BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN SERTA PREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

Fitri Rezeki Amalia 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

Analisis Rasio Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada PT. Metrodata Electronics, Tbk. Mahrunnisa Wira Subroto EB 13

Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

Latar Belakang Masalah. 1. Keuangan Perusahaan 2. Laporan Keuangan 3. Penilaian Kinerja Perusahaan

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS DU PONT SYSTEM TERHADAP PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) PERIODE

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK DAN PT WASKITA KARYA ( PERSERO) TBK

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. PLN (PERSERO) PERIODE Ma ruf Nanda Wijaya

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Manfaat Penulisan Kerangka Penulisan...

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

oleh: Irfa Ummul Chasanah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitiaan ini menggunakan populasi dari perusahaan BUMN Non

EVALUASI KINERJA PT WIJAYA KARYA ( Persero ) Tbk. UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN PERIODE ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. luar yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan PT. Ades Water Indonesia Tbk.

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Didalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO: KEP-100/MBU/2002

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Pada bab ini akan dibahas mengenai perkembangan rasio keuangan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dari tahun 2003 sampai dengan 2007 dengan menggunakan KepMen BUMN No. KEP-100/MBU/2002. Selanjutnya juga akan diberikan skor atas rasio-rasio tersebut untuk menentukan tingkat kesehatan Perseroan. 4.1 Analisa Pertumbuhan Rasio Keuangan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Pembahasan analisa pertumbuhan rasio keuangan perseroan ini menggunakan laporan keuangan tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dan berdasarkan pada pedoman analisa rasio pada BUMN. 4.1.1 Analisa Pertumbuhan Rasio Likuiditas. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Ada dua faktor penting dalam menilai atau mengukur likuiditas suatu perusahaan yaitu aktiva lancar dan hutang lancar (kewajiban jangka pendek). Dalam evaluasi ini penulis akan menganalisa dua macam rasio yaitu : 45

a. Current Ratio b. Cash Ratio TABEL 4.1 Analisa Pertumbuhan Rasio Likuiditas Tahun 2003 s/d 2007 (%) Rasio Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Current Ratio 155.75 161.81 134.18 119.48 120.93 Cash Ratio 13.64 19.82 13.08 8.10 24.06 Dari tabel diatas, terlihat bahwa current ratio perseroan di tahun 2003 sebesar 155.75 % mengalami kenaikan sebesar 6.06% di tahun 2004 menjadi 161.81 % yang disebabkan karena kenaikan aktiva lancar (terutama kas dan bank yang naik 49.38 % ) sekitar 19.66 % lebih besar dibanding kenaikan hutang lancar yang hanya sebesar 17.82 %. Pada tahun 2005 current ratio mengalami penurunan sebesar 9.33% menjadi 134.18 % disebabkan aktiva lancar hanya naik sebesar 13.35 % sedangkan hutang lancar naik sebesar 22.40%. Pada tahun 2006 current ratio perseroan kembali mengalami penurunan sebesar 5.79 % menjadi 119.48 % yang disebabkan adanya kenaikan hutang lancar sebesar 15.80 % sedangkan aktiva lancar hanya naik sebesar 10.10 %. Pada tahun 2007 current ratio perseroan kembali membaik menjadi 120.93 % naik sebesar 0.60 % yang disebabkan adanya kenaikan aktiva lancar sebesar 21.17 % dibanding hutang lancar yang hanya naik sebesar 20.59 %. Secara keseluruhan perseroan dikatakan likuid karena dapat membayar hutangnya dengan aktiva lancar. Sementara untuk Cash Ratio perseroan, dari tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2003 sebesar 13.64 % meningkat sebesar 18.46 % menjadi 19.82 % di tahun 46

2004 yang disebabkan karena kenaikan kas dan setara kas sebesar 35.12 % sedangkan hutang lancar hanya naik sebesar 17.82 %. Pada tahun 2005 cash ratio perseroan menurun sebesar 20.48 % menjadi 13.08 % yang disebabkan karena kas dan setara kas hanya naik sebesar 2 % dibandingkan hutang lancar yang naik sebesar 22.40 %. Pada tahun 2006 cash ratio perseroan kembali turun menjadi 8.10 % atau sebesar 23.51 % yang disebabkan karena penurunan kas dan setara kas sebesar 8.03 % sedangkan hutang lancar naik sebesar 15.80 %. Pada tahun 2007 cash ratio perseroan mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 24.06 % atau sebesar 49.62 % yang disebabkan karena kenaikan kas dan setara kas sebesar 63.73 % ( hasil penjualan Tanah dan rumah sebesar 9,45 % ditempatkan dalam bentuk deposito di rekanan Bank KPR seperti NISP ) dibandingkan hutang lancar yang hanya naik sebesar 20.59 %. 4.1.2. Analisa Pertumbuhan Rasio Rentabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (Profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas terdiri atas : a. Return On Equtiy (ROE) b. Return On Investment (ROI) TABEL 4.2 Analisa Pertumbuhan Rasio Rentabilitas Tahun 2003 s/d 2007 (%) Rasio Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 ROE 23.16 20.73 28 34.76 45.60 ROI 10.05 8.58 8.10 9.65 7.30 47

Dari tabel 4.2, dapat dilihat bahwa pada tahun 2003 ROE perseroan sebesar 23.16 % turun menjadi 20.73 % di tahun 2004 atau sebesar 5.53 % yang disebabkan karena kenaikan laba setelah pajak perseroan sebesar 13.49 % sedangkan modal sendiri hanya mengalami kenaikan sebesar 18.78 %. Pada tahun 2005 ROE perseroan naik sebesar 14.91 % menjadi 28 % yang disebabkan karena laba setelah pajak mengalami kenaikan sebesar 14.91 % sedangkan modal sendiri tetap. Pada tahun 2006 ROE perseroan meningkat sebesar 10.77 % menjadi 34.76 % yang disebabkan karena kenaikan laba setelah pajak sebesar 10.94 % sedangkan modal sendiri tetap. Pada tahun 2007 ROE perseroan kembali meningkat menjadi 45.60 % atau sebesar 13.48 % yang disebabkan karena kenaikan laba setelah pajak sebesar 13.30 % sedangkan modal sendiri tetap. Hal ini terkait dengan usaha-usaha perbaikan yang dilakukan terhadap perseroan sehingga memberikan hasil yang cukup baik dalam menyumbang peningkatan pencapaian laba bersih perseroan meskipun modal sendiri tetap. Untuk ROI dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2003 ROI perseroan sebesar 10.05 % turun menjadi 8.58 % di tahun 2004 atau sebesar 7.89 % yang disebabkan karena peningkatan capital employeed perseroan sebesar 16.17 % sedangkan kenaikan EBIT perseroan hanya sebesar 8.43 %. Pada tahun 2005 ROI perseroan kembali turun sebesar 2.87 % menjadi 8.10 % yang disebabkan kenaikan capital employed sebesar 12.08 % dan EBIT perseroan naik sebesar 9.23 %. Pada tahun 2006 ROI perseroan mengalami kenaikan sebesar 8.73 % menjadi 9.65 % yang disebabkan karena peningkatan EBIT sebesar 18.28 % sedangkan capital employed hanya naik sebesar 9.75 %. Di tahun 2007 ROI 48

perseroan kembali turun sebesar 13.86 % di karenakan EBIT hanya naik sebesar 7.25 % di bandingkan Capital employed yang naik sebesar 20.86 %. Hal ini menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan asset perseroan kurang baik. 4.1.3 Analisa Pertumbuhan Rasio Aktivitas Rasio ini melihat seberapa besar efisiensi penggunaan asset oleh perusahaan atau dengan kata lain melihat seberapa besar dana tertanam pada asset perusahaan. Rasio Aktivitas terdiri dari : a. Perputaran Persediaan (PP) b. Collection Periods (CP) c. Total Asset Turn Over (TATO) TABEL 4.3 Analisa Pertumbuhan Rasio Aktivitas Tahun 2003 s/d 2007 Rasio Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 PP (hari) 17 16 19 15 19 CP (hari) 33 27 59 52 57 TATO (%) 184.62 165.98 142.15 166.93 125.25 Berdasarkan tabel diatas, rasio perputaran persediaan (PP) pada tahun 2003 rasio perputaran persediaan sebesar 17 hari turun menjadi 16 hari di tahun 2004 yang disebabkan karena peningkatan total pendapatan usaha perseroan sebesar 10.59 % sedangkan total persediaan hanya naik sebesar 9.20 %. Pada tahun 2005 rasio perputaran persediaan naik menjadi 19 hari yang disebabkan karena kenaikan total persediaan sebesar 10.99 % sedangkan total pendapatan 49

usaha hanya sebesar 4.53 %. Pada tahun 2006 rasio perputaran persediaan turun menjadi 15 hari yang disebabkan karena total persediaan naik hanya sebesar 7.05 % dibandingkan pendapatan usaha yang naik sebesar 17.69 %. Pada tahun 2007 rasio perputaran persediaan naik menjadi 19 hari yang disebabkan karena kenaikan total persediaan sebesar 19.21 % sedangkan total pendapatan usaha naik sebesar 6.93 %. Untuk collection periods perseroan di tahun 2003 sebesar 33 hari turun menjadi 27 hari pada tahun 2004 yang disebabkan piutang usaha hanya naik sebesar 1.01 % dibanding dengan kenaikan pendapatan usaha sebesar 10.59 %. Pada tahun 2005 collection periods perseroan mengalami kenaikan menjadi 59 hari yang disebabkan karena kenaikan piutang usaha sebesar 57.71 % sedangkan total pendapatan usaha hanya naik sebesar 4.53 %. Pada tahun 2006 collection periods perseroan kembali turun menjadi 52 hari yang disebabkan karena piutang usaha naik sebesar 11.76 % sedangkan total pendapatan usaha naik sebesar 17.69 %. Pada tahun 2007 collection periods perseroan naik menjadi 57 hari yang disebabkan karena piutang usaha naik sebesar 11.25 % dan diikuti oleh peningkatan total pendapatan usaha sebesar 6.93 %. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pengumpulan piutang perseroan kembali memburuk. Rasio total asset turn over perseroan pada tahun 2003 sebesar 184.62 % turun sebesar 5.31 % menjadi 165.98 % di tahun 2004 yang disebabkan karena peningkatan capital employed sebesar 16.17 % sedangkan total pendapatan usaha hanya naik sebesar 10.95 %. Pada tahun 2005 rasio TATO perseroan mengalami penurunan kembali sebesar 7.73 % menjadi 142.15 % yang disebabkan karena 50

peningkatan capital employed sebesar 12.08 % dimana total pendapatan usaha hanya naik sebesar 4.39 %. Pada tahun 2006 rasio TATO perseroan kembali meningkat sebesar 8.01 % menjadi 166.93 % yang disebabkan karena kenaikan total pendapatan usaha sebesar 17.63 % sedangkan capital employed hanya sebesar 9.75 %. Pada tahun 2007 rasio TATO perseroan turun sebesar 14.26 % menjadi 125.25 % yang disebabkan karena kenaikan capital employed sebesar 20.86 % sedangkan total pendapatan usaha hanya naik sebesar 6.80 %. 4. Analisa Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total assetnya. Total Asset. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah Total Modal Sendiri terhadap TABEL 4.4 Analisa Pertumbuhan Rasio Solvabilitas Tahun 2003 s/d 2007 (%) Rasio Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 TMS thdp TA 16.33 17.86 15.36 15.35 12.25 Berdasarkan tabel diatas, rasio TMS thdp TA perseroan pada tahun 2003 sebesar 16.33 % naik menjadi 17.86 % di tahun 2004 yang disebabkan karena peningkatan total modal sendiri sebesar 20 % sedangkan total asset hanya sebesar 15.66 %. Pada tahun 2005 rasio ini turun menjadi 15.36 % yang disebabkan karena kenaikan total asset sebesar 13.23 % dan peningkatan modal sendiri hanya 51

sebesar 5.75 %. Pada tahun 2006 rasio ini turun sedikit menjadi 15.35 % yang disebabkan karena total asset naik sebesar 8.62 % dan modal sendiri meningkat sebesar 8.60 %. Pada tahun 2007 rasio ini kembali turun menjadi 12.25 % yang disebabkan karena total asset meningkat sebesar 20.31 % sedangkan modal sendiri hanya naik sebesar 9.31 %. 4.2 Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. Untuk menganalisa tingkat kesehatan atau kinerja keuangan perusahaan, penulis menggunakan analisa berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002. Dalam keputusan tersebut ada beberapa indikator yang digunakan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan BUMN dilihat dari segi keuangan perusahaan yang meliputi : Current Ratio, Cash Ratio, Retrun On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Inventory Turn Over, Collection Periods, Total Asset Turn Over (TATO), Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS Terhadap TA). Berikut ini adalah analisa tingkat kesehatan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. dari aspek keuangan dengan dasar laporan keuangan konsolidasi dalam kurun waktu lima tahun yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. 52

4.2.1 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2003 TABEL 4.5 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2003 No. Keterangan Hasil Rasio Skor 1 Current Ratio 155.75 % 5 2 Cash Ratio 13.64 % 2 3 ROE 23.16 % 20 4 ROI 10.05 % 7.5 5 Perputaran Persediaan 17 hari 5 6 Collection Periods 33 hari 5 7 TATO 184.62 % 5 8 TMS Terhadap TA 16.33 % 6 Total Skor 55.5 Sumber: Hasil Perhitungan Total skor kinerja keuangan perseroan tahun 2003 adalah 55.5 sehingga mendapat klasifikasi SEHAT dengan peringkat A. 4.2.2 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2004 TABEL 4.6 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2004 No. Keterangan Hasil Rasio Skor 1 Current Ratio 161.81 % 5 2 Cash Ratio 19.82 % 3 3 ROE 20.73 % 20 4 ROI 8.58 % 6 5 Perputaran Persediaan 16 hari 5 6 Collection Periods 27 hari 5 7 TATO 165.98 % 5 8 TMS Terhadap TA 17.86 % 6 Total Skor 55 Sumber: Hasil Perhitungan Total skor kinerja keuangan perseroan tahun 2004 adalah 55 sehingga mendapat klasifikasi SEHAT dengan peringkat A. 53

4.2.3 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2005 TABEL 4.7 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2005 No. Keterangan Hasil Rasio Skor 1 Current Ratio 134.18 % 5 2 Cash Ratio 13.08 % 2 3 ROE 28 % 20 4 ROI 8.10 % 6 5 Perputaran Persediaan 19 hari 5 6 Collection Periods 59 hari 5 7 TATO 142.15 % 5 8 TMS Terhadap TA 15.36 % 6 Total Skor 54 Sumber: Hasil Perhitungan Total skor kinerja keuangan perseroan tahun 2005 adalah 54 sehingga mendapat klasifikasi SEHAT dengan peringkat A. 4.2.4 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2006 TABEL 4.8 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2006 No. Keterangan Hasil Rasio Skor 1 Current Ratio 119.48 % 4 2 Cash Ratio 8.10 % 1 3 ROE 34.76 % 20 4 ROI 9.65 % 7.5 5 Perputaran Persediaan 15 hari 5 6 Collection Periods 52 hari 5 7 TATO 166.93 % 5 8 TMS Terhadap TA 15.35 % 6 Total Skor 53.5 Sumber: Hasil Perhitungan Total skor kinerja keuangan perseroan tahun 2006 adalah 53.5 sehingga mendapat klasifikasi SEHAT dengan peringkat A. 54

4.2.5 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2007 TABEL 4.9 Penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan Tahun 2007 No. Keterangan Hasil Rasio Skor 1 Current Ratio 120.93 % 4 2 Cash Ratio 24.06 % 3 3 ROE 45.60 % 20 4 ROI 7.30 % 6 5 Perputaran Persediaan 19 hari 5 6 Collection Periods 57 hari 5 7 TATO 125.25 % 5 8 TMS Terhadap TA 16.33 % 6 Total Skor 54 Sumber: Hasil Perhitungan Total skor kinerja keuangan perseroan tahun 2007 adalah 54 sehingga mendapat klasifikasi SEHAT dengan peringkat A. 55