BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI DRIVER S FATIGUE ESTIMATION AND DROWSINESS DETECTION SYSTEM MENGGUNAKAN METODE HAARCASCADE CLASSIFIER

REALISASI SISTEM DETEKSI RASA KANTUK BERDASARKAN DURASI KEDIPAN MATA SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang sangat penting adalah TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

IMPLEMENTASI STIMULUS AROMATIK PADA PENGEMUDI BERDASARKAN DETEKSI KANTUK

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Jones, kami membuat sebuah aplikasi sederhana, dengan spesifikasi perangkat lunak

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan khusus, juga diperlukan konsentrasi di saat mengendalikannya di

PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI KANTUK DENGAN MENGANALISA GELOMBANG ATTENTION DAN MEDITATION MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Tahap & Hasil Langkah Penelitian Literatur & Referensi. Memahami konsep deteksi wajah

IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK Robovision merupakan robot yang memiliki sensor berupa indera penglihatan seperti manusia. Untuk dapat menghasilkan suatu robovision, maka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING

PERANCANGAN PENDETEKSI KEDIPAN MATA UNTUK FUNGSI KLIK PADA MOUSE MELALUI KAMERA WEB ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. menggunakan matlab. Kemudian metode trial dan error, selalu mencoba dan

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

ANALISA PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Internasional Batam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya.

DETEKSI WAJAH UNTUK OBJEK 3D MENGGUNAKAN ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. berpikir untuk melakukan dan mengatasi segala permasalahan yang dihadapi dengan bantuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

(Adaptive Neuro- akurasi 58,33% untuk 9 kelas output

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang IT (Information

SISTEM PENGENAL ARAH PANDANG MATA PADA PENGENDARA MOBIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan Sistem

APLIKASI PENGUKURAN KECEPATAN SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN METODE FRAME DIFFERENCE BERBASIS ANDROID

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Secara garis besar, arsitektur sistem Real Time Auto Door-Lock terbagi menjadi 6 bagian, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA-JONES

BAB I PENDAHULUAN E-15

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

BAB I PENDAHULUAN. Pengaturan lampu lalu lintas di Indonesia masih bersifat kaku dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN. lingkup dari Tugas Akhir ini, serta diakhiri dengan sistematika penulisan laporan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN REALISASI PENDETEKSI POSISI KEBERADAAN MANUSIA MENGGUNAKAN METODE DETEKSI GERAK DENGAN SENSOR WEBCAM

Realisasi Perangkat Color Object Tracking Menggunakan Raspberry Pi

IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN KAMERA CCTV SEBAGAI ALAT BANTU TRAFFIC SURVEY BIDANG : TRAFFIC ENGINEERING. Ressi Dyah Adriani NPP

BAB 1 PENDAHULUAN. di bidang pendidikan, keamanan, perkantoran, bahkan pada bidan g

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (terlibat 8%) (Austroads, 2002). Salah satu faktor terbesar penyebab kecelakaan

pengambilan citra video, pemrosesan citra pada setiap frame,, pendeteksian objek

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan menurut bunganya. Kebanyakan manusia hanya mengetahui beberapa

PELACAKAN LEVEL KETINGGIAN AIR BERDASARKAN WARNA DENGAN BACKGROUND SUBSTRACTION

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MONITORING RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA CAMERA BERBASIS PEMROGRAMAN DELPHI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendeteksian Arah Jalan pada Gps Googlemaps sebagai Navigasi Mobil Tanpa Pengemudi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan berbagai bidang di dunia. Salah satu bidang tersebut adalah teknologi

BAB I PENDAHULUAN. mengantar barang, mengantar anak ke sekolah, dan lain sebagainya.

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. pendapat para responden mengenai Augmented Reality, aplikasi Virtual dressing

Perancangan dan Realisasi Prototipe Sistem Smart House dengan Pengendali Menggunakan Smart Phone Berbasis Android. Disusun Oleh:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Ulir Rohwana ( ) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. M. Isa Irawan, M.T.

PENERAPAN METODE HISTOGRAM OF ORIENTED GRADIENT (HOG) PADA OBJECT COUNTING BERBASIS RASBERRY PI

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

SISTEM PELACAKAN WAJAH METODE HAAR

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemograman juga mengalami peningkatan kerumitan dan fungsi. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN PENGENALAN PLAT NOMOR MELALUI CITRA DIGITAL DENGAN OPENCV

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang, dari setiap golongan, selalu mendambakan tubuh yang sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi saat ini sudah menjadi alat bantu utama yang tidak bisa dipisahkan lagi dari kegiatan manusia. Seiring berkembangnya zaman, teknologi informasi juga semakin berkembang ke arah yang lebih maju. Teknologi informasi yang dulu merupakan kebutuhan tersier manusia, sekarang telah menjadi kebutuhan primer manusia. Berbagai segi kehidupan seperti transportasi, komunikasi, keamanan, ekonomi, serta sektor lainnya sudah tidak dapat dipisahkan lagi dengan teknologi informasi. Penelitian dalam bidang teknologi informasi juga semakin berkembang. Hasil dari penelitian-penelitian inilah yang menyebabkan adanya peningkatan keamanan, kenyamanan, serta kualitas hidup manusia. Perkembangan teknologi informasi juga tidak lepas dari penerapan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence). Telah banyak hasil penelitian tentang kecerdasan buatan yang telah diimplementasikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh permainan/game menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat permainan menjadi lebih menarik dan menantang karena sistem permainan menjadi lebih dinamis dalam membuat keputusan sehingga alur permainan menjadi semakin menarik. Selain itu, ada juga perangkat lunak yang diberi nama Siri, yang diluncurkan oleh Apple beberapa saat yang lalu. Siri adalah perangkat lunak yang berperan sebagai asisten pribadi dan penunjuk jalan. Siri bertujuan untuk meningkatkan kemudahan manusia dalam menjalankan kegiatannya. Perangkat lunak Siri ini menggunakan natural language user interface untuk menjawab pertanyaan yang digunakan oleh user. Natural language processing merupakan salah satu implementasi dari kecerdasan buatan. Adapun bidang lain dari kecerdasan buatan adalah Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network), Computer Vision, Logika Samar (Fuzzy Logic), dan lain-lain. Untuk membuat sebuah perangkat lunak 1

2 implementasi dari kecerdasan buatan, kita dapat menggabungkan beberapa bidang dari kecerdasan buatan ini. Saat ini terdapat banyak pengembangan kecerdasan buatan untuk membantu keselamatan hidup manusia. Salah satunya adalah alat untuk mendeteksi kantuk. Mengantuk merupakan hal yang kita anggap sebagai hal yang biasa terjadi. Mengantuk dapat terjadi baik ketika kita sedang tidak beraktivitas maupun ketika kita sedang beraktivitas. Namun, mengantuk tidak dapat dianggap remeh begitu saja. Mengantuk pada saat atau kondisi tertentu sangatlah berbahaya dan bisa menyebabkan seseorang atau bahkan banyak orang meninggal, contohnya adalah ketika kita sedang mengemudi. National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) secara konservatif menperkirakan ada 100.000 kecelakaan (This results in an estimated 1,550 deaths, 71,000 injuries, and $12.5 billion in monetary losses) yang disebabkan oleh pengemudi yang lelah dan mengantuk setiap tahun. (National Sleep Foundation, 2013) Solusi umum yang sering ditawarkan untuk mencegah pengemudi kendaraan yang mengantuk adalah dengan meminta bantuan teman atau partner untuk menemani dan memastikan pengemudi masih sadar dan fit untuk mengemudikan kendaraan. Namun solusi ini tidak dapat dilakukan setiap saat karena pengemudi mungkin saja menghadapi kondisi yang mengharuskan dia harus mengemudi sendiri. Oleh karena itu, diperlukan sebuah perangkat lunak untuk mengukur tingkat kelelahan dan mendeteksi kantuk dari pengemudi. Perangkat lunak yang kami buat ini dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kelelahan pengemudi dan memberi peringatan jika sudah terdeteksi kantuk sehingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan lalu lintas. Perangkat lunak ini adalah perangkat lunak berbasis android agar perangkat lunak dapat diimplementasikan langsung pada dunia nyata, sehingga dapat tercapai tujuan dari penelitian ini yaitu mencegah atau mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas.

3 1.2 Ruang Lingkup Dalam skripsi ini dibahas hal-hal yang berhubungan dengan analisis, perancangan, dan implementasi aplikasi deteksi kantuk pada pengemudi. Fokus utama pembahasan skripsi ini meliputi : a. Perancangan interface b. Deteksi mata oleh perangkat lunak c. Perancangan aplikasi untuk mengenali kondisi mata terbuka dan tertutup. d. Analisa tingkat kelelahan pengemudi berdasarkan dari kondisi mata pengemudi pada waktu tertentu. e. Pemberian warning apabila perangkat lunak telah menunjukkan bahwa pengemudi telah dalam kondisi yang berbahaya untuk mengemudi. f. Pengujian dilakukan dengan hanya memperhatikan parameter berupa jarak mata dengan kamera dan arah kamera ke mata. g. Perangkat lunak ini dirancang hanya untuk satu orang di depan kamera sehingga tidak akan berjalan optimal apabila ada lebih dari satu orang di depan kamera. 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan yang ingin dicapai dari skripsi ini adalah : a. Merancang perangkat lunak yang dapat menginformasikan tingkat kelelahan pengemudi b. Merancang perangkat lunak yang dapat mendeteksi dan memperingatkan pengemudi yang mengantuk sedangkan manfaat dari skripsi ini adalah : a. Pengemudi akan lebih sadar akan tingkat kelelahannya sehingga diharapkan pengemudi dapat beristirahat dahulu apabila tingkat kelelahannya sudah tinggi. b. Mencegah atau mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas, terutama yang disebabkan oleh pengemudi yang lelah dan mengantuk.

4 1.4 State of The Art Berikut ini adalah perbandingan aplikasi deteksi kantuk ini dengan aplikasiaplikasi deteksi kantuk yang sudah ada sebelumnya : Tabel 1.1 Tabel State of The Art Project / System Name Drowsy Detection On Eye Blink Duration Using Algorithm Driver Drowsiness Detection System Implementasi Stimulus Aromatik pada Pengemudi Berdasarkan Deteksi Kantuk Aplikasi Driver s Fatigue Estimation And Drowsiness Detection System menggunakan metode Haarcascade Classifier Real-time Drowsiness Detection Blink Duration Counting Eyes Condition Calculation (open / half closed / closed) Ways to Determine Drowsiness Yes Yes Yes - Eye Blink Duration > 400 ms Yes Yes Yes - 5 consecutive frames of closed eyes Yes Yes No - Eye Blink Duration > 400 ms Yes Yes Yes - Eye Blink Duration > 400 ms - Fatigue s Calculation Hardware - PC (using matlab) - Webcam - PC (using matlab) - Webcam - Microcontro ller - Buzzer - Android Handphone / Tablet Deskripsi Tabel State of The Art (Tabel 1.1): 1. Drowsy Detection On Eye Blink Duration Using Algorithm Ditulis oleh: Mandeep Singh, Gagandeep Kaur

5 Dari: International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering (ISSN 2250-2459, Volume 2, Issue 4, April 2012) Paper ini mempresentasikan sebuah automatic drowsy driver monitoring and accident prevention system yang dilakukan dengan melihat perubahan dari durasi kedipan mata. Metode yang diajukan adalah dengan mendeteksi kantuk didalam mata menggunakan mean sift algorithm. Metode baru kami mendeteksi kedipan mata melalui webcam standar dengan resolusi 640x480. Hasil pengujian dalam basis data kedipan menunjukkan sistem yang diajukan dapat mendeteksi durasi kedipan mata dengan tingkat keakuratan 99,4% dan 1% false positive rate. Flowchart sistem:

6 Gambar 1.1 Flowchart Sistem Drowsy Detection On Eye Blink Duration Pendekatan ini menganalisis gambar yang ditangkap kamera untuk mendeteksi perubahan fisik dari pengemudi, seperti pergerakan kelopak mata, menggunakan perangkat lunak MATLAB. Dengan menggunakan teknik pemrosesan citra untuk menghitung persentase kelopak mata terbuka diatas pupil setiap waktu. Sebagai tambahan, pendekatan ini memerlukan kamera untuk fokus dalam daerah yang kecil (sekitar mata pengemudi).

7 Maka dari itu, memerlukan kamera yang tepat untuk melakukan pengaturan fokus pada setiap pengemudi. Untuk indikasi peringatan menggunakan dua pendekatan yaitu membunyikan alarm dan mencatat rekaman menggunakan graphical method. Ada tiga keadaan untuk driver drowsiness seperti yang dapat dilihat pada tabel 1.2. Rata-rata durasi kedipan mata adalah 400mx dan 75ms minimum. Tabel 1.2 Tabel Drowsiness Berdasarkan Durasi Kedipan Mata Drowsiness Awake Drowsy Sleeping Description Eye closure time < measured value Eye closure time > measured value and Eye closure time < measured value Eye closure time > measured value 2. Driver Drowsiness Detection System Ditulis oleh: Vikas Yadav, Deepa Makhija, Shruti Savant, Nilesh Dodani, Prof. Dhananjay K. Theckedath Dari: International Conference on Intuitive Systems & Solutions (ICISS) 2012. Proceedings published by International Journal of Computer Applications (IJCA)

8 Mengantuk dan kelelahan pengemudi dalam berkendara selama waktu yang lama adalah penyebab utama kecelakaan di jalan raya seluruh dunia. Statistik internasional menunjukkan bahwa terdapat jumlah yang kecelakaan lalu lintas yang besar yang disebabkan kelelahan pengemudi. Maka dari itu, sistem mendeteksi kelelahan pengemudi dan memperingatkan pengemudi dapat membantu mencegah banyak kecelakaan, dan juga menghemat uang dan pengeluaran pribadi. Penulis telah membuat rancangan sistem yang menggunakan video camera yang dapat menunjuk secara langsung ke wajah pengemudi untuk mendeteksi tingkat kelelahan. Jika kelelahan, maka akan diberikan sinyal peringatan untuk menyadarkan pengemudi. Penulis bekerja dalam video files yang direkam oleh oleh kamera. File video ini dikonversikan ke dalam frames. Mata yang terletak di setiap frame, ditentukan tingkat energy dalam setiap frame untuk menentukan apakah matanya terbuka atau tidak. Kondisi tertentu disiapkan untuk nilai energy mata terbuka dan tertutup. Jika rata-rata nilai energy untuk 5 frame yang berurutan tidak memenuhi syarat mengemudi, maka sistem akan mengeluarkan warning. Algoritma telah diajukan, diimplementasikan, diuji, dan telah bekerja dengan memuaskan. Flowchart sistem:

9 Gambar 1.2 Flowchart Driver Drowsiness Detection System Pertama-tama sistem mengambil file video dari muka driver. Setelah mengambil file video, file ini dikonversi menjadi beberapa frame. Skin color based algorithm dipakai untuk mendeteksi bagian wajah dari gambar. Karena mata berada di atas dari setengah bagian tersebut, maka setengah bagian lainnya dihilangkan untuk mempersempit daerah pencarian mata. Ini akan mengurangi banyaknya data dalam gambar. Nilai energi dari setiap frame dikalkulasi dan digunakan untuk membedakan antara mata terbuka dan tertutup.

10 Gambar 1.3 Proses Menemukan Daerah Mata Pada gambar 1.3, dapat dilihat bagaimana proses menemukan daerah mata. Gambar yang semula berupa gambar RGB diubah menjadi gambar grayscale kemudian dithreshold lalu dilakukan Sobel Edge Filter. Gambar 1.4 Perbandingan Gambar Mata Terbuka, Setengah Terbuka Dan Tertutup Penuh Pada gambar 1.4, terdapat 3 kondisi mata yaitu dari kiri ke kanan: mata terbuka, setengah terbuka, dan tertutup penuh.

11 Semua kode ditulis menggunakan MATLAB. Ini adalah beberapa hasil tes yang didapatkan. Gambar 1.5 Perbedaan Nilai Energi Untuk Setiap Kondisi Mata Pada gambar 1.5, dapat dilihat bahwa adanya perbedaan energi yang besar antara mata terbuka penuh, mata tertutup penuh, dan mata setengah tertutup. Mata terbuka penuh: 60000000-90000000 Mata tertutup : 9000000 14000000 Mata setengah tertutup: 30000000 580000000 Maka dari itu, jika dalam 5 frame yang berurutan, mata user dinyatakan tidak terbuka maka sistem akan menyatakan bahwa pengemudi sedang dalam keadaan mengantuk dan alarm akan diaktifkan. 3. Implementasi Stimulus Aromatik Pada Pengemudi Berdasarkan Deteksi Kantuk Ditulis oleh:

12 Irwan Hedrian, Dr. Muhammad Rivai, St. Mt., Dr. Ir. Djoko Purwanto, M.Eng. Dari: Paper and Presentation of Electrical Engineering, RSE 006.42 Hed i, 2012 Perkembangan dan pemanfaatan teknologi merupakan tolak ukur terhadap kemajuan suatu bangsa secara umum. Teknologi tepat guna banyak diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia sehari-hari terutama masalah-masalah yang sulit dikerjakan. Salah satu masalah tersebut adalah kecelakaan lalu lintas yang saat ini merupakan salah satu penyebab terbesar dalam peningkatan angka kematian disuatu daerah. Menurut Data Jasa Marga, berdasarkan catatan statistik penyebab kecelakaan lalu lintas mayoritas karena faktor kelalaian manusia, seperti kelelahan dan mengantuk. Namun rasa kantuk sering sekali diabaikan saat berkendara. Pada tugas akhir ini, penulis mencoba membuat sebuah sistem deteksi kantuk berdasarkan durasi kedipan mata. Sistem pendeteksi kantuk ini memanfaatkan kamera USB sebagai sensornya dan stimulus aroma sebagai peringatan untuk kantuk. Data kamera diproses dengan menggunakan CPU (Central Processing Unit) untuk mengolah dan mengeksekusi mata yang ditangkap. Durasi kedipan mata ditentukan berdasarkan lamanya mata menutup hingga terbuka kembali. Untuk meneteksi mata, metode yang igunakan adalah metode Viola-Jones. Berdasarkan pengujian didapatkan sistem ini mampu mengenali kantuk berdasarkan durasi kedipan mata. Flowchart sistem:

13 Gambar 1.6 Flowchart Sistem Implementasi Stimulus Aromatik Pada Pengemudi Cara kerja sistem adalah sebagai berikut: - Start, saat sistem dijalankan - Segmentasi, sistem memeriksa setiap frame image yang masuk untuk diperiksa dan dicari objek yang dimaksud. - Sistem memeriksa apakah pada frame terdapat objek wajah. Bila tidak, program kembali ke segmentasi. Dan bila mendapat wajah program dilanjutkan ke step berikutnya. Aktifkan timer, bila program mendeteksi wajah maka timer akan aktif. - Selanjutnya program akan memeriksa apakah pada frame terdapat objek mata. Bila mendapatkan wajah program akan menonaktifkan timer.

14 Durasi kedipan didapatkan dari waktu antara mata tak terdeteksi dengan mata terdeteksi kembali. - Program memeriksa durasi kedipan: o Jika urasi kedipan < 400ms, maka kondisi user normal o Jika durasi kedipan antara 400-800ms, maka kondisi user mengantuk. o Jika durasi kedipan > 800ms, maka kondisi user tertidur. Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: - Pengujian pada komputer dengan kemampuan battery saving Tabel 1.3 Tabel Hasil Pengujian Pada Komputer dengan Kemampuan Battery Saving Jarak (x) cm Jumlah Kedipan Mata Jumlah Kedipan yang Terdeteksi Hitung Durasi Keterangan X=20 50 50 Bisa Wajah dan mata X=30 50 47 Bisa Wajah dan mata X=35 50 43 Bisa Wajah dan mata X=40 50 Tidak menentu Tidak Karena mata tidak selalu terdeteksi - Pengujian pada komputer dengan kemampuan high performance

15 Tabel 1.4 Tabel Hasil Pengujian Pada Komputer dengan Kemampuan High Performance Jarak (x) cm Jumlah Kedipan Mata Jumlah Kedipan yang Terdeteksi Hitung Durasi Keterangan X=20 50 50 Bisa Wajah dan mata X=30 50 47 Bisa Wajah dan mata X=40 50 48 Bisa Wajah dan mata X=50 50 45 Bisa Wajah dan mata X>50 50 Tidak menentu Tidak Karena mata tidak selalu terdeteksi - Pengujian pada komputer dengan kemampuan high performance pada intensitas cahaya 3 lux Tabel 1.5 Tabel Hasil Pengujian Pada Komputer dengan Kemampuan High Performance Pada Intensitas Cahaya 3 Lux Jarak (x) cm Jumlah Kedipan Mata Jumlah Kedipan yang Terdeteksi Hitung Durasi Keterangan

16 X=20 50 Tidak menentu Tidak Karena wajah tidak selalu terdeteksi X=30 50 30 Bisa Wajah dan mata X=40 50 45 Bisa Wajah dan mata X>40 50 Tidak menentu Tidak Karena mata tidak selalu terdeteksi - Pengujian pada computer dengan kemampuan high performance pada intensitas cahaya 46,7 lux Tabel 1.6 Tabel Hasil Pengujian Pada Komputer dengan Kemampuan High Performance Pada Intensitas Cahaya 46,7 Lux Jarak (x) cm Jumlah Kedipan Mata Jumlah Kedipan yang Terdeteksi Hitung Durasi Keterangan X=30 50 50 Bsa Wajah dan mata X=40 50 50 Bisa Wajah dan mata X=50 50 47 Bisa Wajah dan mata X>60 50 Tidak menentu Tidak Karena mata tidak selalu terdeteksi

17 Setelah melihat dari ketiga penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, aplikasi Driver s Fatigue Estimation And Drowsiness Detection System ini dirancang dengan menggabungkan beberapa cara untuk mendeteksi kantuk, dan pendeteksiannya dilakukan secara real-time seperti aplikasi/sistem lainnya. Selain itu, aplikasi Driver s Fatigue Estimation And Drowsiness Detection System ini memiliki keunggulan dalam bidang hardware yang dipakai untuk merealisasikan aplikasi ini, yaitu menggunakan handphone/tablet berbasis sistem operasi android. Dengan demikian, aplikasi ini akan lebih mudah dan lebih realistis untuk digunakan di dalam kendaraan dan tidak memerlukan biaya yang mahal dibandingkan dengan aplikasi / sistem lainnya yang menggunakan microcontroller. 1.5 Metodologi a. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan adalah studi kepustakaan, yaitu dengan membaca literatur seperti buku, jurnal, artikel yang berkaitan dengan drowsy driving, Image processing, eye detection, dan drowsiness detection. b. Metode Perancangan Model perancangan yang digunakan adalah model waterfall. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju analisis, desain, coding, testing (verification), dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : i. Definisi kebutuhan

18 Kebutuhan dari aplikasi ini adalah kamera, dan lampu. Kamera untuk merekam pengemudi selama mengemudi. Hasil rekaman kamera inilah yang merupakan input yang akan dikirimkan ke dalam aplikasi. ii. Perancangan (Design) Membangun atau membuat rancangan aplikasi seperti user interface, dan Prosedur kerja dari aplikasi ini. User interface harus dirancang dengan simple dan user friendly agar pengguna dapat mudah mempelajari dan menggunakan aplikasi ini. iii. Pengkodean (Coding) Pengkodean perangkat lunak dengan bahasa Java untuk Image Processing menggunakan library OpenCV. iv. Pengujian (Testing) Menkonstruksi dan menguji aplikasi yang telah dibuat. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan testing. v. Pemeliharaan (Maintenance) Melakukan pemeliharaan pada aplikasi dengan cara mengupdate versi dengan fitur tambahan. c. Metode Pengujian dan Evaluasi Pengujian dilakukan dari device berupa Galaxy Tab 2 Samsung berukuran 7 inch. Pengujian ini dilakukan kepada 3 orang yang mengantuk, dan 3 orang yang tidak mengantuk sebanyak 20 kali masing-masing. Hasil dari pengujian ini akan berupa evaluasi untuk mendapatkan persentase akurasi sistem untuk mendeteksi kantuk sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi sebuah solusi untuk permasalahan yang ada saat ini.

19 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini dibagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terbagi ke dalam beberapa subbab yang berhubungan erat. Berikut garis besar dari penyusunan skripsi ini : 1. BAB 1 : Pendahuluan Bab ini berisi pembahasan latar belakang masalah, ruang lingkup masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi pengembangan yang digunakan dalam penulisan, dan sistematika penulisan skripsi. 2. BAB 2 : Landasan Teori Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang mendukung perancangan aplikasi deteksi kantuk pengemudi pada skripsi ini. 3. BAB 3 : Analisis dan Perancangan Pada bab ini membahas tentang perancangan aplikasi, analisa, dan implementasinya. 4. BAB 4 : Implementasi dan Evaluasi Bab ini membahas tentang hasil perancangan dari aplikasi Driver s Fatigue s Estimation and Drowsiness Detection System, serta akurasi data yang dikeluarkan terhadap kondisi pengemudi yang sebenarnya sebagai tolak ukur kegunaan aplikasi yang dirancang tersebut. 5. BAB 5 : Simpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil perancangan dan analisa serta saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut.