PENINGKATAN MUTU SAYURAN MELALUI SERTIFIKASI PRIMA 3 PADA KAWASAN PRIMA TANI PAAL MERAH KOTA JAMBI. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PELUANG INOVASI TEKNOLOGI PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU SAYUR DI KOTA JAMBI 1) (Studi Kasus Kawasan Prima Tani Kota Jambi)

Baswarsiati, S. Kusworini, K. Boga, D. Rahmawati dan T. Zubaidi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN KAJIAN KERAGAAN PASAR TANAMAN SAYURAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP HARI BESAR KEAGAMAAN. Suharyon, Syafri Edi dan Adri

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN LINGKAR SELATAN KOTA JAMBI 1 Novalina, Zulkarnain, Wilma Yunita dan Yusnaini 2

Tahun Bawang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Prima Tani Kota Palu (APBN) Tuesday, 27 May :32 - Last Updated Tuesday, 27 October :40

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48/Permentan/OT.140/2009 TANGGAL : 19 Oktober 2009

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NO 48/ Permentan/OT.140/10/2009

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Pedoman. Budi Daya. Buah dan Sayur.

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 48 Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

Good Agricultural Practices

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sektor pertanian di Indonesia perlu

PELUANG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI DI KOTA PONTIANAK DAN KABUPATEN KUBURAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

INDIKATOR KINERJA UTAMA Tahun Visi : " Jawa Timur sebagai Pusat Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Kesejahteraan Petani "

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

Model-Model Usaha Agribisnis. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman (Budiasa, 2014). Pertanian

Sumber : Pusdatin dan BPS diolah, *) angka sementara.

PROSPEK PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KOTA MATARAM

USAHATANI SAYURAN-TERNAK SEBAGAI BASIS AGRIBISNIS PEDESAAN DI LAHAN PASANG SURUT BONGKOR KECAMATAN BASARANG

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

STATUS KANDUNGAN VITAMIN C BEBERAPA SAYURAN DAUN HASIL BUDIDAYA PERTANIAN PERKOTAAN DI SURABAYA

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT PADA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SAYURAN ORGANIK DI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

BAB 1 PENDAHULUAN. yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme Pengganggu

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

ANALISIS USAHATANI SAYURAN DI DATARAN TINGGI KERINCI PROVINSI JAMBI. Suharyon Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN DAERAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI,

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

BAB I PENDAHULUAN. Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PENINGKATAN MUTU SAYURAN MELALUI SERTIFIKASI PRIMA 3 PADA KAWASAN PRIMA TANI PAAL MERAH KOTA JAMBI Kiki Suheiti dan Syafri Edi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal Lima Kotabaru Jambi Abstrak Prima Tani Kota Jambi di Kelurahan Paal Merah Propinsi Jambi memiliki potensi besar sebagai contoh pembangunan pedesaan berwawasan agrobisnis dan agroindustri yang akan mempercepat proses diseminasi dan adopsi teknologi inovatif yang dibutuhkan masyarakat, khususnya berhubungan dengan pengembangan sayuran organik. Saat ini bahan pangan baik yang diproduksi dalam negeri maupun impor yang beredar di pasaran dan siap dikonsumsi diindikasikan masih banyak mengandung permasalahan pangan. Kekhawatiran ini berkaitan dengan belum terpenuhinya persyaratan keamanan pangan yang diantaranya adalah adanya kandungan cemaran Bahan Beracun Berbahaya (B3) akibat pestisida yang digunakan petani produsen. Sertifikasi produk Prima3 (sayuran sehat aman konsumsi) bertujuan untuk memberikan jaminan terhadap suatu hasil usahatani buah dan sayuran segar, baik yang dikelola secara perorangan dan atau kelompok sehingga aman dikonsumsi dengan level residu pestisida dibawah Batas Maksimal Residu (BMR). Tujuan dari pengkajian ini untuk mengetahui hasil sertifikasi produk Prima 3 terhadap sayuran penghasil daun dan penghasil buah di kawasan Primatani Kota Jambi. Pengkajian dilaksanakan dari bulan Januari 2007 sampai bulan Desember 2008 pada beberapa komoditi sayuran yang dibudidayakan petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2007 terdapat 9 jenis sayuran yang lolos sertifikasi Prima 3 yaitu; kangkung, sawi manis, pakchoi, selada, sawi kaelan, tomat, timun, gambas, terong dan pada tahun 2008 bertambah 2 jenis sayuran yaitu kacang panjang dan seledri. Kata Kunci: Mutu sayuran, Sertifikasi, Prima 3, Prima Tani, Jambi PENDAHULUAN Mendukung pembangunan kawasan sentra produksi pertanian unggulan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui program Prima Tani (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian) yang secara langsung menerapkan konsep baru diseminasi di wilayah sentra produksi berdasarkan kesesuaian agroekosistem dan kebutuhan inovasi teknologi oleh petani. Rintisan atau percontohan tersebut diharapkan menjadi titik awal difusi massal teknologi inovatif yang dihasilkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian, 2004). 1

Luas lahan untuk pertanian di Kota Jambi cukup tersedia. Dari 3.432 ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, telah dimanfaatkan untuk pertanaman padi, palawija dan hortikultura seluas 2.404 ha (BPS Provinsi Jambi, 2004 : Bappeda Kota Jambi, 2006). Potensi lahan yang belum dimanfaatkan ini dapat diusahakan untuk pertanian sayuran. Komoditas hortikultura yang dapat dikembangkan terutama sayuran penghasil daun seperti : bayam, kangkung, selada, seledri, sawi, kaelan, pakchoi dan kemangi sedangkan untuk sayur penghasil buah seperti cabai, tomat, terong, kacang panjang, mentimun, buncis, oyong, dan gambas (Anwar K., et al 2007). Prima Tani Paal Merah Kota Jambi dimulai pada bulan Desember 2006 dengan kegiatan PRA. Pada tahun 2007-2008 berbagai bimbingan telah dilakukan seperti pelatihan pembuatan pupuk organik, pestisida nabati dan demplot dari berbagai jenis sayuran baik penghasil daun maupun penghasil buah. Disamping itu inovasi yang berhubungan dengan peningkatan produksi seperti penggunaan varietas unggul, pergiliran tanaman dan pengaturan pola tanam juga dilakukan. Untuk meningkatkan mutu sayuran bekerjasama dengan Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi telah dilakukan sertifikasi terhadap produk sayuran, 11 jenis sayuran telah dinyatakan lolos sertifikasi Prima 3 (sayuran sehat aman konsumsi) (Pemda Provinsi Jambi, 2008: Edi S., et al 2008). Pada saat ini, bahan pangan baik yang diproduksi dalam negeri maupun impor yang beredar di pasar dan siap dikonsumsi diindikasikan masih banyak mengandung permasalahan pangan. Kekhawatiran ini berkaitan dengan belum terpenuhinya persyaratan keamanan pangan yang diantaranya adalah adanya kandungan cemaran Bahan Beracun Berbahaya (B3). Untuk mencegah terjadinya permasalahan pangan buah dan sayuran sebagai akibat adanya penggunaan bahan kimia ditingkat produksi tersebut, maka perlu adanya penjaminan yang didukung dengan hasil pengujian secara laboratoris terhadap kandungan residu pestisida pada hasil produksi pertanian, khususnya sayuran yang banyak dikembangkan di beberapa wilayah di provinsi Jambi. Penjaminan dilakukan melalui pemberian sertifikat produksi Prima 3 oleh Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi selaku unit kerja yang ditunjuk sebagai otoritas kompetensi dalam 2

penanganan keamanan buah dan sayuran melalui keputusan Gubernur Jambi Nomor 508 Tahun 2004. Pengkajian bertujuan untuk mengetahui residu pestisida produk sayuran penghasil daun dan buah pada laboratorium lapang Prima Tani Paal Merah Kota Jambi, baik yang dikelola secara perorangan maupun kelompok sehingga aman dikonsumsi dengan level residu pestisida dibawah ambang batas (BMR). METODOLOGI Lokasi dan Waktu Pengkajian dilaksanakan pada kawasan Prima Tani Kelurahaan Paal Merah Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi, yang dimulai bulan Januari 2007 sampai dengan Desember 2008. Wilayah ini termasuk agroekosistem lahan kering dataran rendah iklim basah (LKDRIB) pada ketinggian 30 m dpl. Prosedur Pengkajian Pengambilan sampel dilakukan pada tanaman sayur penghasil daun dan buah di laboratorium lapang Prima Tani Paal Merah Kota Jambi thn 2007 dan 2008. Yang dilakukan pada kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Pandu Tani, kelompok tani tersebut adalah Kelompok Tani Sido Makmur, Kelompok Tani Semoga Jaya, Kelompok Tani Mekar Sari, dan Kelompok Tani Rizki Kelurahan Paal Merah Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Untuk penilaian kebun dan produk sayuran, sesuai Pedoman Budidaya Sayuran yang baik atau GAP (Good Agriculture Practices). Pengujian dilakukan di laboratorium yang telah terakreditasi dengan jenis cemaran residu pestisida yang diuji, meliputi : dari golongan Organopospat, jenis cemaran yang diuji, yaitu; Klorpiripos, Diazinon, Propenopos, dan Fention, dari golongan Piretroid, jenis cemaran yang diuji, yaitu; Permetrin, Sipermetrin, Deltametrin, dan Lamda sihalotrin. dari golongan Organoclor, jenis cemaran yang diuji, yaitu; Lindan, Endosulfan, Aldrin, dan Heptaklor. HASIL DAN PEMBAHASAN Klasifikasi sayuran organik yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi sejak tahun 2007 yaitu Prima 3, untuk tahun berikutnya dari hasil sertifikasi tersebut dapat ditingkatkan ke tingkat Prima 2. Klasifikasi dimaksud adalah : Prima 1 3

peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usahatani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi, bermutu baik serta cara produksinya ramah terhadap lingkungan. Prima 2 peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usahatani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi dan bermutu baik. Prima 3 peringkat penilaian yang diberikan terhadap pelaksanaan usahatani dimana produk yang dihasilkan aman dikonsumsi. Untuk ketiga kriteria ini ada batas maksimal residu (BMR) yang telah ditetapkan secara nasional (BSN, 2002). Hasil sertifikasi Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi terhadap beberapa jenis sayuran pada kawasan Prima Tani Kelurahan Paal Merah Kota Jambi dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Sertifikasi Beberapa Komoditi Sayuran Prima 3. Jambi 2007 Pelaku usaha 1. Kelompok Tani Sido Makmur Kel. Paal Merah Kota Jambi Jenis Komoditi Hasil pengujian Jenis residu pestisida Jumlah (Mg/Kg) Keterangan Kangkung - - Tidak terdeteksi Sawi manis - - Tidak terdeteksi Pakchoi Selada Sawi kaelan Tomat Pention Lindan Perpertin Sipermertin Propenofos Alrin Propenofos Delta Metrin 0,093 1,967 0,102 0,119 0,573 0,019 0,293 0,154 Timun - - Tidak terdeteksi Gambas - - Tidak terdeteksi Terong - - Tidak terdeteksi 2. Kelompok Tani Semoga Jaya Kel. Paal Merah Kota Jambi Tomat Terong Lindan Permertin Deltametrin Fention Propenofos 0,023 0,163 0,069 0,062 0,269 4

Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa sertifikasi yang dilakukan pada pelaku usaha Kelompok Tani Sido Makmur Kel. Paal Merah Kota Jambi, terdapat 5 jenis sayuran penghasil daun dan 4 jenis sayuran penghasil buah yang mendapat sertifikasi prima 3, dimana didapat hasil pengujian terhadap Kangkung, Sawi manis, Timun, Gambas, Terong tidak terdeteksi sama sekali residu pestisida. Sedangkan Pakchoi, Selada, Sawi kaelan dan Tomat terdeteksi residu pestisida namun masih dibawah batas maksimal residu (BMR) sehingga dikategorikan aman untuk dikonsumsi. Sertifikasi yang dilakukan pada Kelompok Tani Semoga Jaya Kel. Paal Merah Kota Jambi yang melaksanakan budidaya sayuran penghasil buah tomat dan terong, diketahui terdapat residu pestisida masih dibawah batas maksimal residu (BMR) sehingga aman untuk dikonsumsi konsumen. Tabel 2. Sertifikasi Beberapa Komoditi Sayuran Prima 3. Jambi 2008. Pelaku usaha Jenis Hasil pengujian Keterangan 1. Kelompok Tani Rizki Lingkar Selatan Kota Jambi Komoditi Jenis residu pestisida Jumlah (Mg/Kg) Sawi Aldrin 0,137 Di atas BMR Timun - - Tidak terdeteksi 2. Kelompok Tani Sido Makmur Kel. Paal Merah Kota Jambi 3. Kelompok tani Mekar Sari kel Paal Merah Kota Jambi Kacang Heptaklor 0,011 panjang Seledri Propenofos 11,850 Tidak ada BMR namun residu pestisida sudah tinggi Kacang panjang Klorofirifos Heptaklor Aldrin 0,244 0,012 0,090 Di bawah BMR Di bawah BMR Di bawah BMR Timun - - Tidak terdeteksi Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 terdapat peningkatan jumlah sayuran yang mendapat sertifikasi Prima 3 yaitu pada Kelompok Tani Sido Makmur Kel. Paal Merah Kota Jambi. Pada tahun 2007 terdapat 9 jenis sayuran yang mendapat sertifikasi, bertambah 2 jenis sayuran lagi yaitu Kacang panjang dan Seledri, sehingga di tahun 2008 5

berjumlah 11 jenis sayuran yang mendapat sertifikasi Prima 3. Pada Kelompok Tani Rizki Lingkar Selatan Kota Jambi, terdapat 2 jenis sayuran; Sawi dan Timun yang telah mendapat sertifikasi Prima 3. Pada Kelompok Tani Mekar Sari Kel. Paal Merah Kota Jambi terdapat 2 jenis sayuran yaitu Kacang panjang dan Timun yang juga telah mendapat sertifikasi Prima 3. Pembinaan dan pengawalan teknologi yang dilakukan pada Prima Tani Paal Merah Kota Jambi di laboratorium lapang seperti demplot, pelatihan dan pemberdayaan klinik agribisnis merupakan faktor pendorong petani untuk melakukan usaha taninya sesuai dengan teknik budidaya ramah lingkungan dengan cara meminimalkan penggunaan pestisida kimia. Penggunaan pestisida kimia merupakan alternatif terakhir apabila semua cara tidak berhasil mengendalikan serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). Penggunaan pestisida kimia dilakukan dengan cara penyemprotan pada sayuran sesuai ambang kendali. Bimbingan lapangan dilakukan langsung oleh petugas PHP. 6

KESIMPULAN Sasaran sertifikasi produk prima 3 adalah tersedianya buah dan sayuran segar yang aman dikonsumsi dan tidak membahayakan kesehatan bagi masyarakat. Sertifikasi merupakan penilaian/apresiasi yang diberikan kepada petani/pemilik kebun atas penilaian terhadap usaha tani yang dilakukan; Hasil apresiasi atau penilaian terhadap objek tanaman dikelompokkan menjadi Prima satu (P-1), Prima dua (P-2) dan Prima tiga (P-3). Pembinaan dan pengawalan teknologi yang dilakukan pada Prima Tani Paal Merah Kota Jambi di laboratorium lapang seperti demplot, pelatihan dan pemberdayaan klinik agribisnis merupakan faktor pendorong petani untuk melakukan usaha taninya sesuai dengan teknik budidaya ramah lingkungan dengan cara meminimalkan penggunaan pestisida kimia. Pemerintah Kota Jambi sejak tahun 2007 telah melakukan sertifikasi Prima 3 terhadap beberapa jenis komoditi sayuran, baik sayur penghasil daun maupun sayur penghasil buah. 7

DAFTAR PUSTAKA Anwar K., Suratman dan A. Kasno. 2007. Identifikasi da Evaluasi Potensi Lahan Untuk Mendukung Prima Tani di Kelurahan Paal Merah, Kec. Jambi Selatan Kota Jambi. Satker Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pertanian Sumber Daya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Badan Litbang Pertanian, 2004. Rancangan Dasar Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2004. Analisa Hasil Listing Sensus Pertanian 2003. Provinsi Jambi. BPS Provinsi Jambi. Bappeda Kota Jambi. 2006. Kota Jambi Dalam Angka Tahun 2005. Bappeda Kota Jambi Kerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kota Jambi. BSN. 2002. Sistem Pangan Organik. SIN 01-6729-2002. Badan Standarisasi Nasional 45 hlm. Edi S., Araz Meilin, Dewi Novalinda dan Kiki Suheiti. 2008. Laporan Akhir Prima Tani Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Basah di Kelurahan Paal Merah Kota Jambi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian Pemerintah Daerah Propinsi Jambi, 2008. Laporan Hasil Pelaksanaan Sertifikasi Produk Prima 3 Tahun 2008. Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi. 8