II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

MOTIVASI BELAJAR. Belajar Pembelajaran Tahun 2013

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

I. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. akan diteliti. Uraian teori dalam bab II ini mengenai teori tentang Motivasi

BAB II KAJIAN TEORI. Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, penulis dapat sajikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Matematis. pemahamannya melalui tes. Sedangkan pemahaman (understanding)

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. yang sewaktu baru dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti bayi

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

GEJALA KONASI--MOTIVASI. PERTEMUAN KE 10

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Motivasi orangtua di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

TINJAUAN PUSTAKA. akan terlihat dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto (2003 : 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mencapai tujuan pembangunan, karena sumber daya manusia yang

BAB II KAJIAN TEORI. neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. antara sekianbanyak ciptaan-nya, makhluk ciptaan yang menarik, yang

BAB I PENDAHULUAN. bawaan dari lahir tetapi berkembang dari beribu-ribu pengalaman secara

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB II KERANGKA TEORETIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori motivasi yang diungkapkan oleh McClelland dan Atkinson (dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang kurang, tetapi karena tidak adanya motivasi belajar, sehingga ia tidak berusaha untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sanggup menghadapi tantangan zaman yang akan datang. Udiono,Tri;2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. (Purwanto, 2002: 71).

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. belajar yang dilakukan oleh para peserta didik. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyuapi para murid dengan begitu melimpahnya informasi serta kesimpulan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

II. KERANGKA TEORITIS. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DAN BERPIKIR POSITIF DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Siswa. yang belum dapat dikatakan dewasa, ia memerlukan seseorang untuk

Transkripsi:

II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Belajar Kegiatan belajar di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang panjang dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa : Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. George J. Mouly (dalam Sudjana, 1989:5) menyatakan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Demikian pula Kimble dan Garmezi (dalam Sudjana, 1989:5), menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Kesimpulan dari pendapat ini menyatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif,

18 dan psikomotor. Perubahan tingkah laku meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi. Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar. Djamarah (2008:15-16) menyatakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut : 1) Perubahan yang terjadi secara sadar 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional 3) Perubahan dalan belajar bersifat positif dan aktif 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara 5) Perubahan daln belajar bertujuan atau terarah 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subyek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya, dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secar garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor internal (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek belajar. Staton (dalam Sardiman, 1994:39-44) menguraikan bahwa ada enam macam faktor psikologis yang diperlukan dalam kegiatan belajar, yaitu : a. Motivasi b. Konsentrasi, c. Reaksi d. Organisasi e. Pemahaman f. Ulangan Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi belajar seseorang dan berdampak pada besar kecilnya hasil prestasi belajar yang dicapai mahasiswa.

19 2. Motivasi Para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Sardiman (1994:73) mengungkapkan bahwa: Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif ini juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Sudirman (1994:84) menyatakan tentang fungsi motivasi yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motivasi sangat erat hubungannya dengan tujuan yang hendak dicapai seseorang. Untuk mencapai tujuan, seseorang perlu melakukan suatu perbuatan. Dasar dari seseorang itu berbuat sesuatu ialah motivasi itu sendiri yang merupakan dasar awal penggerak atau pendorongnya. Mc. Donal (dalam Djamarah, 2008:148) mengatakan bahwa: Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dorongan efektif yang dimaksud sering terlihat nyata dalam tingkah laku seseorang.

20 Sumadi Suryabrata (dalam Djaali, 2008:101) juga menyatakan bahwa: Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melkukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Greenberg mengemukakan motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Berdasarkan pendapat di atas, motivasi terjadi sebelum suatu tujuan tercapai atau dengan kata lain motivasi itu timbul pada diri individu pada saat proses untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, motivasi adalah faktor yang sangat penting dalam kehidupan ini terutama dalam dunia pendidikan. Dengan adanya motivasi yang tinggi dalam belajar,diharapkan setiap individu dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam setiap kegiatan belajarnya. Menurut Maslow, 1943 (dalam Djamarah, 2002:115) menyatakan bahwa: Sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, pengetahuan dan pengertian, serta kebutuhan estetik. Kebutuhan inilah yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. James O. Whittakes dan Bruner (dalam Soemanto, 1998:25) juga menyatakan bahwa : Kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. Ia mengemukakan bahwa siswa dengan tingkat motivasi tinggi, cenderung untuk menjadi lebih pintar sewaktu mereka menjadi dewasa. Berdasarkan pendapat ini, motivasi sangatlah erat kaitannya dengan kondisi dan situasi dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.

21 Suatu situasi dan kondisi yang berbeda akan menimbulkan motivasi yang berbeda pula. Motivasi timbul karena adanya tujuan yang hendak dicapai. Tujuan sangat penting, karena bila tidak ada tujuan maka individu tidak akan termotivasi untuk berbuat sesuatu didalam hidupnya. Oleh karena itulah, mahasiswa tentu mempunyai tujuan akhir dalam mengikuti kegiatan pembelajarannya di universitas dan dengan demikian akan terbentuk motivasi dalam proses pencapaian tujuannya itu. 3. Motivasi Belajar a. Pengertian motivasi Belajar Mahasiswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian atau cita-cita. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Motivasi akan mengandung keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Winataputra (1995:110) menyatakan bahwa: Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini, berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu perbuatan yang didasarkan motivasi tertentu mengandung hubungan yang sangat berkaitan dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi didalam diri seorang mahasiswa selaku pelajar.

22 Slameto (dalam Djamarah, 2008:13) menyatakan bahwa, Belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, motivasi dan belajar adalah dua unsur yang sangat penting untuk merealisasikan suatu hasil belajar yang baik dari perolehan pembelajaran seorang mahasiswa. Thursan Hakim (2005:26) menyatakan bahwa: Motivasi Belajar adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan. Prayitno (dalam Sardiman,198 6:73) mengatakan bahwa motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar itu dan memberikan arah ke arah perilaku individu untuk belajar.

23 b. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Peranan motivasi akan lebih optimal, bila prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Djamarah (2008,152) menyatakan bahwa ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar yaitu seperti dalam uraian berikut: 1). Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar 2). Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar 3). Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman 4). Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar 5). Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar 6). Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar c. Peranan Motivasi Dalam Belajar Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Uno (2007:27-28), menyatakan bahwa ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain : 1. Peran motivasi dalam menetukan penguatan belajar 2. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar 3. Motivasi menentukan ketekunan belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilalui.

24 Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Siswa akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka siswa tidak tahan lama belajar. Siswa mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar. d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Penulis mengutip dari skripsi Rahmadiyati, 2007 yang menyatakan bahwa ada 6 faktor yang di dukung oleh sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak substansial terhadap motivasi belajar. 1. Sikap 2. Kebutuhan 3. Rangsangan 4. Afektif 5. Kompetensi 6. Penguatan Sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi, dan emosi yang dihasilkan di dalam presdisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak

25 menyenangkan. Kebutuhan merupakan semangat kondisi yang dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang memandu mahasiswa untuk mencapai tujuan. Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang yang bersifat aktif. Konsep afektif berkaitan dengan pengalaman emosional, kecemasan Kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar. Teori kompetensi mengansumsikan bahwa secara alamiah berusaha keras untuk berinteraksi dengan lingkungan secara afektif. Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon. e. Fungsi Motivasi dalam Belajar Kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal apabila ada motivasi yang diberikan maka akan berhasil pula belajarnya. Dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar. Djamarah (2008:157) menyatakan bahwa fungsi motivasi sebagai berikut : a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan. c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan.

26 Sardiman (1994:84) menyatakan fungsi motivasi yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. b. Menentukan arah perbuatan, yakin ke arah tujuan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Berdasarkan pendapat di atas fungsi motivasi adalah sebagai pendorong, penggerak dan penyeleksi suatu perbuatan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Selain itu motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar. Motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan mahasiswa dimana mahasiswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan para mahasiswa yang memiliki motivasi yang rendah. Hal ini dapat dipahami, karena mahasiswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenai putus asa serta dapat mengesampngkan halhal yang dapat mengganggu kegiatan belajar yang dilakukannya. f. Macam-macam Motivasi Belajar Motivasi belajar ada pada diri mahasiswa dalam suatu kegiatan. Selain itu, dalam melakukan suatu kegiatan seseorang mahasiswa dapat mempunyai lebih dari satu motivasi dalam belajarnya yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya sendiri.

27 Djamarah (2008 : 149-152) membedakan motivasi menjadi 2 yaitu: a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorong untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik sudah ada individu apabila anak didik termotivasi untuk belajar sematamata untuk memperoleh pengetahuan, bukan karena keinginan mendapat penghargaan dari orang lain. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. g. Ciri-ciri Motivasi Belajar Mahasiswa yang termotivasi dalam belajarnya dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku yang menyangkut minat, ketajaman, perhatian konsentrasi, dan ketekunannya. Mahasiswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajarnya menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. Sardiman (1986 : 83) memaparkan ciri-ciri motivasi belajar yang ada pada diri setiap orang, sebagai berikut : 1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang tekah dicapainya). 3. Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap tindak kriminal amoral, dan sebagainya). 4. Lebih senang bekerja mandiri. 5. Cepat bosan dengan tugas rutin (hal -hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin akan sesuatu). 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

28 Marx dan Tombuch (dalam Riduwan, 2005,31) mengumpamakan motivasi sebagai bahan bakar dalam beroprasinya mesin gasoline. Tidaklah menjadi berarti betapapun baiknya potensi anak meliputi kemampuan intelekstual atau bakat mahasiswa dan materi yang akan diajarkan serta lengkapnya sarana belajar, namun bila mahasiswa tidak termotivasi dalam belajarnya, maka kegiatan belajarpun tidak akan berlangsung optimal. Prayitno (dalam Riduwan, 2005:31) menyatakan tentang indikatorindikator dalam motivasi belajar yaitu sebagai berikut: a. Ketekunan dalam belajar b. Ulet dalam menghadapi kesulitan c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar d. Berprestasi dalam belajar e. Mandiri dalam belajar Apabila seseorang memilki ciri-ciri di atas, berarti seseorang memiliki motivasi yang kuat. Ciri-ciri motivasi tersebut sangat penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil baik, jika mahasiswa tekun mengerjakan tugasnya, ulet dalam memecahkan berbagai masalah - masalah dan hambatan secara mandiri. Irfan, 2007 menyatakan bahwa ketekunan erat kaitannya dengan dorongan yang timbul dalam diri siswa untuk belajar dan mengolah informasi secara efektif dan efisien serta pengembangan minat dan sikap yang diwujudkan dalam setiap langkah instruksional. Hadi, 2010 menyatakan bahwa Bersikap ulet berarti kita tangguh dan gigih dalam bekerja, berusaha dan belajar. Orang yang ulet dalam bekerja walau menghadapi kesulitan dan kegagalan mereka terus memiliki fighting spirit (jiwa pejuang) dalam

29 dirinya sehingga dia tidak mundur dan menyerah begitu saja. Kesimpulannya bahwa keuletan adalah ketahanan dan kekerasan hati, kecakapan dan ketahanan berjuang yang dimiliki dalam diri seseorang. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Winkel ( dalam Sunarto, 2009) menyatakan bahwa Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Slameto ( dalam Sunarto, 2009) mengemukakan pula bahwa Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Winkel ( dalam Sunarto:2009) mengemukakan bahwa Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang

30 dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. B. Perbedaan Motivasi Belajar Antar Mahasiswa S1 Reguler dan S1 Non Reguler Setiap mahasiswa sudah tentu ingin mencapai hasil belajar yang maksimal. Akan tetapi, usaha untuk itu tidak selalu mudah. Winkel (2005) mengatakan bahwa Motivasi belajar memberikan gairah atau semangat dalam belajar sehingga siswa termotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Tidak sedikit mahasiswa mengalami berbagai kesulitan belajar karena kurang bergairah dalam belajar yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam mencapai indeks prestasi minimal yang merupakan persyaratan untuk menduduki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Didalam proses belajar mengajar setiap mahasiswa akan menemukan hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan masing-masing. Selama mahasiswa memiliki kemampauan atau motivasi belajar yang kuat dan mantap, selama itu pula hambatan dan kesulitan dapat diatasi atau setidaknya dapat mencegah agar tidak sampai menimbulkan hal-hal yang sangat merugikan mahasiswa yang bersangkutan. Dari berbagai jenis pengertian tentang motivasi, maka motivasi belajar mahasiswa dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin

31 dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi. Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi adalah untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya. Sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran, mahasiswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik, dan bukan hanya untuk sekedar lulus meski dengan nilai sangat baik sekalipun. Motivasi itu sendiri timbul dari dalam dan luar individu itu sendiri. Seorang mahasiswa yang belajar dengan kesungguhan dengan motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk menuntut ilmu, maka akan bertambah kuat jika ia juga memiliki motivasi pendukung dari luar seperti nilai yang baik, lulus ujuan, atau ingin dikagumi. Mahasiswa jangan hanya memiliki satu motivasi saja. Motivasi ini harus saling mendukung dan melengkapi guna pencapaian tujuan yang diinginkannya. Keinginan dan motivasi belajar mahasiswa reguler dan non reguler dapat diketahui. Diduga karena perbedaan biaya atau jam perkuliahan serta hasil belajar berupa indeks prestasi mahasiswa berbeda diduga disebabkan dan menyebabkan motivasi belajar mahasiswa yang satu dan yang lain itu berbeda. C. Layanan Bimbingan Belajar Layanan bimbingan belajar mempunyai peran yang cukup besar terhadap perkembangan peserta didik. Layanan bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting untuk diselenggarakan.

32 Sukardi, D.K (2008:62) mengatakan bahwa : Layanan bimbingan belajar yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan ketepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian. Bidang bimbingan belajar membantu peserta didik mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik, untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan. Bimbingan belajar atau sering juga disebut dengan bimbingan akademik membantu peserta didik menemukan cara belajar yang tepat dan mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar di institusi pendidikan. Kegagalan-kegagalan akibat kesukaran yang dialami peserta didik dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Kegagalan itu terjadi juga karena mereka tidak mendapatkan layanan bimbingan yang memadai. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui pengenalan peserta didik akan masalah belajarnya. Salah satu poin masalah yang dapat diselesaikan melalui layanan bimbingan belajar adalah masalah motivasi belajar. Prayitno (1999:279-280) mengatakan bahwa : Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya digolongkan atas: kurangnya motivasi dalam belajar, yaitu keadaa siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jeta dan malas. Bentuk layanan yang baik digunakan untuk masalah yang berhubungan dengan motivasi belajar ini adalah diselenggarakan layanan bimbingan belajar kepada peserta didik.

33 Upaya yang dilakukan untuk membantu peserta didik yang mengalami masalah ini adalah dengan melakukan peningkatan motivasi belajar. Pendidik, konselor, atau staf yang terkait dengan peserta didik berkewajiban untuk membantu meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang rendah. Prayitno (1999:286) menjelaskan bahwa: Prosedur-prosedur yang dapat dilakukan adalah: 1. memperjelas tujuan belajar, 2. menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa, 3. menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang, dan menyenangkan, 4. memberikan hadiah (penguatan) dan hukuman bila perlu, 5. menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid, serta antar murid dan murid, 6. menghindari tekanan-tekanan dan suasanan yang tidak menentu, 7. melengkapi sumber dan peralatan belajar. Prosedur ini diberikan kepada peserta didik untuk membantu siswa keluar dari masalah belajarnya terkhusus tentang motivasi yang rendah dalam belajar. Prosedur ini dilakukan juga dengan merancang layanan bimbingan belajar baik melalui layanan berupa indivisual maupun kelompok, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan kelompok belajar, bimbingan/konseling kelompok atau individual, ataupun kegiatan lainnya. Efek diadakannya layanan bimbingan berpengaruh besar terhadap peningkatan motivasi belajar peserta didik. Suganda, 2007 menyatakan bahwa: Dampak layanan bimbingan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa yaitu: 1. motivasi belajar siswa tercermin dalam kehadiran siswa, 2. pada saat kegiatan belajar, para siswa mengikuti kegiatan belajar dengan baik, 3. motivasi belajar siswa tercermin dalam melaksanakan tugas-tugas diluar jam pelajaran, 4. kegiatan membaca buku pelajaran merupakan cerminan dari motivasi belajar, 5. nilai yang baik menunjukkan kebiasaan yang baik.

34 Kesimpulan dari pernyataan diatas membuktikan bahwa dengan diadakannya layanan bimbingan belajar mampu memberikan dampak positif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik guna memperoleh tujuan belajar yang diinginkan.