114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek Abstrak. Kegiatan pembelajaran IPA lebih diarahkan kepada, kegiatan - kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif secara fisik, sosial, maupun psikis dalam mernahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Jadi dalam proses pembelajaran IPA pendekatan yang selalu harus digunakan adalah pendekatan keterampilan proses disamping pendekatan lain yang sesuai. Penelitian ini dilakukan di SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai Kepala Sekolah Dasar Sumber. Obyek penelitian siswa Kelas IV bidang studi IPA dengan kooperatif model STAD dan Fungsinya di SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Oktober sampai bulan November 2013 pada Semester I. Dari hasil penelitian (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bawah prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata rata: 64,29 (Rendah) ketuntasan belajar 14,29%, siklus I diperoleh nilai rata rata 70,71 (Cukup) ketuntasan belajar 42,86, dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,00 (Baik) ketuntasan belajar 92,86. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Metode Kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPA pada siswa Kelas IV SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 secara meyakinkan. Kata Kunci: metode kooperatif model STAD, prestasi belajar, IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Kurikulum Sekolah Dasar (1994:73). Kegiatan pembelajaran IPA lebih diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Jadi dalam proses pembelajaran IPA pendekatan yang selalu harus digunakan adalah pendekatan keterampilan proses disamping pendekatan lain yang sesuai. Melalui cara berfikir logis dan sikap jujur serta obyektif tersebut dihasilkan suatu hasil atau produk berupa penjelasan atau deskripsi tentang fenomena-fenomena alam beserta hubungan kualitasnya. Dalam pelajaran IPA hendaknya melibatkan anak sepenuhnya. Kegiatan pembelajaran IPA meliputi penyentuhan, perakitan, pemanipulasi, percobaan dan penginderaan. Kegiatan IPA dirancang untuk anak SD hendaknya memberikan gambaran mental yang konkrit tentang konsep yang mereka pelajari. Gambaran mental yang konkrit ini penting dalam pembentukan konsep-konsep dasar yang kokoh.
Sri Wahyuni, Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA... 115 Di atas konsep-konsep dasar yang kokoh ini akan dibangun pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu guru diharapkan mampu mengkaitkan isu-isu teknologi dalam pembelajaran IPA, sehingga pelajaran IPA tidak lagi dianggap suatu pelajaran yang hanya mengadalkan teori dan rumus namun dapat langsung diterapkan di teknologi masyarakat itu sendiri sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dengan demikian guru dapat mengembangkan suatu citra yang mengenai hakekat pembelajaran IPA. Namun pada dasarnya, tugas ini tentu saja tidak hanya guru yang melaksanakannya. Kepala sekolah juga berhak membantu guru dalam menerapkan pembelajaran IPA yang sesuai. Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas. Diantaranya dapat disebutkan antara lain siswa, guru, kurikulum, sarana prasarana dan lingkungan belajar. Prawoto (2000: 43) mengemukakan bahwa pendidikan dapat ditingkatkan mutunya melalui berbagai upaya, antara lain: pengembangan kurikulum, peningkatan mutu tenaga kerja, pengembangan kualitas proses belajar mengajar, dan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Peter Sheal (1989) menyatakan modus pengalaman belajar meliputi kita belajar 10% dari apa yang kit baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan kita dengar, 70% dari apa yang kita katakana, dan 90% dari apa yang kita lakukan dan katakan. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita mengajar dengan banyak ceramah maka siswa akan mengingat hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar (Sujana, 1975). Strategi mengajar perlu didukung dengan profesionalisme guru yang memiliki karakteristik: membuat perencanaan konkrit dan detail, menempatkan siswa sebagai arsitek pembangunan gagasan dan guru berfungsi untuk melayani dan berperan sebagai mitra siswa, bersikap kritis dan berani, sebagai fasilitator, gaya mengajar di fokuskan pada model pemberdayaan dan pengkondisian pada model latihan dari pada pemaksaan, mampu menyakinkan kepala sekolah dan masyarakat terhadap beberapa inovasi pendidikan yang edukatif dengan argumentasi logis dan kritis, bersikap kreatif. Melihat kondisi siswa di kelas pada saat proses belajar mengajar seperti kurangnya minat belajar, dan kurangnya perhatian saat pembelajaran berlangsung. Maka keadaan seperti ini diduga oleh peneliti dikarenakan siswa menganggap pelajaran IPA tersebut kurang berguna yang pada akhirnya kurangnya minat anak untuk mengikuti proses belajar mengajar disamping juga disebabkan oleh minimnya pendekatan pembelajaran yang dimiliki oleh guru sehinga siswa cenderung bosan dan menganggap pelajaran tersebut kurang bermakna. Oleh sebab iti peneliti menggunakan salah satu metode pengajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Divisions). STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan pendekatan pembelajaran yang paling sederhana. Siswa dalam satu kelas di pecah menjadi beberapa. Setiap 115
116 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 kelompok harus heterogen, terdiri dari lakilaki dan perempuan berasal dari berbagai suku serta memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Metode Kooperatif STAD dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Ciri-ciri pembelajaran STAD: (1) Kelompok belajar heterogen 3-5 siswa; (2) Topik biasanya ditentukan guru; (3) Menggunakan lembar kegiatan; (4) Penilaian dengan tes mingguan Penelitian (Classroom Action Research) ini diadakan bertujuan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Semester I SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada bidang studi IPA Menggunakan Pembelajaran Metode Kooperatif STAD. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai Kepala SDN 3 Malasan. Obyek penelitian adalah siswa Kelas IV bidang studi IPA Materi Pokok Bagian-bagian Tumbuhan di SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 14 siswa. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai bulan Oktober sampai dengan November 2013 pada Semester I. Penelitian ini merupakan jenis penelitianan diskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang konsep Bagian-bagian Tumbuhan dengan prestasi belajar bidang studi IPA yang telah dicapai oleh siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IV SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek yang berjumlah 14 siswa. Pada sampel ini penulis mengambil semua dari populasi di jadikan sebagai sampel. Dalam penelitian ini di gunakan 2 siklus meliputi tahap-tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Masing-masing siklus berlangsung 2 pertemuan dan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai bulan November 2013. Untuk mendapatkan data penelitian digunakan beberapa instrument antara lain: (a) Lembar rencana pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar; (b) Lembar analisis hasil penilaian dalam kegiatan belajar mengajar; (c) Lembar soal atau kisi - kisi soal. HASIL DAN PEMBAHASAN Prasiklus Peneliti bersama observer dalam penelitian ini telah melakukan kegiatan pra tindakan yang dimulai pada tanggal 8 Oktober 2013. Berdasarkan penelitian prasiklus dapat diketahui bahwa nilai siswa rendah dikarenakan daya serap siswa menerima pelajaran berbeda beda. Ada yang cepat menerima pembelajaran, adapula yang lamban. Hal ini tentu didukung dengan penerapan metode pembelajaran yang diterapkan guru pengajar kurang bervariasi. Guru yang hanya bercerita di depan kelas membuat sebagian siswa malas untuk mendengarkannya. Pembelajaranpun terkesan monoton, sehingga berakibat pada nilai siswa turun. SIKLUS I Planning (Perencanaan) Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini membahas Bab Bagianbagian Tumbuhan dengan materi bagian bagianj akar dan batang. Alokasi waktu efektif 2 minggu, setiap minggu terdiri dari 4
Sri Wahyuni, Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA... 117 jam pelajaran efektif, dalam setiap minggu memerlukan 2 kali tatap muka, tatap muka yang pertama 2 jam pelajaran dan tatap muka yang kedua 1 jam pelajaran, setiap jam pelajaran alokasi waktunya 40 menit. Hal hal yang harus dipersiapkan antara lain: (a) Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan kompetensi dasar Mengenal pentingnya lingkungan alam hewan; (b) Menyiapkan Instrumen Penelitian yang terdiri atas soal uji kompetensi dalam bentuk soal pilihan ganda; (c) Melaksanakan penilaian keaktifan siswa dalam bentuk lembar observasi; (d) Mengisi Angket tanggapan siswa; (e) Menyusun jadwal pelaksanaan siklus I. Acting (Pelaksanaan) Pertemuan pertama, dilaksanakan hari Selasa tanggal 15 Oktober 2013 pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan awal meliputi: (a) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Tanya jawab antara siswa dengan guru. Kegiatan inti meliputi: (a) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran; (b) Guru membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri dari 4-5 siswa perkelompok; (c) Guru menginformasikan kepada siswa untuk duduk perkelompok; (d) Guru menjelaskan kepada siswa materi pembelajaran dengan menggunakan gambar gambar yang sudah disiapkan sebelumnya; (e) Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa perkelompok; (f) Secara kelompok, siswa mengerjakan lembar kerja; (g) Siswa mempresentasikan jawaban hasil diskusi didepan kelas; (h) Siswa lain yang tidak presentasi menanyakan hal hal yang kurang dimengerti kepada siswa-siswa yang presentasi; (i) Guru memberikan catatan; (j) Guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (k) Secara individu siswa mengerjakan soal. Kegiatan akhir meliputi: (a) Guru dan siswa menyampaikan kesimpulan pada pembelajaran pertemuan pertama tersebut; (b) Mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya; (c) Berdoa bersama. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Oktober 2013 pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan awal meliputi: (a) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Tanya jawab antara siswa dengan guru tentang bagian bagian akar dan batang. Kegiatan inti meliputi: (a) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran; (b) Guru menginformasikan kepada siswa untuk duduk perkelompok; (c) Guru menjelaskan kepada siswa materi pembelajaran dengan menggunakan gambar gambar yang sudah disiapkan sebelumnya; (d) Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa perkelompok; (e) Secara kelompok, siswa mengerjakan lembar kerja; (f) Siswa mempresentasikan jawaban hasil diskusi didepan kelas; (g) Siswa lain yang tidak presentasi menanyakan hal hal yang kurang dimengerti kepada siswa-siswa yang presentasi; (h) Guru memberikan catatan; (i) Guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (j) Secara individu siswa mengerjakan soal. Kegiatan akhir meliputi: (a) Guru dan siswa menyampaikan kesimpulan pada pembelajaran pertemuan pertama tersebut; (b) Mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan selanjutnya; (c) Berdoa bersama. Observing (Pengamatan) Hasil pengamatan hasil belajar yang diperoleh siswa Kelas IV bidang studi IPA SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek sebagai berikut. Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan Metode Kooperatif STAD pada bidang studi IPA mengalami peningkatan yang cukup 117
118 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 berarti dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah: sebelum siklus: 64,29 (Rendah) sedangkan pada siklus I meningkat menjadi: 70,71. Refleksi Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis: (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai dengan rencana walaupun belum sempurna; (b) Siswa masih banyak yang belum memahami jalannya Metode Kooperatif STAD; (c) Suasana kelas masih ramai belum mengarah pada suasana yang hidup; (d) Siswa masih sedikit yang bertanya, sehingga guru banyak memberikan penjelasan. SIKLUS II Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini tahap perencanaan hal hal yang dilakukan adalah: (a) Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan kompetensi dasar Mengenal pentingnya lingkungan alam tumbuhan (b) Menyiapkan Instrumen Penelitian yang terdiri atas soal uji kompetensi dalam bentuk soal pilihan ganda (c) Melaksanakan penilaian keaktifan siswa dalam bentuk lembar observasi; (d) Mengisi Angket tanggapan siswa; (e) Menyusun jadwal penelitian pada siklus II. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Acting (Pelaksanaan) Pertemuan pertama, dilaksanakan hari Selasa tanggal 29 Oktober 2013 pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan awal meliputi: (a) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Tanya jawab antara siswa dengan guru. Kegiatan inti meliputi: (a) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran; (b) Guru menginformasikan kepada siswa untuk duduk perkelompok; (c) Guru menjelaskan kepada siswa materi pembelajaran dengan menggunakan gambar gambar yang sudah disiapkan sebelumnya; (d) Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa perkelompok; (e) Secara kelompok, siswa mengerjakan lembar kerja; (f) Siswa mempresentasikan jawaban hasil diskusi didepan kelas; (g) Siswa lain yang tidak presentasi menanyakan hal hal yang kurang dimengerti kepada siswa-siswa yang presentasi; (h) Guru memberikan catatan; (i) Guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (j) Secara individu siswa mengerjakan soal. Kegiatan akhir meliputi: (a) Guru dan siswa menyampaikan kesimpulan pada pembelajaran pertemuan pertama tersebut; (b) Mengumumkan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya; (c) Berdoa bersama. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Oktober 2013 pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan awal meliputi: (a) Guru membimbing siswa untuk berdoa bersama; (b) Tanya jawab antara siswa dengan guru tentang bagian bagian akar dan batang. Kegiatan inti meliputi: (a) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran; (b) Guru menginformasikan kepada siswa untuk duduk perkelompok; (c) Guru menjelaskan kepada siswa materi pembelajaran dengan menggunakan gambar gambar yang sudah disiapkan sebelumnya; (d) Guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa perkelompok; (e) Secara kelompok, siswa mengerjakan lembar kerja; (f) Siswa mempresentasikan jawaban hasil diskusi didepan kelas; (g) Siswa lain yang tidak presentasi
Sri Wahyuni, Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA... 119 menanyakan hal hal yang kurang dimengerti kepada siswa-siswa yang presentasi; (h) Guru memberikan catatan; (i) Guru memberikan soal untuk dikerjakan individu; (j) Secara individu siswa mengerjakan soal. Kegiatan akhir meliputi: (a) Guru dan siswa menyampaikan kesimpulan pada pembelajaran pertemuan pertama tersebut; (b) Mengumumkan tes evaluasi pada pertemuan berikutnya; (c) Berdoa bersama. Observing (Pengamatan) Berdasarkan hasil penelitian dengan penggunaan Metode Kooperatif STAD pada bidang studi IPA dapat dipertahankan dan meningkat lagi dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah : pada siklus I 70,71 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi: 85,00. Refleksi Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis: (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai dengan rencana dan berjalan dengan sempurna; (b) Siswa sudah dapat memahami konsep IPA dengan mudah dengan diterapkannya Metode Kooperatif STAD; (c) Suasana kelas menjadi suasana yang hidup; (d) Siswa sudah mulai berminat dan sudah terbiasa bertanya kepada guru. Dari hasil penelitian (Classroom Action Research) di atas dapat disimpulkan bawah prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 64,29, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 70,71 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 85,00 Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Metode Kooperatif STAD dapat meningkatkan prestasi belajar bidang studi IPA pada siswa Kelas IV Semester I SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/ 2014. 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 92.86 85.00 70.71 64.29 42.86 14.29 SEB SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II RATA-RATA KETUNTASAN Gambar 1 Perbandingan perkembangan prestasi belajar 119
120 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 100 100 90 80 70 60 50 90 85 80 70.71 64.29 50 50 70 ratarata nilai tertinggi 40 30 nilai terendah 20 10 0 seb siklus siklus I siklus II Gambar 2 Analisis Keseluruhan Dari hasil analisis keseluruhan mulai dari pengambilan data awal (data sebelum siklus) hingga siklus II seperti yang tercantum di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa melalui proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran dengan kerja kelompok ternyata prestasi belajar IPA pada kelas IV SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek dapat meningkat secara optimal. Hal ini terjadi karena dalam setiap siklus selalu diadakan perbaikan-perbaikan menuju pada penyempurnaan pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran pun dapat meningkat. Sebagai bukti adanya perbaikanperbaikan dalam setiap siklus antara lain: (1) Guru selalu berusaha terus menerus untuk membangkitkan semangat, motivasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran dengan jalan memberikan masukan bahwa sebenarnya setiap siswa itu mampu mngerjakan soal-soal IPA walaupun soal itu sulit, yang terpenting adalah ketelitian dan tidak tergesa-gesa dalam mengerjakannya, karena semua kesulitan akan terpecahkan apabila kita mau terus latihan serta tidak tergantung pada orang lain. (2) Untuk lebih meningkatkan semangat, motivasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, kiranya pemberian balikan tidak hanya sekedar dalam bentuk tulisan/ simbolik benar salah namun perlu dikombinasikan dalam bentuk lisan, sehingga lebih mengena dan terkesan pada siswa. (c) Bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas baik itu tugas yang harus diselesaikan di rumah maupun yang harus diselesaikan di kelas, perlu di dekati dan perlu diberi balikan tidak hanya dalam bentuk tulisan/simbolik benar salah namun perlu dikombinasikan dalam bentuk lisan, sehingga lebih mengena dan terkesan pada diri para siswa. Dan kelompok ini perlu mendapat penanganan dan perhatan khusus sehingga nantinya lambat laun mereka menyadari kekeliruannya sendiri dan akhirnya akan membangkitkan semangat, motivasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran. PENUTUP Kesimpulan Penerapan Metode Kooperatif STAD dalam pembelajaran IPA materi bagianbagian tumbuhan mampu meningkatkan
Sri Wahyuni, Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA... 121 prestasi belajar siswa Kelas IV semester I SDN 3 Malasan Kecamatan Durenan tahun 2013/2014. Hal ini dapat diketahui dari prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata - rata 64,29 (Rendah) ketuntasan belajar 14,29%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 70,71 (Cukup) ketuntasan belajar 42,86, dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85,00 (Baik) ketuntasan belajar 92,86. Dengan menggunakan metode Kooperatif STAD siswa dapat memahami konsep dengan mudah dan senang. Hal ini dapat diketahui dari respon siswa tiap siklusnya mengalami peningkatan. Yaitu pada siklus I sebesar 1,65 dan siklus II sebesar 1,78. Saran Mengingat pentingnya Metode Kooperatif STAD sebagai upaya menunjang CBSA disekolah maka diharapkan agar para guru untuk menerapkan metode dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas. Hendaknya guru dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran dan konsep yang diajarkan, sehingga dalam belajar siswa tidak merasa bosan dan sukar. DAFTAR RUJUKAN Ali, Mohammad. 1987. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Arikunto, Suharsimi. 1987. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. UU Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia. JJ. Hasibuan, dan Moejiono. 1986. Proses belajar Mengajar. Bandung: CV Remaja Karya. Peter Sheal, Metodologi Belajar dan kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito Bandung, 1989 Poerwodarminto, WJS. Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. 1984 Prawoto. 2000. Media Instruksional untuk Biologi. Jakarta. Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas, Petunjuk Teknis Penelitian IPA, tahun 1994 Sujana, Nana. 1975. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 121