ANALISA SELEKSI SUPPLIER GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING UKM KERAJINAN BAMBU

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN SUPPLIER YANG TEPAT DI UKM KERAJINAN BAMBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Evaluasi Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi)

ABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS)

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER

BIJI PLASTIK PADA PT. MEGA ANDALAN PLASTIK INDUSTRI DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

2.3.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Kriteria dan Sub Kriteria Pemilihan Pemasok Analytic Hierarchy Process

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Seminar Nasional IENACO ISSN:

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh: WILLY WIJAYA NIM.

EVALUASI PERFORMA SUPPLIER DENGAN METODA FUZZY AHP PADA LAYANAN CATERING DI PT GARUDA INDONESIA TESIS

Pemilihan Supplier Batu Split ke Perusahaan PT. XYZ Dengan Pendekatan Metode AHP

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

EVALUASI KINERJA PEMASOK BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (F-AHP) (Studi Kasus : PTPN XIII)

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

Sistem Penentuan Supplier Kawat Las Dengan Metode Analitycal Hierarchy Process

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

USULAN PRIORITAS DALAM PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BAJA DENGAN METODE PROMETHEE DI PT SINAR SAKTI MATRA NUSANTARA *

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN PENINGKATAN BESARAN BANDWIDTH INTERNET MENGGUNAKAN METODE FUZZY AHP DAN TOPSIS

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU TEPUNG AGAR-AGAR PADA PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANP DAN FUZZY TOPSIS

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

TUGAS AKHIR MENGAPLIKASIKAN MODEL AHP ( ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ) DENGAN METODE FUZZY UNTUK MEMILIH BOBOT KRITERIA SUPPLIER

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU ALUMINIUM INGOT ADC12S DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

Desain Sistem Beasiswa Menggunakan Metode fuzzy

KATA PENGANTAR. rahmat dan kasih sayang -Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU PEWARNA KAIN DI PT KURNIA MAS TEXTILE

Pemilihan Supplier Material Berdasarkan Multi Attribute Decision Making (MADM) Menggunakan Metode SAW, WP dan TOPSIS

PENERAPAN METODE FUZZY AHP DALAM PENENTUAN SEKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI BALI

UJIAN TUGAS AKHIR SELEKSI SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TOPSIS FUZZY MADM (STUDI KASUS PT. GIRI SEKAR KEDATON, GRESIK)

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

PEMILIHAN SUPPLIER PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAHP UTILITY FUNCTION METHOD

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

PENENTUAN FAKTOR PRIORITAS MAHASISWA DALAM MEMILIH TELEPON SELULER MERK BLACKBERRY DENGAN FUZZY AHP ABSTRAK

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS KRITERIA DAN SUBKRITERIA DALAM PEMILIHAN PEMASOK BANGUNAN BERTINGKAT. Robby Cahyadi 1 dan Jane Sekarsari 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan

Abstrak

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE AHP STUDY KASUS PT. NARA SUMMIT INDUSTRY, CIKARANG

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

PEMILIHAN PEMASOK COOPER ROD MENGGUNAKAN METODE ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM MENENTUKAN SUPPLIER OBAT

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PERBAIKAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DAN FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

PENENTUAN FAKTOR PRIORITAS MAHASISWA DALAM MEMILIH TELEPON SELULER MERK BLACKBERRY DENGAN FUZZY AHP. Hanien Nia H Shega, Rita Rahmawati, Hasbi Yasin 3

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 data statistik bahan baku aspal

PENERAPAN METODE AHP DAN SAW DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN JAKET PADA CV. WIDIA PRATAMA KREASI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN HABIS PAKAI MEDIK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS. (Pada PT. Nitrasanata Dharma)

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 9: MANAJEMEN PENGADAAN (PURCHASING MANAGEMENT)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU KERTAS DENGAN MODEL QCDFR DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS STUDY KASUS: PT. NARA SUMMIT INDUSTRY, CIKARANG

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

PENERAPAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHI PROCESS UNTUK PEMILIHAN SUPPLIER BATIK MADURA

PENDEKATAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK MENENTUKAN MODEL PEMASOK

Transkripsi:

ANALISA SELEKSI SUPPLIER GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING UKM KERAJINAN BAMBU Marni Astuti 1, Riani Nurdin 2 1 Jurusan Teknik IndustriSekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto 2 Jurusan Teknik IndustriSekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto Yogyakarta Stta_marni@yahoo.co.id ; rianinurdin@gmail.com ABSTRACT Sleman regency in Yogyakarta has the potential for industrial development of handicrafts made from bamboo. This is supported by the many bamboo handicraft industry in the area of Sleman and cultivation of bamboo as raw material procurement continuity solution bamboo. High competition requires more craft industry consider the criteria in the purchase of raw materials. Industrial Supplier many into consideration in determining the choice in meeting the criteria for decision making. So as to improve the competitiveness of UKM by improving the quality of raw material procurement processes. To improve the competitiveness of UKM is the determination of the decision-making criteria in choosing a supplier. Bamboo quality offered, the cost of purchasing bamboo, bamboo submission process and the response of the supplier if there is a complaint from the industry. Criteria is an important consideration for UKM in making decisions. Determination of criteria and weighting of criteria priority is done by distributing questionnaires. Pairwise comparisons questionnaire as an instrument in the AHP method compared with Fuzzy AHP method for reducing subjectivity. The interview process is done as an ingredient in formulating the Standard Operation Procedure (SOP) raw material procurement and Supplier Selection Procedures. The data processing pairwise comparison using AHP, weights highest priority criteria are quality criteria with a value of 0.465 and the highest is the alternative Supplier Supplier A (Magelang) with a value 0,501.Perbandingan AHP and Fuzzy AHP generate the same main criteria the selection criteria ie quality. Fuzzy AHP method decided quality criteria are weight highest with a value 1. Comparison of AHP and Fuzzy AHP method.generate the same criteria is quality. Keywords: Competitiveness of UKM, Selection of suppliers, Standard Operation Procedure. INTISARI Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi pengembangan industri kerajinan berbahan baku bambu. Hal ini didukung dengan banyaknya industri kerajinan bambu yang berada di wilayah Sleman dan budi daya bambu sebagai solusi kontinuitas pengadaan bahan baku bambu. Persaingan yang tinggi menuntut industri kerajinan lebih mempertimbangkan kriteria-kriteria dalam pembelian bahan baku. Banyaknya Supplier menjadi pertimbangan Industri dalam menentukan pilihan dalam memenuhi kriteria pengambilan keputusannya.sehinggamampumeningkatkandayasaing UKM denganmeningkatkankualitas proses pengadaanbahanbaku. Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing UKM adalah penentuan kriteria pengambilan keputusan dalam memilih Supplier. Kualitas bambu yang ditawarkan, biaya pembelian bambu, proses pengiriman bambu dan respon dari supplier bila ada keluhan dari industri. Kriteria-krietia tersebut menjadi pertimbangan penting bagi UKM dalam mengambil keputusan. Penentuan criteria dan penentuan bobot prioritas criteria dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.kuesioner perbandingan berpasangan sebagai instrument dalam metode AHP dibandingkan dengan metode Fuzzy AHP untuk mengurangi subyektifitas. Proses wawancara yang dilakukan sebagai bahan dalam menyusun Standart Operation Procedure (SOP) pengadaan bahan baku dan Prosedur Pemilihan Supplier. Hasil pengolahan data perbandingan berpasangan menggunakan AHP, bobot prioritas kriteria tertinggi adalah criteria Kualitas dengan nilai 0,465 dan alternatif Supplier tertinggi adalah Supplier A (Magelang) dengan nilai 0,501.Metode Fuzzy AHP memutuskan criteria kualitas dengan bobot tertinggi yaitu nilai 1.Perbandingan metode AHP dan Fuzzy AHP menghasilkan pemilihan criteria utama yang sama yaitu criteria kualitas. Kata Kunci : Daya saing UKM, Pemilihan supplier, Standart Operation Procedure. Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 2, Desember 2015, 119-127 119

PENDAHULUAN Lingkungan persaingan industri saat ini, menuntut perusahaan mampu menghasilkan produk berkualitas dengan harga yang bersaing. Produk berkualitas adalah produk yang dapat memuaskan konsumen. Produk berkualitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lancarnya proses produksi, peningkatan kualitas produk, spesifikasi bahan baku, dan lain-lain. Proses produksi juga sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku sebagai salah satu input dari faktor-faktor produksi. Hal ini merupakan suatu proses yang bersifat dinamik, dalam arti, harus selalu diupayakan secara terus-menerus dan berkesinambungan. UKM-UKM Cebongan, merupakan salah satu industri masyarakat yang bergerak dalam pengolahan bambu, agar mampu memproduksi suatu produk yang sesuai dengan keinginan customer, UKM-UKM cebongan ingin melakukan perbaikan terhadap salah satu proses bisnis yang selama ini berjalan di perusahaan, yaitu di bagian pembelian bahan baku. Dimana hal ini berkaitan dengan proses pemilihan supplier untuk pengadaan bahan baku atau penunjang dalam proses produksi. Masalah utama yang telah dialami perusahaan tersebut adalah keterlambatan pengiriman bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi sehingga mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat. Hambatan ini dapat mengakibatkan penurunan daya saing UKM bambu dalam kualitas pelayanan kepada konsumen. Lebih jauh lagi, hambatan ini dapat mengakibatkan konsumen dapat beralih ke produk lain yang lebih tepat waktu seperti produk-produk output dari pabrikan. Mengevaluasi dan memilih supplier dapat memberikan nilai efisiensi terbaikdengan kriteria yang diinginkan perusahaan untuk mengurangi lamanya waktu pengiriman, Miftakhul Jannah, dkk (2011). Kriteria-kriteria penilaian terhadap supplier perlu ditentukan UKM untuk menyelesaikan permasalahan keterlambatan bahan baku. Sartin (2008), criteria pemilihan supplier berdasarkan kualitas, biaya, pengiriman, fleksibilitas dan respon. Hal tersebut terjadi dikarenakan supplier bahan baku tersebut, terkadang harus mengirimkan bahan baku ke tempat atau perusahaan yang lain terlebih dahulu. Hal ini juga terjadi karena secara internal, UKM belum memiliki standar yang baku tentang pembelian bahan baku. Pasokan bambu tidak hanya berasal dari seputaran Jogja tetapi juga berasal dari Klaten, Wonogiri, dan Magelang. Daerah-daerah pasokan bambu yang jauh dari Yogyakarta, juga berpotensi menimbulkan keterlambatan pengiriman. Sampai saat ini jenis mebel yang paling disukai konsumen adalah jenis mebel yang berasal dari bambu wulung (bambu hitam). Minat pada jenis mebel berbahan baku bambu wulung ada sekitar 70 prosen. Sedangkan yang 30% adalah pada bambu tutul, petung, dan apus. Keanekaragaman jenis bambu ini juga dapat dijadikan sebagai faktor keunggulan daya saing UKM. Penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pemilihan supplier telah banyak dilakukan. Pemilihan supplier dengan banyak kriteria membutuhkan prosedur-prosedur yang baku, sehingga dalam penelitian ini membantu UKM Karya Manunggal menyusun Standart Operation Procedure (SOP) untuk memperbaiki manajemen mutu yang berkaitan dengan bahan baku dari supplier. UKM juga dapat mengetahui kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan supplier yang tidak hanya berdasarkan biaya tetapi menilai kriteria yang lain berdasarkan preferensi dari UKM-UKM yang berada di sekitar daerah Cebongan, Sleman. Pada penelitian ini bertujuan membuat Standart Operation Procedure (SOP) pembelian bahan baku bambu dan mengembangkan sistem supplier UKM bambu, sehingga dapat meminimalisir kekurangan dan kelebihan pembelian bambu. Mengembangkan sistem pemilihan supplier berdasarkan kriteria-kriteria, sub criteria dan alternative sehingga dapat meminimalisir pengaruh unsure subyektif dalam pengambilan keputusan Metodologi Penelitian Agar penelitian terarah dan teratur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai maka penelitian ini dilaksanakan dengan langkahlangkah penelitian mulai dari tahap pendahuluan berupa studi pendahuluan sampai dengan tahap kesimpulan. Tahap ini merupakan awal kegiatan penelitian. Survei objek UKM kerajinan, diawali dengan mengamati lokasi UKM, proses produksi, dan sistem manajemen. Pada tahap ini juga, pengamatan dan pengumpulan informasi awal berkaitan dengan karakteristik objek dilakukan di Badan Pusat Statistik dan Disperindagkop. Kajian juga dilakukan untuk mempelajari teori 120 Astuti, Analisa Seleksi Supplier Guna Meningkatkan Daya Saing UKM Kerajinan Bambu

dan metode yang berkaitan dengan Supply Chain Management dan Pemilihan Supplier. Studi pendahuluan dilakukan dengan mendalami objek UKM melalui wawancara lebih fokus pada pelaksanaan pembelian bahan baku. Informasi pada tahap ini akan digunakan untuk merancang kuesioner pendahuluan dalam rangka menjaring kriteria-kriteria pengambilan keputusan. Pada tahap ini juga mempelajari penelitianpenelitian terdahulu berkaitan dengan objek dan metode penelitian. Pada tahap ini kuesioner awal dirancang untuk memperoleh informasi yang berguna pada perancangan kuesioner kedua. Item pertanyaan disusun untuk mendapatkan kriteria-kriteria pengambilan keputusan dalam pemilihan supplier. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mengambil 3 UKM yang berada di daerah Cebongan, Sleman. Hasil penyebaran kuesioner pertama, dirancang dalam sistem pengambilan keputusan berhirarki, sehingga memudahkan pemahaman tentang kriteriakriteria pemilihan supplier. Perancangan kuesioner kedua merupakan kuesioner perbandingan berpasangan antara kriteia, sub faktor dan alternatif pengambilan keputusan. Penyebaran kuesioner kedua ini dilakukan dengan 10 UKM yang berada di daerah cebongan, Sleman. Hasil penyebaran kuesioner kedua, juga digunakan untuk membuat Standart Operational Procedure (SOP) pembelian bahan baku. SOP ini berfungsi untuk meminimalisir kelebihan dan kekurangan pembelian bahan baku bambu dari suppliersupplier dan sebagai standar evaluasi pelaksanaan sistem pembelian bahan baku. Pengolahan data perbandingan berpasangan menggunakan software Expert Choice dan Mirosoft Excel. Penggunaan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu cara penyelesaian permasalahan pengambilan keputusan. Validitas pengambilan keputusan dalam AHP dibatasi dengan tingkat Consistency Ratio 10%. Kontribusi unsur subyektifitas pada AHP dibandingkan dengan Fuzzy AHP yang melibatkan bilangan fuzzy yang mengurangi unsur subyektifitas. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Standar Operational Procedure (SOP) Prosedur pembelian bahan baku bambu dari supplier kepada pihak UKM, dapat dideskripsikan menjadi proses yang secara umum dilakukan oleh pihak UKM. Mulai dari pengadaan bahan baku sampai memilih supplier yang akan memasok bahan baku bambu. STANDARD OPERATING PROCEDURE 1 Tujuan PROSEDUR PENGADAAN BAHAN BAKU Prosedur ini bertujuan untuk memastikan pembelian bahan baku dari supplier selalu memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan. Selain itu juga menetapkan tanggung jawab bagi setiap pihak yang terlibat dalam proses pembelian bahan baku 2 RuangLingkup Prosedur ini berlaku pada proses pengadaan bahan baku di lingkungan Usaha Mebel Bambu Muda Kreatif dimulai dari bagian produksi, bagian gudang, order bahan baku kepada supplier, dan penerimaan bahan baku dari supplier 3 Langkah-langkah 3.1. Menetapkan kebutuhan bahan baku produksi berdasarkan buku pemesanan produk 3.2. Apabila bahan baku tersedia, maka bias langsung digunakan untuk diproduksi 3.3. Apabila bahan baku tidak tersedia cukup, maka dilakukan pesanan kepada supplier 3.4. Menerima bahan baku sesuai dengan kualitas pesanan yang disepakati dengan supplier Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 2, Desember 2015, 119-127 121

STANDARD OPERATING PROCEDURE 1 Tujuan PROSEDUR PEMILIHAN SUPPLIER Prosedur ini bertujuan untuk memastikan supplier bahan baku dapat memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan 2 RuangLingkup Prosedur ini mencakup proses pemilihan supplier bahan baku di lingkungan Usaha Mebel Bambu Muda Kreatif dimulai dari pemesanan, kualitas, harga, pembayaran dan pengiriman 3 Langkah-langkah 3.1. Menentukan supplier yang akan dipilih sesuai dengan daftar penerimaan bahan baku dari supplier 3.2. Menentukan penilaian berdasarkan kualitas bahan baku, harga, pembayaran, pengiriman dan komplain 3.3. Menentukan supplier yang memenuhi criteria pengadaan bahan baku dengan memberikan penilaian pada masing-masing kriteria. 2. Analytical Hierarchy Process (AHP) Pengumpulan dan pengolahan data perbandingan berpasangan dilakukan dengan menggunakan software Expert Choice. Kriteria pemilihan supplier bahan baku adalah : 1. Kualitas. Kriteria kualitas yaitu jenis bambu (K1), bentuk bambu (K2) dan ukuran bambu (K3) 2. Biaya. Kriteria biaya meliputi harga (B1) dan sistem pembayaran (B2) 3. Delivery. Kriteria Pengiriman (Delivery) Gambar 2. Hirarki Keputusan dan Bobot Kriteria, Sub-kriteria dan Alternatif 122 Astuti, Analisa Seleksi Supplier Guna Meningkatkan Daya Saing UKM Kerajinan Bambu

Validasi pembobotan dari perbandingan berpasangan yang dilakukan responden, dibandingkan dengan Consistency Ratio (CR) 10%. Gambar 3. Consistency Ratio Keseluruhan Maka Consistency Ratio keseluruhan dari hasil perhitungan adalah 0,04. Nilai tersebut lebih kecil dari 10%, maka data perbandingan berpasangan dapat dipertanggungjawabkan. Pembobotan kriteria pemilihan supplier menunjukkan kriteria kualitas memiliki bobot tertinggi yaitu 0.465. Nilai ini merupakan parameter bahwa kriteria pemilihan supplier yang dilakukan responden berdasarkan kriteria kualitas, baik berupa jenis, bentuk, dan ukuran. Bentuk merupakan kriteria kualitas yang paling utama, karena bentuk bambu harus lurus. Bahan baku bambu yang lurus menjadi prasyarat utama bagi supplier. Hal ini ditunjukkan dengan bobot prioritas tertinggi dari sub kriteria kualitas dengan nilai 0,349 adalah kualitas bentuk bambu. Bahan baku bambu yang diperoleh berasal dari daerah sekitar UKM. Kedekatan usaha kerajinan mebel bambu dengan wilayah potensi bahan baku bambu merupakan keuntungan bagi UKM. Dengan relatif mudaahnya pengrajin untuk memperoleh bahan baku dari lokasi sekitar menyebabkan biaya pengadaan bahan baku menjadi lebih ringan. Gambar 4. Bobot Kriteria pada Masing-masing Alternatif Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 2, Desember 2015, 119-127 123

Masing-masing supplier memiliki keunggulan berdasarkan persepsi responden. Tetapi secara keseluruhan supplier dari Magelang memiliki bobot tertinggi yaitu 0,501. Kriteria kualitas, proses pengiriman dan respon supplier terhadap keluhan UKM memiliki bobot penilaian tertingi. Gambar 5. Perbandingan Bobot Alternatif A dan B Alternatif B memiliki bobot tertinggi pada kriteria biaya. Sedangkan pada kriteria kualitas, proses pengiriman dan respon terhadap keluhan, alternatif A memiliki bobot tertinggi dibandingkan alternatif B. Secara keseluruhan alternatif A lebih tinggi dari pada alternatif B Gambar 6. Perbandingan Alternatif A dan C Demikian pula perbandinganpadaalternatif C, alternatifamemilikibobotpenilaianlebihtinggi. 3. Fuzzy AHP Metode pembobotan dilakukan menggunakan variabel linguistik. Dalam fuzzy AHP bilangan pasti (crisp value) diganti dengan bilangan fuzzy segitiga. Bilangan fuzzy segitiga adalah kelas dari bilangan fuzzy yang fungsi keanggotaanya dinyatakan dengan tiga bilangan riil. Bilangan segitiga ini kemudian digunakan untuk membentuk matriks penilaian fuzzy menggunakan perbandingan berpasangan. Langkah-langkah analisis menggunakan FAHP. (Lien dan Chan, 2007)yaitu: 1. Membuat matriks fuzzy perbandingan berpasangan 124 Astuti, Analisa Seleksi Supplier Guna Meningkatkan Daya Saing UKM Kerajinan Bambu

Tabel 1.MatriksPerbandinganBerpasangan Kriteria Kualitas Kualitas Kualitas Biaya Biaya Pengiriman vs vs Vs Vs vs vs Responden Biaya Pengiriman Respon Pengiriman Respon Respon Resp 1 3.00 7.00 5.00 7.00 1.00 0.33 Resp 2 5.00 7.00 5.00 7.00 3.00 0.33 Resp 3 3.00 5.00 7.00 9.00 1.00 0.20 Resp 4 1.00 7.00 5.00 5.00 1.00 0.33 Resp 5 5.00 3.00 3.00 3.00 1.00 1.00 Resp 6 1.00 7.00 5.00 3.00 3.00 0.33 2. Kriteria keputusan diubah kedalam peubah linguistik (lingustic variables) dan digunakan untuk membuat kuesioner. Selanjutnya adalah mengubah hasil dari kuesioner ke dalam matriks perbandingan berpasangan fuzzy dengan menggunakan skala dari Saaty (1980). Tabel 2.MatriksPerbandinganBerpasangandenganlingustic variables Kualitas Biaya Pengiriman Respon l m u l m U l m u l m u Kualitas 1.000 1.000 1.000 0.909 1.442 1.957 1.698 2.212 2.720 1.471 1.979 2.483 Biaya 1.101 0.693 0.511 1.000 1.000 1.000 1.570 2.094 2.608 0.630 1.145 1.651 Pengiriman 0.589 0.452 0.368 0.637 0.477 0.383 1.000 1.000 1.000 0.505 0.680 1.049 Respon 0.680 0.505 0.403 1.587 0.874 0.606 1.978 1.470 0.953 1.000 1.000 1.000 3. Menghitung nilai dengan operasi penjumlahan pada tiap-tiap bilangan triangular fuzzy dalam setiap baris dan menjumlahkan secara kolom L m u 5.078 6.633 8.161 4.301 4.932 5.770 2.731 2.610 2.800 5.246 3.849 2.962 17.356 18.024 19.693 4. Menghitung nilai fuzzy syntethic extent untuk setiap kriteria utama. L m u S1 0.258 0.368 0.470 S2 0.218 0.274 0.332 S3 0.139 0.145 0.161 S4 0.266 0.214 0.171 Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 2, Desember 2015, 119-127 125

5. Dilakukan perbandingan tingkat kemungkinan bilangan fuzzy syntethic extent dengan nilai minimumnya S1 S2 S3 S4 S1 0 0 0 S2 1 0 0 S3 1 0 0 S4 1 0 1 Min 1 0 0 0 6. Perhitungan bobot dan normalisasi vektor bobot sehingga diketahui nilai bobot kriteria utama Perhitungan vektor bobot diketahui S1 memiliki bobot tertinggi dengan nilai 1. Artinya kriteria utama kualitas menjadi pilihan bobot tertinggi dengan perhitungan fuzzy AHP. Hasil pengolahan data dengan menggunakan AHP dan Fuzzy AHP memberikan gambaran bahwa UKM dalam pengadaan bahan baku bambu menggunakan kriteria kualitas sebagai pertimbangan utama. Luas wilayah pemasok bambu yang berasal dari wilayah Jogja dan sekitarnya maupun yang berasal dari luar Jogja memberikan pilihan yang lebih banyak kepada UKM untuk meningkatkan kualitas bahan baku bambu yang dibeli. Koordinasi dengan supplier perlu ditingkatkan dengan membenahi kesepakatan kerjasama sehingga akan menurunkan biaya order dan meningkatkan jumlah barang yang akan diorder (EviYuliati, dk.) Menurut Prof. Dr. Ir. Morisco, bambu merupakan material yang ringan namun mempunyai kekuatan yang tinggi dimana kuat tarik bambu dapat dipersaingkan dengan baja. Dengan demikian, peluang pengembangan produk hasil olahan bambu dapat dikembangkan dengan kelebihan bambu yang dapat dibandingkan dengan baja. Dengan banyaknya variasi produk olahan bambu memberi peluang lebih besar kepada UKM untuk mengembangkan wilayah pemasaran. Peluang-peluang peningkatan kualitas, dapat menjadi penguat daya saing UKM dalam pasar lokal maupun pasar global. KESIMPULAN 1. Kriteria pemilihan supplier bahan baku adalah Kualitas, Biaya, Delivery dan Respon. 2. Bobot prioritas kriteria tertinggi adalah Kualitas dengan nilai 0,465 dan alternatif Supplier tertinggi adalah Supplier A (Magelang) dengan nilai 0,501. 3. Pemilihan supplier dengan analisis AHP dan Fuzzy AHP memberikan bobot tertinggi pada kriteria yang sama yaitu kriteria kualitas. DAFTAR PUSTAKA Choy dan Hartley (1996), An Exploration of Supplier Selection Practice Across the Supply Chain, Journal of Operation Management, Volume 14, Number 14, pp. 333-343(11), Elesevier Evi Yuliawati, Luky Agus Hermanto, Evaluasi Skenario Koordinasi Supply Chain untuk Model Pricing dan Keputusan Order/Delivery, Jurnal Teknologi Akprind Volume 7 No. 2 2014, Yogyakarta. Hwang, H.S., Moon, C., Chuang, C., Goan, M., 2005. Supplier Selection and Planning Model Using AHP. International Journal of the Information Sistems for Logistics and Management (IJISLM), Vol. 1, No. 1, pp. 47- Kusumadewi, S. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making, Graha Ilmu, Yogyakarta. Lien, C,. dan Chan, H., 2007. A Selection Model for ERP Sistem by Applying Fuzzy AHP Approach. International Journal of The Computer, the Internet and Management Vol. 15.No.3 (September - December, 2007) pp 58-72. Miftakhul Jannah, Muhammad Fakhry, Rakhmawati, 2011, Pengambilan Keputusan Untuk Pemilihan Supplier Bahan Baku dengan Pendekatan Analytic Hierarchy Process di PR PahalaSidoarjo, Jurnal Volume 3. Miranda, ST, dan Widjaja Tunggal, Amin. Drs. AK. MBA, 2005, Manajemen Logistik dan Supply Chain Management, Penerbit Harvarindo 126 Astuti, Analisa Seleksi Supplier Guna Meningkatkan Daya Saing UKM Kerajinan Bambu

Morisco, (2007), WWW. Moriscobamboo.com, diakses tanggal 22 Maret 2015 Saaty, Thomas.L., Vargas, Luis G., 2012. Models, Methods, Concepts & Application of The Analytic Hierarchy Process., Springer NewYork. Samuel H. Huan, Sunil K. Sheoran, Ge Wang, (2004) "A review and analysis of supply chain operations reference (SCOR) model", Supply Chain Management: An International Journal, Vol. 9 Iss: 1, pp.23-29 Sartin, 2008, Pemilihan Supplier Bahan Baku DenganMenggunakanMetode Multi Criteria Decision Making (Mcdm) With Promethee Dan Goal Programming DiperusahaanAzam Jaya Sidoarjo, Skripsi, FaklutasTeknologiIndustri, UPN. Jurnal Teknologi, Volume 8 Nomor 2, Desember 2015, 119-127 127