tingkat kelulusan (passing grade).

dokumen-dokumen yang mirip
RI mengeluarkan Surat Keputusan No. 0124/U/1979 tentang Jenjang Program Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar da

Bab IV tampak belajar kelompok mempunyai tujuan, gram dan target yang jelas. Mahasiswa terlebih dahulu

belajar yaitu dengan sistem belajar modul

pendidikan/pengajaran dilihat dari perhitungan ber

praktek Kurikulum Elektronika Komunikasi STM Nege

levan dengan dokumen Kurikulum Elektronika Komuni-

yang masuk ke Indonesia tanpa melalui perguruan tinggi

jurusan yaitu : (IAIN "Sunan Ampel", 1984/1985,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah penulis. kemukakan pada bab sebelumnya akhirnya penulis sampai

pala BAKN No. 5/SE/1976, S.K MENPAN No. 59/1987 jo. 13A988

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STANDARD OPERATING PROCEDURE PEMBIMBINGAN AKADEMIK

Judul : PERPINDAHAN MAHASISWA

pamong dan dosen pembimbing) yang menjadi obyek peneli

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

pula beberapa saran yang ditujukan kepada pengambil

BIDANG AKADEMIK. Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi. Tahun Disampaikan dalam Sosialisasi Pedoman Perilaku dan Sistem Perkuliahan

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik. an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUKU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR NAMA : NIM : JUR/PRODI : JUDUL SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I HAURWANGI CIANJUR TAHUN 2011/2012

Lampiran 3 K E P U T U S A N REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET Nomor : 130/PT 40.H/I/91

PPL Pada Semester Gasal dan Genap

Pendidikan Profesi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

casila secara benar; metode yang digunakan hanya meng

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN

PROSEDUR SISTEM PENJAMINAN MUTU SOP PELAYANAN PEMBIMBING AKADEMIK

BAB III EVALUASI KEBERHASILAN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 013/SK/R/UI/2006 TENTANG PENATAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM EKSTENSI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA

Penyelenggaraan Pendidikan Berdasarkan. Sistem Kredit

lah dilaksanakan cukup baik. Akan tetapi sub aspek

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK

BAB II KAJIAN TEORI DAN ATAU TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Mengenai Sistem Pendidikan Perguruan Tinggi. Pendidikan tinggi dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional

BUKU PANDUAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK

hubungan yang kuat/positip. Hal ini memberikan arti

PERATURAN AKADEMIK 2017

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data penelitian Evaluasi Pelaksanaan Semester Pendek

SOSIALISASI PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI FE - UST TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009

BAB V KESIMPULAN DAN BEKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis terhadap data peneliti. an yang terkumpul, maka berikut ini akan dikemukakan ke

Panduan Pembimbingan Akademik

cela, sekarang kejadian seperti itu sudah merupakan berita

perbedaan yang signifikan pada tingkat kepercayaan

BUKU PANDUAN BIMBINGAN AKADEMIK

TUJUAN POB ini bertujuan memberikan penjelasan mengenai : Tata-cara pelaksanaan perkuliahan sebagai pedoman bagi seluruh civitas akademika.

PERATURAN DEKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 62 TAHUN 2015

KEPUTUSAN KETUA STIKOM DINAMIKA BANGSA Nomor : 103/SK/STIKOM-DB/VII/2007 Tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBIMBING AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA JAMBI

Written by Administrator Wednesday, 15 February :40 - Last Updated Wednesday, 15 February :48

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI INTERSTUDI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

U IVERSITAS AIRLA GGA

RINTISAN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI (SMA) Oleh : H. Karso Lektor Kepala FPMIPA UPI

pada dasarnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan-per

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

SISTEM BELAJAR DI PT SKS KRS LHS PA KURIKULUM PERKULIAHAN PRAKTIKUM / LABORATORIUM BEASISWA PUSTAKA

STMIK AKAKOM 2011 STANDAR AKADEMIK. Versi 1.0. PJM. Standar Akademik STMIK AKAKOM Halaman 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008

hasil penelitian. Bagian kesimpulan mengemukakan tentang pengelolaan pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksa

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

1. TUJUAN Menjamin proses penyusunan silabi dan Rencana Mutu Pembelajaran (RMP) sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

pe B, Rapat Kerja antara Direktorat Pendidikan Menengah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Dalam bab ini disajikan uraian tentang hal-hal yang. sis dan sumber data penelitian, metode dan teknik pengum

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

(1) penentuan subyek penelitian, (2) metode penelitian,

PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR. Pasal 1. Persyaratan Administrasi dan Akademik

Surat Kabar Harian KEDAULATAN RAKYAT, terbit di Yogyakarta, Edisi 17 November TIGA ISU MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh : Ki Supriyoko

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

M E M U T U S K A N:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK

FEB UNS Jurusan: Akuntansi TA: 2014/2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Revisi ke : - Tanggal : 13 Februari Dibuat oleh : Penjaminan Mutu Fakultas Peternakan dan Perikanan UNTAD. Dikaji ulang oleh : Wakil Dekan 1

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM STUDI : AKUNTANSI (S1) SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FPTK UPI, banyak yang menyelesaikan

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR MONITORING PELAKSANAAN PERKULIAHAAN DAN PRAKTIKUM

PEDOMAN STANDAR AKADEMIK STMIK SUMEDANG

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA. Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, dto

M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PEROLEHAN KREDIT AKADEMIK DI UNIVERSITAS INDONESIA.

PANDUAN HIBAH PROGRAM TERPADU SARJANA-MAGISTER INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TAHUN 2014

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS) DENPASAR

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor: UGM/FA/114/UM/01/39 Tentang SKRIPSI

Tim Penyusun Panduan Pembimbingan Akademik

P4 merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila dengan peranan Pancasila sebagai r>edoman tiiigo

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOM'RNDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan olahan,- analisis data, diskusi hasil pene litian, selanjutnya penulis sampaikan kesimpulan yang berke naan dengan pelaksanaan sistem SKS, yang dilakukan oleh ma hasiswa, pengajar dan lembaga tingkat jurusan. Pertama : Pelaksanaan sistem SKS oleh mahasisv/a 1. Nilai Indeks Prestasi terdapat kecenderungan semakin lama studi di perguruan tinggi, pencapaian prestasi belajar semakin menurun. Diper oleh kesimpulan bahwa usaha yang dilakukan mahasiswa sekedar untuk mencapai tingkat kelulusan (passing grade). 2. Pelaksanaan SKS dari masing-masing kelompok mata kuliah - Mata kuliah Dasar Umum (MKBli) pada umumnya telah ter laksana secara penuh, sesuai dengan ketentuan jumlah SKS yang ditetapkan. - Mata kuliah PBM I sebahagian besar belum memenuhi ke tentuan Ijetentuan jumlah SKS yang ditentukan. - Mata kuliah PBM II, sebahagian besar telah memenuhi ketentuan jumlah SKS yang ditetapkan. - Mata kuliah Bidang Studi Mayor sebahagian besar telah memenuhi jumlah SKS yang ditentukan. - Mata kuliah Bidang Studi Minor sebahagian besar be lum mencapai jumlah SKS yang ditentukan. 3. Kontrak kredit semester Terdapat petunjuk pada semester I sampai dengan VI, s^e bahagian besar mahasiswa melakukan kontrak kredit sebanyak rata-rata 18 SKS, yang berarti nilai indeks prestasi sebesar 150

131 2,5 atau lebih. Sedangkan pada semester VII dan seterusnyasebahagian besar mahasisv/a melakukan kontrak kredit kurang dari jumlah 18 SKS, yang berarti nilai indeks prestasi di capai sebesar kurang dari 2,5. 4. Program Mata Kuijah Dasar Umum Penyelenggaraan tatap muka MKDU pada umumnya telah me menuhi ketentuan. Demikian pula dengan penyelenggaraan pro gram akademik terstruktur dan mandiri, menunjukkan terlaksananya program secara penuh. Manfaat lain yang didapat,se bagian besar mahasiswa telah lulus sekaligus dalam menempuh ujian-ujian MKDU. 5. Pemberian nilai oleh pengajar terhadap tugas-tugas yang dikerjakan mahasiswa Sebahagian besar pengajar pada MKDU dan MKDK telah mela kukan pemeriksaan dan pemberian nilai terhadap hasil pekerjaan mahasiswa. Kedua : Pelaksanaan tugas pengajar 1 Seban tugas pengajar Sebahagian besar pengajar memperoleh tugas mengajar le bih dari 3 mata kuliah, dan sebahagian kecil mendapat tugas 1 atau 2 mata kuliah. 2. Bobot SKS beban tugas Sebahagian besar pengajar melakukan tugas mengajar ku rang dari jumlah SKS yang telah ditetapkan. Hal ini menun jukkan adanya gejala penetapan jumlah SKS oleh fakultas dan jurusan kurang dari jumlah SKS yang ditetapkan Institute.

132 3. Pelaksanaan tatap muka Sebahagian besar pengajar telah melaksanakan tatap mu ka sesuai jadwal atau ketentuan. Pelaksanaan program akade mik terstruktur dan mandiri, khusus MKDU telah terlaksana sesuai ketentuan. Untuk mata kuliah lainnya belum diketahui karena tidak dilakukan pembandingan mengingat heterogenitas disiplin ilmu, dosen serta metoda mengajar. Ketiga : Kebijaksanaan lembaga dalam penetapan tugas menga jar dan penyusunan program akademik. 1. Peraturan tentang beban studi menunjukkan : 1.1. Beban studi yang melebihi ketentuan jumlah patokan jam kerja perminggu. 1.2. Beban studi yang sesuai dengan jumlah patokan jam kerja perminggu. 1.3. Beban studi dimana jumlah jam studi kurang dari jumlah patokan jam kerja perminggu. 2 Penyusunan program akademik Terdapat dua cara penyusunan : 1.1. Disusun bersama antara pimpinan dan pengajar. 1.2. Disusun oleh pimpinan sendiri tanpa bekerja sama de_ ngan pengajar. 3 Penetapan tugas mengajar Dasar penetapan tugas pengajar : 2.1. Pangkat/golongan 2.2. Keahlian 2.3. Kesediaan Penetapan berdasar pangkat/golongan merupakan jumlah ter kecil.

B. RraOmttlDARI Pertama : Pelaksanaan sistem SKS oleh mahasiswa 1. Masalah nilai indeks prestasi Sebagai patokan pencapaian prestasi studi, nilai indeks prestasi merupakan hasil studi mahasisv/a yang perlu untuk terus menerus dipantau terutama untuk tingkat semester akhir pada program Sarjana (S,). Mengingat adanya gejala semakin menurun pencapaian prestasi belajar oleh mahasisv/a pada tingkat-tingkat tersebut. Penurunan nilai indeks prestasi oleh mahasiswa pada tingkat-tingkat tersebut membawa implikasi semakin kecil jum lah lulusan jalur skripsi dan semakin bertambah jumlah lu lusan jalur makalah dan lulusan tanpa karya tulis. Untuk mengatasi penurunan prestasi yang membawa berba gai implikasi, maka perlu adanya usaha pembinaan dan pengem bangan yang terus menerus terhadap pelaksanaan jenjang Sarja na (S.) dengan sasaran : a. Faktor pendukung : 1. penerimaan/seleksi mahasisv/a 2. pengajar/do sen 3. sarana/prasaran 4. proses belajar mengajar 5. faktor pendukung lainnya. b. Faktor penghambat c. Faktor kendala. ^erdasar hasil pantauan yang terus menerus dan berkelanjutan terhadap faktor-faktor tersebut, merupakan dasar - bagi penyusunan, perencanaan dan program akad ernik menda tang yang secara realistik dapat memecahkan masalah.

134 2. Masalah pelaksanaan SKS dari masing-masing kelompok mata kuliah felaksanaan mata kuliah Dasar Umum telah memenuhi ke tentuan jumlah SKS yang ditentukan. Untuk ini usaha pembina an terus menerus terhadap seluruh komponen pelaksana MKDU sehingga prestasi yang telah dicapai dapat dipertahankan. Demikian pula untuk mata kuliah Dasar Kependidikan, mata kuliah Bidang Studi Mayor yang telah memenuhi ketentuan jum lah SKS yang telah ditentukan. Untuk mata kuliah -^roses Belajar Mengajar I dan II,dan mata kuliah Bidang Studi Minor, yang belum memenuhi ketentu an SKS, perlu dilakjikan peninjauan yang seksama untuk menemukan titik kelemahan. Apakah kelemahan terjadi pada ting kat perencanaan, tingkat penjabaran program atau pelaksana an. Berdasar pada hasilnya, agar disusun kembali berbagai peraturan yang melandasi pelaksanaan, atau pengambilan tin dakan korektif lainnya. 3. Masalah kontrak kredit semester sebagai petunjuk prestasi Identik dengan indeks prestasi, kontrak kredit pada awal perkuliahan, merupakan petunjuk tentang tingkat presta si yang dicapai mahasiswa pada semester sebelumnya. DIdapat kesimpulan, semakin tinggi jenjang studi, indeks prestasi semakin menurun. Keadaan demikian perlu mendapat perhatian karena penu runan indeks prestasi pada semester-semester akhir jenjang Sarjana (S.) mempunyai dampak lebih jauh pada nilai judisium ujian akhir dan jalur yang dipilih untuk mengatasi hal ini,

135 mahasiswa perlu diberikan penjelasan yang seluas-luasnya, tentang akibat-akibat yang dapat menimpa dirinya, khusus nya menyangkut jalur yang diperbolehkan. Semakin rendahqualifikasi jalur yang ditempuh, semakin terbatas daya jan kau terhadap kesempatan memperoleh pekerjaan. Antara lain adanya ketentuan syarat menjadi dosen, calon mesti mencapai tingkat kelulusan jalur skripsi. Para lulusan jalur makalah apalagi jalur tuntas, dengan demikian tidak dapat memenuhisyarat untuk menjadi pengajar atau dosen. Hal demikian ber arti kesempatan menjadi dosen bagi lulusan jalur tersebut - sudah tertutup. 4. Masalah program mata kuliah Dasar Umum Penyelenggaraan program akademik tatap muka mata kuli ah dasar umum, telah sepenuhnya terlaksana sebagaimana jad wal yang telah ditetapkan. Terpenuhinya ketentuan tatap muka merupakan petunjuk bagi terlaksananya program akademik terstruktur dan program akademik mandiri secara penuh pula. Kondisi mata kuliah dasar umum perlu mendapat kajian secara khusus, mengingat pola pengaturan yang berbeda dengan kelom pok mata kuliah lainnya. Dilain pihak mata kuliah dasar umum merupakan satu-satunya kelompok mata kuliah yang telah dapat melaksanakan sistem SKS secara penuh, dibandingkan dengan kelompok mata kuliah lainnya. Kebaikan dan kelemahan pola pengaturan penyelenggaraan mata kuliah dasar umum dapat dijadikan bahan masukan untuk pengaturan kelompok mata kuliah lainnya, yang belum dapat memenuhi ketentuan.

136 Khusus untuk penyelenggaraan MKDU agar metoda yang dilakukan dapat terus dipertahankan. 5. Masalah pemberian nilai oleh pengajar/do sen terhadap tuffas-tugas mahasiswa Dampak negatif tidak diberikannya nilai terhadap tugastugas mahasiswa, diantaranya, mahasiswa akan bekerja secara asal jadi, keadaan demikian memberi pengaruh tidak sehat pa da minat dan hasil belajar mahasiswa. Maksud pemberian tugas untuk meningkatkan penguasaan ilmu oleh mahasiswa, dengan begitu tidak akan tercapai. Oleh karena itu, upaya memberi motivasi kepada dosen agar bersedia memeriksa hasil dan mem beri nilai nilai kepada tugas mahasisv/a, merupakan usaha nyata bagi pembinaan minat dan semangat belajar mahasisv/a. Kedua : Pelaksanaan tugas oleh pengajar 1. Beban tugas pengajar, Adanya petunjuk pemberian tugas kepada dosen lebih dari 3 mata kuliah, dan sebagian kecil yang memperoleh tugas 1 atau 2 mata kuliah, hal demikian menunjukkan perlunya kebijak sanaan pemerataan tugas, sehingga tidak terjadi penumpukan - tugas pada sekelompok dosen tertentu dan sedikitnya tugas pada kelompok dosen yang lain. Keadaan demikian akan menciptakansuasana psikologis yang mengganggu, disamping terlalu berat nya beban bagi dosen yang mendapat tugas mengajar lebih dari 3 mata kuliah.

137 Akibatnya dosen tidak akan mampu melaksanakan tugas mengajar secara sepenuhnya, baik dalam penguasaan subject matter atau penyajiannya. Demikian pula terhadap pelaksanaan tugas aka demik lainnya, yakni program akademik terstruktur dan mandi ri. Untuk itu diperlukan langkah-langkah penetapan kebijaksanaan pemerataan tugas. 2. Bobot SKS beban tugas Tidak terlaksananya sebagian besar tugas mengajar, yak ni tidak mencapai jumlah SKS yang ditetapkan, hal ini ke mungkinan disebabkan oleh dua hal : pertama : karena lembaga (fakultas, jurusan) menetapkan jum lah SKS kurang dari semestinya. kedua :.karena dosen tidak memenuhi ketentuan tugas seba-" gaimana mestinya. Oleh karena itu, hendaknya diusahakan : 1). Agar lembaga (fakultas, jurusan, program) menetapkan jum lah nilai bobot SKS sesuai dengan ketentuan SKS, sebagai mana diatur dalam Keputusan Kektor IKIP.Bandung uomor : 5S81/PT.25.R/M/1982 tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum/program IKIP Bandung. 2). Agar diadakan sistem pantau terhadap pelaksanaan program 2.1 pelaksanaan oleh lembaga (fakultas,jurusan,program) '1.2 pelaksanaan oleh dosen. Untuk keperluan terakhir diperlukan pengaxuran sistem in i'ormasi dengan menggunakan formulir-formulir tertentu yang memuat data tentang jumlag SKS yang seharusnya dan SKS yang senyatanya dilaksanakan.

138 3. Pelaksanaan tatap muka Sebahagian besar dari pengajar telah melaksanakan pro gram akademik tatap muka sesuai ketentuan terjadwal. Hal de, mikian menunjukkan bahwa satu pertiga bahagian jam SKS telah dipenuhi sebagaimana mestinya, dan tentunya juga proses be lajar mengajar telah berlangsung, lepas dari penilaian apa kah penyelenggaraannya telah sesuai dengan ketentuau. Namun demikian, bilamana dihubungkan dengan indeks prestasi, dan kontrak kredit yang diperbolehkan bagi mahasiswa pada bebe rapa semester yang diteliti, terdapat kecenderungan bahv/a pelaksanaan dari proses belajar mengajar telah berjalan se suai ketentuan. Kondisi ini hendaknya setidak-tidaknya tetap dipertahankan, dan maksimal untuk dapat lebih ditingkatkan. Mengi ngat pula, bahwa jumlah SKS untuk kelompok mata kuliah sela in MKDU, menunjukkan jumlah SKS dibawah minimum. Ketiga: Kebijaksanaan Lembaga dalam menetapkan program akade mik dan pemberian tugas. 1. Peraturan ten tana; beban studi.engatur tentang jumlah SKS yang dapat atau harus diam bil oleh seorang mahasi swa. Jumlah beban studi tersebut terdapat tlga kategori. Dari ke tiga kategori tersebut maka beban studi yang sesuai dengan patokan jumlah jam kerja perminggu yang dapat dll: ksanakan aecara v/ajar oleh mahasis-./a,. Jumlah beban studi yang m 1chilli patokan jumlah j m kerja h.aiya dapat diiaicsanakan oleh mahasisv/a yang memiliki kemam puan den semangat bo"1 a jar yeng tinggi, disamping teraed ;i anya

i3y fasilitas belajar, kurikulum, dosen, ruangan2, porpuatakaan, buku2 serta sarana belajar lainnya. Kesemuanya itu untuk da pat memungkinkan melakukan sistem belajar sesuai dengan sis tem satuan kredit semester. Dengan perkataan lain, ketentuan beban studi maksimal akan dapat dilaksanakan bilamana tersedia secara penuh faktor-fak tor pendukung proses belajar mengajar. Faktor-fak tor pendukung diluar mahasisv/a, tidaklah berarti banyak. Disampingnya, maka mahasisv/a sendiri -arupekan penen tu keberhasilan studi. Minat dan semangat belajar merupakan faktor utama dalam ke.- berhasilan studi. Maka hendaknya suasana dan lingkungan bela jar harus mampu mendorong dan memotivasi minat dan semangat belajar mahasiswa. Suasana belajar demikian sepenuhnya meru pakan tugas dari Lembaga. Kurang tersedianya faktor pendukung tersebut, kin mahasisv/a mampu memenuhi persaratan beban tidaklah mung studi maksinal 2. Menetapkan program akademik Didalam menetapkan program akademik, ternyata masih didapat Pimpinan lembaga yang menetapkan sendiri program akademik. Mengingat bahwa proses belajar mengajar sangat ditentu kan oleh dosen/pengajar, maka hendaknya diciptakan suasanayang memungkinkan terbinanya kerjasama antara komponen yang mendukung proses tersebut.

14C Agar dihindarkan terjadinya kesenjangan antara berbagai komponen, kesenjangan antara dosen dengan program, dan an tara pimpinan dengan dosen, yang kesemuanya akan berakibat buruk kepada pelaksanaan program. Oleh karenanya, penyusunan program akademik hendaknya disusun bersama di antara berbagai pihak yang tterlibat, khususnya para dosen/pengajar, hendaknya dapat ditampung - keinginan serta harapannya selaku pelaku utama pelaksana program dan proses belaja* mengajar.