: Survey lapangan Kajian Standar Nasional Indonesia Produk. Unggulan UKM Sektor Pangan. : Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta/ DIY)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Profil Perusahaan Pabrik Jaya Bakpia Pathuk 25

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

bakpia perharinya?rata-rata dan maksimal dalam sehari? 2. Berapakah lama waktu yang dibutuhkan dalam penggilingan kacang

[G.4] KAJIAN STANDAR NASIONAL INDONESIA UNTUK PRODUK UNGGULAN UKM SEKTOR PANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun Mulanya Pabrik Bakpia Pathok 25 bernama/bermerek dagang

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROGRAM INSENTIF KNRT UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA LPNK DAN LPK TAHUN 2012

BAB X PENGAWASAN MUTU

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan pada kondisi ekonomi yang kurang baik. UMK menjadi sektor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dikampung pathok Yogyakarta sekitar tahun Awalnya bakpia

BAB I PENDAHULUAN. maupun wisatawan mancanegara. Dengan peran ini, Yogyakarta menjadi

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. R.S. Bridger dalam bukunya yang berjudul Introducton to Ergonomics,

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS USAHA ROTI KERING PINISI

Nisaa Aqmarina EB10

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bakpia. dibungkus dengan adonan tepung dengan sedikit minyak nabati (Ihsan, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kegiatan memproduksi barang dan jasa merupakan ciri khas dari adanya

I. PENDAHULUAN. PENGALAMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA (PKPM) ADALAH SUATU KEGIATAN YANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) adalah suatu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman globalisasi sekarang ini, makanan tadisional sudah mulai kurang diminati

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH. A. Data Produk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

JOB DESCRIPTION 1. Direktur 2. Keuangan

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

3. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PROSES PENGENDALIAN MUTU PRODUK KERUPUK IKAN MJ DI UKM MJ KOTA TEGAL

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Harmoni Brownies ini menjelaskan awal mula berdirinya usaha home industry ini

BAB III OBYEK PENELITIAN. melakukan penelitian, yang meliputi dari awal suatu penelitian sampai pada akhir

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

Struktur Organisasi Perusahaan. Direksi. Manajer Umum

II. DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN PT KUALA PANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG GARAM KONSUMSI BERYODIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. industry Adijaya Bakery.Home industry ini terletak di Kompleks Ruko Wijaya

Resep Kue. Resep kue nastar

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Roti

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Proposal Wirausaha PERENCANAAN USAHA DAGANG GATOT THIWUL HANDAYANI UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH : ENTERPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pada abad ke-5, dibuktikan dengan kisah perjalanan biksu Buddha

BAB I PENDAHULUAN. rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap

KESESUAIAN MUTU PRODUK UNGGULAN UKM SEKTOR PANGAN TERHADAP STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN

PROPOSAL PENGAJUAN PRODUKSI KUE KERING. Dosen pengampu : Ni matuz Zuhroh, M.Si

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

LAPORAN Pengabdian Masyarakat

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGENDALIAN MUTU PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha saat ini khususnya di Indonesia sangat ketat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi sebagai tempat usaha yang cukup banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. toko yang menjual bakpia di jalan KS.Tubun, Ngampilan dapat menjadi

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

LAMPIRAN. Daftar Pertanyaan Pengusaha. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan : Berkaitan dengan sifat produk

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN,

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN SNI SEBAGIAN PARAMETER UNTUK HANDUK SECARA WAJIB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

Latihan Soal Kelas X MIA Tahun Ajaran 2015/2016 MASALAH EKONOMI dan CARA MENGATASI MASALAH EKONOMI Oleh : Ella Ekaristy, S.Pd

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS

SKEMA SERTIFIKASI SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan pesaing dan potensi dalam perusahaan merupakan sebuah hal yang

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

PERBAIKAN METODE PENCAMPURAN-PEMANASAN ADONAN UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BAKPIA KEMUSUK

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III OBYEK PENELITIAN. bergerak di bidang usaha produksi dan perdagangan tepung dan sagu. Di dalam CV

2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses pencampuran adonan diawali dengan gula 200gr dan 3 biji telur

PENERAPAN SNI PADA UKM DAN KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR MUTU DI BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN

BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK Jl. Sangkuriang No. 12 Bandung Telp. (022) Fax. (022)

Transkripsi:

ACTIVITIES REPORT Nama Kegiatan : Survey lapangan Kajian Standar Nasional Indonesia Produk Unggulan UKM Sektor Pangan Kegiatan : Pengumpulan data primer kajian Waktu Pelaksanaan : 28 29 Mei 2012 Tempat Kegiatan : Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta/ DIY) 1. Latar Belakang Sepuluh UKM dari sepuluh Negara di dunia memberikan kesaksiannya bagaimana standar ISO memberikan kontribusi yang baik yaitu diantaranya: standar membantu berkompetisi dengan perusahaan yang lebih besar, standar membantu dalam akses pasar ekspor, standar membantu memberikan praktek bisnis terbaik, standar membantu operasi perusahaan menjadi lebih efisien dan berkembang, standar memberikan kredibilitas dan kepercayaan serta pengakuan konsumen, standar memberikan bahasa tunggal dalam industri untuk mutu (ISO, 2011). Maka standar merupakan sebuah katalisator penting untuk mendorong tumbuhnya inovasi dan bisnis. Namun standar sebagai bagian dari teknologi, seringkali terlewatkan dan bahkan dipandang sebelah mata oleh pelaku usaha. Dalam kerangka pengembangan daya saing perdagangan, standardisasi dan sertifikasi merupakan salah satu dari pilar pengembangannya. Penerapan standar harus diimbangi dengan kesiapan pelaku usahanya. Standar merupakan hasil konsensus dari berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan solusi dalam menjawab kebutuhan dan tujuan bersama yang penerapannya diharapkan dapat membantu bisnis pelaku usaha dan pada akhirnya masyarakat konsumen. Dari hasil kajian BSN (2011) mengenai kesiapan UKM dalam penerapan standar diperoleh data bahwa SNI 1 of 12

memiliki kendala yaitu sulit digunakan dan diterapkan oleh UKM karena adanya persyaratan mutu yang sulit untuk dipenuhi dan biaya pengujian relatif mahal. Melihat kenyataan ini, maka UKM perlu dibantu dalam penerapan standar dan diberikan standar yang sesuai. Paradigma standar untuk UKM memiliki kriteria tersendiri. Untuk mengetahui kesiapan UKM terhadap penerapan standar produk maka diperlukan pengambilan contoh dan pengujian terhadap produk yang diproduksi oleh UKM tersebut. Disamping itu perlu dilakukan wawancara dengan menggunakan alat kuesioner dan pengamatan dalam proses produksi. Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui kesesuaian produk unggulan UKM terhadap SNI, mengidentifikasi penyebab ketidaksesuaian dan memberikan rekomendasi syarat mutu yang dapat dilaksanakan oleh UKM tanpa merugikan pemangku kepentingan lainnya atau pilihan model pembinaan kepada UKM. Diharapkan bahwa nantinya SNI dapat diterapkan terhadap produk unggulan yang dihasilkan oleh UKM 2. Sasaran Pengambilan data lapangan ini dilakukan pada 3 produsen bakpia kacang hijau kota Yogyakarta (mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta/ DIY) 3. Proses Kegiatan Agenda kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: NO AGENDA PELAKSANAAN 1 Identifikasi data ke Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 28 Mei 2012 2 3 4 Identifikasi data produsen bakpia kacang hijau di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Provinsi daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Pengambilan data ke produsen: - Survey ke produsen bakpia kacang hijau di kota Yogyakarta Pengambilan data ke produsen: - Pengambilan sampel bakpia kacang hijau di kota Yogyakarta 28 Mei 2012 28 Mei 2012 29 Mei 2012 2 of 12

4. Output 4.1 Sekilas Mengenai Bakpia Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula, yang dibungkus dengan tepung, lalu dipanggang. Istilah bakpia sendiri adalah berasal dari dialek Hokkian, yaitu dari kata "bak" yang berarti daging (umumnya daging babi) dan "pia" yang berarti kue, yang secara harfiah berarti roti berisikan daging (sumber : Wikipedia, 2012). Dari sumber yang lain bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Di beberapa daerah di Indonesia, makanan yang terasa legit ini dikenal dengan nama pia atau kue pia (sumber: www.bakpia25.com). Bakpia termasuk salah satu masakan yang populer dari keluarga Cina atau Tionghoa. Bakpia yang cukup dikenal salah satunya berasal dari daerah Pathok (Pathuk), Yogyakarta. Mengingat masyarakat Jogja cukup banyak yang beragama Islam, pada perkembangannya, isi bakpia yang semula daging babi pun diubah menjadi kacang hijau. Kemudian rasa-rasa dari bakpia dikembangkan menjadi cokelat, keju, kumbu hijau, dan kumbu hitam. Di desa Pathok, dulunya penduduk tidak mengenal istilah "merek", hingga pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang "nomor rumah produsen", misalnya nomor 25 dan 75, diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer berlainan. Demikian pesatnya perkembangan "kue oleh-oleh" itu hingga mencapai booming sejak sekitar tahun 1992. Kemudian barulah muncul beberapa merek bakpia yang bukan dari nomor rumah, seperti Djava dan lain-lain. Lezatnya rasa bakpia menjadikan kue ini menjadi salah satu favorit para wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Bakpia bisa didapatkan di toko bakpia atau toko yang menjual oleh-oleh khas Jogja (sumber : Wikipedia, 2012). 4.2 Produksi Bakpia di Provinsi Yogyakarta Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, industri bakpia tersebar di 5 karesidenan DIY. Berdasarkan data yang diambil dari buku Potensi Industry Kecil dan Menengah Tahun 2010 Provinsi Yogyakarta, potensi produk bakpia disajikan pada tabel 1, sebagai berikut: 3 of 12

Tabel 1 Potensi Industry Bakpia Tahun 2010 Provinsi Yogyakarta No Daerah Unit Usaha (unit) Tenaga Kerja (orang) Nilai Investasi (Rp.000) Kapasitas produksi (buah/biji) Nilai Produksi (Rp.000) 1. Sleman 23 157 119.721 227.586 1.922.979 2. Kota yogyakarta 68 453 393.850 1.717.847 7.756.143 3. Bantul 19 201 652.275 325.122 2.997.454 4. Kulonprogo 12 41 47.249 154.277 556.079 5. Gunungkidul 4 26 28.621 110.568 50.169 Sumber : Disperindagkop Yogyakarta, 2012. 4.3 Pengambilan Data Primer Hasil dari pengambilan data primer adalah tim survey dapat mengunjungi dan mengambil data lapangan pada proses pembuatan bakpia kacang hijau dengan merk Bakpia Pathok 25 yang berlokasi di Jl. AIP II KS Tubun NG I/65, Yogyakarta Telp. (0274) 512219 / 583237. Gambar 1. Toko Bakpia Pathok 25 Proses Produksi Bakpia Produksi Bakpia Pathok 25 dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bp Arlen Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal dari bisnis keluarga). Produksi bakpia setiap harinya tidak tetap karena produk yang dibuat "Selalu Baru dan Hangat". Perusahaan Bakpia Pathok "25" mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko cabang di jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara, serta 2 toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi dengan merek dagang 25. Pada tahun-tahun pertama, perusahaan 4 of 12

menggunakan oven dengan bahan bakar arang. Setelah usaha semakin sukses menambah lagi jumlah oven dengan bahan bakar gas. Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya dibantu oleh beberapa karyawan pria dan wanita. Pegawai wanita yang biasanya bertugas sebagai pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan pegawai pria biasanya bertugas sebagai pembuat adonan, pembuat isi atau kumbu, pengoven serta pemasar ataupun mengirim bakpia ke sejumlah tempat. Proses Produksi Proses Produk Bakpia Pathok "25" terdiri dari beberapa tahap. Semuanya memberikan rasa yang lebih untuk para pelanggan. Adapun langkah-langkah utama, sebagai berikut: 1. Menjemur kacang hijau untuk menghilangkan kutu dan seleksi kacang. Memisahkan kacang dengan kulit kacang hijau. 2. Kacang Hijau dipecah menjadi 2 bagian dan dicuci bersih. Lalu direndam untuk pemisahan kacang hijau. Pada proses ini masih manual sehingga semua dilakukan oleh karyawan lakilaki. Gambar 1 Proses Pencucian Kacang Hijau 3. Pengukusan, pada proses ini menggunakan mesin khusus untuk mengukus kacang hijau Gambar 2 Proses Pengukusan Kacang Hijau 5 of 12

4. Digiling sampai lembut. Dimasak dalam mixer, dicampur dengan gula pasir secukupnya. Gambar 3 Proses Penggilingan Kacang Hijau 5. Pembuatan kulit. Bahan yang digunakan adalah, tepung terigu, gula pasir, air, minyak goreng. Semua bahan diaduk dalam mixer. Proses ini dinamakan proses rolling, proses ini dilakukan sampai kalis dan semakin lama semakin baik. Untuk bahan baku terigu, sebelumnya melalui proses awal yaitu pengeringan dengan di oven arang untuk tujuan pengecekan tepung terigu, mematikan kutu (jika ada) dan membuat adonan lebih bagus. Gambar 3 Proses Pengeringan Tepung Terigu 6 of 12

Gambar 3 Proses Pembuatan Adonan Kulit dengan Mixer 6. Pembuatan bakpia, pada proses ini dilakukan penyatuan antara adonan kulit bakpia dengan isinya. Proses ini sudah menggunakan cara yang bagus, seperti sudah membuat line production, alur proses yang jelas dan penempatan bahan baku yang dekat. Gambar 3 Proses Pembuatan Bakpia (Isi dan Kulit Bakpia) 7. Proses pemanggangan, pada proses pemanggangan bakpia ada 2 macam metode yaitu pemanggangan dengan oven listrik dan dengan arang. Pemanggangan dengan arang dilakukan untuk bakpia basah, sedangkan bakpia kering di oven dalam pemanggangan arang. Gambar 3 Proses Pemangganan Bakpia 8. Terakhir proses packing / pengemasan, pada proses ini ada proses sebelumnya yaitu menyiapkan dus atau tempat bakpia. 7 of 12

Gambar 3 Proses Pembuatan Dos Gambar 3 Proses Packing atau Pengemasan Dalam pelaksanaan kerja, biasanya penanganan proses yang berat ditangani oleh tenaga kerja pria, seperti pembuatan adonan, pembuatan kumbu dan pengovenan serta tenaga pemasar, sedangkan untuk pencetak ada yang pekerja wanita maupun pria. Khusus untuk pengemasan dilakukan oleh pekerja wanita. Untuk kesejahteraan karyawan sendiri, pihak perusahaan memberikan tunjangan yaitu tunjangan untuk makan 3 kali, tunjangan kesehatan, penginapan serta uang bonus lembur, hari raya dan lain-lain. Disamping proses produksi tadi, tim survey juga mendapatkan informasi-informasi lain diantaranya petunjuk-petunjuk dan informasi kepada karyawan diantaranya untuk menjaga kualitas produksi, kebersihan dan profesionalisme bekerja. 8 of 12

Gambar 3 Petunjuk dan Informasi Kepada Karyawan Data Primer Kajian Tim survey melakukan wawancara dengan kuesioner yang dilakukan pada 3 toko bakpia, sebagai berikut: 1. Bakpia Pathok 25 Perusahaan ini berada di Jl. AIP II KS Tubun NG I/65, Yogyakarta Telp. (0274) 512219 / 583237. Aset usaha ini dari perusahaan ini mencapai Rp. 50juta Rp. 500 juta. Modal yang digunakan menggunakan modal yang berasal dari sendiri dan bank. Usaha ini memperkerjakan lebih dari 99 orang pegawai, dari karyawan bagian pemesanan bahan baku sampai dengan menjaga toko. Kepemilikan usaha dari perusahaan ini merupakan milik pribadi. Dalam memproduksi bakpia, teknologi yang digunakan adalah teknologi madya, semisal mixer, oven (listrik dan arang), mesin pengukus dan untuk packing masih manual. Bahan baku yang digunakan berasal dari beberapa darah namun kebanyakan sudah langsung disuply langsung oleh distributor ke pabrik. Pengawasan mutu bahan baku dilakukan dengan cara penyimpanan pada kondisi yang sesuai untuk mempertahankan kualitas bahan baku. Selain itu pihak perusahaan juga dapat memilih bahan baku yang baik untuk digunakan. Sedangkan untuk pengawasan mutu selama proses dilakukan pengontrolan setiap tahapan produksi terutama tentang keseragaman bentuk Bakpia. Pengawasan produk jadi dilakukan dengan cara sortasi terhadap bakpia yang tidak memenuhi syarat atau standart (standar perusahaan sendiri). Untuk sortasi ini biasanya dilakukan dengan melihat bakpia yang tidak gosong, kenampakan menarik dan tidak cacat atau pecah Perusahaan ini baru membuka pasar di lokal di 5 toko cabang yaitu 2 toko cabang di jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2 toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo). Perusahaan ini belum menghadapi kendala dalam memasarkan produknya. Untuk mengetahui kepuasan pelanggan, perusahaan ini menyiapkan 9 of 12

produk untuk dicoba sebelum dibeli, bahkan konsumen diperbolehkan melihat proses produksinya bahkan sampai gudang bahan bakunya. Pemilik dari perusahaan ini mengaku telah mengenal SNI dari produk-produk yang menggunakan tanda SNI (misalnya helm, dll). Berkaitan dengan penggunaan SNI untuk produk bakpia kacang hijau, perusahaan ini belum menggunakannya. Hal ini disebabkan perusahaan ini belum tahu ada SNI bakpia kacang hijau. 2. Bakpia Pathok 145 Perusahaan ini berada di Jl. Gambiran No. 40 (Selatan Pom Bensin Gambiran) Yogyakarta Telp. (0274) 7188862, (0274) 7480471 (Ibu Sri Astuti). Aset usaha ini dari perusahaan ini mencapai Rp. 50juta Rp. 500 juta. Modal yang digunakan menggunakan modal yang berasal dari sendiri dan bank. Usaha ini memperkerjakan lebih dari 20-99 orang pegawai. Kepemilikan usaha dari perusahaan ini merupakan milik pribadi. Dalam memproduksi bakpia, teknologi yang digunakan adalah teknologi madya, semisal mixer, oven dan untuk packing masih manual. Bahan baku yang digunakan berasal dari Yogyakarta. Pengawasan mutu bahan baku dilakukan dengan cara penyimpanan pada kondisi yang sesuai untuk mempertahankan kualitas bahan baku. Selain itu pihak perusahaan juga dapat memilih bahan baku yang baik untuk digunakan. Sedangkan untuk pengawasan mutu selama proses dilakukan pengontrolan setiap tahapan produksi terutama tentang keseragaman bentuk Bakpia. Pengawasan produk jadi dilakukan dengan cara sortasi terhadap bakpia yang tidak memenuhi syarat atau standart (standar perusahaan sendiri). Untuk sortasi ini biasanya dilakukan dengan melihat bakpia yang tidak gosong, kenampakan menarik dan tidak cacat atau pecah Perusahaan ini baru membuka pasar di lokal di beberapa cabang sebagai berikut : 1. Jl. Wijilan Yogyakarta Telp. (0274) 6530788 2. Jl. Jend. Sudirman 25 Yogyakarta Telp. (0274) 6567726 3. Jl. Kaliurang Km. 5,6 Yogyakarta Telp. (0274) 8373975 4. Jl. Solo Km. 8 Yogyakarta Telp. (0274) 6940145. Perusahaan ini belum menghadapi kendala dalam memasarkan produknya. Pemilik dari perusahaan ini mengaku telah mengenal SNI dari produk-produk yang menggunakan tanda SNI (misalnya helm). Berkaitan dengan penggunaan SNI untuk produk bakpia kacang hijau, perusahaan ini belum menggunakannya. Hal ini disebabkan perusahaan ini belum tahu ada SNI bakpia kacang hijau. 10 of 12

3. Bakpia 99 Perusahaan ini berada di Prawirodirjan GM II/900, Yogyakarta. Aset usaha ini dari perusahaan ini kurang dari Rp. 50 juta. Modal yang digunakan menggunakan modal sendiri. Usaha ini memperkerjakan lebih dari 5-19 orang pegawai. Kepemilikan usaha dari perusahaan ini merupakan milik pribadi. Dalam memproduksi bakpia, teknologi yang digunakan adalah teknologi madya, semisal mixer, oven dan untuk packing masih manual. Bahan baku yang digunakan berasal dari Yogyakarta. Pengawasan mutu bahan baku dilakukan dengan cara penyimpanan pada kondisi yang sesuai untuk mempertahankan kualitas bahan baku. Selain itu pihak perusahaan juga dapat memilih bahan baku yang baik untuk digunakan. Sedangkan untuk pengawasan mutu selama proses dilakukan pengontrolan setiap tahapan produksi terutama tentang keseragaman bentuk Bakpia. Pengawasan produk jadi dilakukan dengan cara sortasi terhadap bakpia yang tidak memenuhi syarat atau standart (standar perusahaan sendiri). Untuk sortasi ini biasanya dilakukan dengan melihat bakpia yang tidak gosong, kenampakan menarik dan tidak cacat atau pecah Perusahaan ini baru membuka pasar di lokal (Yogyakarta). Perusahaan ini belum menghadapi kendala dalam memasarkan produknya. Pemilik dari perusahaan ini mengaku telah mengenal SNI dari produk-produk yang menggunakan tanda SNI (misalnya helm). Berkaitan dengan penggunaan SNI untuk produk bakpia kacang hijau, perusahaan ini belum menggunakannya. Hal ini disebabkan perusahaan ini belum tahu ada SNI bakpia kacang hijau. Pengujian Sampel Bakpia Kacang Hijau Sampel produk bakpia kacang hijau diujikan ke laboratorium yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) yaitu di Balai Besar Industri Agro yang beralamat di Jl. Ir H. Juanda No. 11 Bogor 16122. Sampel yang diujikan ke laboratorium berjumlah 3 sampel yang diambil dari produsen bakpia di Yogyakarta secara sampling acak. Pengujian ini dilakukan berdasarkan SNI 01-4291-1996 bakpia kacang hijau untuk parameter sebagai berikut: Parameter yang diuji PENGAWET TIMBAL (Pb) TEMBAGA (Cu) SENG (Zn) Simbol pengawet Pb Cu Zn 11 of 12

Parameter yang diuji RAKSA (Hg) ARSEN ALT E COLI KAPANG Simbol Hg As ALT E coli kapang 5. Penutup Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan, disampaikan beberapa rangkuman sebagai berikut: a. Produsen kacang hijau di kota Yogyakarta sebagian besar belum mengenal dan menggunakan SNI. b. Produsen bakpia kacang hijau belum menyadari akan pentingnya penerapan standar. 6. Rekomendasi a. Perlu adanya sosialisasi terhadap produsen kacang hijau terkait penerapan SNI 7. Lampiran 1. Form kunjungan survey di Disperindagkop Provinsi Yogyakarta 2. Data potensi industri kecil menengah tahun 2010 provinsi Yogyakarta 3. Data direktori perusahaan industri kecil menengah provinsi Yogyakarta Mengetahui, Jakarta, 6 Juni 2012 Kepala Puslitbang Pelaksana kegiatan : I Nyoman Supriyatna Danar Agus Susanto Ketua Kajian Suminto 12 of 12