P U T U S A N Nomor 66/Pdt.G/2013/MS-Aceh. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding, dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : PEMBANDING, umur 32 tahun, Agama Islam, Pendidikan S.II, pekerjaan PNS, bertempat tinggal di Kota Lhokseumawe, dahulu Tergugat sekarang Pembanding ; MELAWAN TERBANDING, umur 23 tahun, Agama Islam, Pendidikan D. III Kebidanan, Pekerjaan bidan PTT, bertempat tinggal di Kabupaten Aceh Utara, dahulu Penggugat sekarang Terbanding; Mahkamah Syar iyah Aceh tersebut ; Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini ; TENTANG DUDUKPERKARANYA Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam Putusan Mahkamah Syar'iyah Lhoksukon Nomor : 07/Pdt.G/2013/MS-Lsk tanggal 29 April 2013 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 18 Jumadil Akhir 1434 Hijriyah yang amarnya berbunyi : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat ; 2. Menjatuhkan talak satu bain shughra Tergugat (PEMBANDING) terhadap Penggugat (TERBANDING); Hal 1 dari 6 hal Put. No. 66/Pdt.G/2013/MS-Aceh
3. Memerintahkan kepada Panitera Mahkamah Syar iyah Lhoksukon untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) Kantor Urusan Agama Dewantara kabupaten Aceh Utara dan Pegawai Pencatat Nikah (PPN) Kantor Urusan Agama Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe, untuk dicatat dalam register yang disediakan untuk itu; 4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini yang hingga kini dihitung sebesar Rp. 306.000;- (tiga ratus enam ribu rupiah); Membaca akta pernyataan banding yang dibuat oleh Panitera Mahkamah Syar iyah Lhoksukon bahwa Pembanding pada tanggal 07 Mei 2013 telah mengajukan banding atas putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor : 07/Pdt.G/2013/MS-Lsk tanggal 29 April 2013 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 18 Jumadil Akhir 1434 Hijriyah; Memperhatikan Memori banding Pembanding tanggal 29 April 2013 dan Kontra memori banding Terbanding tanggal 03 Juni 2013 ; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding diajukan oleh Pembanding dalam tenggang waktu dan menurut cara yang ditentukan Undang-undang, maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima ; Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama berkas banding perkara aquo, Mahkamah Syar iyah Aceh berpendapat bahwa putusan Majelis Hakim tingkat pertama atas dasar apa yang dipertimbangkan dalam putusan perkara ini pada dasarnya dapat disetujui Hal 2 dari 6 hal Put. No.66/Pdt.G/2013/MS-Aceh
oleh Mahkamah Syar iyah Aceh dan mengambil alih untuk menjadikan sebagai pendapatnya sendiri, namun perlu menambah pertimbangan sebagai berikut : Menimbang, bahwa terhadap keberatan Pembanding dalam memori bandingnya yang intinya menyatakan bahwa Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Lhoksukon dalam hal memeriksa dan mengadili kasus perceraian antara Pembanding dengan Terbanding tidak mempertimbangkan secara tepat dan benar menurut hukum dan tidak memegang prinsip-prinsip dasar keadilan dan penegakan supremasi hukum, serta mempermasalahkan tentang keterangan dua orang saksi Terbanding yang merupakan orang tua Terbanding, Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Aceh berpendapat bahwa para saksi yang diajukan Terbanding termasuk orangorang yang tidak dilarang menjadi saksi menurut Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 76 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam sebagai lex spesialis derogat legi generalis dari Pasal 171, 172 dan 175 R.Bg jo Pasal 1909 KUHPerdata. Dengan demikian keberatan Pembanding tidak beralasan hukum dan karenanya tidak dapat diterima ; Menimbang, bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis Hakim tingkat pertama dalam perkara a quo, Mahkamah Syar iyah Aceh telah menemukan fakta yang pada pokoknya bahwa : - Majelis Hakim tingkat pertama telah berupaya mendamaikan secara langsung, maupun melalui proses mediasi, sebagaimana diamanatkan oleh pasal 82 Undang-Undang No.7 tahun 1989 dan PERMA.RI No.1 tahun 2008 namun pada akhirnya tidak berhasil ; Hal 3 dari 6 hal Put. No.66/Pdt.G/2013/MS-Aceh
- Berdasarkan keterangan dua orang saksi Penggugat dan dua orang saksi Tergugat dapat disimpulkan bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah sering terjadi perselisihan, percekcokan, Pertengkaran, pisah tempat tinggal/pisah ranjang dan sudah tidak ada keharmonisan lagi ; Menimbang, bahwa berdasarkan yurisprudensi putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 38K/AG/1990 tanggal 22 Agustus 1991 dalam mempertimbangkan perceraian alasan perselisihan tidak melihat siapa yang bersalah yang menjadi penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran, tetapi yang penting apakah benar rumah tangga tersebut telah pecah dan sulit untuk didamaikan ; Menimbang, bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, telah terdapat indikator kuat terwujudnya maksud Pasal 19 huruf (f) PP No. 9 tahun 1975 dan sesuai putusan MARI No. 273/K/AG/1998 tanggal 17 Maret 1999 yang menyatakan bahwa cekcok, hidup berpisah, tidak dalam satu tempat kediaman bersama, berpisah tempat tidur/pisah ranjang dan salah satu pihak tidak berniat meneruskan kehidupan bersama dengan pihak lain merupakan fakta yang cukup untuk dijadikan sebagai alasan perceraian ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dalam persidangan dan pertimbangan hukum putusan tingkat pertama, Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Aceh berpendapat bahwa penerapan hukum formil dan hukum materil sudah tepat dan benar, maka oleh karenanya pertimbangan hukum dan putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon a quo dapat dibenarkan ; Hal 4 dari 6 hal Put. No.66/Pdt.G/2013/MS-Aceh
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Aceh berpendapat bahwa putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor : 07/Pdt.G/2013/MS- Lsk tanggal 29 April 2013 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 18 Jumadil Akhir 1434 Hijriyah dapat dikuatkan ; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini mengenai sengketa di bidang perkawinan, sesuai dengan pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang No 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat banding dibebankan kepada Pembanding ; Mengingat pada pasal-pasal dari Undang-Undang dan Ketentuan Hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini ; M E N G A D I L I : Menerima permohonan banding dari Pembanding ; Menguatkan Putusan Mahkamah Syar iyah Lhoksukon Nomor : 07/Pdt.G/2013/MS-Lsk tanggal 29 April 2013 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 18 Jumadil Akhir 1434 Hijriyah ; Membebankan Pembanding untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah) ; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Mahkamah Syar iyah Aceh pada hari Kamis tanggal 12 September 2013 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 06 Dzulqa dah 1434 Hijriyah oleh kami Drs. NUZIRWAN, M.HI. Hakim Tinggi Mahkamah Syar iyah Aceh yang ditunjuk sebagai Ketua Majelis, Drs. H. RAFI UDDIN, M.H dan Dra. LISDAR masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana Hal 5 dari 6 hal Put. No.66/Pdt.G/2013/MS-Aceh
diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut, didampingi para Hakim Anggota, dibantu oleh RATNA JUITA, S.Ag., S.H. sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara ; Hakim Anggota Drs. H. RAFI UDDIN, M.H Ketua Majelis Drs. NUZIRWAN, M.HI. Dra. LISDAR Panitera Pengganti RATNA JUITA, S.Ag., SH Perincian Biaya Banding : 1. Biaya Meterai Rp. 6.000,- 2. Biaya Redaksi Rp. 5.000,- 3. Biaya Leges Rp. 3.000,- 4. Biaya Proses Rp. 136.000,- J u m l a h Rp. 150.000,- ------------- ( Seratus lima puluh ribu rupiah ) -------------- Hal 6 dari 6 hal Put. No.66/Pdt.G/2013/MS-Aceh