Varian Molekular Defisiensi Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rantai globin, yaitu gen HBA yang menyandi α-globin atau gen HBB yang

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin dalam darah individu. Eritrosit

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

Kasus Penderita Diabetes

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. prevalensinya yang signifikan dalam 30 tahun terakhir. Prevalensi overweight dan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan

ANALISIS SIDIK DNA (DNA Fingerprinting) RFLP (Restriction Fragmen Length Polymorphism)

PENDAHULUAN MUTASI. Dr. Refli., MSc 11/21/2015. Jurusan Biologi FST UNDANA kromosom )

DEFISIENSI G6PD. Biokimia Molekuler dan Metabolisme Fisiologis Enzim G6PD

Defisiensi Glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD)

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012

M A T E R I G E N E T I K

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN RINGKASAN. V. I. Kesimpulan. 1. Frekuensi genotip AC dan CC lebih tinggi pada kelompok obesitas

TINJAUAN PUSTAKA. Suprijatna dkk. (2005) mengemukakan taksonomi ayam kampung adalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat. menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Infeksi virus hepatitis B (VHB) masih merupakan. masalah kesehatan pokok dengan tingkat morbiditas dan

menggunakan program MEGA versi

HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

GLYCOGEN STORAGE DISEASE TYPE III (GSD III)

Struktur Gen Manusia Secara Menyeluruh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

BAB II Tinjauan Pustaka

Gambar 5. Hasil Amplifikasi Gen Calpastatin pada Gel Agarose 1,5%.

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB 1 PENDAHULUAN. kejang pada bayi baru lahir, infeksi neonatal. 1 Hiperbilirubinemia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

TERAPI GEN. oleh dr.zulkarnain Edward MS PhD

I. PENDAHULUAN. hayati sangat tinggi (megabiodiversity). Keanekaragaman hayati adalah. kekayaan plasma nutfah (keanekaragaman genetik di dalam jenis),

AKTIVITAS GEN DAN PENGATURANNYA: SINTESIS PROTEIN. dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3

KERAGAMAN MOLEKULER DALAM SUATU POPULASI

STRUKTUR KIMIAWI MATERI GENETIK

POLA MUTAN GEN GLUKOSA 6 FOSFAT DEHIDROGENASE DI SURABAYA. Suhartati * )

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi

I. PENGANTAR. Separuh dari keseluruhan penduduk dunia, diperkirakan 3,3 miliar orang,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian. Dalam kurun waktu 50 tahun

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

DNA FINGERPRINT. SPU MPKT B khusus untuk UI

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala saraf yang progresif dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Korban

GLYCOGEN STORAGE DISEASE TIPE 1a

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

PEMBAHASAN Variasi Gen COI dan Gen COII S. incertulas di Jawa dan Bali

I. PENDAHULUAN. perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah. kesehatan global, terutama pada daerah berkembang.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan indikator terpenting dalam meningkatkan nilai

KODE GENETIK DAN MUTASI

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit akibat infeksi protozoa genus Plasmodium yang

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REPRODUKSI MIKROORGANISME

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM S I L A B U S

MUTASI C825T GEN katg ISOLAT L5 MULTIDRUG RESISTANT Mycobacterium tuberculosis TESIS RINA BUDI SATIYARTI NIM: Program Studi Kimia

Kromosom, gen,dna, sinthesis protein dan regulasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan. obesitas sebagai suatu keadaan akumulasi lemak yang

Mata Kuliah KESEHATAN LINGKUNGAN

Organisasi DNA dan kode genetik

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikrositer hipokrom adalah gambaran morfologi sel darah merah

Aplikasi Teori Peluang Diskrit dalam Analisis Penurunan Penyakit Genetik

Pola Pewarisan Sifat. Pola Pewarisan Sifat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Studi Arkeologis dan Genetik Masyarakat Bali

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran

Pokok Bahasan: Ekspresi gen

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1

DESAIN PRIMER SECARA IN SILICO UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN rpob Mycobacterium tuberculosis DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

BAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.

Transkripsi:

Varian Molekular Defisiensi Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase Teresa Liliana Wargasetia Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan Defisiensi Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase (G6PD) adalah penyakit genetik terpaut kelamin yang telah menyerang kurang lebih 400 juta orang di seluruh dunia dan mempunyai frekuensi yang tinggi di Afrika, Mediterranean, dan populasi Asia yang merupakan wilayah endemik malaria (Gelehrter et al., 1998). Kelainan enzim yang pa1ing umum terjadi pada manusia ini menyebabkan bayi yang baru lahir berwarna kuning, yang dapat menyebabkan "kernicterus" dan kematian atau kelumpuhan. Kelainan ini juga dapat menyebabkan krisis hemolitik yang mengancam jiwa penderita apabila berinteraksi dengan obat-obatan tertentu atau kacang "fava". Lebih dari 400 varian alelik G6PD telah dideskripsikan pada tingkat protein (Gelehrter et al., 1998; Saha et al.,1995) melalui identifikasi karakteristik secara biokimiawi. Dewasa ini penelitian tentang varian G6PD dilakukan pada tingkat molekular dan terdapat 97 mutasi atau kombinasi mutasi pada berbagai lokasi sepanjang gen G6PD (Beutler et al., 1996) Aspek genetik dan biologi molekular dari Glukosa-6-fosfat Dehidrogenase Studi aspek genetik dari penyakit defisiensi G6PD penting untuk menentukan apakah seseorang akan menderita penyakit ini. Gen G6PD terdapat pada lokus q28 kromosom X dan merupakan penyakit genetik bersifat resesif-terpaut kelamin yang lebih banyak diderita oleh pria daripada wanita. Penyakit akibat defisiensi G6PD pada wanita akan muncul bila terdapat dua kopi gen yang defektif dalam genomnya. Selama terdapat satu kopi nor-mal gen G6PD pada seorang wanita akan diproduksi enzim normal sehingga wanita tersebut hanya seorang karier (pembawa sifat) dengan fenotipe normal. Pada pria hanya terdapat satu kromosom X sehingga satu gen yang defektif pasti menyebabkan defisiensi G6PD. Dari penelitian pada level DNA diketahui bahwa gen G6PD pada manusia berukuran 18.500 pb, mempunyai 13 exon, 12 'coding' exon, 2269 nukleotida mrna, dan 515 asam amino (WHO, 1989). Struktur 3 dimensi yang lengkap dari enzim ini belum dapat ditentukan. G6PD adalah bentuk enzim yang aktif, terbentuk dari dua atau empat subunit yang identik dengan berat molekular masing-masing subunit sekitar 59 kilo Dalton. Dari data molekular di atas timbul pertanyaan, "Apakah penyebab defisiensi G6PD berada di tingkat molekular?" Dewasa ini studi dalam penyakit G6PD memperlihatkan kerusakan molekular pada berbagai varian G6PD. Perubahan dari A menjadi G pada nukleotida 376 pada exon 5 menyebabkan subtitusi dari asparagin menjadi asam aspartat pada posisi asam amino 126. Peru~ahan tersebut berkaitan dengan kecepatan elektroforesis yang lebih besar pada varian A dan A- ( varian yang umum di Afrika) dibandingkan varian B (normal). Mutasi kedua pada varian A- yaitu perubahan G menjadi A pada nukleotida 202 pada exon 4 yang melibatkan substitusi valine oleh methionine pada asam amino ke 28 dan diduga berkaitan dengan penurunan kestabilan enzim G6PD (Gelehrter et al., 1998). Pada varian Mediterranean yang dapat menyebabkan anemia hemolitik terdapat adanya perubahan C menjadi T pada nukleotida ke

563 pada exon 6 dan substitusi serine menjadi fenilalanin pada asam amino 188. Perubahan molekular ini menurunkan aktivitas katalitik dan stabilitas enzim pada varian Mediterranean yang mempunyai prevalensi di beberapa populasi Mediterrania dan Asia (Saha et al., 1994). Lebih dari 90 mutasi telah dideskripsikan pada tingkat DNA dan sebagian besar mutasi dalam bentuk mutasi titik sedangkan sebagian lainnya dalam bentuk delesi beberapa pasangan basa. Hal yang menarik adalah bahwa mutasi utama adalah perubahan dari C menjadi T dengan dinukleotida CpG, diduga mewakili. mutasi "hot spot" karena sitosin sering mengalami metilasi dan 5-metilsitosin dapat mengalami deaminasi spontan menjadi thimidin Sifat fenotip dari mutasi-mutasi tersebut sangat bervariasi, sebagian besar adalah asimtomatik, sebagian varian menyebabkan anemia hemolitik kronis bahkan tanpa dipicu oleh infeksi atau obat, sebagian lainnya menyebabkan neonatal jaundis yang berat serta kernikterus. Varian dengan akibat yang berat ini disebabkan mutasi pada exon 10 di daerah yang berdekatan dengan tempat pengikatan NADP. Berbagai mutasi yang mengakibatkan penyakit G6PD dapat dilihat pada tabel 1.

Keterangan: nama varian dalam tanda kutip belum sepenuhnya dikarakterisasi dengan teknik yang baku. Berbagai varian dari defisiensi G6PD dikarakterisasi berdasarkan aktivitas G6PD pada sel darah merah, kecepatan elektroforesis, konstanta Michaelis (Km), kecepatanrelatif penggunaan 2-deoksiglukosa-6-fosfat, dan stabilitas thermal. (WHO, 1967). (Beut1er E., 1996, Hematologically Important Mutations: Glucose-6-phosphate Dehydrogenase, Blood Cells, Molecules, and Diseases 29:49-56.) Penelitian defisiensi G6PD di Indonesia Dari beberapa penelitian didapatkan adanya korelasi positif antara frekuensi defisiensi G6PD dengan endemisitas penyakit malaria (Nagel R.L., 1988). Berdasarkan kenyataan bahwa Indonesia pernah menjadi daerah endemik malaria maka diduga bahwa frekuensi defisiensi G6PD di Indonesia cukup tinggi. Menurut Saha (1995) defisiensi G6PD mempunyai prevalensi di hampir semua popu1asi di Asia Tenggara. Dari WHO Technical Report (1967), tercatat bahwa persentase defisiensi G6PD di Indonesia adalah 1,1 %. Penelitian varian molekular G6PD di Indonesia telah dilakukan Soemantri dkk. (1995), mempelajari karakter molekular dari defisiensi G6PD di daerah Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada tempat pemotongan oleh enzim restriksi, keberadaan atau menghilangnya tempat pemotongan enzim restriksi, ternyata berlawanan dengan keadaan pada gen normal. Keadaan ini menandakan adanya mutasi pada posisi tertentu. Identifikasi dengan menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction dan elektroforesis dari produk hasil pemotongan merupakan inti dari penelitian. Dari penelitian tersebut, Daftar Pustaka Beuler, E., Vulliamy T., Luzatto, L.,1996, Hematologically Importartant Mutations: Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase, Blood Cells, Molecules, and Diseases 22(4):49-56. Gelehrter, T.D.,Collins,F.S.,GinsburgD., 1998, Principles of Medical Genetics, 200! ed, Williams & Wilkins Saha, N., Saha, A., Tay, ].S.H., ]eyaseelan, K., Basair,.J.B., Chew, S.E., 1994, Molecular Characterisation of Red Cell Glucose-6- Phosphate Dehydrogenase Deficiency in Singapore Chinese, American Journ. of Hematology 47:273-277. Soemantri, A.G., Saha, A., Saha N., Tay, J.S.H., 1995, Molecular Variants of Red Cell Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase Deficiency in Central Java, Indonesia, Human Heredity 45:346-350. WHO Working Group, 1989, Glucose-6- phosphate dehydrogenase deficiency. Bull WHO 67:601-611. WHO Technical Report Series, 1967, Standardization of procedures for the

Study of Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase, WHO, Geneva.