CORRELATION OF KNOWLDEGE OF REGISTRATION EMPLOYEE ON BPJS TO SERVICES QUALITY OF BANDARHARJO PUBLI HEALTH CENTER SEMARANG CITY 2015

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PADA RSUD KABUPATEN KARANGANYAR. Tutik Nuryanti 1),Slamet Djauhari 2) 1)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BELLBOY DENGAN KEPUASAN TAMU DI HOTEL ROCKY PLAZA PADANG FAPENTA WASISTO /2011

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN PADA UPT PUSKESMAS MUARA TEWEH DI KABUPATEN BARITO UTARA

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Usaha Perjalanan Wisata

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM KOTA MAGELANG

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia kesehatan. Sumber daya manusia merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

Jurnal Kesehatan Kartika 1

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI DI PUSKESMAS SONDER

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak perusahaan yang

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS ANGGOTA PRIMKOP DHARMA PUTRA JEMBER PADA TAHUN 2012

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

HUBUNGAN PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RUANG HANA RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS DAN NON BPJS PADA MUTU PELAYANAN PENDAFTARAN RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN UDARA dr. S. HARDJOLUKITO BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD TENGKU RAFI AN SIAK SRI INDRAPURA. Ahmad Satria Efendi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan terhadap perusahaan yang dikelola tersebut. pengalaman pelanggan yang menyenangkan.

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. a. Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas Pada Pelayanan Keperawatan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (STUDI KASUS PADA PT GREAT EASTERN LIFE INDONESIA JAKARTA SELATAN)

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

Keywords : responsiveness, tangibles and empathy and community satisfaction.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bagian, jenis kelamin, usia, pendidikan dan lama bekerja. responden atas kuesioner yang dibagikan.

KUALITAS PELAYANAN CUSTOMER SERVICE DAN LOYALITAS NASABAH PADA BANK BRI UNIT VETERAN BANJARMASIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas pelayanan dan loyalitas. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kepuasan Pasien Kepuasan merupakan persepsi atau perasaan pasien yang timbul terhadap pelayanan

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar

JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi,banyak sektor usaha baru yang bermunculan, terbukti dari

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Surve pada Cafe Kedai Mat Moen di Boyolali)

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Brand Image

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

CORRELATION OF KNOWLDEGE OF REGISTRATION EMPLOYEE ON BPJS TO SERVICES QUALITY OF BANDARHARJO PUBLI HEALTH CENTER SEMARANG CITY 2015 Akidah Biduniyah*), Dyah Ernawati **) *) Alumni Fakultas Kesehatan UDINUS 2011 **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No 5-11 Semarang Email : akidah.fiduniyah17@gamil.com ABSTRAK Based on the initial survey has been done by 20 patients of BPJS in Bandarharjo public health center found that BPJS patients complain about registration employee services. The purposed of the study was to analyze correlation of knowledge of registration employee on BPJS to services quality that provided. The study used analytic study design with cross sectional approach. The instrument was questionnaire. Population on this study was BPJS patients in Bandarharjo PHC as 168 patients and the sample was 118 patients that got from accidental sampling technique. Data collection method used questionnaire and data has been analyzed by chi-square. Result showed that knowledge of the registration employee about BPJS has significant correlation with quality of PHC services with p value 0.0001. The knowledge was good which 84 people (71.91%) and quality of services was good. Suggested to health providers to provide maximal BPJS services that makes the patient of BPJS feeling satisfy. Keywords: knowledge, quality services, BPJS

PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan seperti digariskan dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Kenyataannya, derajat kesehatan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat miskin masih rendah. Data Balai Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 menunjukan Angka Harapan Hidup (life expectacy) untuk laki- laki 67,3 tahun dan Angka Harapan Hidup untuk perempuan 70,6 tahun, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, yaitu 359 setiap 100 ribu kelahiran. Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Bab 1 Pasal I menyatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan. Layanan BPJS merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat. Penerima bantuan iuran jaminan kesehatan BPJS adalah fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. Pelayanan kesehatan kepada peserta jaminan kesehatan BPJS harus memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya. Oleh karena itu, pengetahuan tenaga medis mengenai prosedur dan pelaksanaan BPJS sangat diperlukan, sehingga pengguna BPJS dapat terpuaskan. Seorang pengguna yang puas adalah pengguna yang merasa mendapatkan kualitas jasa dari produsen atau penyedia jasa. Kualitas jasa yang diberikan dapat dilihat dari expected servise dan perceived service. Hal ini berarti kualitas jasa dianggap dapat memenuhi kepuasan pengguna apabila pelanggan merasa puas jika setelah membeli dan menggunakan produk tersebut, ternyata kualitas produknya baik. 1 Kepuasan pengguna sangat penting bagi penyedia jasa. Pengguna yang merasa puas akan bersikap loyal kepada penyedia jasa. Kepuasan pengguna dapat tercapai jika kenyataan yang diperoleh pengguna sesuai atau bahkan lebih dari apa yang diharapkan pengguna.

Keluhan merupakan salah satu hak pasien yang dijamin oleh UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Dalam pasal 32 dengan tegas ditetapkan bahwa pasien dapat mengeluhkan pelayanan rumah sakit melalu media cetak dan elektronik. Bahkan, pasien juga dapat menggugat dan menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan tidak sesuai standar. Selain itu, dalam undang-undang ini juga dinyatakan bahwa rumah sakit berkewajiban untuk memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit (pasal 29 ayat (1) point a). Adapun survei yang dilakukan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) dalam pelayanan publik bidang kesehatan yang dilaporkan di kementrian kesehatan, ada 9 poin permasalahan yang ditemukan yakni: pasien masih mengeluhkan pelayanan RS, pasien perempuan lebih banyak mengalami diskriminasi, misalnya diskriminasi pelayanan RS terhadap pasien miskin (pengguna Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)), penolakan RS terhadap pasien miskin, RS masih meminta uang muka kepada pasien, masih ada pungutan dalam mendapatkan kartu jaminan berobat, pasien miskin masih sulit mengakses obat, masih ada keluhan terkait fasilitas dan sarana RS yang buruk, serta berobat gratis belum terealisasi sepenuhnya. Kualitas pelayanan ukurannya bukan hanya ditentukan oleh pihak yang melayani saja tetapi lebih banyak ditentukan oleh pihak yang dilayani karena merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan berdasarkan harapan mereka dalam memenuhi kepuasannya 2. Kualitas pelayanan dirasakan dan dipandang sebagai derajat dan arah ketidaksesuaian (discrepancy) antara persepsi dan harapan para konsumen. Kualitas pelayanan, terutama dari segi ketanggapan (responsiveness) yang maksimal dan sesuai dengan harapan pengguna dapat semakin meningkatkan kepercayaan dari pengguna jaminan kesehatan BPJS, sehingga masyarakat akan semakin terpuaskan. Berdasarkan pengambilan data awal terhadap 20 orang masyarakat yang menggunakan layanan BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang pada tanggal 23-25 April 2015, diketahui bahwa masyarakat masih mengeluhkan ketanggapan yang diberikan petugas loket pendaftaran puskesmas. Masyarakat mengeluhkan lambatnya pelayanan yang diberikan petugas loket puskesmas. Ketika masyarakat membutuhkan bantuan terkait layanan BPJS, petugas loket puskesmas justru terlihat sedang mengobrol dengan rekan kerjanya, bukannya

segera melayani masyarakat. Masyarakat juga menganggap bahwa petugas loket di Puskesmas kurang dapat menunjukkan keramahan dalam memberikan pelayanan kepada pasien BPJS. Respon petugas loket di Puskesmas cenderung bias dan kurang bijaksana. Kurang tanggapnya petugas loket di Puskesmas Bandarharjo Semarang tersebut mengindikasikan kurangnya kualitas pelayanan yang ditunjukkan oleh petugas loket. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. 3 Kualitas pelayanan dapat dilihat dari kecepatan pelayanan dan kemauan untuk membantu dari karyawan dalam memberikan pelayanan. Kualitas pelayanan yang ditunjukkan petugas tidak terlepas dari pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan seorang individu erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan tersebut ia memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dalam pekerjaan terkait dengan penguasaan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seorang pekerja. Pengetahuan petugas yang tercermin dari kompetensi kerja yang dimiliki petugas akan menunjang penyelesaian pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga pengguna jaminan kesehatan BPJS akan terlayani dengan baik tanpa harus ada yang kecewa. Hasil penelitian Mukhlis dan Kristiani, juga membuktikan bahwa terdapat hubungan faktor individu (pengetahuan) dengan kinerja petugas. Semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki petugas loket pendaftaran tentang BPJS, diharapkan dapat semakin menunjang pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tetap dapat menunjukkan ketanggapan dalam memberikan pelayanan yang maksimal dan sesuai harapan pengguna asuransi kesehatan BPJS. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lebih mendalam apakah ada hubungan antara pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS dengan kualitas pelayanan Puskesmas Bandarharjo Semarang Tahun 2015?

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan tentang BPJS 1. Pengertian Pengetahuan tentang BPJS Kemampuan seseorang dalam mengingat, memahami dan mengungkapkan kembali mengenai program jaminan kesehatan. 2. Tingkatan pengetahuan Tingkatan pengetahuan, yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisa (analysis), sintesis (syntesis), dan evaluasi (evaluation) mengenai layanan BPJS. 3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Pelayanan Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas pelayanan dapat dikelompokkan menjadi faktor internal, meliputi kewenangan diskresi, kontrol yang dipersepsikan, sikap yang berorientasi terhadap perubahan, budaya organisasi, etika organisasi, sistem intensif, kepuasan kerja, maupun semangat kerja sama, serta faktor eksternal, meliputi budaya politik, dinamika dan perkembangan politik, kerja sama, kesesuaian pekerjaan dengan karyawan, kesesuaian teknologi, konflik, kebingungan/kerancuan peran, kondisi sosial ekonomi, dan kontrol yang dilakukan oleh masyarakat dan organisasi LSM (lembaga swadaya masyarakat). B. Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Kualitas Pelayanan Derajat kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan harapan para konsumen. 2. Dimensi-Dimensi Kualitas Pelayanan Dimensi-dimensi kualitas pelayanan adalah bukti fisik (tangible), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy).

C. Kerangka Teori Penelitian 1. Kepedulian. 2. Komunikasi. 3. Usaha. 4. Umpan balik. 5. Pengetahuan 6. Kepemimpinan 7. Organisasi. 8. Perencanaan. 9. Keahlian. 10. Sistem. 11. Latihan. Petugas Loket BPJS Kualitas Pelayanan Bukti Fisik (tangible) Keandalan (reliability) Daya tanggap (responsiveness) Jaminan (assurance) Empati (empathy) Gambar 1 Kerangka Teori Penelitian Sumber: Martin. 2004. Quality Customer Service. Jakarta: Penerbit PPM. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah pasien BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang selama Triwulan III (Juni, Juli, Agustus) 168 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang termasuk anggota populasi penelitian dan secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. menggunakan pasien BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang. 4 Peneliti Untuk menghitung ukuran sampel didasarkan pada pendugaan proporsi populasi digunakan rumus sebagai berikut: 5 N n Nd 2 1 Keterangan: n : Sampel N : Jumlah Populasi d : Perkiraan tingkat kesalahan Jadi, besarnya sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebesar 118 pasien puskesmas Bandarharjo Semarang pada Triwulan III, dengan perhitungan sebagai berikut:

168 n 1 168(0,05) = 118,31 = 118 Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu : Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Pasien di Puskesmas Bandarharjo Semarang dengan kepesertaan BPJS minimal 1 tahun. 2) Berusia 15 tahun. 3) Bersedia menjadi responden. 2 Analisis Data Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan dan lama kepesertaan BPJS. Selain itu, analisis univariat juga digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat kualitas pelayanan loket puskesmas serta gambaran pengetahuan petugas loket tentang BPJS. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik antara variabel dependen dan variabel independen dengan uji Rank Spearman menggunakan SPSS 19.0 for Windows. Pada penelitian ini Rank Spearman dilakukan untuk menganlisis hubungan variabel dependen (kualitas pelayanan loket puskesmas) dengan variabel independen (pengetahuan petugas loket tentang BPJS) yang mana kedua variabel tersebut bersifat kategorik. Melalui uji statistik Rank Spearman akan diperoleh nilai p (p-value) dengan tingkat kemaknaan 0,05. Jika nilai p 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain terdapat hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Sedangkan jika nilai p > 0,05 maka Ho

diterima dan Ha ditolak, dengan kata lain tidak terdapat hubungan bermakna antara dua variabel yang diuji. HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti meliputi gambaran profil responden penelitian (sampel), pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS, dan kualitas pelayanan Puskesmas Bandarharjo Semarang. Peneliti menyajikan hasil penelitian ini dalam bentuk tabel dan uraian untuk menjelaskan gambaran profil responden penelitian (sampel), pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS, dan kualitas pelayanan Puskesmas Bandarharjo Semarang. 1. Gambaran Pengetahuan Petugas Loket Pendaftaran tentang BPJS Tabel 1 Gambaran Pengetahuan Petugas Loket Pendaftaran tentang BPJS Kategori Frekuensi (Orang) Persentase (%) Baik (76-100%) 84 71,19% Cukup (56-75%) 20 16,95% Kurang (<56%) 14 11,86% Total 118 100% Sumber: Data Penelitian Diolah, 2015 Dari tabel di atas, data dilihat gambaran pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS. Pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS yang tergolong baik sebanyak 84 orang atau 71,91%, pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS pada kategori cukup sebanyak 20 orang atau 16,95%, serta pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS pada kategori kurang sebanyak 14 orang atau 11,86%, Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki tingkat pengetahuan tentang BPJS pada kategori baik.

2. Gambaran Kualitas pelayanan Puskesmas Tabel 2 Gambaran Kualitas pelayanan Puskesmas Kategori Frekuensi (Orang) Persentase (%) Baik (76-100%) 86 72,88% Cukup (56-75%) 28 23,73% Kurang (<56%) 4 3,39% Total 118 100% Sumber: Data Penelitian Diolah, 2015 Dari tabel di atas, data dilihat gambaran kualitas pelayanan puskesmas. Kualitas pelayanan puskesmas yang tergolong baik sebanyak 86 orang atau 72,88%, kualitas pelayanan puskesmas pada kategori cukup sebanyak 28 orang atau 23,73%, serta kualitas pelayanan puskesmas pada kategori kurang sebanyak 4 orang atau 3,39%. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki ketanggapan pada kategori baik. 3. Analisis bivariat Hubungan Pengetahuan Petugas Loket Pendaftaran Pendaftaran tentang BPJS dengan Kualitas pelayanan Puskesmas Bandarharjo Semarang Untuk menganlisis hubungan variabel dependen (kualitas pelayanan loket puskesmas) dengan variabel independen (pengetahuan petugas loket tentang BPJS) yang mana kedua variabel tersebut bersifat kategorik digunakan uji statistik Rank Spearman dengan tingkat kemaknaan 0,005. Jika nilai p 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan kata lain terdapat hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Sedangkan jika nilai p > 0,005 maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan kata lain tidak terdapat hubungan bermakna antara dua variabel yang diuji. Adapun hasil pengujian statistik Rank Spearman antara pengetahuan petugas loket tentang BPJS dengan kualitas pelayanan loket puskesmas sebagai berikut:

Spearman's rho Kualitas Pelayanan Tabel 4.3 Hasil Uji Rank Spearman Correlations Ketanggapan Petugas Loket Kualitas Pelayanan Correlation Coefficient 1.000.318 ** Sig. (1-tailed)..000 N 118 118 Pengetahuan Correlation Coefficient.318 ** 1.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Sig. (1-tailed).000. N 118 118 Berdasarkan hasil pengujian statistik Rank Spearman dengan bantuan SPSS 21, diperoleh nilai Rank Spearman sebesar 0,318 dengan Asymp. Sig. (2-sided) sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga diputuskan pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS berhubungan nyata dan signifikan dengan kualitas pelayanan Puskesmas Bandarharjo Semarang. Hal ini berarti semakin baik pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS, maka kualitas pelayanan Puskesmas Bandarharjo Semarang akan baik pula. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa ada hubungan pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS dengan kualitas pelayanan Puskesmas Bandarharjo Semarang. Salah satu standar kualitas pelayanan adalah responsiveness (cepat tanggap). 6 Ketanggapan adalah kemampuan karyawan untuk membantu konsumen menyediakan jasa dengan cepat sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Daya tanggap dapat dilihat dari kecepatan pelayanan dan kemauan untuk membantu dari karyawan dalam memberikan pelayanan. Ketanggapan yang ditunjukkan petugas tidak terlepas dari pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan seorang individu erat kaitannya dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan tersebut ia memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dalam pekerjaan terkait dengan penguasaan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab

seorang pekerja. Pengetahuan petugas yang tercermin dari kompetensi kerja yang dimiliki petugas akan menunjang penyelesaian pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga pengguna jaminan kesehatan BPJS akan terlayani dengan baik tanpa harus ada yang kecewa. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari pengalaman langsung maupun orang lain, serta penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. 7 Pengetahuan yang dimiliki petugas loket pendaftaran tentang BPJS akan menunjang pelayanan yang diberikan kepada pengguna BPJS. Pengetahuan yang dimiliki petugas akan memudahkan dan semakin mempercepat pelayanan yang diberikan, sehingga ketanggapan yang ditunjukkan petugas loket pendaftaran tentang BPJS akan semakin meningkat. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. 8 Pengetahuan diperlukan sebagai dasar suksesnya suatu bentuk layanan. Pengetahuan sangat mendasari terbentuknya tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang paling penting. Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan perilaku tetapi mempunyai hubungan yang positif, yakni dengan peningkatan pengetahuan makan perubahan perilaku akan cepat, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuki terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). 9 Pengetahuan yang memadai mengenai layanan BPJS, akan menjadikan petugas loket BPJS mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Petugas loket akan semakin tanggap dalam memberikan pelayanan, baik dari segi kuantitas ataupun kualitas. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan. 5 Pengetahuan sangat mendasari terbentuknya tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang paling penting. Peningkatan pengetahuan menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan perilaku. Begitu juga halnya dengan pengetahuan yang dimiliki petugas loket Puskesmas Bandarharjo Semarang mengenai BPJS akan menunjang kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien BPJS. Kualitas pelayanan yang rata-rata tergolong pada kategori baik hendaknya dapat senantiasa dipertahankan oleh Puskesmas Bandarharjo Semarang. Hal ini dikarenakan kualitas pelayanan yang diberikan sangat menentukan puas atau tidaknya pasien BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima dimensi pembentuk kualitas layanan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas layanan. Kualitas pelayanan yang mencakup reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibility apabila dipersepsikan secara positif oleh konsumen akan dapat semakin meningkatkan rasa nyaman saat menggunakan suatu produk ataupun jasa. Persepsi terhadap kualitas pelayanan pasien BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang akan dapat meningkatkan kepuasan dalam diri, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap kualitas pelayanan di Puskesmas Bandarharjo Semarang. Kualitas pelayanan ukurannya bukan hanya ditentukan oleh pihak yang melayani saja tetapi lebih banyak ditentukan oleh pihak yang dilayani karena merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan berdasarkan harapan mereka dalam memenuhi kepuasannya. Salah satu dimensi dari kualtias pelayanan adalah daya tanggap. 1 Daya tanggap (responsiveness) adalah suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan melalui penyampaian informasi yang jelas, serta didukung oleh adanya keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Kualitas pelayanan yang baik ditandai dengan adanya bukti langsung, ketanggapan dari petugas loket BPJS akan semakin meningkatkan rasa puas pasien BPJS. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan ketanggapan terhadap kepuasan pelanggan. 20 Ketanggapan (responsiveness), yaitu kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak

membantu tamu dan memberikan pelayanan yang tepat waktu. Ketanggapan mampu mengarahkan pelanggan pada prosedur dan sistem yang tepat, cepat dan tidak rumit. Ketanggapan sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang. Ketanggapan yang ditunjukkan petugas loket BPJS akan memberikan kenyamanan pasien BPJS dalam menggunakan layanan. Kualitas pelayanan loket BPJS juga akan semakin menjadikan pelayanan yang diberikan semakin efektif, sehingga segala bentuk ketidakpuasan pasien BPJS dapat dihindari. SIMPULAN 1) Karakteristik pasien BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang berdasarkan usia, yaitu rata-rata responden berusia >30 tahun dan usia responden termuda adalah < 20 tahun. Pasien BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang rata-rata berjenis kelamin perempuan 76 orang (64,41%). Pasien BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang berdasarkan tingkat pendidikan terakhir rata-rata SMA 81 orang (68,64%). Pasien BPJS di Puskesmas Bandarharjo Semarang rata-rata bekerja sebagai buruh pabrik 59 orang (50%). 2) Pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS yang tergolong baik sebanyak 84 orang (71,91%), kategori cukup sebanyak 20 orang (16,95%), serta kategori kurang sebanyak 14 orang (11,86%). 3) Kualitas pelayanan puskesmas yang tergolong baik sebanyak 86 orang (72,88%), kategori cukup sebanyak 28 orang (23,73%), serta kategori kurang sebanyak 4 orang (3,39%). 4) Pengetahuan petugas loket pendaftaran tentang BPJS berhubungan nyata dan signifikan dengan kualitas pelayanan Puskesmas Bandarharjo Semarang dengan nilai Rank Spearman sebesar 0,318 dengan Asymp. Sig. (2-sided) sebesar 0,000. SARAN 1. Bagi Pasien BPJS Masyarakat khususnya pasien BPJS, disarankan agar memahami bahwa tugas pegawai loket BPJS bukanlah hal mudah karena harus menangani berbagai orang, sehingga diharapkan dapat bekerja sama agar pelayanan BPJS dapat berjalan lancar.

2. Bagi Tenaga Kesehatan a. Tenaga kesehatan terkait diharapkan dapat semakin meningkatkan pengetahuan yang dimiliki mengenai layanan BPJS, sehingga pasien BPJS di Puskesmas dapat semakin terpuaskan dengan layanan yang diberikan Puskesmas. b. Disarankan kepada pemerintah terutama sektor kesehatan yang dalam hal ini puskesmas, untuk lebih meningkatkan sosialisasi tentang BPJS agar semua peserta BPJS pun semakin mengetahui setiap prosedur pelayanan BPJS terutama tentang hak dan kewajibannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Barata, A. A.. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo; 2006. 2. Irawan, H. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo; 2009. 3. Tjiptono, F., dan Diana, A. Total Quality Management (TQM). Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset; 2003. 4. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta; 2010. 5. Azwar, S. Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset; 2012. 6. Sitinjak, T. Strategi Menaklukan Pasar melalui Riset. Ekuisitas dan Prilaku Merek, Jakarta: Gramedia; 2004. 7. Notoatmodjo, S. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta; 2003. 8. Martin, W. B. Quality Customer Service. Alih Bahasa: Bonifacius Sindyarta. Jakarta: Penerbit PPM; 2004. 9. Suryani, T. Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008.