`BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan zaman yang mengharuskan semua pelaku bisnis

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. data Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dirancang serta dimiliki perusahaan harus memiliki kualitas yang baik, serta

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di Era globalisasi saat ini, kondisi pemasaran produk yang dinamis, membuat para

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak

I. PENDAHULUAN. pemasaran intinya menawarkan dan menciptakan produk dan jasa yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB I PENDAHULUAN. dan merebut pangsa pasar (market share). Agar mampu bersaing dalam merebut

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

PENGARUH TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN FRUIT TEA DI SURABAYA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat produk yang berkualitas sangat tinggi. Produk yang berkualitas saja

I. PENDAHULUAN. Teh atau lebih dikenal dengan nama latin Camelia sinensis L. merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. goods semakin pesat. Salah satu segmen yang paling menjanjikan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pasar. dalam industri makanan dan minuman adalah bisnis minuman dalam

salah satunya melalui media periklanan. Iklan memiliki dampak yang luas bagi khalayak serta dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga produk yang ditawa

Tugas: Analisis Strategi Pemasaran Teh Botol Sosro (STP&4P) Strategi Pemasaran STP (Segmentation, Targetting and Positioning)

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar dalam persaingan usaha. Setiap perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LIKA WIDAYANTI B

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan itu sangat

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi pemasaran produk yang semakin dinamis menyebabkan persaingan ketat

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. minuman siap minum atau dikenal dengan istilah non-alcoholic ready to drink

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. dimana kafein merupakan senyawa utama. Kafein pada teh hanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (beranda.miti.or.id)

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Segi kepraktisan merupakan hal penting yang menjadi pertimbangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Merek merupakan intangible asset yang nilainya lebih mahal dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis dalam era globalisasi makin dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri pada saat ini semakin meningkat,

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2013). Adapun sektor-sektor yang termasuk ke dalam industri minuman

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

I. PENDAHULUAN. Fenomena persaingan antar produk pada saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yaang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang bergerak di ranah fast moving consumer

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemasan karena sudah menjadi kebutuhan sehari hari. Produsen teh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya bergerak di bidang pertanian dan perkebunan karena Negara

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perhatian yang lebih, terutama dalam menghadapi kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pembelian Konsumen terhadap Minuman Ringan (Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Pada era kompetitif ini, perusahaan menawarkan berbagai jenis pilihan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan

Transkripsi:

`BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan zaman yang mengharuskan semua pelaku bisnis baik yang bergerak dalam bidang industri perdagangan maupun jasa untuk mampu bersaing dalam dunia bisnis. Persaingan bisnis yang semakin maju yang ditandai oleh semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemajuan dalam perdagangan dimana kemajuan tersebut dapat dijadikan tolak ukur berkembangnya suatu negara. Pada era Globalisasi ini setiap perusahaan dituntut untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin maju dengan perusahaanperusahaan lain dari seluruh dunia. Produk yang berkualitas dengan harga bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan, yang pada akhirnya berimplikasi pada keputusan pembelian suatu barang dan jasa. Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh perusahaan. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teretorial negara. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan baik yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa terus ditantang untuk semakin kompetitif. Kondisi ini merupakan tantangan serius bagi perusahaanperusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa yang akan

2 mendapat dampak besar dari diberlakukannya pasar bebas melalui globalisasi produksi dan globalisasi perdagangan tidak terkecuali industri food and beverages di Indonesia. Sekarang ini perkembangan dunia industri food and beverages semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Pertumbuhan sangat cepat dalam industri minuman itu ditunjang oleh kebutuhan pola konsumsi masyarakat yang menjadikan industri makanan dan minuman sebagai kebutuhan primer. Berikut Tabel 1.1 merupakan index rata-rata industri minuman di Indonesia pada tahun 2011-2012. TABEL 1.1 INDEX RATA RATA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN 2011-2012 (miliyar triliun) NO KATEGORI PRODUK TSS 2012 TSS 2011 1. Biscuit 3.844 3.892 2. Wafer 3.836 3.898 3. Kacang bermerek 3.891-4. Mie instan-bag 3.877 3.953 5. Mie instan-cup 3.790 3.941 6. Kecap manis 3.904 3.944 7. Tepung terigu 3.903 3.929 8. Saus sambal 3.898 3.949 9. Minyak goreng merek 3.896 3.923 10. Teh dalam kemasan siap minum 3.851 3.901 11. Teh tubruk 3.882 3.902 12. Teh hijau dalam kemasan siap saji 3.863 3.902 13. Kopi bubuk tubruk 3.878 3.928 14. Kopi bubuk instan 3.831 3920 15. Susu cair dalam kemasan siap 3.921 3.918

3 saji 16. Susu kental manis 3.920 3.944 Dilanjutkan ke halaman 3 Lanjutan Tabel 1.1 17. Susu bubuk dewasa kalsium 3.989 3.986 18. Minuman penambah tenaga 3.905 3.977 cair 19. Minuman penambah tenaga 3.841 3.901 serbuk 20. Minuman saribuah serbuk 3.877 3.915 dalam sachet Sumber : SWA 24/8-21 NOVEMBER 2012 Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa index rata-rata makanan dan minuman dari tahun 2011-2012 khususnya untuk kategori produk teh dalam kemasan siap minum mengalami penurunan sebesar 0.05 (miliar rupiah). Pada Tabel 1.2 terdapat pangsa pasar minuman ringan di Indonesia. TABEL 1.2 PANGSA PASAR MINUMAN RINGAN 2010-2012 (Juta Liter) Jenis Minuman 2010 2011 2012 AMDK 14735 15901 17237 Teh 1554 1672 1792 Karbonasi 634.8 642.1 647.9 Lain-lain 607.0 644.1 679.4 Sumber: www.indonesianconsume.blogspot.com diakses september 2013 Minuman ringan terdiri dari Air minum dalam kemasan (AMDK), minuman teh, minuman berkarbonasi dan lain-lain. Minuman dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan.

4 Dengan konsumsi minuman yang sedemikian luasnya, produk minuman bukan merupakan barang mewah melainkan barang biasa, salah satunya adalah kebiasaan masyarakat Indonesia meminum teh dipagi hari. Dari data tabel di atas minuman teh berada di bawah Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), tetapi minuman berbahan dasar teh mengalami peningkatan. Dimulai dari tahun 2010 dengan penjualan 1554 juta liter, kemudian meningkat pada tahun 2011 menjadi 1672 juta liter dan meningkat kembali pada tahun 2012 menjadi 1792 juta liter, hal ini menunjukkan bahwa konsumsi minuman teh pada masyarakat meningkat. Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh perusahan produksi teh dengan sebaik mungkin dengan mengeluarkan inovasi yang dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan juga harus melakukan strategi yang tepat agar dapat membuat konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Berikut ini adalah daftar perusahaan yang memproduksi minuman teh di Indonesia TABEL 1.3 PERUSAHAAN TEH SIAP MINUM DALAM KEMASAN No. Nama Perusahaan Produk Minuman Teh 1. PT. Sinar Sosro Teh botol Sosro, Fruit Tea, Tebs, Joy Tea, S-Tee 2. PT. Coca-cola Indonesia Freshtea, Freshtea Green Tea 3. PT. Pepsi Cola Tekita 4. PT. Ultra Jaya Teh Kotak Sumber: www.kaskus.us dan www.sosro.com diakses September 2013

5 Berdasarkan Tabel 1.3, dapat dilihat bahwa persaingan antar produk minuman teh sangat ketat. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan banyak inovasi agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Pasar dalam Industri minuman teh siap saji ini bersifat persaingan sempurna, karena banyak perusahaan minuman teh siap saji yang saling bersaing dengan menawarkan produk sejenis kepada para konsumen. Terdapat banyak produk pada segmen minuman teh siap saji di Indonesia, antara lain Frestea dari Coca Cola Company, Tekita dari Pepsi Cola, Ultra Teh Kotak dari PT Ultrajaya. Dengan adanya persaingan yang ketat tersebut, Sosro mengantisipasinya dengan melakukan perluasan merek produk dengan meluncurkan teh campuran rasa dan aroma non-jasmine yang berbasis cita rasa buah-buahan dengan target segmen remaja, yaitu Fruit Tea Sosro. Perluasan merek produk PT. Sinar Sosro dengan meluncurkan produk Fruit Tea Sosro yang memiliki cita rasa dan kemasan baru dianggap sebagai strategi perluasan merek dalam kategori produk yang sama yaitu menghasilkan produk minuman ringan berbahan dasar teh. Merek Sosro meliputi empat produk yang berlogo Sosro yaitu Teh Botol Sosro, Fruit Tea Sosro, Sosro Joy Green Tea, dan Teh Celup Sosro. Dimana masih banyak produk lain yang dikeluarkan oleh Sosro melalui strategi perluasan merek produk diantaranya Happy Jus, Country Choice, TEBS, S- Tee, dan Prima. Pada Tabel 1.4 terdapat perbandingan kinerja produk personal minuman teh siap minum dalam kemasan di Indonesia dari tahun 2010-2012. TABEL 1.4

6 PERBANDINGAN KINERJA PRODUK PERSONAL MINUMAN TEH SIAP MINUM Brand Brand Brand Merek value 2010 value 2011 value 2012 Teh Botol Sosro 73.3% 75,3% 66,1% Frestea 43,3% 43,8% 30,1% Fruit Tea 41,2% 43,1% 29,8% Ultra Teh Kotak - - 29,3% Teh Pucuk Harum - - 28,4% Sumber : SWA 20/XXVIII/20 SEPTEMBER-03 OKTOBER 2012 Tabel 1.4 menunjukkan bahwa Fruit Tea mengalami penurunan dibanding Frestea selama beberapa tahun kebelakang. Tingkat brand value tertinggi yaitu Teh Sosro sebesar 66,1% pada tahun 2012. Frestea menduduki peringkat kedua setelah Teh Sosro yaitu 30,1% ditahun 2012. Kemudian Fruit Tea menduduki peringkat ketiga setelah pesaingnya Frestea dari Coca Cola yaitu sebesar 29,8% pada tahun 2012. Ini menunjukkan bahwa untuk merek Fruit Tea dinilai masih rendah. Berikut ini Brand Share konsumen Fuit Tea pada tahun 2011-2012. TABEL 1.5 BRAND SHARE PRODUK MINUMAN TEH SIAP SAJI 2011-2012 Merek Brand Share 2011 Brand Share 2012 Teh Botol Sosro 68.1% 58.9% Frestea 4.6% 10.3% Ultra Teh Kotak 4.2% 5.0% Fruit Tea 3.3% 4.2% Sumber: SWA 24/8-21 NOVEMBER 2012, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011 Tabel 1.5 menunjukkan bahwa Fruit Tea mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai 2012 dengan brand share sebesar 4,2%, dibandingkan dengan

7 Frestea sebesar 10,3%. Penurunan ini menunjukkan siklus hidup produk yang semakin pendek dimana konsumen dapat dengan mudah berpindah merek dari merek satu ke merek lainnya. Distribusi (penempatan) adalah bagian dari bauran pemasaran yang mempertimbangkan cara menyampaikan produk-produk dari produsen ke konsumen. Perusahaan harus membuat keputusan mengenai saluran (channel) yang akan digunakan dalam mendistribusikan produk-produk mereka. Fruit Tea merupakan salah satu contoh produk dari PT. Sinar Sosro yang sukses mengolah minuman ringan (soft drink) teh, pemasaran produk dan besarnya keuntungan yang diraih perusahaan tidak terlepas dari strategi distribusi yang jitu dalam menjangkau pasar. Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan mengembangkan saluran distribusi secara luas dan terus menerus. Untuk mempertahankan mereknya, Sosro sebagai produsen minuman teh melakukan inovasi dengan melakukan pendekatan komunikasi baik melalui iklan dan aktivasi merek juga penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesadaran akan merek tersebut. Pada Tabel 1.6 dibawah ini terdapat perbandingan Tren Top Brand Index personal minuman teh siap minum dalam kemasan di Indonesia dari tahun 2010-2013. MEREK TABEL 1.6 TREND TOP BRAND INDEX MINUMAN TEH SIAP MINUM DALAM KEMASAN (2010-2013) TOP BRAND 2010 TOP BRAND 2011 TOP BRAND 2012 TOP BRAND 2013

8 Teh Botol Sosro 51.8% 59.5% 49.6% 59.5% Frestea 14.8% 10.7% 14.9% 10.4% Fruit Tea 12.9% 5.8% 6.4% 3.9% Ultra Teh Kotak 5.2% 4.0% 5.9% 4.8% Sumber :http://www.topbrand-award.com diakses juli 2013 Tabel 1.6 menunjukkan bahwa Fruit Tea mengalami penurunan dalam Top brand Index dari tahun ketahun, berbeda dengan Frestea yang dapat melebihi Fruit Tea yang meningkat dalam beberapa tahun, ini membuktikan bahwa Frestea semakin kuat positioning-nya di pasar setelah Teh Botol Sosro. Brand Equity merupakan salah satu hal penting bagi perusahaan sebagai dasar keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Brand equity dapat menambah atau bahkan mengurangi nilai bagi para pelanggan maupun bagi perusahaan. Brand equity menjadi sangat penting untuk sebuah perusahaan dan pemasaran di dalam perusahaan karena brand equity dapat meningkatkan preferensi kunsumen terhadap sebuah merek. Brand equity daripada minuman merek Fruit Tea menurun yang dinilai dari nilai nilai Brand value, Brand Share dan TBI. Hal tersebut diperkuat dengan hasil survei mengenai kepuasan pelanggan oleh SWA dalam Tabel 1.7 berikut ini. TABEL 1.7 INDONESIAN COSTUMER SATISFACTION AWARD (ICSA) KATEGORI MINUMAN TEH SIAP MINUM 2012 (MILIYAR-TRILIUN) INDEX N0. Merek QSS VSS PBS TSS 1. Teh Botol Sosro 4,460 4,302 4,427 4,337 2. Frestea 3,978 3,830 4,012 3,885

9 3. Ultra Teh Kotak 3,965 3,820 3,929 3,851 4. Fruit Tea 3,969 3,707 3,918 3,813 Sumber : SWA 24/8-21 NOVEMBER 2012 Mengenai data kepuasan pelanggan yang ada dalam ICSA 2012 dinyatakan bahwa nilai kepuasan dari TSS Frestea lebih unggul daripada Fruit Tea. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan atas produk Fruit Tea masih rendah, yang diindikasikan ekuitas merek Fruit Tea masih rendah. Selain itu Brand equity juga dapat diukur melalui brand value yang dapat dinilai dari beberapa kategori yaitu Top of Mind, Top of Mind Advertising, Perceived Quality, Last Usage, dan Future Intension Brand. Tabel 1.8 Menunjukkan index brand value minuman ringan pada konsumen. TABEL 1.8 INDEX NILAI MEREK MINUMAN RINGAN PADA MAHASISWA MANAJEMEN UPI ANGKATAN 2009 Merek Top Of Top Of Perceived Last Future Mind Mind Advertising Quality Usage Intension Brand Teh Botol Sosro 43% 67% 37% 33% 50% Fruit Tea 13% 27% 30% 10% 20% Freshtea 10% 3% 10% 13% 13% Teh Kotak 33% 3% 23% 43% 17% Sumber: Pra Penelitian Tabel 1.8 menunjukkan bahwa Fruit Tea masih mempunyai ekuitas merek yang rendah dari brand value minuman Fruit Tea dibandingkan dengan pesaingnya, terlihat bahwa merek yang pertama diingat konsumen adalah merek

10 Teh Botol dimana merek Fruit Tea hanya memiliki nilai sebesar 13%, iklan yang konsumen ingat merek Fruit Tea sebesar 27%, kesan kualitas berdasarkan konsumen sebesar 30%, merek yang terakhir di konsumsi sebesar 10% dan merek yang akan di konsumsi pada masa yang akan datang sebesar 20%. Berdasarkan data-data tersebut, dapat diindikasikan bahwa merek Fruit Tea memiliki ekuitas merek yang rendah. Mengatasi permasalahan yang terjadi, merek Fruit Tea tentunya harus terus berupaya melakukan strategi-strategi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan Brand Equity dalam menghadapi ancaman pesaing. Dalam menghadapi ancaman dari merek-merek pesaing pada kategori minuman teh siap minum dalam kemasan, berbagai upaya dilakukan oleh PT. Sinar Sosro untuk meningkatkan ekuitas merek Fruit Tea salah satunya dengan melakukan line extension. Line extension dilakukan dengan memberikan produk yang beraneka ragam dengan mengeluarkan produk baru untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan berusaha mengerti keinginan konsumen merupakan salah satu cara perusahaan untuk menghadapi pesaingnya. Line entension merupakan salah satu strategi untuk pengembangan merek dalam satu kategori produk yang sama. Menurut Fandy Tjiptono (2008:360), line extension adalah menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti bentuk, ukuran, kemasan, dan rasa pada suatu kategori produk yang sama dengan menggunakan nama merek yang sama.

11 Implementasi line extension yang dilakukan oleh Fruit Tea yaitu bentuk Fruit Tea yang bervariatif menarik konsumen sehingga semakin mengetahui merek Fruit Tea. Bentuk Fruit Tea disesuaikan dengan selera konsumen. Ukuran suatu produk mempunyai hubungan erat dengan kebiasaan membeli jumlah kebutuhan konsumen. Hal ini berarti kebutuhan antara konsumen yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, sehingga perlu menyediakan produk dengan berbagai macam ukuran. Ukuran merupakan hal yang diperhatikan konsumen, Fruit Tea mempunyai ukuran yang bervariasi baik dari ukuran besar, sedang dan kecil mulai dari kemasan genggam (Tetra Pak) dengan volume 200 ml, kemasan kaleng (Can) dengan volume 318 ml, hingga kemasan botol plastik atau PET (Poly Ethylene) dengan volume 500 ml. PT. Sinar Sosro mulai memperluas lini Fruit Tea dengan memperkenalkan varian rasa baru yaitu Fruit Tea Hot (rasa cabe), Fruit Tea Wow (rasa asam), dan Fruit Tea Frezee (Less Sugar yang juga ditambahkan rasa mint). Dengan adanya line extension, selain ingin meningkatkan loyalitas konsumen Fruit Tea, juga membuka peluang menggarap pasar baru. Berikut tabel 1.7 mengenai produk Fruit Tea. TABEL 1.9 MACAM-MACAM PRODUK MINUMAN TEH DALAM KEMASAN SIAP SAJI FRUIT TEA Kemasan Botol Botol PET Botol PET Tetrapak/ Kaleng Pouch Kaca/Beling 500 ml 300 ml genggam Apple Apple Sensasi Hot Apple Apple Apple

12 Blackcurrant Freeze Blackcurrant Strawberry Guava Xtreme Fusion Sensasi Wow Sensasi Freeze Blackcurrant Strawberry Guava Xtreme Freeze Sumber: www.facebook.com/fruitteasosroid/info Black currant Black Currant Line extension pada Fruit Tea dilakukan dengan menciptakan sub-brand baru (lihat pada tabel 1.9) dengan rasa, pilihan kemasan baru bentuk baru dan ukuran baru. Bagi Fruit Tea, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh jika melakukan line extension ini, diantaranya adalah perusahaan bisa mengembangkan basis konsumen dengan masuk ke segmen-segmen pasar yang sebelumnya tidak terlayani. Line extension bisa menjadikan merek lebih relevan dengan target pasar, lebih menarik, dan lebih nyata dimata konsumen dan line extension bisa menjadi saluran atau wadah dalam melakukan inovasi produk secara terus menerus. Selain Line extension, merek Fruit Tea juga melakukan berbagai strategi promosi baik melalui promosi above the line (ATL) yaitu memasang iklan di Televisi, radio serta media massa juga melakukan promosi below the line (BTL) yaitu brosur, pamflet, baliho dan lainnya. Fruit Tea melakukan strategi line extension untuk membangun Brand Equity, sehingga diharapkan hasilnya dapat menciptakan Brand Equity yang baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan khususnya berdampak positif terhadap ekuitas merek.

13 Untuk mengetahui keberhasilan dari Line Extension maka dilakukan survey pada anggota komunitas Fanpage Fruit Tea di Facebook. Komunitas Fanpage Fruit Tea ini merupakan sebuah halaman dalam Facebook yang menyediakan informasi mengenai Fruit Tea dan merupakan tempat untuk berkomunikasi antar anggota Fanpage. Pada komunitas Fanpage Fruit Tea tersebut terdapat anggota sebanyak 68.406 orang yang diakses pada tanggal 9 November 2013 pukul 15.00 WIB. Survey tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Line Extension dapat mempengaruhi Brand Equity dari minuman teh merek Fruit Tea. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Line Extension terhadap Brand Equity pada produk minuman teh dalam kemasan siap saji merek Fruit Tea 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh produk minuman teh siap minum Fruit Tea adalah turunnya kinerja produk yang dapat dilihat dari Brand value produk minuman teh siap minum Fruit Tea yang mengalami penurunan, dan terdapat penurunan rata rata nilai produk minuman teh siap minum Fruit Tea hal tersebut didukung oleh trend top brand index (2010-2013) yang memperlihatkan bahwa kekuatan dari merek Fruit Tea masih kurang karena mengalami penurunan.

14 Salah satu hal yang menyebabkan turunnya Brand Value dan lemahnya Brand Equity Fruit Tea adalah besar kemungkinan karena banyak perusahaan minuman teh siap saji yang saling bersaing dengan menawarkan produk sejenis kepada para konsumen. Dalam hal ini, pertumbuhan merek sangat dipengaruhi oleh seberapa kuat merek tersebut bertahan dari pesaing. Fruit Tea pun mengantisipasi dengan melakukan Line Extension produk yang dilakukan oleh Fruit Tea dengan meluncurkan varian rasa dan jenis kemasan baru. Line Extension produk Fruit Tea dengan meluncurkan varian rasa dan jenis kemasan baru dianggap sebagai strategi Line Extension dalam kategori produk yang sama yaitu menghasilkan produk minuman ringan berbahan dasar teh. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah yang ada sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran Line Extension produk minuman Fruit Tea menurut Komunitas Fanpage Fruit Tea di Facebook 2. Bagaimana gambaran Brand Equity produk minuman Fruit Tea menurut Komunitas Fanpage Fruit Tea di Facebook 3. Bagaimana pengaruh Line Extension terhadap Brand Equity produk Fruit Tea pada Komunitas Fanpage Fruit Tea di Facebook 1.4 Tujuan Penelitian

15 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh gambaran mengenai Line Extension produk minuman Fruit Tea pada Komunitas Fanpage Fruit Tea di Facebook 2. Untuk memperoleh gambaran mengenai Brand Equity produk minuman Fruit Tea pada Komunitas Fanpage Fruit Tea di Facebook 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Line Extension terhadap Brand Equity produk Fruit Tea pada Komunitas Fanpage Fruit Tea di Facebook 1.5 Kegunaan Penelitian Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan teoritis maupun praktis. 1. Kegunaan teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu manajemen pemasaran mengenai Line Extension dalam upaya meningkatkan Brand Equity pada industri minuman. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PT. Sosro khususnya dalam upaya meningkatkan Brand Equity produk Fruit Tea Sehingga masukan tersebut berguna sebagai bahan rekomendasi perusahaan yang akan datang.

16