Royal Institute for Southeast Asian and Caribbean Studies Reuvensplaats 2 2311 BE Leiden Netherlands tel: (+)31 71-527 2295; email: kitlv@kitlv.



dokumen-dokumen yang mirip
Sambutan Presiden RI pd Panen Raya Padi, Merauke, Papua Barat, tgl 10 Mei 2015 Rabu, 10 Juni 2015

Royal Institute for Southeast Asian and Caribbean Studies Reuvensplaats BE Leiden Netherlands tel: (+) ; kitlv@kitlv.

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)

No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin Pendidikan terakhir : Pekerjaan :

4. Pembeli : padum timunnya kak? berapa timunnya kak? Penjual : enam ribu Pembeli : nggak lima Penjual : hana dapat nggak dapat

Sambutan Presiden RI pd Penyerahan Hand Tractor dan Pompa Air... di Ngawi, Jatim, tgl 31 Jan 2015 Sabtu, 31 Januari 2015

Gambar tersebut adalah sebuah hati, ditengah-tengahnya terdapat sebuah gedung dan disamping kiri gambar tersebut ada angka satu besar sekali.

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Contoh tampilan saat bersosialisasi dengan penduduk lain

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

PERANCANGAN FILM KARTUN

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

Pedoman Wawancara Siswi Sebagai Informan Tambahan Nama : Kelas : Pertanyaan 1. Menurut Adik penting tidak rasa percaya diri saat berpidato? Alasannya?

INTERVIEW GUIDE. 1. Latar belakang terjadinya kasus kekerasan seksual pada anak. a. Bagaimana kronologis peristiwa itu terjadi?

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

Keindahan Seni Pendatang Baru

Hasil Wawancara: Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber dalam beberapa periode sesuai perkembangan Tari Dolalak :

LAMPIRAN. 1. Wawancara dengan Bapak Suwandi (Pemilik Tambak) Nurul P.Suwandi Nurul

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai

Sambutan dan Dialog Presiden RI - Peresmian Pasar Rakyat Doyo Baru, Jayapura, 30 April 2016 Sabtu, 30 April 2016

ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN

Transkrip wawancara 1 Pelabelan Konsep Konsep yang sering muncul Pengelompokan Konsep Y : Dengan ibu Sarni ya, usianya berapa bu?

Lima Belas Tahun Tidak Lama

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN)

Universitas Sumatera Utara

Informan S1 S2 S3 S4 S5

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (INDEPTH INTERVIEW) Adapun pertanyaan yang disusun dalam melakukan Indepth Interview untuk

BAB II. 1. Pasangan WE dan ET (Mahasiswa perantauan asal Riau)

Mari belajar keliling dan Luas Lingkaran.

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

LAMPIRAN 1 LEMBAR SOAL

BAB IV. moment dan analisis regresi linear, peneliti melakukan analisis deskriptif yaitu. Tabel 4.1 Prosentase Jawaban Angket

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

Lampiran Hasil Wawancara No Informan Wawancara

BAB VII KELEMBAGAAN DI KALANGAN PARA PEMULUNG DAN PROSES MUNCULNYA KELEMBAGAAN TERSEBUT

Interview with mr: Sarmidi

Kata-kata Belajar di Rumah ini kadang enggak sesuai apa yang gue kerjain di rumah selain tidur-makan-tidur-makan. Fase yang baik untuk gemuk.

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil penelitian tersebut dianalisis berdasarkan metode dan pendekatan yang

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang

anak membaca? nak-anak

Kepatuhan Seorang Hamba

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu)

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

Universitas Sumatera Utara

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama

BAB III GAMBARAN UMUM DESA KETEGAN DAN DESKRIPSI LARANGAN NIKAH ANAK PODO MBAREP. empat perdukuhan antara lain:

Keterangan Pidato Presiden RI pada Munas II Hanura, di Solo, Jawa Tengah, tgl. 13 Feb 2015 Jumat, 13 Pebruari 2015

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

PERTANYAAN WAWANCARA. Jenis kelamin: Pendidikan terakhir: Pendapatan/bulan : <3juta >3juta

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.

KISI-KISI PENGALAMAN IBU PRIMI MELAHIRKAN YANG DILAKUKAN INDUKSI PERTAMA KALI

Bab 1. Awal Perjuangan

LAMPIRAN. : Seorang suami yang bertanya kepada istrinya. : Anak-anak di mana mak? Belum ada satu pun yang di. Belum pulang pak dari tadi.

a. Berapa lama mereka menikah b. Apa yang diharapkan dari hubungan pernikahan yang sedang dijalani 4. Perbedaan Tingkat Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebagai : Subyek 1. Pendidikan Terakhir : SMP Kelas 2 : 2 dari 4 Bersaudara

LIFE HISTORY. Note : II (12-18 tahun) Nama : Tetni br Tarigan Usia : 16 tahun

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG

BAB III PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Sambutan dan Dialog Presiden RI - Penyerahan Pemberian Makanan Tambahan..., NTT, 28 Desember 2016 Rabu, 28 Desember 2016

BAHASA INDONESIA dan MATEMATIKA

BAB IV DESKRPSI DAN ANALISIS DATA. sebelumnya, maka untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut dilakukan

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA. 1. Pemahaman pernikahan

Pedoman Wawancara Awal

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pertanyaan Bagi Pihak Manager BMT Batik Mataram Yogyakarta

BAB V MERANCANG DAN MEWUJUDKAN MIMPI KELOMPOK TANI

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA JUDUL: SOSIALISASI BAHASA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK

DOKUMENTASI PENELITIAN. Lokasi Pertambangan. Kondisi tanah yang ditambang

INVESTOR MINDSET FOR LIVING!..

Beras Warisan Sang Istri

Bab 1. Kehilangan mimpi

BAB IV POTRET KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT. dari pusat Kecamatan Parengan. Desa Mojomalang ini berbatasan dengan Desa Sendangrejo

Rincian Hasil Wawancara dengan BMT ELTAMANI. Waktu : Sabtu, 28 Mei 2016

Royal Institute for Southeast Asian and Caribbean Studies Reuvensplaats BE Leiden Netherlands tel: (+) ;

Bab 1 Sindrom Mahasiswa

Interview with mr/ms: Poniyem

Tahun ini memang jadi tahun yang kemrungsung bagi para calon wakil wakyat itu. Ya, maaf,..

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Ibu ke-86 Thn 2014, Jakarta, tgl. 22 Des 2014 Senin, 22 Desember 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI. A. Untuk Kepala Dusun Somoketro III, Desa Somoketro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang

Bab 5. Pengalamanku. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Pengalamanku. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

HASIL WAWANCARA. 1. Nama Informan: Ibu Titik (Pemilik Liliana Handicraft) Wawancara pada tanggal Jumat, 23 Oktober 2015, Pukul WIB.

Transkripsi:

Royal Institute for Southeast Asian and Caribbean Studies Reuvensplaats 2 2311 BE Leiden Netherlands tel: (+)31 71-527 2295; email: kitlv@kitlv.nl Interview with mr: Legiman Kasan Mustar a.k.a Darman Transcriptic summary (00:00) Lahir di Suriname tahun 1928 di district Nickerie. Waktu pulang ke Indonesia kira-kira 26 tahun, sudah menikah. Yang pertama kali pindah dari Jawa ke Suriname itu orangtua. Asalnya dari Magelang, ibu dari Boyolali, Jawa Tengah. Di sana jadi buruh tani, dikontrak. Aku sekolah SD saja, ndak tamat. Kelas 4 ndak sekolah lagi, kegiatannya ikut kerja sama orangtua, di kebun, di sawah. Lahannya milik sendiri, setelah kontrak 5 tahun, bapakku ga pulang da uangnya untuk beli tanah. Nickerie itu artinya menanam padi. Aku sepuluh bersaudara, yang Sembilan pulang ke Indonesia yang satu tinggal di Suriname. Yang pulang ke Indonesia, abang saya pak Jimin, pak Giman, pak Ngaliman terus adik saya Paidi, adik saya Ngatelan, adik saya Tubin, adik saya Pawuk, adik saya sarji, Sarini itu. Orangtua ikut pulang. Aku punya anak satu, cerai sama istri saya, tinggal di Suriname, ini istri kedua. Pengalaman di Suriname kerja di sawah aja, buka sawah, menanam padi untuk makan sehari-hari. Waktu itu mana ada anak yang sekolah. Satu kampong satupun gak ada anaknya yang meneruskan sekolah. Pokoknya tau huruf saja sudah berhenti seklah, kerja di sawah. Waktu itu kan orangtua masih melarat istilahnya, cari makan aja susah.orangtua beli tanah satu hektar dari istilahnya uang kapal. 100 gulden per orang. Jadi, ayah saya yang seratus gulden habis untuk ini (sambil memainkan tangan-red). Uang ibu yang digunakan untuk beli tanah itu. Orang Jawa sering kumpul-kumpul main, main tayub segala, ledhek-ledhek itu. Ak ga ikut, malu aku. Dulu waktu masih disana banyak tayub, main kartu. Adu ayam ga seberapa, dadu yang banyak. Ketoprak ada, joko bodo ada, bermacam-macam. Pokoknya ada kesenian di jawa di Suriname ada. (05:30)

Kalo wayang wong aku ikut, ndalang juga. Rombongan kawan-kawan tuh, ayo ikut-ayo ikut, ndaftar kita di situ. Latihannya ga tentu, pokoknya malam minggu latihan, tiap-tiap malam minggu. Mainnya di tempat wali negeri. Ada rumah besar. Di tempat lurah, di Nickerie. Setiap kampong Jawa ada lurah orang Jawa. Kalau kampungnya orang dia ya orang dia, kalau kampungnya orang Jawa ya orang Jawa. Ga dipilih, ditunjuk dari atas, dari kecerdasannya. Orangtuaku masih bujang waktu datang ke Suriname. Nikahnya di Suriname. Yang mendorong keluarga besar untuk pulang ya partai. Keluarga suka ikut kegiatan partai, rapat-rapat, dijanjikan kalau di Suriname makan satu piring, di Indonesia bisa makan dua piring. Ya memang betul, wong nebang kayu, lapar, makan. Nebang kayu, main kampak itu kan lapar perutnya, bisa tiga piring juga. Pengalaman dalam perjalanan dari Suriname ke Tongar, kalau di kapal satu bulan. Dalam perjalanan berhenti di Kapstat (Cape Town-red) satu hari satu malam. Ga ada yang sakit tapi kawan saya ad ayang mabuk sebulan lamanya. Ada yang meriang, tapi kita ga tau soalnya. Kita cuma rombongan sendiri,karena kapal ada tingkat-tingkat. Saya satu tempat sama kawan-kawan. Satu tempat nggone dewe, Nickerie, neng ngisor. Kami di bawah sekali. Ak sudah tau Pak Sarmuji dari di Nickerie, tau Bapak, Ayah semua, sekampung. Mbakyu mbarepmu Satinah, kakangmu Satimin. Aku pernah tidur di tempat pak Sadin semalam. Bejo, aku dijak rono, mulakne aku ngerti. (10:45) Sampai di Tongar, nangis. Ninggal rumah, sawah disini masuk rimba belantara. Aku disuruh kerja merintis tanah pulang nangis kok. Tanah seperti ini mau dibikin sawah bagaimana ini. Tanahnya naik turun. Airnya ngalir kemana? Di Suriname tanahnya datar. Tanya pak Sarmuji gunung-gunung itu gak ada. Disana itu setelah dewasa aku punya tanah 5 hektar. Cari batu sebegini besarnya gak ada dapat. Persawahan itu mengambil airnya dari pegunungan Brazil, semua ditanami padi. Ternak cuma ayam, dibiarkan saja. Dulu, aku sudah berdikari. Nickerinya di Paradise (Perdis). (Sambil melihat foto) Itu foto di Suriname, waktu mau berangkat kesini. Itu Sarini adik saya yang masih sisa, tinggalnya di Pekanbaru. (15:21) Waktu di Tongar kegiatannya nebang hutan, sendiri. Waktu pulang tinggal di bedeng sama ibu, ga sama orang tua. Keluarga sendiri-sendiri. Bedeng itu ada dari A sampai O, masing-masing 10 keluarga, 5 sebelah sana, 5 sebelah sini. Cuma 3 meter persegi satu

keluarga. Kalau anakya lima mana bisa tidur disitu. Dindingnya bambu. Kalau malam dijaga polisi gak boleh keluar malam. Jadi cerita macan itu macan gadungan berwujud orang dari daerah kerinci. Gak punya ini...gak punya ini. Itu jungkal tiga kali jadi macan. Ceritanya betul tidak gak tahu. Cindaku namanya. Penduduk asli sini bilang begitu..ada cindaku, candok aku bahasa minangnya seperti aku artinya. Kita belum pernah kedengaran dimakan macan. Tapi macannya ketangkap pernah sekali ya. Macan makan sapi itu ditembak mati. Makan kambing. Ada dua ketangkap. Nggone Pak Martosonto kae sitok. Terus besoknya ditaburi beras kuning ya. Terus kita timbul pertanyaan kenapa ditaburi beras kuning? Ada yang bilang yang mati itu saudaranya. Sawah lima hektar di Suriname itu dikasih sama pemerintah. Jadi sudah dipatok-patok empat hektar, dikasih irigasi. Jadi pemuda yang gak punya sawah dikasih. Jadi gak kayak sini. Itu pemerintah gak mau tahu itu. Punya nggak punya terserah. Tapi kalau Suriname ada keluarga yang tidak punya tanah pak wali negeri suruh mencatat. Nanti disodorkan ke bupati. Nanti di balai tinggal dipanggil dan dibagi. (20:30) Tanah di daerah kita itu, di Nickerie paling gini (mengacungkan jempol). Pak Sarmidi ketika ke Suriname bilang itu adik besan saya, Jamin, sudah 1000 hektar sawahnya, nanamnya sama Helikopter, nyabitnya pake kombain. Disini gepyok begini dipamerkan neng tv malu aku. Sedangkan diluar negeri sudah pake mesin semua. (Istrinya mengomentari kenapa hari ini dia keliahatan sehat, biasanya kemana-mana diantar jemput pak sarmidi-red) Parani pak Sarmidi di jak jemuahan (shalat jum at-red), nek ora diparani yo ora budal. Mlaku wis payah, sasi wingi wae opname ping piro wonge. Seminggu balik meneh neng kamar sakit. Jadi, setelah ga sekolah, kerja di tempat sendiri. Punya ayah, menggembala kambing. Apa yang ayah saya suruhlah, ya kerjakan. Sawah saya jual untuk bayar stichting. Waktu itu saya ngasih uang 500 gulden, untuk saya dan istri saya. Anak tinggal di Suriname, ikut ibu lain, tapi sekarang kadang-kadang telpon ke sini jga anak saya. Anakku manggone neng Wageningen. (Pak Darman bicara dengan Pak Sarmuji): nek arep nang Suriname tak titip kanggo anakku. Aku tak titip Ranti, emas iso to di? Kadung tak tuku emoh nggowo. Wedi jare, ngko ndak di sebrot wong.

Jadi yang disebut Wageningen oleh beliau itu jadi begini. Di daerah Nickerie tanah persawahan tadi, itu digarap sama belanda dari Indonesia dulu yang diusir dari Indonesia, pulang ke Belanda gak ada tempat, dikirim ke Suriname. Dikasih tempat di Wageningen ini. Nah beliau ini tahu cerita Wageningen ini. Itu SML Stichting Marginale Landbow Atau Yayasan Pertanian Bermesin. Itu belanda tok, mau makan tempe mau makan tahu. Kalau tidak disapa marah dia, karena pernah di Indonesia itu mereka. Nah itu daerahnya beliau ini. Di distrik Nickerie. Mereka bikin sawah besar Machinaal. (26:04) Waktu di Tongar, kawan-kawan, saudara saya pergi semua ke Pekanbaru. Aku aja gak mau, aku disini saja. Payah disana gak ada tempat gak ada kerjaan. Disana kalu gak ada tanah mau kerja apa disana? Njaluk-njaluk kerjaan sama teman itu aku segan. Enggak mau. Disini saya tani, saya ngluku, dan sekarang masih bisa hidup. Rumah disebelah sana abang saya pak Jimin, di belakang itu abang saya nomer dua. Abang saya sudah berkeluarga, adik saya juga sudah berkeluarga. Waktu di Suriname sehari-hari bahasa Jawa, di sekolah bahasa Belanda, kalau sama orang India bahasa India, sama orang negro, bahasa negro. Itu istri saya pinter bahasa India. Tetangganya kanan kiri India semua itu. Kalau istri saya itu banyak lupa itu, kalau aku masih ada. Waktu pulang ga tau bahasa Indonesia. Aku tahu sedikit-sedikit. Aku beli buku kamus bahasa Belanda bahasa Indonesia cuma dipinjem siapa itu gak dikembalikan sampai sekarang. Jadi tiba di padang ngomong-ngomong sama tukang becak. Diajak ngomong diam saja ga tahu bahasa Indonesia. Dulu datang dari Suriname turun di Teluk Bayur di Padang. Aku dulu di asrama Polisi, nek seko Nickerie kan di istimewake, anggere gede tho. Lha saking bodone nang pasar, ngomonge manggis kuwi enak, legi, pak aku tak mangan manggis yo nang ndalan, ojo pasare resik iki ngko ndak diseneni aku mlaku karo Yu Ijah, karo Suparmi, ngeri, ngeri bengi to padang mbulan. Mangan manggis di krokot, ora ngerti manggis ta, ndarani mangan Apra. Di brakot ngono untune entek Saking bodone, ra enek manggis, ora ngerti nek di pecah ngene, iki manggis jare omonge enak, legi kok omong enak, guwak berr dadi teko asramane di warai bojone Jimin jenate, ngene lho kok yo le mangan, mbak, Yu, masak Supermi yo ora ngerti. Ora ngerti, di brakot ngene, selak pengen ngicipi. neng kono ora eneng manggis. rambutan, duren, manggis tidak ada. Alpokat kadang-kadang ada.

Ibu juga lahir di Suriname. Ini istri saya sebetulnya orang Sunda. Bapak ibunya orang Jawa Barat, tapi dipupu wong Jowo, ndak bisa, sedang, mak-e dewe. Kowe ngerti mbaku, kakangku Mari? ngerti kakang-kakangku, nek Sarmuji ora ya? ora yo isih cilik Sarmuji, urung nemen bergaul. Kalah karo Jowo, wong Sunda nang kono ngomong jowo kabeh. Ngomonge jowo, lha nggone makku Sunda, wong aku di pupu wong Jowo selatan wes digowo wong Jowo, makku Jowo. Nek cara India malah ngerti yo, kancane India kabeh. (32:39) Ibu pinter iku gawe empleng-empleng. Yanti kae kan mantuku, duwe anak 2 kembar, ambek anakku, Legimin. Kaceke adoh mbek sampeyan, soale Legimin rene umur 3 taun. Duwe anak 2 jenenge ki Wahyono siji Wahyudi siji kembar. Anak pertama iku, Yanti kan kerep mrene nileki aku. Sing melu Yanti dadi bos sawit, ora sekolah to, SMA kelas loro tukoke montor kon dadi supir. Dadi deke ditinggal sekolahe bocah dadi seneng kan nyupir, ora ngerti di akali Budiman kon golek blanjane mboke. Bapak saya kan disuruh tulis surat ke Jawa gak mau. Soalnya gak punya uang. waktu famili datang kesini aja dikasih duit gak mau. Di Suriname juga ga berhubungan, akhirnya kampungnya ya disini. Aku bertaninya numpang di tanah Simpang Empat. Tanah di Tongar sini hutan semua gimana mau dibajak? Di tanah Simpang Empat, di batang payunan, di sungai lasi, di padang langkun sampai sana aku. Ladang berpindah pindah, tanam tiga kali pindah. Yang punya kenagarian, nanam kacang, jagung. kalau padi sawah di nikeri banyak airnya. Pokoknya dikasih air kan gak matun?? Disini nyiang terus, beda di daratan. (37:13) Kalau nanam padi 6 bulan, padi lokal, dulu kan gak pakai pupuk. Jadi gak subur. Ditanam 3 kali tanahnya sudah tidak subur. Kalo sekarang ada pupuk mungkin lama. bibitnya bikin sendiri. Pokoknya padi yang kering dijemur, disimpan lagi nanti untuk ditugar lagi. Gitu aja. Lahan sudah tanam sawit semua. Sawah saya sudah tanam sawit semua sampai sawah aku ada dua hektar. Sekarang sawit sudah buah. Kalau padi siang jaga burung, jaga babi kalau malam, susah tidurnya. Pulang sampai jam setengah tujuh. Kalu sawit tidur saja dirumah, kalau panen ambil. Kan enak sawit. Dah lupa nanemnya tahunnya berapa. Tapi sawit saya sudah tinggi, sudah pake egrek kok. aku mikir nanam pari. Tapi nanti kalau dimasukkan tetangga sudah iri. Nek paerlu tukaran karo tanggane, kan ora apik tandur pari ki, lha banyu bagi sithik-sithik, saiki banyune liwat nggokku,

aku ngleboke tanggaku sing kono wes ndeloke bendunganku iki, tambahi opo ora. Bagus tanam sawit, gak ada yang larang. Berantem soal irigasi sampai kejadian belum ada. Waktu ladang berpindah luasnya ga tentu, kadang bisa empat hektar kadang bisa tiga hektar. Saudara-saudara juga begitu, soalnya yang tinggal di Tongar kalau tidak seperti itu mau makan apa? Saudara saya di Suriname sama dengan saya, kelas 3 atau 4 udah keluar. Kerja bantu orang tua. satu kampung begitu semua. Satupun gak ada yang sekolah tinggi. karone meneh waktu iku urung ono sekolah, selain openbarskul apapun tidak ada. Urung enek to? MULO barang urung enek. Sekolah MULO teko Mbelo kayak Sastro dan Teguh. Pirang kilometer teko Mbelo? Ada tujuh kilometer sekolahnya. Surat lahir Suriname ga ada tapi kalo surat nikah disitu ada surat kelahiranku nang kono eneng. (42:15) Aku lahir 1928 tanggal 10 bulan 10. Disana jarang orang make akte kelahiran. Kalo ada kelahiran dilaporkan terus ke camat. Kalo anak umurnya udah 6 tahun belum sekolah guru datang. pak anakmu sudah 6 tahun. Besok suruh sekolah!. Ayahnya belum tahu kalau anaknya umur 6 tahun tapi guru tahu. Abis lahir, 2 minggu gak lapor kena denda itu. 5 gulden.sekolah gratis. Pokoknya open bare school. Pokoknya pergi sekolah. Zaman itu seragam, mati orangtua. Pokoknya celana kain semaunya ya dipakailah gitu. Kalo gak punya baru bilang sama gurunya, kadang-kadang dibelikan sama gurunya itu. Gurunya Orang india, ada orang negro, ada jawa satu. Mr. Timin. Itu bukan guru asli, tapi guru bantu kan, saiki dadi camat. Zaman aku sepeda belum ada, kaki semua. Sekolah dicampur, penduduknya juga campur kok. Ada orang jawa, ada orang india campur gak papa, biasa aja. Di Desanya, indianya ada jawanya ada. Tapi semuanya biasa, cakak-cakak gitu gak ada. Terutama perdis itu campur banget itu, ada indianya ada negronya. Cakak itu berkelahi, bahasa Minang itu. Kemampuan waktu pulang dari Suriname paling bertukang. Itupun disini. Bikin rumah. Ini dulu saya yang buat. maklum dalam ekonomi kurang, apa saja dikerjakan lama-lama jadi tahu sendiri. Otodidak. lho waktu zaman yayasan aku bikin rumah tiga gak dibayar sama yayasan. Rumah Turbin siji, Rumah mbah Simo siji, Rumah Pak Suwardi, ijik padahal. Itu borongannya 450 rupiah itu. 1 sen pun tak dibayar. Mborong-mborong ambek kancaku sedulurku iku.tukang ada tapi kalau waktu managakkeun itu gotong royong kawan-kawan (47:01)

Managakkeun itu membangun yang utama, pasang kuda-kuda gitu. Bahannya ambil sama yayasan, gak ada duit, pinjam sama yayasan. Klo ada duit beli. Mau cepet ya beli, bikin sendiri. Kalo ada kepentingan ada uang, dibantu ama yayasan. Hanya uang satu juta setengah itu berapa? Uang satu juta setengah itu pinjaman dari pemerintah. Sudah habis satu juta setengah itu ya sudah mati yayasan. Gak ada lagi, mau cari pinjaman lagi gak dikasih. Memang dapat kredit lunak dulu itu yayasan, dalam jangka waktu 10 tahun. Setelah di Tongar, yayasan mbantu-mbantu kalo orang bikin rumah. Kalau mau pinjem ya dipinjemin kalau gak ada ya sudah. Habis uang satu juta setengah ya sudah, berdiri sendiri, cari makan sendiri. aku kasihan sama anak-anak sekarang. Kalo sekarang anakanak itu gak punya tanah. Paling kerjaan kalo manen sawit, kalo gak ada manen sawit mau apa? Beda ama juranggo, disana dikasih tanah 2 hektar perkeluarga sama pak Hardjo (Salikin Hardjo-red). Di Tongar gak ada, dikasih cuma sawah-sawah kecil. Orang Tongar bagiannya diambil satu hektar-satu hektar diberikan sama orang juranggo. Nah mereka punya kita sendiri gak punya. Jadi juranggo itu dulu daerah kita, sebelah jembatan yang kita lewati. Itu ada beberapa orang kita, tapi banyak yang kosong. Nah yang kosong itu ditempati oleh orang transmigran. Dibeli, atau dikasih, atau ada perjanjian lain tidak tahu. Orang sini gak ngerti, tapi pak Hardjo yang mengasihkan kepada mereka. Kalo orang itu dapat 2 hektar perkeluarga. Kalo kita orang Tongar gak ada yang dapat. Kalo gak punya sawah gak ada yang kebagian. Anak-anak muda sekarang ini ya pengangguran. Kalo gak dapet kerja dari teman-temannya ya mau apa? Tanah gak punya, sawit ga punya. Mau tanah siapa ditanamin? Sayim, adiknya Pak Ngatimin. Itu kemarin bawa adiknya perempuan, pengacara. Bawa sertifikat. Yang diancam Mino anaknya Klara. Kalo hari ini masalah kebun ini tidak selesai kamu masuk polisi, dimasukkan ke penjara. Aku didatangi dirumah, aku datang. Ada apa? ini lho mbah temannya dari jakarta datang. Aku tidak tahu, pangling orangnya. Ini Sayim. Kalo Sayim aku tahu adiknya Pak Ngatimin kan. Ada apa sebabnya kenapa saya sampai dibawa kesini? Ya ngomongin tanah itu. Tanahmu itu dimana? Yang disitu itu. Aku tahu tanahnya Sayim ditunjukin sama Samsuni itu saya buka hutan tahun 1955, dengan menebang pohon seluas dua hektar. Itu yang punya Sayim itu.lha dulu saya yang menebang pohonnya kok bisa kamu yang punya? Saya tanya gitu karena saya yang menebangnya. Seingatmu kamu dapat bagian darimana? Dapet bagian dari sertifikatnya, lalu dia menunjukkan sertifikatnya. Begini, aku tidak masalah karena kamu temenku, kalo kamu dapat aku senang, kalau temanku yang di

rantau dapat aku seneng. Karena kalo kamu dapet aku juga harus dapat sebenarnya. jangan seperti di Jakarta, kamu dapat yang disini disuruh gotong royong, ronda, tetek bengek kok gak dapat terus keadilannya dimana? Kalo kamu dapat aku dapat sama-sama ayo.soalnya kamu juga temanku di yayasan. Tapi kenapa yang disini gak dapat tapi kamu dapat itu sebabnya darimana? Gak bisa jawab lagi Sayim. Yang kamu ambil nagari itu, aku yang menebang tahun 1955. Aku pertama yang buka ladang. (53:16) Yang dituntut satu hektar. Lalu Sayim manggut-mangut. Dia tanya kan kemarin punya abangmu kan berhadapan dengan punya Mbah Yit toh pak? Iya. Sekarang dimana dia? Ya sudah dijual, lha siapa yang menjual? Pak Hardjo. Siapa lagi yang menjual selain pak Hardjo. Terus sertifikatnya digulung terus pulang, dan tidak ada apa-apa. Aku kan bicara sebenarnya. Kalo dia dapat kita dapat gak masalah karena memang temanku, kan gitu. lha nek deke entuk, awake dewe entuk, ora masalah, wong pancen yo kancaku lha saiki sampeyan sing neng Jakarta ra ngerti udek priwere kene kok entuk sing nek kene, di prentah gotong-royong, di printah iko printah iki, kok,alah ora entuk, keadilane iki mau nang ndi? Adike sayim trus muni mosok sertifikat iki ra klebu sertifikatnya trus dilipat. Ayo pulang-ayo pulang. Aku memang gak masalah semua yang di perantauan dapat, karena memang bagiannya. Tapi caranya jangan seperti itu. Kamu dapat yang disini gak dapat. Yang disini mati-matian mengelabui perintah wali negeri disini. Ga pernah nanya tanah juranggo darimana dapatnya? gak pernah, malah sekarang anak2 juranggo punya honda sendiri, gagah2an punya kebon sawit. Anak Tongar kalo gak keluar tenaganya gak bisa beli honda karena gak punya kebun. -tanah sakmono okehe ra ono juntrunge- kalo dulu rapat pak harjo bilang tanah juranggo sama Tongar itu 500 hektar yang sudah digarap. Jadi yang seribu hektar itu masih ada. Jadi yang 1000 hektar itu yang menghabiskan siapa? Sekarang jadi apa? TR itu Pak Hardjo yang menjual, dulu bilangnya tanah itu dijual ke Cina yang mau dipakai untuk piara babi. Kan sering bicara sama saya Pak Hardjo. TR itu punya orang Cina sekarang, dipakai buat sawit. Dulu Pak Hardjo bilangnya mau buat babi. Lho dulu aku sama bapakmu nebang alas buat ladang. Sebelah selatan itu yang nebang teman-temanku semua tahun 1955. punya ku pinggir sendiri, selalu dimakan ketek, tak pernah panen. Dulu waktu masih muda ya suka (ikut rapat yayasan-red), lama2 malas aku. paling rapat diminta duitnya, diminta tenaganya untuk ini itu. Tapi kalo hanya itu saja malas aku pergi. Biasanya rapat di balai. Balai yang sekarang dibangun pemerintah, yang dulu

bangun bersama. sini dulu, sini dibongkar dibangun sana lagi.sebelah kemari lapangan SD, balai pertemuan diatas ada perpustakaannya. Bukunya ada dibawa dari Suriname. (58:57) Yang ngisi balai pertemuan ya kita-kita ini. Bisa ketoprak-an bisa sandiwara, ini kitakita yang main. Lha disana depan rumah pak mondot itu ada kayak kuburan Cina mujur ngetan kan gaweane pemuda ketoke, kan kae maune kan balai pemuda. Omahe maune, omah elek-elek, kae semen arep nggon mesin po piye? Semen mujur ngetan kae koyo kuburan cina. Undangan rapat yayasan biasanya dari mulut kemulut, diperintah sama bayan. Yang dating ya bapak2 ibu2 kalo mau pergi ya pergi gak dilarang. setelah orang pindah ke Pekanbaru tinggal anak-anak sama aku dan pak ngadimin yang tua tingal berdua. Dulu rapat ramai, orang dulu 300 keluarga dari Suriname. Pungutan iuran untuk yah buat benerin balai gini-gitu, tapi uang kalau sisa itu gak ada cerita. Waktu rapat ada warga yang usul, tapi ya disitu usul ya habis itu ya sudah. Keluar dari gedung udah gak ada. Warga yah kadang-kadang minta ini itu. Tapi kan bagaimana ketuanya, namanya ketua kan pinter jawabannya. (1:03:04) Politiknya kuat betul pak ketua ini. Memang dia dari partai politik. Ketua PBIS dia. Kalau ada organisasi bapak itu dulu mimpin. Sebelum dia yang mimpin itu pak Iding Sasmita. PRRI, Arka Dikarta, orang Jawa Barat juga itu. Duluan PBIS menurut Pak Hardjo. Sebelum Pak Hardjo ada lagi pak Suriwisastro. Diganti Pak Hardjo terus majumaju. Terus pulang ke Indonesia. Sebetulnya tujuan partai untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di Suriname, itu saja programnya. Pulang ke Indonesia gak ada itu. Belakangan. Dulu mencalon jadi kabinet dia disana, kalah, gak ada dapat suara. Artinya cari jalan lain dia, ngerti sifatnya orang jawa, kan banyak yang tergila-gila dengan jawa kan, pulang jawa, jadi kalau diginikan ikut aja, jadi bikin stichting pulang jawa. Dulu ada namanya bestuur/pengurus didaerah-daerah, pusatnya di Paramaribo, distrik Nickerie ada, distrik Coronie ada. Sudah mabuk orang jawa itu. Kebanyakan orang yang mampu langusng pulang ke jawa, tinggalkan yayasan langsung pulang jawa, Kan ada yang langsung ke jawa seperti Maman Legi, Tamil, langsung berangkat ke Jawa. Aku ga tau family yang di magelang. Bapakku gak mau katanya melarat. Nanti kalau tulis surat terus ke sini apa yang mau dikasihkan? Bapak saya umur 20 tahun waktu ke Suriname. Sebelumnya penganguran. Tahun 1919 bapak saya ke Suriname, terus kawin

dan dapatkan saya, abang saja Jimin lahir tahun 1920. Nah pak Jimin itu yang punya anak namanya Langsinem, yang lahir di kapal. Baru mau naik sudah mau melahirkan ya lahir dikapal. Rumi namanya. Kan ada 3 yang lahirin di kapal. Belum waktunya naik itu, abang saya melapor, ya sudah dinaikkan sekalian. Kan ada rumah sakit di kapalnya. Kamar sakitnya kayak didarat itu kan aku juga tidur. Sampai di Tonggar adaptasinya bergaullah, ya kenal-kenal gitu aja. orang Tongar kan orang minang ya. Mereka itungannya ciek, duo, tigo, jadi kami manggil mereka wong ciek. Sekarang teman semua. (1:09:55) Sudah saling kawin antara orang Tongar sama kampung. Lha anaknya Pak Saridi satu diambil sama siak terus siak diambil sama gak tahu sama orang Tongar, udah tidak kenal..padahal dulu rumahnya disitu; angkuh ya. Lha kalau dipikir waktu kecil kan campur. Abangnya si Sudin ikut aku, tapi kesini sekali-sekali melihat kok gak ada. Nah orang Tongar sini yang dari Suriname..yang pertama kali dapat orang Tongar itu pak Satino. Satino itu hitam besar tinggi. Campuran negro. Itu kawin dapat orang depan situ. Shery namanya. Cantik. Tante Shery itu bibinya istri saya. Itu yang pertama kali. Ceritanya gimana dulu gak tahu. Kita udah berkeluarga gak ikut-ikut kayak gitu, tapi rumahnya disitu dikasih sama pak Yadin lho. Mau dibeli gak boleh disuruh ambil. Ambil gitu ga ada surat. Dulu soal tanah itu kan gak ada harganya. Dikasih aja gak mau. sekarang? Enggak tahu ya pokoknya sekarang sepekarangan itu harganya 15 juta. oh 20x40 harganya lima belas juta ya, tapi kalo dulu dikasih aja gak mau kok. Punya pak Sarmidi? Sekarang dibeli Yatini sendiri. Entah seratus limapuluh juta atau berapa itu. tanah untuk apa? Gak laku, hanya cari kerjaan saja. Nanti kalau menjadi rimba dilaporkan. Karena jadi jorok. Kemajuan Tongar, kan ada sawit ini agak seneng gitu. Pokoknya kan tiap tiga minggu terima gajian. Kalo dua minggu kurang. Dulu, mau beli makanan susah banget cari duit. nah kalau sekarang ini kan seperti gajian kan pak Sarmuji. Bagi yang punya sawit. Kalo gak punya ya sama juga. Hasilnya perhektar paling setengah ton. Kalo sekarang satu kilonya seribu seratus, tapi bulan kemarin aku manen dapat tiga ton lima ratus. Kemarin aku panen dapat lima ton empat ratus. Menanam sawit gak ada yang memutuskan. Kemauan sendiri-sendiri. Pulang ke Indonesia, sudah menyesal mau apa lagi? Seperti ikan yang masuk perangkap mau gimana lagi? Ini mau pulang ke Suriname dijual habis sampai sana udah gak ada apa-apa lagi mau ngemis sampai sana. Serba susah lah.

Sampai sana sih sampai. Tapi mau apa? Orang sudah gak punya apa-apa lagi. Tapi yah mau kerja tenaganya sudah ndak ada (1:16:01) Tapi orang kalo di Suriname orang udah umur 60 udah pensiun. Kalo kayak kita ini mau balik ke sana lagi gak sulit orang kita kelahiran sana. Masih punya hak di Suriname. Waktu di suriname tinggal di rumah, bedeng-bedeng, tapi bedengnya bagus. Tapi kalo habis kontrak harus keluar dari situ. Usaha sendiri. Beli rumah dikebun ada rumah kecil. Sudah menikah keluar rumah, bikin rumah sendiri. Cari kayu, bikin sendiri. Gak tahu harga rumah ya. Berapa sawah sama rumah di Suriname itu jelek-jelek. Ada yang besar ada juga yang tidak. Kebanyakan yang tidak. Rumahnya model kayu, pake plasara; disini kan pohon jambe dibikin jadi plasara. Kalo si Suriname seperti pinang. Tapi bukan pinang. Bisa dibelah jadi emapat dibersihkan buat dinding daunnya bisa untuk atap. Lantainya tanah, dilepoh sama seperti kotoran sapi sama dedek. Seperti semen. Orang india itu dindingnya batang padi digapit kanan-kiri. Di lepoh sama tai jawi dan dedak halus seperti semen. Kalo kamar mandi di kebonan. Kalo mandi di kali saja. Tiap rumah di depannya ada kali. Irigasi itu buat masak, mandi, semuanya..orang kali besar. Airnya mengalir terus. Di air itu kalo keliatan cuci kaki aja sama polisi kena denda 5 rupiah itu. Apalagi mandi. Jadi mandi pakai timba, ambil mandi di darat. Itu gak apa. Apa ya? Perasaan udah ketinggalan semua. Yah di Suriname dulu sudah ketinggalan sama Indonesia. Jaman dulu celana sekolah itu celana koloran. Kalau sekarang memang indonesia dibandingkan Suriname belum bisa terbandingi Indonesialah. Apalagi kotakotanya, disana gedung-gedung bertingkat sampai berapa belum ada. (1:21:55) Katanya rumahnya kantor bupati Nickerie, Sarmidi ke sana masih kayak gitu juga. Belum berubah. Jaman kita di Suriname sampe sekarang masih itu aja rumahnya, gedung bertingkat diatas lima belum ada. Paling-paling tingkat tiga. Kehidupan petani lebih baik Kakak saya, yu Marni punya combain, dulu gak punya, yang punya cuma Vandeg, jadi kalo mbabat gak pake arit tapi pake mesin semua. Kalo sawahnya 20 meter dikelilingi 3-4 kali dah habis. Disana tanahnya datar gak kayak disini bergunung-gunung. Disini sawahnya berkotak-kotak, kalao ada combain nanti anjloknya padinya ada yang ketimpa, ketinggalan, ya sana yang kena disabit sama combain, yang ini dari pematang sini, turun, yang ini ketinggalan, kalau sana kan gak, luas begitu saja 10 hektar begitu

saja ndak ada pematang di tengah. Kakakku kan dulu yang menjalankan Komben di Van Dijk, kang Usman. Van Dijk itu nama perusahaan. Kalau orang India, namanya Narpat yang punya sawah luas, tapi kalau padinya roboh suruh orang yang ambil, karena sudah gak bisa di potong pakai combain. Gak pernah kumpul bareng yang dari Suriname..anak-anak itu gak tahu. kalau ada orang luar tanya tentang tanah-tanah itu selalu diantar ke rumah saya. Aku ya gak tahu ya, ya di antar ke bekas kepala desa kan tahu, kok ke Pak Darman, ya aku gak tahu. Hanya kumpulan-kumpulan kalau ada kematian. Ya entah, gak tahu kemarin bawa surat-surat. Aku gak paham. Kepala desa yang tahu itu. Itu lho tanah tidur itu, itu kan punyanya polisi banyak sekali disitu. Lha orang jawa punya sertifikat semua. Tapi sertifikat itu siapa yang memberi tidak tahu. Yang dibagi sama pemuda Tongar sama didit, ponakanku. Itu kan dibagi setengah-setengah hektar masng-masing. Itu yang punya nyariin. Disuruh nyari siapa yang ngasih ke dia. Didit anaknya pak Jimin. Diburu dia. oh yang meninggal itu, ini yang saya ceritakan itu. dengan anaknya sarbiyat, kedua orang buruh itu anak sarbiat sama keponakanku. Mati. Gak tahu diapain. Di tenung atau apa. (01:27:33) Kurang tahu aku, gak pernah mencatat, mulai 90 an. Saya juga dibawa serta waktu itu. Tapi karena saya sudah tua, biarlah saya jangan ikut. iya polisi itu yang nyari. Ditanya siapa yang nebang pohon itu dulu kok kamu bisa punya tanah disitu? Malu kan dia. Itu dulu tebangannya orang yayasan, kok sekarang kamu yang punya? Siapa yang ngasih? Pulang dia, malu kan dia? Jadi yang punya tanah itu orang-orang besar dari luar sana, wataknya entah kepala desa itu cari dukungan atao jadi dimasukan situ biar, entah mungkin itu sangkanya kita. Kalau anaknya pak Hardjo ada semua disitu, tapi kok nggak ada nama cucunya, kalo ada saya tahu, kan ikut aku satu itu cucunya. Pak Hardjo anaknya ada semua tapi dah dijual semua sama pak Hardjo. saya juga memberontak sama Budiman itu, dapat deket sawah itu. Kalau gak berontak gak dapat aku, untung pas deket sawah. Pak Hardjo itu dulu pernah ngadu ke aku, Budiman itu kurang ajar. Lha kenapa pak? Kalo gak ingat anak-anaknya masih kecil-kecil ingin ku masukkan penjara. Sebabnya pak? tanda tanganku dipalsu. Jadi ngejual tanah itu tanda tangannya pak harjo semua. Jadi tanah itu habis dijual sama pak harjo tapi tanda tangannya dipalsu. Tapi sekarang lihatlah keadaannya budiman itu, gimana ya ngomongnya. Kualat sama orang banyak istilah jawanya. Dulu camat kurang gede, seperti bupati. mobilnya ganti-ganti, tapi setelah pensiunan dari kepala desa langsung habis mobilnya, gak ada lagi tinggal

yang rusak-rusak itu. Kan banyak itu di tumpuk di sisi timur rumah itu. aku kan ada kaitannya juga, tapi kalau aku ngomong yang sebenarnya malah jadi buruk kan kelanjutannya? Soalnya rusaknya Tongar kan karena dia. Lha kedua pak kansumi, mau ikut-ikut seperti itu pergi sendiri. Aku pernah ngomong sama pak toto, pernah ngomong dikantornya. Lha bagaimana pak? Lha saudara dulu waktu menjadi kepala desa kan yang menaikkan kan rakyat. Lha sekarang saudara sama pemuda Tongar kok tidak senang? Kok malah berat ke istri kamu, dan keluarga kamu, sama-sama di beratkan. Dicari kebenarannya yang mana. Pernah saya bicara seperti itu di kantor kepala desa. Itu Martini, istrinya pak Kamsuni pernah ngomong kayak gini, aku kalau keluarganya Kasan mustar mati aku tidak akan layat. Ya tidak apa-apa, apa kalau dia layat terus langsung hidup? Sama bapak ini juga gak senang. Tapi sekarang menilik saya, gimana pak? Sehat? pernah Kamsuni itu ku tegur dikantor sama pemuda banyak. Kansumi itu polisi itu, tapi terus keluar dan jadi mantunya pak Hardjo. Istrinya namanya martini. Martini itu kakaknya Yanti. (01:33:10) Wiji dulu kesini masih telanjang. Iya dulu rumahnya di kandang kerbau itu. Saiki rambute putih podho aku. Kalau surip itu udah besar. Surip suaminya Wiji. Adike Wagiyan. Rumahnya depan masjid situ. anake pak Mijan, yang item itu, kirain dulu anaknya india itu. Nama lengkap Legiman Kasan Mustar. Darman itu panggilan saja. Kasan Mustar itu nama ayahnya. Orang barat itu pake nama orangtuanya. Ibu namanya Sariyem. Bapak lahir 10 Oktober 1928. Ibu, tahun 1937 lahirnya tanggal 2 januari. Di Nickerie. Sekarang kerjanya masak,,hahaha. Ini surat nikahnya. Udah dikopi, yang asli bolong-bolong (01:38:57) Itu dibawa saja, ini aku ada dua kok. Ini asli. Anakku namanya Rukiban, tapi sudah meninggal anaknya. Yang di Suriname Tumirah. Di Suriname anak muda biasa pake jas, buat pergi lihat tayub. Sumuk sedikit tidak apaapa. Jadi tamu dari luar itu, kalo kita gak ikut situ ya malu toh. Tumirah lahir di Nickerie, Suriname, Rukiban di Suriname.meninggal di Duri. (01:44:21) (Saya-red) sepuluh bersaudara, namanya Tugiman Kasan Mustar, Ngaliman Kasan Mustar, Siyam, perempuan, Aku (Legiman Kasanmusfar). Waktu itu aku sakit aku

dibawa ke dukun disuruh ganti nama gitu. Habis aku, Paidi Kasan Mustar, Ngahatlan Kasan Mustar, Pawuh, perempuan, Tubin Kasan Mustar, Sarini, perempuan (masih hidup), Sarji Kasan Mustar. Sarini masih hidup. Tanggal lahirnya ga tau. Semua lahir di Suriname. satu yang tinggal siyam itu. dia kan ada keluarga sendiri. Keluarganya gak berangkat terus dia tinggal disitu sama suaminya. Yang pulang ada yang di Pekanbaru, gak tahu, ada yang nukang, kerja di PT. Bu Siyam kerjanya tani. Ayah namanya Kasdi Kasan Mustar, ibu Sarjinem. Tanggal lahir ga tau, bapak ibu petani. Orangtua ibu karta, orangtua angkat Kromodikoro, ibunya Siti, ibu angkat Tukinah. (01:50:04) Orangtua ibu asli Jawa Barat, distriknya gak tahu, kampungnya gak tahu. Orangtua angkat dari Jawa Tengah, Magelang. Jadi Pak Darman dari lahir sampai tahun 54 di Nickerie ya pak. Kemudian dari 54 sampai sekarang tetap di Tongar.