lift dan dual gas lift. Instalasi sumur dual gas lift lebih sesuai jika diterapkan untuk karakteristik lapangan yang formasinya terdiri dari banyak lapisan atau multi layer dan diproduksi secara simultan. Atau dengan kata lain, sumur dual gas lift digunakan untuk memproduksi dua zone lapisan produktif yang terpisah. Pada sumur dual gas lift ini konfigurasi sumur akan mempunyai dua string (tubing), yaitu long dan short string. Prinsip sumur dual gas lift hampir sama dengan prinsip sumur single gas lift, dimana gas injeksi bertekanan tinggi diinjeksikan kedalam tubing, kemudian gas injeksi akan bercampur dengan fluida reservoir dan menghasilkan campuran fluida baru yang mempunyai gradien tekanan yang lebih rendah. Sebagai hasilnya, tekanan dasar sumur yang dibutuhkan untuk mendorong fluida ke permukaan menjadi lebih kecil. Permasalahan yang ditemui dalam menginjeksikan gas tersebut, adalah menentukan jumlah gas yang dinjeksikan, mengingat bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimum diperlukan gas injeksi yang optimum, sementara jumlah gas injeksi dilapangan sangat terbatas. Dengan demikian, jumlah gas atau alokasi gas yang dinjeksikan kedalam suatu sistem sumur gas lift di lapangan menjadi suatu hal yang sangat penting. Alokasi gas injeksi untuk suatu sumur gas lift mengacu pada penurunan atau perbedaan tekanan aliran fluida dalam tubing, dan aliran fluida di reservoir. Kompleksitas masalah menjadi tinggi, karena sistem sumur terdiri dari tubing dan poros media

BAB 1. PENDAHULUAN 3 dimana fluida reservoir yang terdiri dari minyak, air dan gas akan mengalir menuju permukaan. Gas yang diinjeksikan kedalam sumur, akan menghasilkan sejumlah perbandingan gas terhadap minyak dalam tubing, dan berfungsi untuk mengurangi gradien tekanan dan menurunkan perbedaan tekanan di tubing. Gradien atau perbedaan tekanan terendah diperoleh ketika perbandingan gas dengan minyak di tubing mencapai nilai optimum. Pada kondisi ini, teknik gas lift akan memproduksi minyak dengan jumlah maksimum. Mekanisme aliran gas injeksi berasal dari casing kemudian masuk ke dalam tubing melalui gas lift valve yang mempunyai diameter tertentu dan berlokasi pada kedalaman tertentu. Gas lift valve akan mengalirkan sejumlah gas injeksi tertentu, dan menghasilkan tekanan downstream tertentu dalam tubing. Karena sumur dual gas lift mempunyai dua tubing dalam sebuah casing, maka akan terjadi hubungan keterkaitan gas injeksi antara tubing yang satu dengan yang lain. Artinya, jumlah gas injeksi yang masuk melalui annulus-casing mempunyai kemungkinan tidak dapat terbagi sesuai dengan yang dibutuhkan kedalam masing-masing tubing. Akibatnya, salah satu tubing akan mendapatkan jumlah gas atau alokasi gas yang lebih banyak dibandingkan dengan tubing yang lain tergantung pada performa masing-masing tubing. Parameter-parameter yang berpengaruh pada alokasi gas injeksi sumur dual gas lift seperti diameter dan kedalaman valve pada masing-masing tubing yang berpengaruh terhadap jumlah gas injeksi yang dapat memasuki tubing, dan jumlah gas injeksi serta tekanan gas injeksi di permukaan. Dalam kenyataan di lapangan, penerapan instalasi sumur dual gas lift sering kali menyebabkan produksi sumur mengalami ketakstabilan atau fluktuasi produksi. Hal ini dapat dilihat dari tabel produksi setiap harinya. Dengan jumlah gas injeksi

BAB 1. PENDAHULUAN 4 yang konstan, produksi sumur mengalami fluktuasi yang menyebabkan ketidakstabilan produksi. Langkah pertama yang mungkin dilakukan oleh operator di lapangan adalah menambah jumlah gas injeksi, akan tetapi ketika penambahan jumlah gas injeksi ini tidak juga mengurangi masalah ketakstabilan produksi sumur dan akan menambah masalah baru yaitu pemakaian gas injeksi yang berlebihan. Keputusan yang terakhir diambil adalah mematikan sumur. Jika sumur masih dalam performa yang bagus, akan tetapi dilakukan keputusan operasi yang kurang tepat, maka hal ini akan merugikan perusahaan karena mengurangi produksi total setiap harinya. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan alokasi gas injeksi pada sumur dual gas lift dengan memperhatikan faktor kestabilan produksi sumur. Saat ini, tidak ada kriteria yang dapat digunakan untuk menghindari ketakstabilan pada sumur dual gas lift. Kriteria kestabilan produksi sumur dual gas lift akan diadopsi dari kriteria kestabilan produksi untuk instalasi sumur single gas lift. Penelitian ini akan memfokuskan pada konfigurasi kestabilan sumur dual gas lift yang terdiri dari kestabilan produksi lapisan, kestabilan sepanjang tubing yang terutama dipengaruhi oleh tekanan pada titik injeksi baik pada long maupun pada short string. Kestabilan produksi pada choke gas injeksi di permukaan sebagai alat kontrol untuk mengatur laju dan tekanan gas injeksi yang akan memasuki annuluscasing juga berperan penting dalam menentukan apakah sumur berproduksi dalam kondisi stabil atau tidak. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah: 1. Dalam kasus sumur dual gas lift, dimana sebuah sumur, terdiri dari dua tubing (short dan long string) dapat didekati sebagai multi well, karena setiap tubing

BAB 1. PENDAHULUAN 5 membentuk satu sistim sumur gas lift yang sama. 2. Aliran yang melalui choke injeksi adalah aliran kritis, sehingga dapat menjamin jumlah gas injeksi yang masuk kedalam tubing, sesuai dengan besarnya tekanan tubing pada kedalaman titik injeksi. 3. Jumlah gas injeksi yang tersedia terbatas. Metode penelitian yang digunakan diawali dengan menganalisa performa sumur gas lift melalui gas lift performance curve (GLPC). Kurva performansi sumur gas lift dapat diperoleh melalui aliran fluida reservoir dan aliran fluida dalam tubing yang diselesaikan dengan menggunakan metode numerik Runge-Kutta orde-4 dan teknik analisa sistem nodal. Kurva performansi sumur ini menggambarkan hubungan antara laju injeksi gas terhadap laju produksi cairan dari reservoir. Setiap sumur gas lift selalu diharapkan dapat berproduksi secara stabil, dimana stabilitas ini dipengaruhi oleh konfigurasi peralatan sumur dan laju gas injeksi. Kondisi kestabilan sumur dual gas lift akan diperoleh dengan menerapkan 6 kriteria yaitu: Kriteria kestabilan di formasi, kriteria kestabilan sepanjang tubing dengan menitik beratkan pada tekanan tubing di titik injeksi (injection point) dan kestabilan pada valve injeksi baik untuk long maupun short string, dan kriteria kestabilan pada choke dipermukaan. Kriteria-kriteria diatas akan digunakan sebagai landasan dalam memformulasikan parameter-parameter operasi yang mendukung kriteria kestabilan untuk sumur dual gas lift. Dari studi mengenai ketakstabilan sumur dual gas lift diharapkan dapat mengetahui performa sumur dual gas lift dengan menentukan jumlah injeksi gas yang optimum bagi short string dan long string untuk mendapatkan total produksi minyak yang maksimum. Sistematika penulisan tugas akhir ini akan terdiri dari, bab satu sebagai bab pen-

BAB 1. PENDAHULUAN 6 dahuluan yang terdiri dari latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, asumsi yang digunakan, metode penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua akan membahas mengenai sumur dual gas lift terdiri dari konfigurasi sumur dual gas lift, aliran dan persamaan aliran fluida di Reservoir, aliran dan penurunan persamaan aliran fluida dalam tubing. Bab tiga membahas mengenai performansi sumur dual gas lift, yang di nyatakan dalam kurva performansi gas lift, equal slope dan kestabilan produksi sumur gas lift. model dan permasalahan optimasi alokasi gas injeksi pada sumur dual gas lift yang diselesaikan dengan Algoritma Genetika akan dibahas pada bab empat. Bab lima akan menyajikan simulasi kasus permasalahan alokasi gas injeksi pada sumur dual gas lift untuk suatu data lapangan. Bab enam akan membahas kesimpulan tesis.