Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

Bab-2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -2

Bab-3 RENCANA PENGELOLAAN

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus

Bab-6 EVALUASI DAMPAK PENTING

Bab-4 RUANG LINGKUP STUDI

Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Akhirnya diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran proses penyusunan laporan ini.

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

KUESIONER PENELITIAN. SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT dan GAS di BAGIAN EKSPLORASI PRODUKSI (EP)-I PERTAMINA PANGKALAN SUSU TAHUN 2008

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

Bab-1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BBM dalam negeri. Proyek ini diharapkan akan beroperasi pada tahun 2009.

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Bab-1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PLTU 2 BANTEN - LABUAN

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

Metode Pengumpulan Data Komponen Lingkungan Metode Analisis Dampak Lingkungan Metode dan Teknik Indentifikasi, Prediksi, Evaluasi dan Interpretasi

STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA DENPASAR TAHUN 2008

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

PENELITIAN DALAM AUDIT LINGKUNGAN

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESI DEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

PEMANTAUAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KUALITAS UDARA

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

3.1 Metode Identifikasi

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

Lampiran II : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

Pada tahap Pra Kontruksi, komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak primer dan dampak sekunder terhadap lingkungan, meliputi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Baku Mutu Air Limbah. Migas. Panas Bumi.

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT DAN GAS DI BAGIAN EKSPLORASI PRODUKSI (EP)-I PERTAMINA PANGKALAN SUSU TAHUN 2008


H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Makalah Baku Mutu Lingkungan

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PRESENTASI PROYEK AKHIR D-IV TPLP TEKNIK SIPIL

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-42/MENLH/10/1996 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

: Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah. KRITERIA FAKTOR TEKNIS BIDANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN. 40 Skor 70 Skor 100 Skor

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

Pemantauan kualitas udara. Kendala 25/10/2015. Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya

BAB I PENDAHULUAN. masalah lingkungan dapat dipastikan akan menimbulkan gangguan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 42/MENLH/10/1996 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Paket Pelebaran Jalan RTA Milono Palangkaraya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD PETANU

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2018 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah

Transkripsi:

PERTAMINA EP -PPGM Tabel 8.1. Matriks Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hulu (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi 1. KUALITAS UDARA Kualitas udara (SO 2, CO, PM 10 ) Kualitas udara (SO 2, CO, NOx, PM 10, H 2 S) Menurunnya Emisi gas buang kualitas udara dan debu dari mesin diesel, beberapa kendaraan berat dan peralatan yang digunakan untuk aktivitas mobilisasi konstruksi BS dan GPF Menurunnya kualitas udara Kegiatan operasi produksi di GPF Emisi gas dari peralatan utama Mengevaluasi efektivitas penggunaan dust supression control (pengendali debu) Mengevaluasi alat pengendali emisi standar dan penggunaan BBM berkadar sulfur rendah guna meminimasi emisi sulfur dioksida Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 khususnya yang pengaruh penurunan kualitas udara Mengevaluasi efektivitas penggunaan fasilitas Acid Gas Removal Unit (AGRU) dan Sulfur Recovery Unit (SRU) Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 khususnya yang pengaruh penurunan kualitas udara Pengambilan sampel di lapangan, analisis di lapangan dan di laboratorium Metode analisis: SO 2 (Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR dg alat NDIR Analyzer), PM 10 (Gravimetrik dg alat Hi-Vol) Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien Pengambilan sampel di lapangan, analisis di lapangan dan di laboratorium Metode analisis: SO 2 (Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), NO x (Saltzman dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR dg alat NDIR Analyzer), H 2 S (Merkuri tiosianat dg alat Spektrofotometer), PM10 (Gravimetrik dg alat Hi-Vol) Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien Kompleks BS Dua titik/lokasi sepanjang jalan yang dilalui mobilisasi yang berdekatan dengan pemukiman. Kompleks BS Setiap tiga bulan sekali selama tahap pembangunan/konstruksi BS Setiap tiga bulan sekali selama operasi BS dan GPF berlangsung Prov. Prov. KLH Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 162

PERTAMINA EP -PPGM 2. KEBISINGAN Kebisingan 3. KUALITAS AIR PERMUKAAN Kualitas air permukaan (ph, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak) Kualitas air permukaan (ph, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, NH 3, H 2 S, Phenol total) 4. KUALITAS AIR LAUT Kualitas air laut (Kekeruhan, minyak dan lemak) Peningkatan Aktivitas kebisingan pembangunan/ konstruksi BS dan GPF Menurunnya Tumpahan tidak kualitas air sengaja jenis pemukaan material, bahan bakar dan limbah air hidrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning Menurunnya kualitas air pemukaan Air formasi dari kegiatan pemboran sumur pengembangan dan opersional BS Menurunnya Pemasangan pipa kualitas air laut penyalur gas melalui laut (alternatif 3) Tujuan Hidup Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan Mencegah pencemaran air permukaan Mencegah pencemaran air permukaan Mengefektifkan pengawasan dan mengevaluasi dalam pengelolaannya Pengamatan lapangan/pengukuran langsung dengan Sound Level Meter Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu tingkat kebisingan (Kep Men LH No. 48 Tahun 1999) Sampling menggunakan sistem grab sample kemudian dilakukan analisis di laboratorium. Membandingkan hasil analisis dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Sampling menggunakan sistem grab sample kemudian dilakukan analisis di laboratorium. Membandingkan hasil analisis dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium. Metode analisis sesuai dengan Kepmen LH No. 37 Tahun 2003. Hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu air laut. Rencana Kompleks BS Di perairan sekitar kompleks konstruksi BS Di perairan sekitar kompleks konstruksi BS Tiga lokasi: bagian hulu pipa, tengah dan hilir pipa Frekuensi Setiap tiga bulan sekali selama tahap pembangunan/konstruksi BS Setiap tiga bulan sekali selama tahap pembangunan/konstruksi BS Setiap tiga bulan sekali selama operasional BS Tiga kali: sebelum kegiatan, selama kegiatan, dan setelah kegiatan Institusi DSLNG Prov. Prov. Prov. Prov. KLH Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 163

PERTAMINA EP -PPGM Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi 5. EROSI TANAH Parameter: erodibilitas tanah, panjang dan besar lereng, penutup lahan/crops factors, dan teknik pengolahan dan konservasi lahan Berserakannya Pembukan dan material kasar pematangan lahan (pasir, krikil, krakal) di permukan tanah, solum tanah menjadi tipis, cepatnya titik layu tanaman, keruhnya aliran permukaan bebas serta keruhnya air sungai Memantau pelakasanaan pengelolaan lingkungan Memantau hasil pelaksanaan pengelolaan apakah sesuai dengan baku mutu tentang erosi (erosi terbolehkan) Melakukan observasi langsung di lapangan dengan mengumpulkan data parameter penyebab erosi, khususnya pengubahan penutup lahan oleh vegetasi (crop) Analisis data secara matematis menggunakan rumus USLE yakni A = R.K.L.C.P.P) -lokasi pemboran sumur gas Jalan ROW (sempadan jalur pemasangan pipa gas) Dua kali selama setahun pada periode hujan (awal musim hujan, dan pertengahan musim penghujan), dan KLH. 6. GANGGUAN SISTEM IRIGASI DAN DRAINASE frekuensi dan lama genangan air di hulu lokasi pemasangan pipa dan kekurangan air irigasi di hilir lokasi pemasangan pipa saat pemasangan pipa penyalur gas Tersumbatnya Kegiatan saluran drainase pemasangan pipa oleh tanah galian, penyalur gas menggenangya air dihulu jalur pipa dan terputusnya aliran sungai. Memantau pelaksanaan pengelolaan lingkungan Memantau terjadinya gangguan drainase (terjadinya banjir) di atas lokasi pemasangan pipa, dan luas sawah yang tidak mendapat air irgasi. Memantau hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan apakah masih terjadi genangan di bagian hilir atau terputusnya aliran di saluran bagian hilir lokasi pemasangan pipa. Observasi langsung yakni mengamati, mengukur dan mencatat parameter genangan di lapangan (luas, lama dan kedalaman genangan, luas areal sawah yang tidak terairi akibat gangguan pemasangan pipa penyalur gas). Analisis data: analisis secara deskriptif tentang lama, kedalaman dan frekuensi genangan yang terjadi, serta lama tidak ada aliran di saluran irigasi. Daerah sekitar dan sepanjang pemasangan pipa (di sebelah hulu jalur pipa untuk drainase dan area sawah irigasi dibagian hilir jalur pemasangan pipa) Dua kali selama setahun (khususnya) pada awal/pertengahan musim penghujan dan akhir musim penghujan.. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 164

PERTAMINA EP -PPGM Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi 7. KESELAMATAN BERLALULINTAS Kecelakaan lalulintas Terjadi kecelakaan Kegiatan mobilisasi lalulintas yang peralatan dan mengakibatkan kerusakan material/bahan kendaraan atau konstruksi luka-luka pada pengguna jalan. Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan dan material/bahan konstruksi Pengamatan langsung di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk Depan kantor Kecamatan Kintom, Batui, Toili Sepanjang rute Pada ruas jalan yang memotong ruas jalan Tiap bulan pada saat kegiatan mobilisasi peralatan dan material Sekali pada pertengahan waktu mobilisasi peralatan dan material Sekali pada awal waktu pemasangan pipa yang memotong ruas jalan Din. Perhub. Rawan terjadinya kecelakaan lalulintas Kegiatan pemasangan pipa yang memotong ruas jalan Kegiatan kondensat lewat transportasi darat. Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang digunakan sebagai rute kegiatan pemasangan pipa. Pengamatan langsung di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilalui oleh rute kondensat dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah kecamatan Kintom dan Batui Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan Pada ruas jalan yang terpotong pipa Ruas jalan yang dijadikan rute Sekali pada awal waktu pemasangan pipa yang memotong ruas jalan umum. Dilakukan sekali dalam setahun Din. Perhub Din. Perhub. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 165

PERTAMINA EP -PPGM Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi Keselamatan berlalulintas TAHAP PASCA OPERASI Terjadinya Kegiatan kecelakaan demobilisasi lalulintas yang peralatan mengakibatkan kerusakan kendaraan atau kerusakan kendaraan atau luka-luka pada pengguna jalan Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah kecamatan Kintom-Batui-Toili-Toili Barat Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk Sepanjang rute Sekali pada pertengahan waktu demobilisasi peralatan Din. Perhub Din. Perhubungan. 8. KERUSAKAN JALAN DAN JEMBATAN Kerusakan jalan dan jembatan: - Adanya keluhan warga terhadap kerusakan jalan - Kondisi permukaan/ kerusakan jalan dan jembatan Kerusakan jalan Kegiatan mobilisasi akibat beban peralatan dan berlebih yang melebihi kekuatan material/bahan perkerasan jalan konstruksi atau kekuatan jembatan Mengevaluasi terjadinya kerusakan jalan dan jembatan serta efektivitas pengelolaannya Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan dan material/bahan konstruksi Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto) Mencocokan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat kerusakan dan jenis tindakan perbaikan Jalan antara Batui Toili serta jembatan di Kecamatan Kintom Setiapkali bila terjadi kerusakan jalan yang mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Din. Perhub. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 166

PERTAMINA EP -PPGM Tujuan Rencana Hidup Frekuensi Kerusakan jalan dan jembatan: - Adanya keluhan warga terhadap kerusakan jalan - Kondisi permukaan/ kerusakan jalan dan jembatan 9. KELANCARAN LALULINTAS Kelancaran lalulintas: Kelancaran lalulintas dengan tolok ukur penurunan tingkat pelayanan (LOS: Level Of Service) berdaarkan nilai DS (Degree Of Saturation) pada ruas jalan dan tundaan lalulintas (delay) Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan jalan atau kekuatan jembatan Pengangkutan kondensat dan sulfur lewat jalur darat TAHAP PASCA OPERASI Kerusakan jalan Kegiatan akibat beban demobilisasi berlebih yang peralatan melebihi kekuatan perkerasan jalan atau kekuatan jembatan Terjadi kemacetan Kegiatan lalulintas pemasangan pipa penyalur gas yang memotong jalan umum Mengevaluasi terjadinya kerusakan jalan dan jembatan serta efektivitas pengelolaannya Mengevaluasi terjadinya kemacetan lalulintas dan efektivitas pengelolaannya. Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto) Mencocokkan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat kerusakan dan jenis tindakan perbaikan Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah kecamatan Kintom- Batui-Toili-Toili Barat Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk Mencatat volume arus lalulintas berbagai jenis kendaraan untuk mingmasing arah pada ruas jalan. Metoda analisis dilakukan dengan mengunakan metoda dari MKJI Sepanjang rute dilakukan sepanjang rute Ruas jalan yang berdekatan dengan lokasi pembangunan kontruksi fasilitas produksi gas Pada ruas jalan yang terpotong oleh pipa Dilakukan setahun sekali. Dilakukan pada waktu sebelum dan setelah dilakukan demobilisasi peralatan Sekali pada awal pemasangan pipa yang memotong jalan umum Institusi Din. Perhub Din. Perhub.. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 167

PERTAMINA EP -PPGM Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi 10. VEGETASI Penurunan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi Perubahan Land clearing keanekaragaman menyebabkan jenis dan lahan menjadi kerapatan vegetasi terbuka sehingga dibandingkan terjadi penurunan dengan rona awal keanekaragaman dan kerapatan vegetasi Mengetahui perubahan kerapatan vegetasi Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode quadrat sampling. Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks deskriptif analisis Pada ruang terbuka di dalam dan proyek Sekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan enam bulan sekali selama operasional. TAHAP PASCA OPERASI Perubahan Reklamasi lahan keanekaragaman untuk penghijauan jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan dengan rona awal Untuk mengetahui perubahan dan jumlah serta jenis vegetasi yang ditanam Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks deskriptif analisis Areal kegiatan yang dahulu dibuka/diguna kan untuk kegiatan operasional kilang LNG Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang waktu enam bulan 11. SATWA Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa darat Perubahan dan Land clearing tingkat menyebabkan keanekaragaman penutupan lahan jenis dan oleh vegetasi kelimpahan satwa sebagai habitat darat satwa hilang dibandingkan Pemasangan pipa dengan rona awal penyalur gas Mengetahui kehadiran satwa setelah dilakukan penghijauan Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode IPA (Index Point Abudance). Analisis data: indeks deskriptif analisis Pada ruang terbuka di dalam dan proyek Sekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan dua kali dalam satu tahun selama operasional. TAHAP PASCA OPERASI Perubahan dan Reklamasi lahan tingkat untuk penghijauan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa darat Mengetahui kehadiran satwa setelah dilakukan penghijauan Pengamatan langsung di lapangan Analisis data: indeks deskriptif analisis Areal kegiatan yang dahulu dibuka/diguna kan untuk kegiatan operasional kilang LNG Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang waktu enam bulan Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 168

PERTAMINA EP -PPGM Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi 12. BIOTA AIR TAWAR Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air sungai (plankton, benthos, ikan) 13. BIOTA AIR LAUT Indeks Kegiatan diversitas/keaneka konstruksi BS dan ragaman biota air GPF mempengaruhi kualitas air sungai sehingga akan berdampak pada biota air tawar/biota sungai Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Indeks diversitas/keaneka ragaman biota air Pemboran sumur pengembangan Kegiatan operasi produksi di GPF Mengetahui perubahan komposisi biota air baik kerapatan maupun keanekaragamannya Mengetahui perubahan komposisi biota air baik kerapatan maupun keanekaragamannya Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan. Analisis data: indeks deskriptif analisis Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan. Analisis data: indeks deskriptif analisis Perairan sekitar kegiatan Perairan sekitar kegiatan Satu kali sebelum dan satu kali sesudah kegiatan konstruksi BS dilakukan kegiatan operasi. Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut TAHAP KONSTUKSI Indeks Kegiatan diversitas/keaneka konstruksi ragaman biota laut pemasangan pipa penyalur gas dapat meyebabkan kekeruhan air laut dan mempengaruhi kualitas air laut sehingga akan berdampak pada biota laut Mengetahui perubahan komposisi biota laut baik kerapatan maupun keanekaragamannya Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan. Pengamatan terhadap terumbu karang dengan metode transek untuk mengamati prosentase penutupan karang hidup. Analisis data: indeks deskriptif analisis Perairan sekitar kegiatan Satu kali pada sebelum pemasangan pipa dan satu kali setelah kegiatan selesai dilaksanakan (selama masa konstruksi).. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 169

PERTAMINA EP -PPGM Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi 14. POLA KEPEMILIKAN LAHAN Kepemilikan lahan: Perubahan kepemilikan lahan oleh masyarakat TAHAP PRAKONSTRUKSI Persentase Kegiatan perubahan pembebasan lahan kepemilikan lahan dan tanam dalam masyarakat tumbuh Mengetahui pola kepemilikan lahan oleh masyarakat dan persentase perubahan kepemilikan lahan akibat kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh Observasi dan wawancara tentang pola kepemilikan dengan penggunaan lahan Kantor Pertanahan Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh banggai Kantor Pertanahan 15. KESEMPATAN BERUSAHA Kesempatan berusaha: Jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan usaha Adanya warga masyarakat yang dapat membuka atau mengembangkan usaha Kegiatan pemboran sumur pengembangan. Opersai produksi di GPF Mengetahui jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan usaha Pengamatan secara langsung di lapangan tentang jumlah dan jenis usaha yang berkembang Pengumpulan data sekunder dari instansi Analisis data: deskriptifevaluatif Desa-desa yang berada di Kantor Tenaga Setiap enam bulan sekali selama tahap operasi Kantor Perindagkop Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 170

PERTAMINA EP -PPGM Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi 16. PROSES SOSIAL Proses sosial: Terganggunya proses sosial dalam masyarakat TAHAP PRAKONSTRUKSI Munculnya konflik Kegiatan atau pembebasan lahan ketidakpuasan dan tanam warga masyarakat tumbuh dalam proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh Munculnya Konstruksi Block kecemburuan, Station (BS) dan ketidakharmonisan Fasilitas Produksi hubungan dan Gas (GPF) bahkan konflik Kegiatan sosial dalam pemasangan pipa masyarakat penyalur gas khususnya antara penduduk lokal dengan pendatang Munculnya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik sosial dalam masyarakat khususnya antara penduduk lokal dengan pendatang Kegiatan penerimaan tenaga kerja Kegiatan operasi produksi di GPF Mengetahui gangguan proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dan efektivitas upaya pengelolaan yang telah dilakukan Mengetahui efektivitas upaya pengelolaan untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi gangguan proses sosial Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi gangguan proses sosial Observasi dan wawancara tentang tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembebasan lahan Observasi dan wawancara tentang tingkat penerimaan dan pola hubungan penduduk lokal dengan pendatang deskriptif evaluatif Observasi dan wawancara tentang tingkat penerimaan dan pola hubungan penduduk dengan pendatang. Kantor Pertanahan Kantor Tenaga Kantor Tenaga Dua kali: selama dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh tahap konstruksi tahap operasi Kantor Pertanahan Kantor Tenaga Kantor Tenaga Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 171

PERTAMINA EP -PPGM Tujuan Hidup Rencana Frekuensi Institusi 17. PELAPISAN SOSIAL Pelapisan sosial: Perubahan strata/kelas sosial dalam masyarakat Munculnya strata atau kelas-kelas sosial baru dalam masyarakat akibat banyaknya pendatang dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk lokal Kegiatan operasi produksi di GPF. Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi perubahan strata/kelas sosial dalam masyarakat Observasi dan wawancara tentang pendidikan, penghasilan, dan matapencaharian penduduk. Kantor Tenaga, Kantor Pemrakarsa tahap operasi Kantor Tenaga 18. SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT Sikap dan persepsi masyarakat: Sikap dan persepsi negatif masyarakat TAHAP PRAKONSTRUKSI Adanya sikap dan Adanya proses persepsi negatif pembebasan lahan masyarakat dan tanam proses tumbuh. pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mengetahui proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh serta efektivitas upaya pengelolaan yang telah dilakukan Observasi dan wawancara tentang keresahan/tingkat penolakan masyarakat terhadap pembebasan lahan Kantor Pertanahan Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh Kantor Pertanahan Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 172

PERTAMINA EP -PPGM Sikap dan persepsi masyarakat: Sikap dan persepsi negatif masyarakat Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat akibat munculnya debu, kebisingan, gangguan lalulintas dan sebagainya Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adanya tenaga kerja pendatang. Adanya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik sosial khususnya antara penduduk lokal dengan tenaga kerja pendatang Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat akibat munculnya debu, kebisingan, gangguan lalulintas dan sebagainya. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja Konstruksi BS dan GPF Penerimaan tenaga kerja operasi Pemboran sumur pengembangan Tujuan Hidup Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap proyek Survei langsung di lapangan dan wawancara tentang tingkat keresahan, ketidaknyamanan, dan penolakan masyarakat terhadap aktivitas proyek. Survei langsung di lapangan tentang tingkat keresahan, kecemburuan dan ketidaknyamanan yang dialami masyarakat dari aktivitas proyek. Rencana Kantor Tenaga Kantor Tenaga Frekuensi tahap konstruksi tahap operasi Institusi Kantor Tenaga Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 173

PERTAMINA EP -PPGM TAHAP PASCA OPERASI Adanya keluhan, Kegiatan protes dan penglepasan penilaian negatif tenaga kerja masyarakat terhadap munculnya pengangguran Tujuan Hidup Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat Wawancara dan survei langsung di lapangan tentang keresahan, keluhan dan protes masyarakat akibat kegiatan penglepasan tenaga kerja Rencana Kantor Tenaga Frekuensi Sebelum dan selama kegiatan penglepasan tenaga kerja Institusi Kantor Tenaga 19. SANITASI LINGKUNGAN Penurunan kualitas Sanitasi lingkungan Adanya Kegiatan sampah/limbah pembangunan/ padat konstruksi konstruksi BS dan dan domestik serta GPF limbah cair Kegiatan domestik. pemasangan pipa penyalur gas Untuk mengetahui perubahan kualitas sanitasi lingkungan Survei langsung di lapangan tentang upaya pengelolaan sampah/limbah dan penyediaan fasilitas sanitasi Sekitar pembangunan/ konstruksi BS Di sepanjang ROW rencana jalur pipa pembangunan BS serta pemasangan pipa Dinas Kesehatan Prov. Dinkes 20. TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan tingkat kesehatan masyarakat Munculnya berbagai jenis penyakit menular: kulit, asma, kelamin, dsb. Kegiatan pemboran sumur pengembangan Operasi produksi di GPF Untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan masyarakat. Survei langsung di lapangan tentang jenisjenis penyakit yang muncul/berkembang Di lokasi pemboran sumur pengembangan, operasi produksi di GPF dan lingkungan sekitar Puskesmas/ Puskesmas Pembantu/ Din.Kes setempat. Desa-desa proyek pemboran sumur pengembangan dan operasi produksi di GPF Dinas Kesehatan Prov. Dinkes Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 174

Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok