METODE PRODUKSI SUMUR SEMBUR BUATAN (GAS LIFT WELL)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PRODUKSI SUMUR SEMBUR BUATAN (GAS LIFT WELL)"

Transkripsi

1 Bab - I PENDAHULUAN Gas Lift adalah : suatu metode pengangkatan fluida dari suatu sumur dimana gas dengan tekanan relative cukup tinggi, yang digunakan sebagai media pengangkatan dalam proses mekanismenya. Metode Gas lift ada beberapa macam antara lain. : 1) Continous Flow ( terus menerus ). Yaitu dengan menginjeksikan gas secara terus meneru.s. (kontinyu) dengan jumlah kecil dan tekanan besar kedalam tubing atau casing pada kedalaman yang ditentukan untuk maksud " aeration " atau memperingan kolom cairan sehingga memperkecil tekanan didasar sumur yang menyebabkan adanya perbedaan tekanan antara formasi dan dasar sumur yang cukup untuk memperoleh kapasitas produksi yang diinginkan. 2) Intermitten Lift ( selang seling) Yaitu dengan menginjeksikan gas dalam jumlah dan tekanan yang cukup tinggi secara periodic kedalam tubing untuk mengangkat slug cairan kepermukaan dengan kecepatan maximum untuk mengurangi aeration dan liquid fall back. 3) " U " Tubing Yaitu dengan penginjeksian gas secara terus menerus dalam jumlah tekanan yang cukup kedalam tubing atau casing pada sumur-sumur yang dangkal, sehingga gas menekan permukaan cairan sampai ujung tubing yang menyebabkan sumur berproduksi secara aeration (tanpa menggunakan katup-katup gas lift). Instalasi Gas Lift : 1) Closed Installation ( instalasi tertutup ). Memakai packer dan standing valve pada tubing. 2) Semi Closed Installation ( semi tertutup). Memakai packer pada tubing, tanpa standing valve. 3) Open Instalattion (Instalasi Terbuka) Tidak memakai packer dan standing valve. Fungsi Packer : 1) Mencegah blowing around pada sumur dengan flowing BHP rendah. 2) Menstabilkan permukaan cairan dalam casing untuk mempertinggi pengontrolan gas injeksi. 3) Mencegah proses un loading pada setiap kali sumur dimatikan (ditutup). Standing valve untuk mencegah cairan kembali tertekan kedalam lapisan pada sumursumur dengan BHP rendah. 1

2 Gas Lift Flow Menurut Alirannya 1. Casing Flow. Gas di injeksikan kedalam tubing dan produksi mengalir melalui casing. 2. Tubing Flow. Gas di injeksikan kedalam casing dan produksi mengalir melalui tubing. Umumnya sumur gas lift dilaksanakan dengan sistim tubing Flow. Pemakaian Gas Lift. 1. Untuk mengosongkan sumur-sumur minyak tanpa memandang ultimate producing rate yang diperlukan. 2. Untuk " kick off " sumur-sumur yang nantinya akan mengalir secara sembur al am. 3. Untuk mengosongkan air ( cairan ) pada sumur-sumur gas. Keuntungan keuntungan Gas Lift. 1. Biaya peralatan untuk instalasi gas lift lebih rendah dibanding artificial (pengangkatan) lainnya terutama pada sumur-sumur yang lebih dalam. 2. Pada instalasi yang sama dapat di design untuk pengangkatan dari kedalaman dekat permukaan (sumur dangkal) dan pengangkatan dari kedalaman akhir (sumur dalam), untuk produksi yang besar (ribuan) bbl/hari, sampai yang kecil atau kurang dari 1 bbl/hari. Jadi ada flexibilitasnya. 3. Bahan-bahan yang abrasive didalam cairan produksi tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap peralatan gas lift pada kebanyakan instalasi. 4. Sangat cocok untuk sumur-sumur dengan GOR tinggi dan pada sumur-sumur miring. 2

3 5. Biaya operating lebih rendah dibanding dengan metode artificial yang lain, terutama pada sumur-sumur yang dalam. Batasan batasan Gas Lift. 1. Tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada gas dalam jumlah dan tekanan yang cukup. 2. Tidak untuk production rate yang tinggi pada sumur-sumur dengan casing yang buruk (kondisinya jelek). 3. Sulit untuk mendesign instalasi gas lift pada lapisan bawah dari dual zone jika lapisan ini beberapa ribu feet dibawah lapisan atas dan mempunyai BHP sangat rendah, terutama jika ukuran casingnya kecil. 4. Gas injeksi yang mempunyai sifat sangat korosif dapat mengganggu operasi gas lift. Sehubungan dengan PI dan BHP sumur ada 3 katagori design (perencanaan) gas lift. 1. Sumur-sumur dengan BHP dan PI yang tinggi biasanya didesign untuk semi closed dengan continous flow. 2. Sumur-sumur dengan BHP tinggi dan PI rendah didesign untuk semi closed dengan intermittent flow. 3. Sumur-sumur dengan BHP rendah dan PI tinggi atau rendah didesign dengan closed dengan intermittent flow. Note : PI tinggi jika harga PI > 0.5 bbl/day/psi PI rendah jika harga PI < 0,5 bbl/day/psi BHP tinggi jika dapat menahan kolom cairan sebesar 70% dari total kedalaman sumur. BHP rendah jika hanya dapat menahan kolom cairan kurang dari 40% dari total kedalaman sumur. Dengan Gas Lift dapat menyebabkan sumur berproduksi : Contoh : Kedalaman sumur = ft THP = 100 psi Jika pada keadaan : a) Produksinya air asin SG = 1.07, Garient tekanan = psi / ft. b) Produksi minyak 100% SG = 0.815, Gradient tekanan = psi/ft c) Produksi minyak dengan larutan gas, Gradient tekanan = psi/ft Maka pada kondisi : a) Flowing BHP = ( ) = psi. b) Flowing BHP = ( 0.354) = psi c) Flowing BHP = ( ) = psi (catatan dianggap factor gesekan dalam tubing diabaikan). Dapat dilihat bahwa lebih mudah memproduksikan minyak dari pada air asin, dan lebih mudah lagi memproduksikan minyak dengan larutan gas dari pada minyak melulu, yaitu dari perbedaan flowing BHP nya. Dengan menginjeksikan gas (gas lift) dapat 3

4 dibuat gradient tekanan = 0.10 psi/ft sehingga flowing BHP nya = (0.10) = 600 psi. Berarti lebih mudah lagi Jadi dengan gas lift berarti menghasilkan flowing BHP yang diinjeksikan gas kedalam kolom cairan yang akan diproduksikan. Kondisi Instalasi Gas Lift yang baik. 1. Wellhead. a) Harus stream line untuk mencegah terlalu besarnya keperluan gas injeksi pada continuous flow karena tingginya THP dan mencegah terlalu besarnya gas break through karena penurunan kecepatan " Slug " pada intermittent lift. b) Crose tee, albow, belokan2 dsb. Harus dikurangi. c) Jika pada intermittentlift dipergunakan choke untuk mengurangi kapasitas gas dalam system tekanan rendah, choke sedapat mungkin dipasang jauh dari sumur, kalau mungkin di stasiun pengumpul. 2. Flow line. a) Mempunyai ukuran besar atau lebih besar dari ukuran tubing untuk mengurangi back pressure. b) Harus selalu bersih dari endapan-endapan perapian atau scale. 3. Tekanan Separator. Dijaga serendah mungkin, terutama jika flowing BHP nya rendah karena tekanan separator yang terlalu tinggi merugikan dalam hal keperluan gas atau production rate pada Continuous flow. 4. Two Pen Pressure. Sangat diperlukan untuk mencatat THP dan tekanan gas injeksi, disamping untuk menunjukan operasi gas lift dibawah dan dipermukaan tanah. 5. Kondisi Sumur Sebelum "Unloading " Sebelum katup-katup gas lift dimasukkan, sumur harus disirkulasikan bersih sampai ke perforasi untuk membuang material-material yang abrasive yang dapat merusak katup-katup gas lift. 6. Saluran Gas Injeksi. Harus selalu bersih, terutama jika saluran itu baru maka harus dibersihkan dari endapan-endapan bekas-bekas las dsb. Untuk mencegah kerusakan dan membantu alat-alat kontrol dipermukaan, katup-katup gas lift. Diperlukan sekali dalam perhitungan-perhitungan gas lift terutama : a) Tekanan gas dikedalaman sumur. b) Volume gas pada tekanan dan temperatur tertentu. c) Efek temperatur pada tekanan operating katup-katup gas lift. 4

5 Perbitungan Tekanan Gas di kedalaman Sumur. Amat penting untuk design dan menganalisa anstalasi gas lift dimana : PV = Pw ( e ) e = 2,718 ( bilangan dasar logaritma naturalis ). Pv = Tekanan gas dikedalaman, psia Pw = Tekanan gas dipermukaan, psia G = Gravity gas ( udara = 1,0 ) L = Panjang kolom gas, feet Z = Compressi bilitas factor pada tekanan rata-rata dan temperatur ratarata dari kolom gas. T avg = temperatur rata-rata kolom gas, o F Pw, G, L, T avg biasanya diketahui dari hasil pengukuran. Tekanan gas rata-rata harus dihitung. Jadi penyelesaiannya dari persamaan diatas adalah dengan prosedur " trial & error " yaitu dengan memberikan harga Pv terlebih dahulu ( T avg dan P avg dipakai untuk menentukan Z ). Jika gradient gas belum diketahui bisa dipakai persamaan dibawah ini : Pv = Pw + 2,5 psi / 100 psig at Pw / 1000 ft of depth. Contoh soal : SG gas (G) = 0.75 Panjang kolom gas = 6000 ft T avg = 88 F = 548 R Pw = 650 psig = 664,7 psia Berapa Pv di 6000 ft? Penyelesaian : 1. Perhitungan Pv di 6000 ft dengan persamaan Pv = Pw + 2,5 psi / 100 psig at Pw / 1000 ft of depth 650 2, ~

6 Dari gambar (a), dengan P avg 700 psig didapat Z = Dari gambar (b), dengan Z = di dapat Pv = 780 psig di 6000 ft. 5. P avg = Dari gambar (a) dengan Pv = 785 psig didapat Z = Dari gambar (b) dengan Z = didapat Pv = 785 psig di 6000 ft. 8. Cek dengan persamaan : Pv = Pw (e) Pv = (e) = psia Pv = 783 psig di 6000 ft Gas Lift Effisiensi Pada Continous Gas Lift. Didapatkan ada 4 macam kapasitas gas injeksi yang mempunyai arti penting dalam operasi instalasi gas lift yaitu : 1. Kapasitas injeksi dengan tidak adanya aliran, dimana sejumlah gas yang di injeksikan kedalam tubing tidak cukup untuk jumlahnya untuk mengangkat cairan (hanya timbul gelembung-gelembung gas dipermukaan). 2. Kapasitas injeksi dengan maksimum efisiensi, dimana volume gas injeksi mempunyai harga maksimum untuk mengangkat cairan 3. Kapasitas injeksi dan aliran maksimum yang akan mendapatkan production rate maksi mum. 4. Kapasitas injeksi dengan tidak adanya aliran yang disebabkan oleh terlalu besarnya gas injeksi dimana gesekan karena aliran gas mencegah aliran masuk kedalam tubing. Perhitungan Volume Gas injeksi. Beberapa pemakaian dari perhitungan volume gas pada instalasi gas lift adalah : 1. Menghitung gas injeksi yang diperlukan untuk mengisi tubing dibawah slug pada intermittent lift. 2. Menghitung volume gas injeksi pada perubahan-perubahan tekanan casing. 3. Untuk memperkirakan permukaan cairan dalam casing pada intermittent lift dengan didasarkan pada volume gas yang digunakan per siklus. 6

7 Menghitung Volume Gas : Dimana :... P avg = tekanan kolom gas rata-rata, psia Ps = dasar tekanan standard, psia Qs = Volume gas pada keadaan standard, cuft T avg = Temperatur rata-rata dari kolom gas, R Ts = Dasar temperatur standard, R V = Kapasitas tubing pada kondisi ini, cuft Z = Compresibilitas factor gas pada P avg dan T avg. Volume gas Injeksi yang diperlukan pada perubahan tekanan casing tertentu. Yaitu volume gas injeksi per siklus pada kenaikan dan penurunan tekanan casing yang tertentu. Hukum Boyle : 2 1 P1 = tekanan terendah, psia atau psig P2 = tekanan tertinggi, psia atau psig Ps = dasar tekanan standard, psia Qsl = volume gas dalam keadaan standard pada P1, cuft Qs2 = volume gas dalam keadaan standard pada P2, cuft (Qs2 Qsl ) = volume gas dalam keadaan standard antara tekanan P1 dan P2, cuft V = kapasitas gas yang mengisi dalam kondisi ini, cuft Contoh soal : Tekanan casing dipermukaan ketika controller terbuka P 1 = 460 psig. Tekanan casing dipermukaan ketika controller menutup P2 = 515 psig Ukuran tubing 2 3/8 inchi. Ukuran casing = 5 '/2 incghi Kedalaman katup operating L =5000 ft Dasar tekanan standard Ps = 14,7 psig 7

8 Berapa volume gas injeksi pada 14,7 psia yang digunakan per siklus? Penyelesaian : a) kapasitas annulus casing yang diisi gas injeksi Vca = 0,0966 x 5000 = 483 cuft b ). Volume gas injeksi pada 14,7 psia yang digunakan per siklus Catatan : ,7 483 = 1805 Cuft pada 14,7 Psia 1. Persamaan diatas dipergunakan untuk mempercepat perhitungan. 2. Tekanan dipermukaan sebagai pengganti tekanan rata-rata dari kolom gas. Mekanisme Katup katup Gas Lift : Maksud pemakaian katup katup gas lift adalah : 1. Untuk "un loading" (pengosongan) instalasi gas lift guna mencapai kedalaman titik injeksi dengan tekanan kick off gas yang tersedia (atau memperkecil kick off pressure dan dicapai titik injeksi yang lebih dalam). 2. Untuk meng "gas lift" sumur pada titik injeksi tersebut dengan kapasitas produksi yang diinginkan pada tekanan operating gas injeksi yang tersedia. 3. Memperkecil producing GOR. 4. Meniadakan swabbing job pada sumur-sumur dengan permukaan cairan yang tinggi yang telah diisi dengan air. Jenis jenis Katup Gas lift A. Menurut konstruksinya gas lift valve dibagi menjadi : 1. Standard gas lift valve : Dipasang pada bagian luar dari mandrell yang disambung dengan tubing,. Untuk memasang dan mengganti katup harus dengan masuk dan cabut tubing. 2. Retrievable gas lift valve : Dipasang didalam mandrell secara eksentric. Dipasang dan dicabutnya dengan menggunakan wire line (tanpa cabut dan masuk tubing). B. Menurut cara membukanya gas lift dibagi menjadi : 1. Casing pressure operated. Tekanan casing merupakan tekanan buka pada katup (bekerja pada bellows). 2. Tubing pressure operated. Tekanan tubing merupakan tekanan buka pada katup (bekerja pada bellows). 8

9 3. Differential valve. Katup membuka dan menutup berdasarkan perbedaan tekanan tubing dan casing dikedalaman katup. Reverse Check Valve : Dipasang pada katup gas untuk mencegah aliran balik melalui katup. Aliran balik menyebabkan rusaknya katup, Meskipun demikian tekanan tubing dikedalaman katup masih mempunyai efek terhadap tekanan buka katup, karena konstruksinya memang dibuat demikian. Katup gas lift cara bekerjanya dapat disamakan dengan pressure regulator. Katup gas lift terdiri dari komponen-komponen a.l : a) Body b) Loading element (spring, gas atau kombinasi keduanya). c) Response Element (bellows, piston atau diapragma karet). d) Transmision element (stang baja ). e) Metering element (port atau orifice). Bellows : Bellows adalah merupakan jantung dari katup gas lift yang memakai bellows baik dengan spring maupun yang tidak memakai spring. Jika bellows ini rusak katup tidak dapat digunakan lagi. Cara bekerjanya dan fungsinya dapat disamakan seperti piston. Muatan dalam bellows biasanya dipakai gas nitrogen sebab mudah didapat, murah, dan tidak korosive, tidak mudah terbakar dan tidak mudah berubah akibat pengaruh tekanan dan temperatur. Sehingga tekanan buka dan tutup katup lebih teliti. Pemakaian Continous Flow : 1. Untuk meng gaslift sumur-sumur dengan kapasitas tinggi. Jika kapasitas dari tubing dilampaui, dianjurkan untuk di design secara casing flow. 2. Untuk sumur-sumur yang BHFP nya menyebabkan masuknya pasir dan air kedalam sumur. 3. Untuk sumur-sumur yang membawa pasir untuk mencegah penyumbatan pasir dalam tubing. 4. Untuk menggaslift sumur-sumur yang minyaknya mempunyai viscositas tinggi (kental). 5. Untuk menggas lift sumur-sumur yang ukuran stringnya kecil. 6. Untuk menggaslift sumur-sumur yang mempunyai GLR tinggi meskipun produksinya kecil. Keuntungan keuntungan Continous Gas Lift : 1. Energi dari ekspansi gas injeksi dan gas dari formasi dapat digunakan untuk proses pengangkatan. 2. Flowing BHP dapat konstan. 9

10 3. Pada kenyataan instalasi continous flow hanya memerlukan choke (jepitan) untuk pengontrolan gas injeksi. Flowing pressure gradient curve Merupakan pengolahan data dan hasil perhitungannya dibuat grafik antara kedalaman dan tekanan Pemakaian utama dari gradient curve dalam instalasi continous flow untuk menentukan : 1. Kedalaman titik injeksi. 2. Keperluan gas injeksi. 3. GLR injeksi pada berbagai tekanan gas injeksi yang berbeda. 4. Pengaruh well head pressure pada keperluan gas injeksi. 5. Pengaruh ukuran tubing pada production rate dan keperluan gas injeksi. 6. Maksimum production rate dengan tekanan gas injeksi yang tertentu dan volume gas injeksi yang tak terbatas. 7. Kedalaman titik injeksi yang maksimum sebelum dilaksanakan intermittent lift. 8. Flowing BHP pada continous flow dan flowing wells. Data data yang diperlukan sebelum menggunakan flowing pressure gradient curve adalah : 1. Ukuran tubing. 2. Production rate. 3. WOR (water oil ratio). 4. Temperature flowing rata-rata. 5. GOR 6. Flowing well head tubing pressure. 7. Flowing BHP pada kedalaman tertentu. Jika data sumur berbeda dengan data pada gradient curve maka suatu factor koreksi untuk production rate dan flowing well head pressure yang tertentu dengan persamaan : Cor. Factor = actual GOR / Chart GLR. Perkiraan Maksimum Production rate : Faktor factor yang mempengaruhi production rate adalah : 1. Kedalaman pengangkatan. 2. Ukuran tubing. 3. Tekanan gas injeksi. 4. Volume gas injeksi. 5. Injection gas break through dan liquid fall back. 6. Kapasitas gas yang melalui katup operating atau katup-katup gas lift. 7. Karakteristik BI-ITP build up dari sumur. 8. Kondisi sumur misalnya emulsi dll. 9. Volume cairan yang diproduksikan persiklus. Jumlah siklus injeksi gas maksimum perhari dapat diperkirakan untuk 1 siklus = 3 menit per 1000 ft kedalaman. 10

11 Bab - II CARA KERJA KATUP GAS LIFT 1. Apabila tekanan gas dari casing melebihi dari tekanan bellows pada katup gas lift, maka katup terbuka sehingga minyak di dalam tubing di atas katup ke 1 tersebut bercampur dengan gas sehingga menjadi kabut (aeration) sehingga SG minyak menjadi ringan dan kabut minyak naik ke atas dan terproduksi. 2. Gas dalam casing berkurang sehingga valve menutup dan gas terus ke bawah Karena tekanan katup 1 lebih tinggi dari katup 2 maka katup 2 membuka dan masuk ke dalam tubing dan menyebabkan minyak mengabut dan terangkat sampai kepermukaan. 3. Demikian cara kerja katup gas lift seterusnya, sampai dengan katup terakhir yaitu yang paling bawah dimana hanya satu katup saja yang bekerja. Dan katup tersebut disebut katup operasi atau sering kita memakai reverse check valve atau PHV (pin hole coller = lubang yang dibuat pada socket tubing). 4. Perencanaan katup gas lift katup 1 (paling atas) didesign dengan tekanan paling tinggi makin ke bawah tekanan katup makin berkurang, sehingga akhirnya katup operasi yang mempunyai tekanan kerja paling kecil. Perhatian gambar cara kerja katup. Tata Cara Restarting pada sumur-sumur gas lift 1. Tutup gas injeksi, dan buang tekanan tubing dan casing. 2. Setelah kosong, buka gas injeksi pelan-pelan sampai sumur kembali unloading (menyembur) dan perhatikan serta catat tekanan casing. 3. Bila sumur telah menyembur perhatikan semburannya, maka pada waktu katup pertama membuka sumur akan menyemburkan cairan (mengabut). 4. Biasanya sumur terus mengecil, tidak lama kemudian sumur akan menyemburkan cairan kembali (mengabut), yang mana berarti katup kedua sedang bekerja atau membuka. 5. Kemudian sumur akan mengecil kembali dan tidak beberapa lama sumur akan menyembur kembali, yang berarti katup ketiga sedang bekerja. 6. Begitu seterusnya sampai akhirnya apabila sudah sampai pada katup operasi sumur akan menyembur dengan normal. 7. Atur gas sesuaikan dengan semburan yang terbaik. Dimana kabut merupakan campuran gas dengan cairan yang homogeny. 8. Bila aliran sudah stabil alirkan sumur ke SP kembali. 11

12 METODEE PRODUKSI Lampiran 1 12

13 SUMUR SEMBUR BUATAN Lampiran 2 13

14 METODEE PRODUKSI Lampiran 3 14

15 SUMUR SEMBUR BUATAN Lampiran 4 15

16 METODEE PRODUKSI Lampiran 5 16

17 SUMUR SEMBUR BUATAN Lampiran 6 17

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X Amanu Pinandito, Sisworini, Sisworini, Djunaedi Agus Wibowo Abstrak Sumur X yang sudah beroperasi sejak 2004 merupakan sumur yang menggunakan gas lift sejak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PENGESAHAN.... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.... HALAMAN PERSEMBAHAN.... KATA PENGANTAR.... RINGKASAN.... DAFTAR ISI.... viii DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR TABEL....

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah:

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah: Bab 1 Pendahuluan Pada saat produksi awal suatu sumur minyak, fluida dapat mengalir secara natural dari dasar sumur ke wellhead atau kepala sumur. Seiring dengan meningkatnya produksi dan waktu operasi,

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT Oleh: *)Ganjar Hermadi ABSTRAK Dalam industri migas khususnya bidang teknik produksi, analisa sistem nodal merupakan salah satu metode yang paling sering

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Tujuan dari optimasi ESP dengan cara mengubah Pump Size adalah untuk mengoptimalkan laju alir produksi sesuai dengan kemampuan sumur. Penentuan laju

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram alir Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data Data Reservoir (Pwf,Ps,Pb) Data Produksi (Qt, Qo, Qw, WC, GOR, SG, ºAPI) Perhitungan Qmax dan Qopt dari IPR Aktual Evaluasi ESP

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Evaluasi Perencanaan Desain Casing Pada Sumur SELONG-1 Di Lapangan Selong

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Evaluasi Perencanaan Desain Casing Pada Sumur SELONG-1 Di Lapangan Selong Evaluasi Perencanaan Desain Casing Pada Sumur SELONG-1 Di Lapangan Selong Hendri Kurniantoro, Mu min Prijono Tamsil Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Abstrak Perencanaan casing merupakan

Lebih terperinci

MODIFIKASI PENGESETAN LINER DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5

MODIFIKASI PENGESETAN LINER DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5 PROCEEDING SIMPOSIUM NASIONAL IATMI 2001 Yogyakarta, 3-5 Oktober 2001 MODIFIKASI PENGESETAN DAN PEMBERSIHAN LATERAL SECTION DALAM PENYELESAIAN SUMUR HORIZONTAL PRP-CC5 PERTAMINA DOH Rantau Kata Kunci :

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A Djoko Sulistyanto (Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti) ABSTRAK Analisa nodal adalah suatu metode untuk menganalisa suatu sistem produksi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN ISSN 2540-9352 JEEE Vol. 6 No. 2 Ali Musnal, Fitrianti Optimasi Gas Injeksi Pada Sembur Buatan Gas Lift Untuk Meningkatkan Besarnya Laju Produksi Minyak Maksimum Dan Evaluasi penghentian Kegiatan Gas Lift,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PERBANDINGAN METODE REGULER GAS LIFT DAN COILED TUBING GAS LIFT UNTUK APLIKASI DI LAPANGAN MSF Galih Aristya, Widartono Utoyo Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak Pada

Lebih terperinci

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Sari Seiring dengan diproduksikannya suatu sumur, maka performa sumur tersebut untuk

Lebih terperinci

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1 SUATU ANALISA KINERJA GAS LIFT PADA SUMUR MIRING DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR Gas lift Performance Analysis In Inclined Well Using Simulator Oleh: Rizal Fakhri* Sari Adanya kemiringan pada suatu sumur

Lebih terperinci

Sistem Sumur Dual Gas Lift

Sistem Sumur Dual Gas Lift Bab 2 Sistem Sumur Dual Gas Lift 2.1 Metode Pengangkatan Buatan (Artificial Lift Penurunan tekanan reservoir akan menyebabkan penurunan produktivitas sumur minyak, serta menurunkan laju produksi sumur.

Lebih terperinci

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi Oleh : Riska Milza Khalida* Dr.Ir. Pudjo Sukarno, M.Sc** Sari Dalam penelitian ini, simulasi dan analisa performa

Lebih terperinci

SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MIGAS: STUDI KASUS LAPANGAN GNK

SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MIGAS: STUDI KASUS LAPANGAN GNK IATMI 2005-36 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. SISTEM GAS LIFT SIKLUS TERTUTUP SEBAGAI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv. KATA PENGANTAR...v. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv. KATA PENGANTAR...v. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...iv KATA PENGANTAR...v HALAMAN PERSEMBAHAN...vii RINGKASAN...viii DAFTAR ISI...ix DAFTAR GAMBAR...xiii DAFTAR TABEL...xv

Lebih terperinci

Menyajikan jenis garis gambar teknik berdasarkan bentuk dan fungsi garis Membuat kelas pembelajaran melalui kelas maya

Menyajikan jenis garis gambar teknik berdasarkan bentuk dan fungsi garis Membuat kelas pembelajaran melalui kelas maya No Kompetensi Utama KISI KISI PROFESIONAL dan PEDAGOGIK UKG 2015 PPPPTK BBL MEDAN STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/ BK Indikator Esensial/ Indikator

Lebih terperinci

PENGARUH KENAIKAN CASING PRESSURE TERHADAP LAJU ALIR PRODUKSI DI LAPANGAN MINYAK DURI

PENGARUH KENAIKAN CASING PRESSURE TERHADAP LAJU ALIR PRODUKSI DI LAPANGAN MINYAK DURI 1 PENGARUH KENAIKAN CASING PRESSURE TERHADAP LAJU ALIR PRODUKSI DI LAPANGAN MINYAK DURI Nurkhalis, Sunarno, Fajril Akbar Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Panam Pekanbaru

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH...v RINGKASAN...vi DAFTAR ISI...vii DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR TABEL...xiii

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Wellhead pada Oil Well yang Diproduksi (petroleumstudies.wordpress.com)

Gambar 1.1 Wellhead pada Oil Well yang Diproduksi (petroleumstudies.wordpress.com) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellhead merupakan peralatan yang digunakan pada proses pengeboran sumur migas. Wellhead berfungsi untuk mengisolasi tekanan dari dalam sumur migas agar tidak bocor

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing BAB V PEMBAHASAN Pada lapangan FRY kali ini dipilih 2 sumur untuk dianalisa dan dievaluasi yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing guna memperbaiki kerusakan formasi

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN SERI NAMA : YUFIRMAN NPM : 20407924 PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT JURUSAN TEK NIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 LATAR BELAKANG Pompa adalah

Lebih terperinci

Edwil Suzandi; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Sigit Sriyono; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Made Primaryanta; PT.Semberani Persada Oil (SemCo)

Edwil Suzandi; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Sigit Sriyono; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Made Primaryanta; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) IATMI 2005-33 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. OPTIMASI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H Hilman Afryansyah, Widartono Utoyo Jurusan Teknik Perminyakan FTKE Universitas Trisakti Abstrak Lapangan H merupakan salah

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI. Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO / TM

OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI. Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO / TM OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO 113.090.031 / TM PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGELOLAAN AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN HULU MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI DENGAN

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989). Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Enhanced Oil Recovery (EOR) Enhanced oil recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PERENCANAAN CASING PEMBORAN SECARA TEKNIS DAN EKONOMIS PADA SUMUR NP 03-X DI LAPANGAN NP PERTAMINA UTC Abstrak Novi Pahlamalidie Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti Email: novipahlamalidie@yahoo.com

Lebih terperinci

WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN ABSTRAK

WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN ABSTRAK WELL HEAD SEBAGAI SALAH SATU FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN Victor Pandapotan Nainggolan, 1201172, email: victornainggolan94@gmail.com S1 Teknik Perminyakan Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Balikapan

Lebih terperinci

PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno*

PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno* PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno* Sari Artificial Lift adalah metode pengangkatan Buatan yang bertujuan untuk membantu kemampuan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI Abstrak Pradhita Audi Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI oleh : Unggul Nugroho Edi, MT *) ABSTRAK Dalam penelitian ini digunakan metode simulasi model reservoir,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik

Lebih terperinci

Bab 2 Aliran Multifasa pada Jaringan Pipa Produksi

Bab 2 Aliran Multifasa pada Jaringan Pipa Produksi 5 Bab 2 Aliran Multifasa pada Jaringan Pipa Produksi Pada bab ini akan dibahas permasalahan fisis dari aliran multifasa (gas dan liquid) pada jaringan pipa produksi, antara lain jaringan pipa produksi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI Pada bab ini dibahas tentang beberapa metode metode analisis uji sumur injeksi, diantaranya adalah Hazebroek-Rainbow-Matthews 2 yang menggunakan prosedur

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua

Lebih terperinci

NAJA HIMAWAN

NAJA HIMAWAN NAJA HIMAWAN 4306 100 093 Ir. Imam Rochani, M.Sc. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc. ANALISIS PERBANDINGAN PERANCANGAN PADA ONSHORE PIPELINE MENGGUNAKAN MATERIAL GLASS-REINFORCED POLYMER (GRP) DAN CARBON STEEL BERBASIS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik

Lebih terperinci

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN (TM-110)

PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN (TM-110) PENGANTAR TEKNIK PERMINYAKAN (TM-110) BUKU IV Pengantar Teknik Produksi oleh : Ir. Joko Pamungkas, MT JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA

Lebih terperinci

ISBN

ISBN ISBN 978-979-98831-1-7 Proceeding Simposium Nasional IATMI 25-28 Juli 2007, UPN Veteran Yogyakarta STUDI KEMUNGKINAN PENGGUNAAN FIBER SEBAGAI SARINGAN PASIR DI INDUSTRI MIGAS Oleh : Suwardi UPN VETERAN

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL Abstrak Deane Parahita Program Studi Teknik Perminyakan Trisakti Produktivitas sumur ditunjukkan dari kemampuan suatu formasi untuk memproduksi fluida

Lebih terperinci

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi Oleh: Agus Amperianto, Alfian Mayando, Erick Yosniawan PERTAMINA EP - UNIT BISNIS EP LIRIK Kompleks

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan masyarakat dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak

Lebih terperinci

STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN LIGNOSULFONATE PADA COMPRESSIVE STRENGTH DAN THICKENING TIME PADA SEMEN PEMBORAN KELAS G

STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN LIGNOSULFONATE PADA COMPRESSIVE STRENGTH DAN THICKENING TIME PADA SEMEN PEMBORAN KELAS G STUDI LABORATORIUM PENGARUH PENAMBAHAN LIGNOSULFONATE PADA COMPRESSIVE STRENGTH DAN THICKENING TIME PADA SEMEN PEMBORAN KELAS G Bagus Ichwan Martha, Lilik Zabidi, Listiana Satiawati Abstrak Semen pemboran

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2)

BAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2) iv BAB 2 DASAR TEORI Sistem produksi minyak dan gas terutama untuk anjungan lepas pantai memerlukan biaya yang tinggi untuk pemasangan, pengoperasian dan perawatan. Hal ini diakibatkan faktor geografis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada industri minyak dan gas di sektor hulu terdapat beberapa tahap yang dilakukan dalam proses eksplorasi hingga produksi sumber minyak dan gas. Berawal dari pencarian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENERAPAN SISTEM PEMOMPAAN. Sumur XY-15 terletak dalam lapangan Onshore Lapangan XX Indonesia

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENERAPAN SISTEM PEMOMPAAN. Sumur XY-15 terletak dalam lapangan Onshore Lapangan XX Indonesia BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENERAPAN SISTEM PEMOMPAAN Sumur XY-15 terletak dalam lapangan Onshore Lapangan XX Indonesia dimana lapisan utamanya penghasil minyak, lapangan XX onshore adalah formasi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI SUMUR GAS LIFT LAPANGAN AWILIGAR DENGAN PERBANDINGAN DESAIN ULANG DAN KONVERSI ESP Armand Zachary Sukandar, Djoko Sulistiyanto Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

KAJIAN ULANG DESAIN SEPARATOR UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI 1500 BFPD PADA OIL PLANT SG-09 PT. ENERGI MEGA PERSADA (EMP) GELAM JAMBI

KAJIAN ULANG DESAIN SEPARATOR UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI 1500 BFPD PADA OIL PLANT SG-09 PT. ENERGI MEGA PERSADA (EMP) GELAM JAMBI KAJIAN ULANG DESAIN SEPARATOR UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI 1500 BFPD PADA OIL PLANT SG-09 PT. ENERGI MEGA PERSADA (EMP) GELAM JAMBI Dima Damar Anugerah Sukaryo 1, M. Taufik Toha 2, Ubaidillah Anwar Prabu

Lebih terperinci

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD EVALUATION OF TECHNICAL AND ECONOMIC WELL COMPLETION FOR SIZE TUBING ON

Lebih terperinci

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN Penelitian mengenai nyala difusi pada medan aliran berlawanan ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah meneliti mengenai limit stabilitas nyala

Lebih terperinci

MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN PARALEL

MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN PARALEL MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN PARALEL NAMA : SISWO JOHANES NPM : 20407890 JURUSAN : Teknik Mesin PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT Latar Belakang Pompa adalah suatu alat atau mesin

Lebih terperinci

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP Abstrak Electric Submersible Pump sebagai salah satu dari alat pengangkat buatan mempunyai beberapa keuntungan seperti

Lebih terperinci

BAB V SQUEEZE CEMENTING. Pada umumnya operasi penyemenan bertujuan untuk:

BAB V SQUEEZE CEMENTING. Pada umumnya operasi penyemenan bertujuan untuk: BAB V SQUEEZE CEMENTING 5.1. Pengertian Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas konstruksi lubang sumur adalah sejauh mana kualitas semen yang digunakan. Maka untuk kepentingan tersebut perlu dilakukan

Lebih terperinci

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4

FORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4 OPTIMASI POMPA PCP DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA SISTEM NODAL Ganjar Hermadi *) ABSTRAK Progressive Cavity Pump (PCP) adalah salah satu jenis pompa yang digunakan dalam industri perminyakan sebagai alat pengangkatan

Lebih terperinci

Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Sari Electric Submersible Pump (ESP) merupakan salah satu metode Artificial Lift yang banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 29 Bandung, 2- Desember 29 Makalah Profesional IATMI 9-16 ANALISIS DATA WATER OIL RATIO UNTUK MEMPREDIKSI NILAI PERMEABILITAS VERTIKAL

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI

STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI STUDY OF THE INFLUENCE OF THE PRODUCTION PIPELINE SIZE

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1)

FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1) FLOWLINE, MANIFOLD DAN SEPARATOR (1) HP: 085269878796 Email: fadhlist_ui@yahoo.com A. FLOWLINE & MANIFOLD Fluida dari sumur dialirkan melalui flowline, manifold dan header selantjutnya menuju ke stasiun

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

4.1 ANALISA PENGUJIAN KEKERASAN MATERIAL

4.1 ANALISA PENGUJIAN KEKERASAN MATERIAL xxxiii BAB IV ANALISA 4.1 ANALISA PENGUJIAN KEKERASAN MATERIAL Dari pengujian kekerasan material dapat disimpulkan bahwa nilai kekerasan material master block, wing valve dan loop spool berada dalam rentang

Lebih terperinci

EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y

EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y Sefilra Andalucia Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta Abstract The rate of fluid production affects

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%),

BAB I. PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%), BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%), Hydrogen (11-14%), Nitrogen (0.2 0.5%), Sulfur (0-6%), dan Oksigen (0-5%).

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Setara Sarjana Muda Universitas Gunadarma Depok 2014 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH PROSES KERJA SISTEM HYDRAULIC PADA FORKLIFT TIPE DIESEL 115 PS DI PT. TRAKTOR NUSANTARA Nama : Rachmad Hidayat NPM : 29411104 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrodinamika 2.1.1 Definisi Hidrodinamika Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala

Lebih terperinci

LU N 1.1 PE P N E G N E G R E TI T AN

LU N 1.1 PE P N E G N E G R E TI T AN BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN POMPA Pompa adalah peralatan mekanis yang diperlukan untuk mengubah kerja poros menjadi energi fluida (yaitu energi potensial atau energi mekanik). Pada umumnya pompa digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang dilengkapi

Lebih terperinci

PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER AND STANDING METHODS TO GET PRODUCTIVITY CONDITION OF SGC-X WELL PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI

PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER AND STANDING METHODS TO GET PRODUCTIVITY CONDITION OF SGC-X WELL PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI 1 ANALISA DATA PRESSURE BUILDUP TEST DENGAN METODE HORNER DAN STANDING UNTUK MENGETAHUI KONDISI PRODUKTIVITAS SUMUR SGC-X PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

Teknik Pemboran. Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc.

Teknik Pemboran. Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc. Teknik Pemboran Instruktur : Ir. Aris Buntoro, MSc. TEKNIK PEMBORAN Mengenal operasi pemboran dalam dunia minyak dan gas bumi Mengenal 5 komponen peralatan pemboran dunia minyak dan gas bumi, yaitu : Power

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir Bab III Metodologi Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Diagram pada Gambar III.1 berikut ini merupakan diagram alir yang menunjukkan tahapan proses yang dilakukan pada penelitian studi simulasi injeksi

Lebih terperinci

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM BAB IV ANALISIS 4.1 INDENTIFIKASI SISTEM. 4.1.1 Identifikasi Pipa Pipa gas merupakan pipa baja API 5L Grade B Schedule 40. Pipa jenis ini merupakan pipa baja dengan kadar karbon maksimal 0,28 % [15]. Pipa

Lebih terperinci

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing Abstract JEEE Vol. 5 No. 1 Novrianti, Yogi Erianto Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing Novrianti 1, Yogi Erianto 1, Program Studi Teknik Perminyakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel MOTOR DIESEL Pendahuluan Motor Diesel Penemu motor diesel adalah seorang ahli dari Jerman, bernama Rudolf Diesel (1858 1913). Ia mendapat hak paten untuk motor diesel pada tahun 1892, tetapi motor diesel

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI Oleh : Agus Sugiharto, ST. MT *) ABSTRAK Tahapan tahapan dalam memproduksikan minyak dari reservoir

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

TROUBLESHOOTING PADA GAS LIFT

TROUBLESHOOTING PADA GAS LIFT TROUBLESHOOTING PADA GAS LIFT Oleh : Ir. Edi Untoro. MT*) INTISARI Makalah ini menyajikan dasar dan aplikasi dari berbagai teknik troubleshooting gas lift yang dipakai di operasi produksi pada lapangan

Lebih terperinci

ANALISIS GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PENGARUH TEKANAN CASING

ANALISIS GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PENGARUH TEKANAN CASING ANALISIS GELOMBANG AKUSTIK TERHADAP PENGARUH TEKANAN CASING DAN GAS HETEROGEN UNTUK MENENTUKAN KEDALAMAN LIQUID LEVEL SUMUR MINYAK MENGGUNAKAN DATA SONOLOG Suhardi*, Usman Malik, Riad Syech Program Studi

Lebih terperinci

JENIS DAN SIFAT FLUIDA BOR. Kelompok I

JENIS DAN SIFAT FLUIDA BOR. Kelompok I JENIS DAN SIFAT FLUIDA BOR Kelompok I FUNGSI FLUIDA BOR 1. Fungsi Pembuatan Lubang (Mendinginkan Mata bor, membersihkan mata bor dan dasar lubang, melumasi stangbor dan mata bor, menghambat proses korosi

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Pondasi Tiang digunakan untuk mendukung bangunan yang lapisan tanah kuatnya terletak sangat dalam, dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KEPASIRAN PADA SUMUR PRODUKSI DI LAPANGAN SANGATTA

PENANGGULANGAN KEPASIRAN PADA SUMUR PRODUKSI DI LAPANGAN SANGATTA PENANGGULANGAN KEPASIRAN PADA SUMUR PRODUKSI DI LAPANGAN SANGATTA Oleh : Sophan Andriansah Perencanaan & Engineering PT. PERTAMINA EP REGION KTI Sangatta Field Jl Gas No.1 km. 13 Sangkima Sangatta Kutai

Lebih terperinci