PERANCANGAN STRUKTUR FRAME QUADROTOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat. baling-baling penggerak.

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah

Rancang Bangun Prototype Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dengan Tiga Rotor

metode pengontrolan konvensional yaitu suatu metode yang dapat melakukan penalaan secara mandiri (Pogram, 2014). 1.2 Rumusan Masalah Dari latar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesawat tanpa awak atau pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV), adalah sebuah mesin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RANGKA DRONE YANG EKONOMIS DAN PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Perancangan Sistem Kontrol Kinematik Dan Dinamik Non Linier Watanabe Pada Wahana Nirawak Quadrotor

ANALISIS TEGANGAN, DEFLEKSI, DAN FAKTOR KEAMANAN PADA PEMODELAN FOOTSTEP HOLDER SEPEDA MOTOR Y BERBASIS SIMULASI ELEMEN HINGGA

Penerapan Sistem Kendali PID untuk KestabilanTwin- Tiltrotor dengan Metode DCM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Alternatif Material Hood dan Side Panel Mobil Angkutan Pedesaan Multiguna

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Uji Terbang Autonomous Low Cost Fixed Wing UAV Menggunakan PID Compensator

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software CAD

Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kajian Awal Kekuatan Rangka Sepeda Motor Hibrid

Simulasi Tegangan pada Rangka Sepeda Motor

Gambar 1.1 Skema kontrol helikopter (Sumber: Stepniewski dan Keys (1909: 36))

Perancangan dan Implementasi Sistem Kendali PID untuk Pengendalian Gerakan Hover pada UAV Quadcopter

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

PT.LINTAS ANANTARA NUSA DRONE MULTI PURPOSES.

SISTEM KENDALI POSISI DAN KETINGGIAN TERBANG PESAWAT QUADCOPTER A S R U L P

RIZKAR FEBRIAN. 1, SUWANDI 2, REZA FAUZI I. 3. Abstrak

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV DATA DAN ANALISA

PERANCANGAN PENGENDALI PID UNTUK GERAKAN PITCH DAN ROLL PADA QUADCOPTER

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Internasional Batam

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Berikut adalah data data awal dari Upper Hinge Pass yang menjadi dasar dalam

: Rian Firmansyah NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Rancang Bangun Alat Bantu Potong Plat Bentuk Lingkaran Menggunakan Plasma Cutting

PERANCANGAN TEMPAT TIDUR PASIEN BERBAHAN ALUMUNIUM MENGGUNAKAN CAD. Jl. Grafika No.2, Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Akhmad (2000) diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat zat asing

BAB III METODE PEMBUATAN

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

ANALISIS PENGUJIAN BEBAN RANGKA PADA ALAT COIL HEAT EXCHANGER MENGGUNAKAN SOLIDWORKS

Jurnal Teknika Atw 1

ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

EKO TRI WASISTO Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sistem Kontrol Altitude Pada UAV Model Quadcopter Dengan Metode PID

Pembuatan Model Quadcopter yang Dapat Mempertahankan Ketinggian Tertentu

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI

Perancangan dan Implementasi Kontroler PID Gain Scheduling untuk Gerakan Lateral Way-to-Way Point pada UAVQuadcopter

IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI LEPAS LANDAS QUADROTOR MENGGUNAKAN PENGENDALI PROPORSIONAL-INTEGRAL-DERIVATIF (PID)

BAB III PERANCANGAN ALAT. berasal dari motor. Selain kuat rangka juga harus ringan. Rangka terdiri dari beberapa bagian yaitu:

ANALISIS BEBAN STATIK WINGLET N-219

terletak di atas keranjang sehingga buah tidak akan terjatuh ke tanah.

Pengaturan Gerakan Hover dan Roll pada Quadcopter dengan Menggunakan Metode PI Ziegler-Nichols dan PID Tyreus-Luyben

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

(LAPAN) LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I- 1. I.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

Analisa Perancangan Pada Produk Kaki Tiruan Atas Lutut tipe four bar linkage

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

OPTIMASI DESAIN RANGKA SEPEDA BERBAHAN BAKU KOMPOSIT BERBASIS METODE ANOVA

Navigation and Control System of Quadrotor Helicopter

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI DESAIN SIRIP PENGUAT PADA BANGKU PLASTIK

ANALISIS KEGAGALAN DAN OPTIMASI RANCANGAN PRODUK ROLLER BLIND UNTUK CV. SAMA JAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

Perancangan Sistem Kendali PD untuk Kestabilan Terbang Melayang UAV Quadcopter

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN ADUK BERBASIS MESIN BOR Jefri Adera Bukit. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN I.1

SISTEM KENDALI DAN MUATAN QUADCOPTER SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG EVAKUASI BENCANA

PERANCANGAN KONTROL NON-LINIER UNTUK KESTABILAN HOVER PADA UAV TRICOPTER DENGAN SLIDING MODE CONTROL

UJI EKSPERIMETAL TRAJECTORY TRACKING PADA QUADCOPTER

Abstrak. Kata kunci: pisau, tipe bevel, pemotongan, tajam, tumpul, pegas daun

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

Gambar 3.1. Diagram Alir Perancangan Mesin Pengupas Kulit Kentang

Tugas Akhir Bidang Studi Desain SAMSU HIDAYAT Dosen Pembimbing Dr. Ir. AGUS SIGIT PRAMONO, DEA.

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

ANALISIS GETARAN PADA SISTEM SUSPENSI KENDARAAN RODA DUA (YAMAHA JUPITER Z 2004) MENGGUNAKAN SIMULASI SOFTWARE MATLAB 6.5

STUDI PERBANDINGAN ANALISA DESAIN FOURANGLE TOWER CRANE DENGAN ANALISA DESAIN TRIANGLE TOWER CRANE MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 12.0

PEMODELAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK MENENTUKAN TEGANGAN VON MISES PADA AS RODA LSU-05

Altitude Lock Design for QuadCopter Using Sonar Based on Fuzzy Controller

ANALISA STRUKTUR SUPPORT SENJATA ROKET FFAR MK INCH PADA PESAWAT HELIKOPTER BELL 412

INDEPT, Vol. 4, No. 1 Februari 2014 ISSN

Analisis Tegangan Pada Beberapa Jenis Ejektor Uap Bagus Budiwantoro 1, a, I Nengah Diasta 2, b, dan Reinaldo Sahat Samuel Hutabarat 1, c

Transkripsi:

Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PERANCANGAN STRUKTUR FRAME QUADROTOR *Joga Dharma Setiawan, Wahyu Caesarendra, Mochammad Ariyanto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. +62247460059 *E-mail: jdharmas@yahoo.com ABSTRAK Perancangan frame dari pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle) khususnya yang memiliki 4 buah rotor (quadrotor) adalah salah satu hal yang penting untuk menunjang fungsi quadrotor sebagai wahana terbang. Dengan desain frame yang kuat dan kokoh diharapkan quadrotor tidak mudah hancur ketika jatuh, sehingga komponenen elektronika seperti sensor dan mikrokontroller tidak hancur/rusak. Quadrotor dapat mengudara karena adanya gaya angkat yang diberikan oleh 4 rotor yang biasanya dipasang secara menyilang. Selain bisa dikendalikan dari jarak jauh, quadrotor memiliki fungsi penting yaitu dapat digunakan untuk membawa muatan/beban. Makalah ini membahas hasil studi dalam merancang frame quadrotor untuk mencari maksimum stress, getaran pribadi quadrotor beserta stress analisisnya pada kondisi quadorotor landing dan take-off. Kata kunci: Getaran pribadi, stress analisis, quadrotor, frame 1. PENDAHULUAN Quadrotor adalah salah satu jenis rotorcraft yang memiliki 4 buah rotor sebagai penggerak propeller yang menghasilkan gaya angkat. Quadrotor dapat melakukan take off dan landing secara vertikal. Helikopter, tricopter, quadcopter, dan beberapa fixed wing dengan mesin jet termasuk kategori ini. Saat ini quadrotor atau quadcopter banyak menjadi obyek penelitian[1,2,3]. Quadrotor berukuran kecil / mini yang dikendalikan melalui remote control banyak digunakan untuk fotografi, pemetaan, atau sekedar hobi. Yang akan dibahas adalah pemodelan UAV tipe quadrotor ini adalah tentang perancangan frame dari quadrotor tersebut. Quadrotor atau helicopter quadrotor adalah sebuah benda terbang yang dapat mengudara karenaadanya gayaa ngkat yang diberikan oleh 4 rotor yang biasanya dipasang secara menyilang. Pada kesempatan ini penulis mencoba melakukan perancangan frame atau badan sebuah quadrotor untuk mencari maksimum stress getaran pribadi dan stress analisisnya sebagai tugas perancangan. Ketika berhadapan dengan quadrotor ini, maka kita harus mempertimbangkan berat merupakan faktor utama. Materi dalam pertimbangan untuk desain meliputi aluminium, plastik, dan serat karbon. Aluminium, secara historis, telah menjadi bahan pilihan untuk helikopter RC. Aluminium ringan dan kuat, membuang panas dengan baik, dan relatif murah dibandingkan dengan beberapa kemungkinan lain. Kekurangan dari aluminium adalah bahwa ia cenderung terlalu berat untuk model pesawat kecil. Plastik menyerap getaran lebih baik aluminium disebutkan sebelumnya. Selain itu,cukup tahan lama dan akan kembali ke bentuk aslinya jika terkena beban bending. Plastik juga sangat murah, ringan, dan proses permesinan nya pun sangat mudah. Berbagai jenis plastik yang dieksplorasi, termasuk Nylon, polypropylene, Delrin, Ultem, polyethylene, dan ABS. Serat karbon saat ini adalah bahan terbaik yang tersedia untuk RC helikopter. Lebih kuat dan lebih ringan daripada aluminium dan menyerap getaran yang lebih baik dari plastik. Dapat dibentuk menjadi sangat kaku dalam satu sisi dan fleksibel pada sisi yang lain. Namun material ini jauh lebih mahal daripada bahan lain. Juga, sulit untuk dalam hal proses produksi nya. Berikut adalah tabel perbandingan bahan material[4]: Tabel 1. Perbandingan bahan material untuk frame quadrotor Material Modulus of Elasticity (GPa) Tensile Strength (MPa) Density (g/cm 3 ) Nylon 6.6 2.61 82.8 1.14 Acrylic 3.2 70 1.18 Delrin 2.55 52.4 1.42 Carbon Fiber 220 760 1.7 Stainless Steel 404 200 1790 7.80 Aluminium 71 572 2.80 2. DASAR PERHITUNGAN 2.1 Ketika Landing Dalam mendesign quad rotor perlu dilakukan analisa pembebanan ketika quad rotor tepat akan landing. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan kaki-kaki quad rotor dalam menahan beban apakah masih dalam batas aman ataukah dapat membahayakan struktur kaki quad rotor. Untuk menghitung beban kaki-kaki quad rotor ketika akan 130 ROTASI Vol. 17, No. 3, Juli 2015: 130 136

landing diperlukan adanya diagram benda bebas yang menjelaskan keadaan tersebut. Gambar 1 merupakan diagram benda bebas dari quad rotor yang akan landing. Fy(Center of Gravity) Fy(kaki) Fy(kaki) Gambar 1 Diagram benda bebas pada saat landing. Setelah diketahui diagram benda bebas dari quad rotor yang akan landing, untuk menghitung beban yang diterima masing-masing kaki dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pemodelan langsung pada software Solid Work Premium 2012 x64 dan dengan perhitungan matematis sederhana seperti di bawah ini: Fy=0 (1) Dalam menempatkan gaya-gaya yang bekerja pada saat analisa kekuatan kaki (stress analysis), dapat dilakukan dengan 2 cara, cara pertama dengan menjadikan kaki sebagai fix, karena kita asumsikan quad rotor sedang berada di tanah. Lalu diberikan sejumlah gaya yang besarnya tertentu yang arahnya searah dengan percepatan gravitasi dan letaknya berada pada badan quad rotor. Cara kedua yaitu dengan menjadikan badan quad rotor sebagai bagian yang fixed, dengan asumsi quad rotor ditempatkan di langit-langit ruangan, lalu kaki-kaki diberikan sejumlah gaya yang besarnya tertentu dan arahnya berlawanan dengan percepatan gravitasi. 2.2 Terbang Hover Dalam mendesain quadrotor perlu dilakukan analisa pembebanan ketika quad rotor terbang di udara. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui gaya angkat yang bekerja pada quad rotor. Untuk menghitung gaya angkat quad rotor ketika terbang pada kondisi stabil diperlukan adanya diagram benda bebas yang menjelaskan keadaan tersebut. Gambar 2 merupakan diagram benda bebas dari quad rotor yang sedang terbang pada keadaan terbang hover. Fy(Center of Gravity) Gambar 2 Diagram benda bebas pada saat terbang kondisi stabil. Setelah diketahui diagram benda bebas dari quad rotor yang sedang terbang pada keadaan stabil, untuk menghitung gaya angkat pada quad rotor dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan pemodelan pada software Solid Work Premium 2012 x64, serta perhitungan matematis sederhana menggunakan persamaan berikut seperti pada persamaan (1). ROTASI Vol. 17, No. 3, Juli 2015: 130 129 131

3. ANALISA FRAME QUADOROTOR 3.1 Analisa Frekuensi Pribadi Quad Rotor Frekuensi pribadi terjadi pada benda-benda yang bergetar. frekuensi pada quad rotor dihasilkan dari putaran motor pada masing-masing lengan quadrotor dan kaki penyangga quadrotor ketika dalam kondisi landing seperti pada gambar 3. Hasil perhitungan frekuensi pribadi dan mode shape menggunakan software SolidWorks dapat dilihat pada tabel 2 dan 3. Gambar 3 Desain frame quadrotor Tabel 2. Mode list body dan lengan sayap quadrotor take off Frequency Number Rad/sec Hertz Seconds 1 466.85 74.302 0.013459 2 1854.5 295.16 0.003388 3 1854.6 295.17 0.0033879 4 1854.7 295.18 0.0033877 5 2191.8 348.84 0.0028666 Tabel 3. Mass Participation (Normalized) body dan lengan sayap quadrotor take off Mode Number Frequency(Hertz) X direction Y direction Z direction 1 74.302 3.04e-012 6.87e-007 0.04027 2 295.16 1.13e-008 1.09e-008 0.09965 3 295.17 2.99e-010 1.86e-009 0.06061 4 295.18 3.82e-009 1.08e-008 0.01305 5 348.84 4.34e-006 7.96e-015 5.78e-009 4.35e-006 7.11e-007 0.2136 3.2 Analisa Pembebanan Ketika Landing dan Take-off Dalam mendesign quadrotor perlu dilakukan analisa pembebanan ketika quadrotor tepat akan landing. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan kaki-kaki quadrotor dalam menahan beban apakah masih dalam batas aman ataukah dapat membahayakan struktur kaki quad rotor. Dalam studi ini akan dilakukan pembebanan kaki-kaki quadorotor yang diberikan pembebanan dengan kondisi 3G dan 9G. Tegangan maksimum dan tegangan minimum pembebanan pada kondisi 3G dapat dilihat pada gambar 4, sedangkan posisi dimana stress maksimum terjadi pada kaki-kaki quadrotor ditunjukkan seperti pada gambar 5. Stress1 VON: von Mises Stress 1.75152e-008 N/mm^2 (MPa) 7.82371 N/mm^2 (MPa) Node: 67300 Node: 43118 132 ROTASI Vol. 17, No. 3, Juli 2015: 130 136

Gambar 4. Analisa stress struktur tiang penyangga quadrotor saat landing A Gambar 5. Maksimum Stress tiang penyangga 3G Pada kondisi pembebanan 9G, tegangan maksimum dan tegangan minimum dapat dilihat pada Gambar 6, sedangkan posisi dimana stress maksimum terjadi pada kaki-kaki quadrotor ditunjukkan seperti pada Gambar 7. Stress1 VON: von Mises Stress 1.54564e-008 N/mm^2 (MPa) 23.2349 N/mm^2 (MPa) Node: 67464 Node: 43118 ROTASI Vol. 17, No. 3, Juli 2015: 130 129 133

Gambar 6. Stress 1 pada tiang penyangga B Gambar 7. Maksimum Stress tiang penyangga 9G Dalam mendesain lengan quadrotor perlu dilakukan analisa pembebanan ketika quadrotor tepat akan take-off. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan lengan-lengan quadrotor dalam menahan/mengangkat beban quadrotor apakah masih dalam batas aman ataukah dapat membahayakan struktur lengan quadrotor ketika mengangkat beban. Pada gambar 8 menunjukkan distribusi stress pada lengan-lengan quadrotor ketika mengangkat beban quadrotor sendiri pada saat take-off, sedangkan posisi stress maksimum dapat dilihat pada Gambar 9. Stress1 VON: von Mises Stress 4.07674e-005 N/mm^2 (MPa) Node: 86490 15.7727 N/mm^2 (MPa) Node: 12085 134 ROTASI Vol. 17, No. 3, Juli 2015: 130 136

Gambar 8. analisa stress struktur sayap quadrotor take off C Gambar 9. Maksimum Stress 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis struktur rangka quadrotor dengan Software Solidwork dilakukan pada susunan komponen quadrotor yang terdiri dari rangka tengah, empat lengan yang membentuk sudut 90 o satu sama lain dan tiang penyangga quadrotor. Struktur rangka quadrotor diberi pembebanan yang terdistribusi merata dibagian ujung lengan sebesar 12 N dengan gaya angkat keempat motor masing-masing tiga kali berat total dari quadrotor sebesar 36 N, dengan tujuan yaitu analisis dilakukan saat quadrotor terbang dengan menjaga posisisnya diketinggian tertentu dan untuk pembebanan 3G dan 9G pada tiang penyangga yang diberi beban 36 N dan 108 N dengan ujung penumpu di dirigidkan agar pada saat quadrotor landing bagian mana yang memiliki titik kritis. Hasil pemodelan quadrotor dengan menggunakan software Solidwork untuk analisis pembebanan pada tiang penyangga ditunjukan pada gambar 4 untuk pembebanan 3G, gambar 5 untuk pembebanan 9G dan pembebanan pada lengan sayap ditunjukkan pada gambar 8. Material yang digunakan adalah acrylic untuk bagian tengah rangka, polymer untuk bagian tiang penyangga dan alumunium untuk keempat lengan quadrotor. Dari hasil analisis pembebanan 3G untuk tiang penyangga pada Software Solidwork seperti yang ditunjukkan pada gambar 4, didapatkan bahwa tegangan (Stress) yang terjadi pada tiang penyangga quadrotor terdistribusi dengan rentang nilai (1.75152e-008 N/mm 2 (MPa) - 7.82371 N/mm 2 (MPa) dan ditunjukan dengan warna biru tua hingga merah. Tegangan maksimum (maksimum stress) terdapat pada titik A yang dapat dilihat pada gambar 5 dengan nilai sebesar 7.82371 N/mm 2 (MPa) ditunjukkan dengan warna merah dan pembebanan 9G untuk tiang penyangga pada Solidwork seperti yang ditunjukkan pada gambar 5, didapatkan bahwa tegangan (Stress) yang terjadi pada tiang penyangga quadrotor terdistribusi dengan rentang nilai (1.54564e-008 N/mm 2 (MPa) - 23.2349 N/mm2 (MPa) dan ditunjukan dengan warna biru tua hingga merah. Tegangan maksimum (maksimum stress) terdapat pada titik B yang ROTASI Vol. 17, No. 3, Juli 2015: 130 129 135

dapat dilihat pada gambar 7 dengan nilai sebesar 23.2349 N/mm 2 (MPa) dan ditunjukkan dengan warna merah. Penggunaan material polimer sebagai bahan tiang penyangga dari kaki quadrotor masih dapat digunakan pada pembebanan 3G hal ini dikarenakan tegangan maksimumnya dibawah tegangan maksimum polymer yaitu 10 N/mm 2 (MPa) dan pada pembebanan 9G terjadi crash/patah dikarenakan tegangan maksimumnya diatas tegangan maksimum polymer. Sedangkan analisis pembebanan yang ditunjukkan pada gambar 8, didapatkan bahwa tegangan (Stress) yang terjadi pada lengan quadrotor terdistribusi dengan rentang nilai (4.07674e-005 N/mm 2 (MPa) - 15.7727 N/mm 2 (MPa) dan ditunjukan dengan warna biru tua hingga merah. Tegangan maksimum (maksimum stress) terdapat pada titik C yang dapat dilihat pada gambar 9 dengan nilai sebesar 15.7727 N/mm 2 (MPa) dan ditunjukkan dengan warna merah. Penggunaan material alumunium sebagai bahan dari lengan quadrotor masih dapat digunakan kerena tegangan maksimum yang terjadi pada lengan tersebut kurang dari tegangan maksimum yang dapat diterima oleh material alumunium,yaitu sebesar 31 x 106 N/m 2. Frekuensi pribadi yang terjadi pada struktur lengan sayap dan tiang penyangga memiliki nilai yang relatif bagus yaitu 13.4162 Hz dan 74.3022 Hz. 5. KESIMPULAN Material yang digunakan pada frame quadrotor adalah acrylic untuk bagian tengah rangka, polymer untuk bagian tiang penyangga dan alumunium untuk keempat lengan quadrotor. Frekuensi pribadi yang terjadi pada struktur lengan sayap dan tiang penyangga quadrotor memiliki nilai yang relatif bagus yaitu pada 13.4162 Hz dan 74.3022 Hz. Dari hasil analisis pembebanan 3G untuk tiang penyangga pada Software Solidwork, didapatkan bahwa tegangan (Stress) yang terjadi pada tiang penyangga quadrotor terdistribusi dengan rentang nilai (1.75152e-008 N/mm 2 (MPa) - 7.82371 N/mm 2 (MPa). Tegangan maksimum (maksimum stress) terdapat pada titik A dengan nilai sebesar 7.82371 N/mm 2 (MPa). Pembebanan 9G untuk kaki penyangga quadrotor, didapatkan bahwa tegangan (Stress) yang terjadi terdistribusi dengan rentang nilai (1.54564e-008 N/mm 2 (MPa) - 23.2349 N/mm 2 (MPa). Tegangan maksimum (maksimum stress) terdapat pada titik B dengan nilai sebesar 23.2349 N/mm 2 (MPa). Pada pembebanan saat quadrotor take-off, didapatkan bahwa tegangan (Stress) yang terjadi pada lengan quadrotor terdistribusi dengan rentang nilai (4.07674e-005 N/mm 2 (MPa) - 15.7727 N/mm 2 (MPa). Tegangan maksimum (maksimum stress) terdapat pada titik C dengan nilai sebesar 15.7727 N/mm 2 (MPa). 6. REFERENSI [1] Setiawan, J. D., Setiawan, Y. D., Ariyanto, M., Mukhtar, A., and Budiyono, A., 2012. Development of real-time flight simulator for quadrotor, in proceedings of IEEE International Conference on Advanced Computer Science and Information System, ICACSIS 2012, Jakarta, Indonesia, pp. 59 64. [2] Joga Dharma Setiawan, Mochammad Ariyanto, Agus Mukhtar, Munadi, 2014, Pilot in the Loop Simulation for Quadrotor Flight Experiment, Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 8(4) Special 2014, Pages: 485-494. [3] Joga Dharma Setiawan, Mochammad Ariyanto, 2013, Pemodelan Perubahan Dinamik Lokasi Pusat Massa Quadrotor Menggunakan Mathematical Model dan Physical Model, Jurnal Rotasi. [4] Dicesare A., dkk. 2008. Rotor Optimization of Quad-Rotor Capable of Autonomous Flight. Worcester Polytechnic Institute. Massachusetts. 7. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didanai oleh Hibah Penelitian Pembinaan dan Pemula, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 136 ROTASI Vol. 17, No. 3, Juli 2015: 130 136