Gap Analysis Between Patient Expectation and Perception of Quality Services at In-Patient Installation of RSUD Masohi Central Maluku

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KUALITAS TEKNIS DAN KUALITAS FUNGSIONAL TERHADAP IMAGE PASIEN PADA INSTALASI RAWAT INAP DI RSUD MAMUJU UTARA

PENGARUH PERSEPSI PASIEN TENTANG KUALITAS PELAYANAN RAWAT INAP TERHADAP IMAGE DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN

ANALISIS PENILAIAN DAN PERSEPSI PASIEN TERHADAP CITRA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN FKG UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN CITRA RUMAH SAKIT RSU HAJI KOTA MAKASSAR

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB 5 METODE PENELITIAN

STUDI KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASURANSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ELIM RANTEPAO TAHUN 2013

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

PERSEPSI STAF PELAYANAN TENTANG MANAJEMEN PEMASARAN DI RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Usaha Perjalanan Wisata

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PADA PELAYANAN ADMINISTRASI RAWAT INAP DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN OBAT PADA PASIEN BPJS DI DEPO FARMASI BLUD RSUD BALANGAN PERIODE MEI-JUNI TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN HUBUNGAN MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MASOHI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB VII KUALITAS JASA DAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perubahan teknologi informasi berlangsung dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan menjadi hak asasi

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

: Mutu Pelayanan, BPJS Kesehatan, Kepuasan Pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

ANALISIS LOYALITAS PASIEN BERDASARKAN KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RS. BHAYANGKARA MAPPA OUDANG KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

ABSTRAK. Kata Kunci: Dimensi Layanan Merek, Harapan dan Persepsi Konsumen, Kepuasan Konsumen

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

GAMBARAN KEPUASAN PASIEN UMUM TENTANG KUALITAS PELAYANAN PADA INSTALASI RAWAT INAP RSUD DAYA MAKASSAR TAHUN 2013

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Abdi Setiawan 1, Darmawansyah 1, Asiah Hamzah 1.

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN KUALITAS FUNGSIONAL DENGAN CITRA DI INSTALASI RAWAT INAP RS BHAYANGKARA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan sangat berhubungan dengan keselamatan seseorang, membuat masyarakat hati-hati

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 2,3

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan bisnis dewasa ini semakin ketat, produk dan jasa yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENYEBAB PENURUNAN KUNJUNGAN PASIEN BERDASARKAN MODEL SERVICE QUALITY GAPS

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN OBAT PADA PASIEN BPJS DI DEPO FARMASI BLUD RSUD BALANGAN PERIODEMEI-JUNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penumpang Pada Travel Rosalia Indah Malang, alat analisis data dalam

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN KNOWLEDGE DAN PERCEPTION GAP DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RS SEMEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Industri restoran memang dapat dikatakan tidak pernah sepi, meskipun

PENGARUH KUALITAS JASA AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN SWASTA DI JAWA TESIS

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

CUT ZULIATI MULI /IKM

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN GIZI PADA RSUD dr. SOEDIRAN MS. WONOGIRI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

HuBunGan mutu PelaYanan PeraWaT dengan TinGkaT kepuasan Pasien rawat inap di rumah sakit dr. soediran mangun sumarso WOnOGiri TaHun 2014

PENGARUH MUTU LAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT WOODWARD KOTA PALU

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit masa kini menghadapi berbagai tantangan berat, termasuk menghadapi era globalisasi di mana perubahan berlangsung

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bisnis perguruan tinggi swasta di Indonesia telah berkembang sangat

THESIS. Disusun Oleh : M. Ali Pramono NIM : E4A

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS DI UNIT RAWAT INAP RSUD KOTA MAKASSAR

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Layanan, Kepuasan Pasien, Customer Relationship Management. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT PT.TRI SAPTA JAYA TERHADAP APOTEK DI WILAYAH BANJARMASIN TENGAH

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Transkripsi:

ANALISIS KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD MASOHI Gap Analysis Between Patient Expectation and Perception of Quality Services at In-Patient Installation of RSUD Masohi Central Maluku Muhammad Rum Namakule ¹, M. Alimin Maidin 2, Syahrir A. Pasinring 2 ¹ RSUD Masohi ²Bagian Manajemen Rumah Sakit FKM Universitas Hasanuddin (ongen1408@yahoo.co.id, aliminmaidin@gmail.com, syahrir26@yahoo.com / 081210043031) ABSTRAK Seiring dengan perkembangan rumah sakit yang semakin kompetitif di lingkungan bisnis telah mengubah pola pikir masyarakat dalam memilih dan memberikan penilaian terhadap suatu jasa pelayanan Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan menganalisis kesenjangan antara harapan dan persepsi pasien tentang mutu pelayanan yang diterima dari sisi professional and skill, accessibility and flexibility, serviscape, attitude and behavior, reability, recovery, reputation and credibility. Penelitian dilakukan terhadap pasien rawat inap yaitu : kelas VIP, kelas I, kelas II dan kelas III di RSUD Masohi Maluku Tengah selama bulan april sampai dengan bulan mei 2013, dengan menggunakaan sampel penelitian sebanyak 80 responden, dengan metode pendekatan survey untuk mengetahui kesenjangan mutu pelayanan melalui harapan dan persepsi pasien yang dipilih secara proporsional random sampling, dan pengumpulan data melalui kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat kesenjangan antara harapan dan persepsi pasien di instalasi rawat inap RSUD Masohi. Yaitu tingkat harapan masih lebih tinggi dari persepsi pasien tentang mutu pelayanan. Pada Kelas VIP mean harapan 4.85, mean persepsi 3.00, kesenjangan -1.45, kelas I mean harapan 4.70, mean persepsi 3.30, kesenjangan -1.4, kelas II mean harapan 4.10, mean persepsi 3.70, kesenjangn -0.4. kelas III mean harapan 4.16, mean persepsi 2.65, kesenjangan -1.51. Kata Kunci : Harapan, Persepsi, Mutu Pelayanan, Kesenjangan ABSTRACT Inline with increasing of hospital competitive business environment has changed the mindset of the people in selecting in selecting and providing an assessment of hospital services. The aim of this research is to analyze the gap between expectations and perceptions of patients about the quality services received in the professional and skills, accessibility and fexibility, serviscape, attitude and behavior, reability, recovery, reputation and credibility. This Research was conducted to the patients at in-patient installation, which is : VIP class, 1st class, 2nd class and 3rd class of RSUD Masohi, Central Maluku from April to May 2013 that used study sample of 80 respondents with survey approach to determine the quality service gap through expectations and perceptions of patients were selected by proportional random sampling, and data collection through questionnaires. The results of this study indicate that there is a gap between expectations and perceptions of patients at In-inpatient installation of RSUD Masohi. That is the level of expectation is higher than the patient's perception of quality services. In the VIP class, the expectation mean is 4.85, perception mean is 3.00, and the value gap is -1.45. In the 1st class expectation mean is 4.70, perception mean is 3.30, and the value gap is -1..40. In the 2nd class expectation mean is 4.10, perception mean is 3.70, and the value gap is -0.40. In the 3rd class expectation mean is 4.16, perception mean is 2.65, and the value gap is - 1.51 Key Words : Expectations, Perceptions, Quality Service, Gap 1

PENDAHULUAN Harapan konsumen atau pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman sebelumnya, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama serta dapat memberikan komentar yang baik tentang perusahaan. Kepuasan pelanggan rumah sakit dalam hal ini adalah pasien dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain pendekatan dan perilaku petugas, pengalaman masa lalu (saat pertama kali datang), mutu informasi yang diterima (Words of Mouth) baik dari rumah sakit atau dari kerabatnya seperti apa yang dikerjakan, apa yang dapat diharapkan dari pelayanan rumah sakit, juga dapat dipengaruhi oleh janji pemberi pelayanan. 1 Pelayanan rumah sakit dikatakan bermutu jika penyampaiannya dirasakan melebihi harapan para penggunanya atau pelayanan yang memuaskan. Pasien adalah pelanggan utama rumah sakit yang menjadi fokus semua bentuk pelayanan rumah sakit dan pasien akan memberikan penilaian berdasarkan pelayanan yang diterimanya dan bertindak atas dasar kepuasannya. Puas atau tidak puasnya pasien tergantung pada penampilan jasa pelayanan yang ditawarkan dalam hubungannya dengan harapannya. 2 Persepsi pasien terhadap pemberi jasa merupakan dasar usaha peningkatan kepuasan pelanggan. Rumah sakit sebagai jasa layanan umum sering dikeluhkan karena kualitas pelayanannya terhadap pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas pelayanan yaitu dengan menggunankan analisis pelanggan antara lain: reability, credibility, competence, tangible dan responsivenesss. 3 Kesenjangan terhadap suatu jasa pelayanan ditentukan oleh tingkat kepentingan pelanggan sebelum menggunakan jasa dibandingkan dengan hasil persepsi pelanggan terhadap jasa tersebut setelah pelanggan merasakan kinerja jasa tersebut. 4 Kepuasan merupakan respon pelanggan terhadap dipenuhinya kebutuhan dan harapan. Hal tersebut merupakan penilaian pelanggan terhadap produk dan pelayanan, yang merupakan cermin tingkat kenikmatan yang didapatkan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan harapan, termasuk didalamnya tingkat pemenuhan yang kurang, atau tingkat pemenuhan yang lebihi kebutuhan dan harapan. 5 Kejadian pasien pulang paksa merupakan salah satu dari indikator mutu untuk dimensi efektifitas dan kesinambungan pelayanan. Jika persentase kejadian pasien pulang paksa pada suatu rumah sakit lebih dari 5% bisa menjadi indikasi rendahnya kualitas pelayanan pada rumah sakit tersebut. 6 Menurut Gronroos ada 3 (tiga) dimensi kualitas pelayanan, yang juga digunakan oleh konsumen untuk mengukur kualitas jasa adalah proses, outcome dan image. Dimensi tersebut 2

dijabarkan menjadi 7 kriteria yaitu professional and skill, accssessibility and flexibility, serviscape, reliability, recovery dan reputation and credibility. 7 RSUD Masohi adalah rumah sakit tipe C yang merupakan satu-satunya rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Daerah Kabupaten Maluku Tengah dengan 101 TT. Rumah sakit umum Masohi yang didirikan sejak tanggal 2 Juni 1981 namun pada akhir tahun 1999 wilayah Propinsi Maluku termasuk Maluku Tengah terjadi konflik horisontal yang mengakibatkan Rumah Sakit Umum Masohi mengalami kerusakan, sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat terbagi dalam dua tempat pelayanan kesehatan berdasarkan komunitas masing-masing. Berdasarkan data dari rekam medis BOR 4 (empat) tahun terahir pada RSUD Masohi yaitu tahun 2009 (58,3%), tahun 2010 (48,6%) tahun 2011 (59,1%) tahun 2012 (56,9%), sedangkan jumlah pasien yang pulang paksa atau pulang atas pemintaan sendiri pada tahun 2012 yaitu: ruangan VIP 9 pasien, ruangan anak 47 pasien, ruangan bayi 16 pasien, ruangan nifas 15 pasien, ruangan interna 57 pasien, ruangan perawatan bedah 78 pasien, total pasien pulang paksa tada tahun 2012 sebanyak 222 pasien dari total pasien yang dirawat sebanyak 3627 atau 6,12% lebih dari standar yang ditetapkan yakni 5% Standar Pelayanan Minimal RS, 2008. 8 Dari uraian tersebut maka penelitian ini yang menjadi variabel adalah profesionalism dan skill, accessibility dan flexibility, attitudes dan behavior, reliability, serta reputation dan credibility karena sesuai dengan masalah yang ada pada RSUD Masohi. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Masohi dengan penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan survey untuk mengetahui kesenjangan tentang mutu pelayanan melalui harapan pasien dan persepsi pasien di istalasi rawat inap. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap berdasarkan laporan tahunan RSUD Masohi tahun 2012 rata-rata 303 pasien dengan jumlah sampel 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dilakukan dengan wawancara terstruktur pada beberapa responden. Analisis data dilakukan secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi tiap variabel, analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbandingangan antara nilai harapan dan nilai persepsi responden terhadap dimensi pelayanan. Data primer dikumpulkan langsung oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner dan wawancara mendalam. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari laporan atau dokumen 3

tertulis lainnya yang tersedia baik di ruang rawat inap maupun unit lain yang menyediakan data yang relevan dengan topik penelitian. HASIL Kategori jenis kelamin lebih banyak pada perempuan yakni 63,75%. Untuk kelompok umjur lebih banyak pada usia 25-34 yakni 21,25%. Untuk kategori tingkat pendidikan lebih banyak tamatan SMU/sederajat sebanyak 43,25%. Untuk kategori pekerjaan lebih banyak yang tidak bekerja/irt. Penghasilan terbanyak pada responden dengan penghasilan < Rp. 2.000.000/bulan sebanyak 48,75%. Lama hari rawat paling banyak 3 hari yakni 22,5%. Berdasarkan kelas perawatan lebih banyak pada kelas III yakni 61,25%. Untuk jenis kunjungan lebih banyak dengan kunjungan baru sebanyak 63,79% (Tabel 1) Secara umum di kelas VIP instalasi rawat inap menunjukkan kesenjangan antara harapan dan persepsi pasien terlihat pada angka mean harapan dibandingkan dengan mean persepsi diketahui bahwa belum memenuhi harapan pasien akan mutu pelayanan. Hal ini terlihat dari 7 variabel yang diteliti menunjukkan mean harapan lebih tinggi dibandingkan dengan mean pada persepsi pasien dengan GAP terbesar pada variabel Serviscape yakni -2,46 (Tabel 2) Secara umum di kelas I instalasi rawat inap menunjukkan kesenjangan antara harapan dan persepsi pasien terlihat pada angka mean harapan dibandingkan dengan mean persepsi diketahui bahwa belum memenuhi harapan pasien akan mutu pelayanan. Hal ini terlihat dari 7 variabel yang diteliti menunjukkan mean harapan lebih tinggi dibandingkan dengan mean pada persepsi pasien dengan GAP terbesar pada variabel Serviscape yakni -2,04 (Tabel 3) Secara umum di kelas VIP Instalasi rawat inap menunjukkan kesenjangan antara harapan dan persepsi pasien terlihat pada angka mean harapan dibandingkan dengan mean persepsi diketahui bahwa belum memenuhi harapan pasien akan mutu pelayanan. Hal ini terlihat dari 7 variabel yang diteliti menunjukkan mean harapan lebih tinggi dibandingkan dengan mean pada persepsi pasien dengan GAP terbesar pada variabel Serviscape yakni -2,02 (Tabel 4) Secara umum di kelas VIP Instalasi rawat inap menunjukkan kesenjangan antara harapan dan persepsi pasien terlihat pada angka mean harapan dibandingkan dengan mean persepsi diketahui bahwa belum memenuhi harapan pasien akan mutu pelayanan. Hal ini terlihat dari 7 variabel yang diteliti menunjukkan mean harapan lebih tinggi dibandingkan dengan mean pada persepsi pasien dengan GAP terbesar pada variabel Serviscape yakni -2,22 (Tabel 5) 4

PEMBAHASAN Penelitian ini memfokuskan untuk melihat kesenjangan antara pelayanan yang diharapkan dan yang dirasakan pasien, melihat perbedaan pelayanan yang diharapkan antara pasien di kelas VIP, kelas I, kelas II dan kelas III, yang terdiri dari 7 dimensi kualitas pelayanan yaitu variabel professional and skill, accssessibility and flexibility, serviscape, reliability, recovery dan reputation and credibility. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua dimensi kualitas menunjukkan kesenjangan diman dimensi serviscape memiliki GAP yang paling besar baik itu di kelas VIP, I, II, maupun kelas III. Professional and Skill: Konsumen menghendaki agar penyedia jasa, apakah kontak personal, system operasi, maupun peralatan-peralatan teknik yang dimiliki haruslah dapat mengatasi masalah yang dihadapinya secara professional dan terampil. 9 Hasil penilitian ini menunjukan bahwa pada dimensi Professional and Skill, terdapat GAP antara Mean Pelayanan Yang Diharapkan dan Pelayanan Yang Dirpersepsi disemua tingkat instalasi rawat inap. Accessibility and Flexibility; Konsumen harus yakin bahwa Contact personnel (kontak personal) melayani dan berusaha membantu dalam memecahkan masalah mereka dengan cara spontan dengan cara bersahabat. 9 Analisis kesenjangan dari variable Accssesbility and Flexibility di instalasi rawat inap kelas VIP RSUD Masohi yaitu terjadi kesenjangan pelayanan disemua tingkat instalasi rawat inap. Apabila perceived service sesuai dengan expected service, maka kualitas jasa bersangkutan akan dirasakan baik atau positif. Jika perceived service melebihi expected service, maka kualitas jasa dirasakan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya, apabila perceived service lebih jelek dibandingkan expected service, maka kualitas jasa dirasakan negatif atau buruk. Oleh sebab itu, baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. 1 Serviscape adalah tanggapan pasien terhadap kondisi fisik dan lingkungan penyedia jasa kesehatan baik fasilitas, peralatan dan penampilan petugas. kesenjangan disemua kelas instalasi rawat inap RSUD dari variable Serviscape terjadi kesenjangan pelayanan, yaitu mean antara pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang dipersepsikan menunjukkan adanya perbedaan diantaranya pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang dipersepsikan. Attitude and Behaviour: Konsumen merasa bahwa penyedia jasa, apakah personel, lokasi dimana mereka berada, jam kerja dan system operasi dirancang serta dioperasikan sedemikian rupa, sehingga konsumen dapat mengakses dengan mudah, permintaan dapat 5

disesuaikan dengan keinginanan konsumen dengan cara yang lebih fleksibel. Ini termasuk proccess-related-criteria. 9 Analisis kesenjangan pada pelayanan Attitude and Behaviour di semua kelas instalasi rawat inap dimana kesenjangan pelayanan masih terjadi yaitu mean pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang dipersepsikan menunjukkan adanya perbedaan karena mean pelayanan yang diharapkan masih lebih tinggi ketimbang total nilai mean pelayanan yang dipersepsikan atau yang diterima. Maka nilai total mean ini menunjukkan pelayanan yang diberikan belum sesuai sesuai dengan harapan. Reliability: Konsumen memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka bisa mempercayakan segala sesuatunya kepada penyedia jasa, baik untuk karyawan maupun sistemnya untuk memegang janjinya. Kriteria ini termasuk proccess-related-criteria. 9 Hasil penelitian di semua kelas VIP instalasi rawat inap RSUD Masohi dari variable reliability menunjukkan bahwa antara harapan dan persepsi pasien tentang pealayan terjadi kesenjangan karena harapan pasien masih tinggi dibandingkan dengan persepsnya tentang pelayanan yang diterimanaya. Recovery; Konsumen menyadari bahwa apapun kesalahan kesalahan unyang terjadi maupun yang tak terduga dan tidak diharapakan terjadi, mereka yakin penyedia jasa akan mengatasinya dengan cepat, sesuai dengan harapan mereka. Kriteria ini termasuk. proccessrelated-criteria. 9 Hasil analisis menunjukkan adanya GAP Recovery antara mean garapan dengan mean persepsi di semua tingkat instalasi rawat inap. Reputation and Credibility: Pelanggan percaya bahwa operasi atau cara kerja penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan keinginannya. Kriteria ini termasuk. proccess-related-criteria. 9 Terjadi kesenjangan di semua instalasi rawat inap RSUD menunjukkan bahwa pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang persepsikan adanya perbedaan, dimana harapan pasien lebih besar dibandingkan dengan persepsi pasien tentang pelayanan yang diterima. Pada penelitian Gunawan diperoleh gambaran bahwa harapan pasien lebih besar dari pelayanan yang berikan / dirasakan sehingga menyebabkan kualitas pelayanan rendah. 10 Dalam Gap Analysis Model pun dijelaskan, pada Gap ke-5 yaitu Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan (service gap) yaitu jasa yang dirasakan tidak konsisten dengan jasa yang diharapkan. Gap ini bisa menimbulkan sejumlah konsekuensi negatif, seperti kualitas buruk (negatifly confirmed quality) dan masalah kualitas; komunikasi dan pelayanan yang negatif; dampak negatif terhadap citra korporat atau citra lokal; dan 6

kehilangan pelanggan. Kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas jasa. 1 KESIMPULAN DAN SARAN Terdapat kesenjangan tingkat harapan dan persepsi di semua kelas rawat inap yaitu: pada variable Accessesbility and flexibility, Serviscape, attitudes and behavior, Recovery dan Reputation and Credibility. Dimensi Serviscape memiliki kesenjangan yang lebih besar dibandingkan dengan dimensi yang lain. Bagi Pihak manajemen RSUD Masohi sebaiknya dapat menyediakan kotak saran dan membuat tim untuk mengolah/merespon tiap saran yang masuk, sehingga pasien dapat mengeluhkan setiap keluhan yang dialami/yang dirasakan. Sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan sesuai dengan keinginan pasien. 7

DAFTAR PUSTAKA 1. Tjiptono, F. Service, Quality dan Satisfaction. Yogjakarta : C.V Andi Offset; 2011. 2. Wijono, D. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press; 2008. 3. Yamid, Z. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta : Ekonisia; 2010. 4. Rangkuti, F. Measuring Customer Satisfaction. Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT Gamedia Pustaka Utama; 2006. 5. Koentoro, J. Regulasi Kesehatan Indonesia. Yogyakarta : C.V Andi Offset; 2007. 6. Thenie, Hery. Persepsi pasien pulang paksa terhadap pelayanan rumah sakit di rumah sakit umum daerah Karawang [Tesis]. Jakarta: Pasca sarjana UI ; 2002. 7. Muninjaya, A.A.G. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC; 2012. 8. RSUD Masohi. 2013. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Masohi Tahun 2012. Masohi : Rumah Sakit Umum Daerah Masohi. 9. Jasfar, F. Manajemen Jasa. Jakarta : Ghalia Indonesia; 2009. 10. Gunawan. Evaluasi Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Apotik Estetika [Tesis].. Semarang : Program Studi Magister Manajemen Universitas Dipenogoro; 2000.. 8

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Masohi Karakteristik Jumlah % Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Kelompok Umur (tahun) 18 24 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75 84 Pendidikan Tamatan SD/sederajat Tamatan SMP/sederajat Tamatan MU/sederajat Tamatan D-III/S-1/S-2 Pekerjan Tidak kerja/irt Karyawan swasta PNS/TNI/POLRI Wiraswasta Jumlah Penghasilan/bulan < Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000 Rp.3.000.000 Rp. 3.000.000-4.000.000 Rp. 4.000.000 Lama Hari Rawat 3 hari 3-6 hari 7-15 hari 15 hari Kelas Perawatan VIP Kelas I Kelas II Kelas III 29 51 7 17 12 14 15 11 4 15 9 35 21 27 10 19 24 39 26 11 4 25 36 15 7 11 12 8 49 36.25 63.75 8.75 21.25 15 17.5 18.75 13.75 1.25 18.25 11.25 43.25 26.25 33.75 12.50 23.75 30.00 48.75 32,5 13,75 5 22,5 45 18,75 8,75 13,75 15 10 61,25 Total 80 100 Sumber: data primer, 2013 9

Tabel 2. Perbedaan Mean Pelayanan yang diharapkan dan Pelayanan yang dipersepsi di VIP Instalasi Rawat Inap RSUD Variabel Harapan Persepsi GAP Professional and Skill 4,91 3,80-1,11 Accessibility and 4,87 3,91-0,96 Flexibility Serviscape 4,82 2,36-2,46 Attitude and Behaviour 4,93 4,14-0,79 Reliability 4,80 3,45-1,35 Recovery 4,75 3,47-1,28 Reputation and 4,59 3,24-1,35 Credibility Sumber: data primer, 2013 Tabel 3. Perbedaan Mean Pelayanan yang diharapkan dan Pelayanan yang dipersepsi di Kelas 1 Instalasi Rawat Inap RSUD Variabel Harapan Persepsi GAP Professional and Skill 4,82 3,80-1,02 Accessibility and 4,46 3,24-1,22 Flexibility Serviscape 3,76 1,72-2,04 Attitude and Behaviour 4,72 4,02-0,7 Reliability 4,66 3,78-0,88 Recovery 4,70 3,42-1,28 Reputation and 4,67 3,35-1,32 Credibility Sumber: data primer, 2013 Tabel 4. Perbedaan Mean Pelayanan yang diharapkan dan Pelayanan yang dipersepsi di Kelas 1I Instalasi Rawat Inap RSUD Variabel Harapan Persepsi GAP Professional and Skill 4,72 4,02-0,7 Accessibility and 4,6 3,78-0,82 Flexibility Serviscape 4,55 2,53-2,02 Attitude and Behaviour 4,62 4,06-0,56 Reliability 4,66 3,78-0,88 Recovery 4,52 3,62-0,9 Reputation and 4,23 3,95-0,26 Credibility Sumber: data primer, 2013 10

Tabel 5. Perbedaan Mean Pelayanan Yang Diharapkan dan Pelayanan Yang Dipersepsi Di Kelas 1II Instalasi Rawat Inap RSUD Variabel Harapan Persepsi GAP Professional and Skill 4,54 3,59-0,95 Accessibility and 4,33 3,69-0,64 Flexibility Serviscape 4,19 1,97-2,22 Attitude and Behaviour 4,29 3,70-0,59 Reliability 4,57 3,08 1,49 Recovery 4,29 2,96-1,33 Reputation and 4,38 3,18-1,20 Credibility Sumber: data primer, 2013 11