ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI

Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minute Maid Pulpy 350ml di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh: Zubdatu Zahrati

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:

Analisis Kualitas Pada Produksi Botol RC Cola 800 ml di PT. IGLAS (Persero) dengan menggunakan Peta Kendali Demerit

IMPLEMENTASI METODE LEAN SIX SIGMA SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI CACAT PRODUK KEMASAN CUP AIR MINERAL 240 ml (STUDI KASUS PERUSAHAAN AIR MINUM)

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL PADA PROSES PRODUKSI MINUMAN KEMASAN RETURNABLE GLASS BOTTLE. (Studi Kasus di PT. Coca-cola Bottling Indonesia Central Java)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam industri sangat ketat, khususnya dalam industri minuman, sehingga hanya perusahaan yang

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

Kata Kunci: Bagan kendali Multivariat np, karakteristik kecacatan, tahap start-up stage, tahap pengendalian proses

ABSTRAK. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, peta kendali u, diagram sebab akibat, kulit. Universitas Kristen Maranatha. vii

Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis Distance dan T2 Hotelling (Studi Kasus PT Metec Semarang) SKRIPSI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN STATISTIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

UPAYA MEMINIMALISASI CACAT PRODUK. KEMASAN CUP AIR MINERAL 240 ml (STUDI KASUS PERUSAHAAN AIR MINUM)

PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI ROKOK UNIT SIGARET KRETEK TANGAN DI PT. X MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp)

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL T2 HOTELLING PADA PROSES PRODUKSI KACA. Skripsi. Disusun Oleh : Muhammad Hilman Rizki Abdullah

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Produk Cacat, Peta Kendali u, Diagram Sebab Akibat. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Peta Kendali U Pada Proses Pembuatan Plat Baja di PT. Gunawan Dianjaya Steel Tbk

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

PERBANDINGAN PETA KENDALI ATRIBUT DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DI PT ARIKA KHARISMA AGUNG. Muhlis M. Asri, Annisa, Muh.

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN PETA KENDALI P MULTIVARIAT DI PT. TIRTA SIBAYAKINDO. Melisa Siregar 1, Nerli Khairani 2

PENGONTROLAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp) DALAM USAHA PENINGKATAN KUALITAS

Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 240 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI METODE SIX SIGMA MENGGUNAKAN GRAFIK PENGENDALI EWMA SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI CACAT PRODUK KAIN GREI

Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra.

ABSTRACT. Keywords: Product defects, quality control, statistical aid. Universitas Kristen Marantaha

SKRIPSI. Disusun oleh : NAILATIS SHOFIA JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

ABSTRAK. Kata kunci:pengendalian kualitas, peta kendali, produk cacat. vii Universitas Kristen Maranatha

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract

Pengontrolan Kualitas Proses Produksi Front Grille Menggunakan Diagram Kontrol Multivariat Individual

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Statistical Assistance Tools, Product Damage. Universitas Kristen Maranatha

PENGONTROLAN KUALITAS PROSES PRODUKSI HEXAGON BOLT M16 X 75MM DI PT.TIMUR MEGAH STEEL GRESIK. MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT np (Mnp)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

LOGO. Pengontrolan Kualitas Produksi Mebel Di PT. Majawana dengan Diagram Kontrol Multivariat Atribut Berdasarkan Jarak Chi-Square

DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT BERDASARKAN JARAK CHI-KUADRAT UNTUK QUALITY CONTROL PRODUKSI DI PT ARA SHOES

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

Pengendalian Kualitas Statistika Pada Proses Produksi Kaca Dengan Peta p Multivariat Di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.

PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Abstrak.

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor 2, Nopember 2016 ISSN

KAJIAN SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PADA BAGIAN PENGECEKAN PRODUK DVD PLAYERS PT X

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pengendalian Kualitas Data Atribut Multivariat dengan Mahalanobis Distance dan T 2 Hotelling (Studi Kasus PT Metec Semarang)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Types of Sleeping Clothes, p Chart, Check Sheet, Pareto Diagram, Fish Bone Diagram. vii

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PROSES BOTTLING PRODUKSI MINUMAN TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO UNGARAN

Prosiding Manajemen ISSN:

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

TUGAS AKHIR PENGARUH PENERAPAN METODE DMAIC TERHADAP PENGURANGAN PRODUCT REJECT DI PT. XYZ

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Product Defects, u Chart, Cause and Effect Diagram. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Types of Pants Defects, c Chart, Check Sheet, Pareto Diagram, Fish Bone Diagram. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

Pengendalian Kualitas pada Produksi Pasta Gigi

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MEBEL DI PT. MAJAWANA DENGAN DIAGRAM KONTROL D 2 (MAHALANOBIS DISTANCE)

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

PENGONTROLAN BAHAN BAKU PRODUKSI SEMEN JENIS PCC DI PT. SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL MEWMA

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PERAKITAN PINTU MOBIL PADA PT. MERCEDES-BENZ INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DMAIC

Seminar Hasil Tugas Akhir

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di:

Dlri Fiuia $trbi# Nn/l. N

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh: Anastasia Arinda Dantika

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL T 2 HOTELLING PADA PROSES PRODUKSI KACA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ANALISIS KAPABILITAS PROSES PENGEMASAN MINYAK GORENG DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA Tbk SURABAYA

PENERAPAN DIAGRAM KONTROL IMPROVED GENERALIZED VARIANCE PADA PROSES PRODUKSI HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK SPRITE CAN 250ML MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

Statistical Process Control

TUGAS AKHIR. Analisa Pengendalian Kualitas Produk Jumbo Roll. Dengan Menggunakan Metode FTA (Fault Tree Analysis)

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

KOMPUTASI METODE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN GUI MATLAB

ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PADA SAAT PROSES ASSEMBLY PEMASANGAN KOMPONEN MESIN MOTOR BERJENIS K15 DENGAN METODE FMEA PADA PT XYZ

MEMINIMALKAN PENYEBAB CACAT GUNA MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PINTU TRIPLEK DAN PINTU PANEL DI UD. MAPAN JAYA SIDOARJO

Pasteurized Milk Industry in Malang

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

Transkripsi:

ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 401 410 Online di: http://ejournal-s1undipacid/indexphp/gaussian ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW) Gita Suci Ramadhani 1, Yuciana 2, Suparti 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM Undip 2,3 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM Undip ABSTRACT The efforts to maintain and improve the quality of the resulting product with statistical process control Demerit control chart is a control chart in which the defect type is categorized into several classes according to the level of disability interests Types of defects in the production processes of bottled water 240 ml in PT TIW divided into critical defects, major defects and minor defects Based on the results of the analysis that has been done shows that the production process has been controlled statistically using demerit control charts on the third iteration for each line 1 and line 2 Capability of production processes in line 1 and line 2 shows that although the production process has been controlled statistics, but the process still produces a product that is not in accordance with specifications But in the end all defective products are produced, will be immediately discarded and will not be marketed or sold to the consumer This is done for the commitment PT TIW who always maintain the best quality products Based on pareto chart for this type of defect on line 1 and line 2, it is known that 20% of the total types of defects, obtained two types of defects which constitute 80% of disability of the entire production process The defect type is slanted lid and reject filler The factors that cause this type of defect are slanted lid and reject filler among others, there is a worn machine components and uncorrect machine settings, the operator has not been retrained and lack of focus so not accordance with the procedure in the work, the composition of the materials is uncorrect, and methods or procedures are less well executed Keywords: Quality Control, Demerit Control Chart, Capability Process, Pareto Chart, Causal Chart 1 PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Adanya era globalisasi menyebabkan peningkatan persaingan di berbagai bidang, salah satunya dalam bidang industri air minum dalam kemasan, dimana industri ini berkembang pesat seiring dengan munculnya berbagai merek produk air minum dalam kemasan yang beredar di seluruh Indonesia Hal ini menyebabkan konsumen lebih selektif dalam hal memilih suatu produk Oleh karena itu perusahaan harus selalu menjaga dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan agar dapat memenuhi keinginan konsumen sehingga perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis Upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan dapat dilakukan dengan pengendalian kualitas proses statistik PT TIW adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri air minum dalam kemasan Perusahaan ini hanya memproduksi air minum dalam kemasan cup ukuran 240 ml dan kemasan gallon 19 liter Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana proses pengendalian kualitas khususnya pada produksi air minum dalam kemasan cup 240 ml di PT TIW Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Puspita (2008) mengenai Analisis Pengendalian Mutu untuk Mencapai Standar Kualitas Produk pada PT Central Power

Indonesia, menggunakan metode Statistics Quality Control (SQC) dengan salah satu alat pengendali kualitas yang digunakan adalah diagram kendali p (p chart) Hasil penelitian yang diperoleh bahwa proses produksi plat telah terkendali Sedangkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Primastuti (2014) mengenai Pengontrolan Kualitas Produk Menggunakan Metode Diagram Kontrol Multivariat np (Mnp) dalam Usaha peningkatan Kualitas pada PT Coca-Cola Amatil Indonesia, Semarang diperoleh bahwa proses produksi pada fase II belum terkendali karena terdapat 10 data pengamatan yang out of control, meskipun pada fase I telah terkendali setelah dilakukan penanganan, namun secara keseluruhan proses produksi belum stabil Dari kedua metode yang digunakan dalam penelitian tersebut, masih belum dapat menggambarkan proses pengendalian produksi dengan baik apabila data jenis cacat produk diklasifikasikan menjadi beberapa kategori menurut tingkat kepentingan cacatnya Apabila jenis cacat produk diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, maka dapat dimodelkan dengan baik menggunakan diagram kendali demerit Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan dengan mencatat jumlah cacat pada masing-masing unit sampel pada setiap jenis cacat yang telah diklasifikasikan menjadi beberapa kategori Dengan menggunakan diagram kendali demerit maka dapat diketahui apakah proses produksi air minum dalam kemasan cup 240 ml terkendali secara statistik atau tidak Serta mengetahui klasifikasi jenis cacat dari produk tersebut dan jenis cacat apakah yang paling mendominasi pada proses produksi, kemudian mencari tahu faktor faktor yang menyebabkan jenis cacat tersebut dapat terjadi pada proses produksi 12 Tujuan Penelitian 1 Mengetahui apakah proses produksi air minum dalam kemasan cup 240 ml di PT TIW telah terkendali secara statistik dengan menggunakan diagram kendali demerit 2 Mengetahui kapabilitas proses produksi air minum dalam kemasan cup 240 ml 3 Mengetahui jenis cacat yang paling mendominasi pada proses produksi air minum dalam kemasan cup 240 ml 4 Mengetahui faktor faktor yang menyebabkan jenis cacat dominan pada proses produksi produk air minum dalam kemasan cup 240 ml 2 TINJAUAN PUSTAKA 21 Diagram Kontrol Diagram kontrol adalah metode grafik untuk mengevaluasi apakah suatu proses terkendali atau berada pada kondisi yang stabil Berdasarkan tipe data ketika pengukuran objek untuk dikontrol, diagram kontrol dibagi menjadi dua, yaitu control chart variable dan Control chart atribute 22 Diagram Kendali Demerit Diagram kendali demerit merupakan diagram pengendali dimana jenis cacat dikategorikan menjadi beberapa kelas menurut tingkat kepentingan cacatnya Pola cacat produk secara umum berdasarkan bobot cacatnya adalah sebagai berikut: 1 Cacat kelas A (Kritis), yaitu unit akan menyebabkan kecelakaan yang tidak mudah untuk diperbaiki sehingga sama sekali tidak cocok untuk ditawarkan 2 Cacat kelas B (Mayor), yaitu unit akan meningkatkan biaya perawatan dan bisa mengalami cacat operasional kelas A sehingga mengurangi daya hidup produk 3 Cacat kelas C (Minor), yaitu unit memiliki ketidaksempurnaan kecil dalam bentuk akhir, penampilan atau kualitas pekerjaan sehingga tidak menyebabkan kegagalan dalam pelayanan Jika c A, c B dan c C masing-masing menunjukkan jumlah cacat kategori A, B dan C serta w A, w B dan w C masing-masing menunjukkan bobot cacat pada masing-masing kategori, JURNAL GAUSSIAN Vol 3, No 3, Tahun 2014 Halaman 402

maka jumlah cacat terboboti pada tiap kategori dapat dicari dengan mengkalikan jumlah cacat pada masing-masing kategori di tiap subgrup pengamatan dengan faktor bobot yang sudah ditentukan oleh perusahaan dengan rumus berikut: Jumlah cacat terboboti kelas A : w A c A Jumlah cacat terboboti kelas B : w B c B Jumlah cacat terboboti kelas C : w C c C (1) Setelah didapatkan jumlah cacat terboboti masing-masing kategori, maka untuk menghitung jumlah cacat terboboti untuk masing-masing subgrup pengamatan digunakan persamaan sebagai berikut: Di = w A ci A + w B ci B + w C ci C ; i = 1,2,,m (2) Dengan sampel berukuran ni unit dan banyak cacat setelah pembobotan adalah D i, maka dapat dicari rata-rata cacat per unit pemeriksaan (u i ) untuk masing-masing subgrup pengamatan dengan cara membagi jumlah cacat terboboti untuk masing-masing subgrup (D i ) dengan banyaknya sampel pada subgrup pengamatan tersebut Formulanya adalah sebagai berikut: u i = ; i = 1,2,,m (3) Untuk mencari jumlah rata rata cacat per unit untuk jenis cacat terboboti secara keseluruhan (ū), dapat menggunakan persamaan: ū = w A ū A + w B ū B + w C ū C (4) Nilai (ū) digambarkan sebagai garis tengah pada diagram kendali demerit Sementara itu, nilai dari batas kendali dapat digambarkan sebagai BKA (Batas Kendali Atas) dan BKB (Batas Kendali Bawah) sebagai berikut: Batas Kendali Atas (BKA) = ū + 3 σˆu Garis Tengah (GT) = ū Batas Kendali Bawah (BKB) = ū - 3 σˆu (5) dengan nilai σˆu adalah: σˆu = (6) dimana ū A, ū B, ū C menunjukkan rata-rata cacat per unit untuk kategori A, B dan C yang dapat diperoleh dengan cara membagi jumlah cacat pada masing-masing kategori dengan jumlah keseluruhan sampel yang terdapat pada subgrup pengamatan (Montgomery, 2005) ū A = ū B = ū C = (7) dengan i = 1,2,,m Sehingga struktur data pada diagram kendali demerit dapat dilihat pada Tabel 1 dengan keterangan tabel sebagai berikut: ci A : jumlah cacat kategori kritis pada pengamatan ke-i ci B : jumlah cacat kategori mayor pada pengamatan ke-i ci C : jumlah cacat kategori minor pada pengamatan ke-i D i : jumlah cacat yang telah dilakukan pembobotan pada pengamatan ke-i u i : jumlah rata-rata cacat per unit pada pengamatan ke-i dengan i = 1,2,,m JURNAL GAUSSIAN Vol 3, No 3, Tahun 2014 Halaman 403

Tabel 1 Struktur Data Diagram Kendali Demerit Supgrup n Kategori Cacat Demerit A B C (D i ) (Kritis) (Mayor) (Minor) u i 1 n 1 c 1A c 1B c 1C D 1 u 1 2 n 2 c 2A c 2B c 2C D 2 u 2 3 n 3 c 3A c 3B c 3C D 3 u 3 i n i c ia c ib c ic D i u i m n m c ma c mb c mc D m u m Jumlah Rata - rata 23 Kapabilitas Proses Analisis kapabilitas proses mendefinisikan kemampuan proses memenuhi spesifikasi atau mengukur kinerja proses Analisis kapabilitas proses harus dilakukan hanya apabila proses berada dalam batas pengendali (in statistical control) (Ariani, 2004) Menurut Bothe (1997) kapabilitas proses untuk diagram kendali u adalah, P (X = x ) = ; x = 0,1,2,3, (8) dengan x = jumlah cacat per unit Ketika dalam perhitungan distribusi poisson tidak terjadi cacat apapun, maka nilai peluang produk yang sempurna (p) dan nilai peluang produk yang mengalami cacat (p ) adalah, p = P(x = 0) = = = p = 1 - P(x = 0) = 1 - (9) Apabila hal tersebut ditransformasikan pada distribusi normal dengan standar kualitas 3 sigma maka perhitungan kapabilitas proses adalah sebagai berikut: = (10) Apabila nilai 1 maka proses disebut baik (capable), dan apabila nilai < 1 maka proses disebut kurang baik (not capable) Semakin tinggi nilai, maka semakin sedikit produk yang berada di luar batas batas spesifikasi 24 Diagram Pareto Diagram pareto adalah suatu gambar yang mengurutkan suatu klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi hingga terendah Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan yang paling penting untuk segera diselesaikan (rangking tertinggi) sampai dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan (rangking terendah) (Ariani, 2004) Diagram pareto juga dapat digunakan untuk mencari 20% jenis cacat yang merupakan 80% kecacatan dari keseluruhan proses produksi JURNAL GAUSSIAN Vol 3, No 3, Tahun 2014 Halaman 404

25 Diagram Sebab Akibat Diagram ini menggambarkan hubungan antara masalah atau akibat dengan faktorfaktor yang menjadi penyebabnya sehingga lebih mudah dalam penanganannya karena dapat melukiskan dengan jelas berbagai penyebab kecacatan dalam produk (Montgomery, 2005) 3 METODOLOGI PENELITIAN Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengendalian kualitas statistik yang meliputi diagram kendali demerit, kapabilitas proses produksi, diagram pareto dan diagram sebab akibat Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pencacatan proses produksi air minum dalam kemasan cup 240 ml di PT TIW Pengambilan data dilakukan oleh bagian Quality Control (QC) selama periode produksi 2 Januari 2014 29 Maret 2014 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis cacat yang terdapat pada produk air minum dalam kemasan cup 240 ml yang terbagi menjadi cacat kritis, cacat mayor, dan cacat minor yang sudah ditentukan oleh pihak perusahaan yaitu PT TIW Dimana klasifikasi jenis cacat secara visual terlihat pada Tabel 2 Tabel 2 Klasifikasi Jenis Cacat Secara Visual KLASIFIKASI JENIS CACAT PENGERTIAN KRITIS (A) Serabut Kotoran yang berasal dari cup masuk ke dalam produk Kotor Air Produk yang mengandung benda asing Kotor Cup Cup yang kotor Bocor Lid Lid yang bocor dikarenakan reject pada proses pengisian air Reject Filler Isi Apabila terdapat beberapa cup yang menyatu pada saat proses pengisian air Volume Volume air dalam cup < 240 ml MAYOR (B) Regas Cup mudah pecah Cacat Cup yang tidak berbentuk sempurna (misal: pendek, penyok) Bibir Tidak Rata Lid Miring MINOR (C) Tipis Cup tipis Bagian bibir cup tidak rata (misal: ada tonjolan) Lid yang terpasang miring atau tidak terpasang sempurna 4 HASIL DAN ANALISIS Karena terdapat dua mesin yang berbeda pada proses produksi air minum dalam kemasan cup 240 ml, yaitu mesin line 1 dan mesin line 2, maka akan dibuat pembahasan yang berbeda untuk masing masing mesin line 1 dan mesin line 2 41 Diagram Kendali Demerit 411 Diagram Kendali Demerit untuk Line 1 Berdasarkan pembagian nilai AQL pada mesin line 1 untuk jenis cacat kritis sebesar 02058%, jenis cacat mayor sebesar 02937% dan jenis cacat minor sebesar 00005%, selanjutnya dapat dicari nilai bobot dari masing masing kategori, yaitu w A, w B, dan w C dengan rumus sebagai berikut: w A = (1 / 02058)*05 = 24293 w C = (1 / 00005)*05 = 1123909 w B = (1 / 02937)*05 = 17022 JURNAL GAUSSIAN Vol 3, No 3, Tahun 2014 Halaman 405

U U Gambar 1 Diagram Kendali Demerit untuk Line 1 Gambar 2 Diagram Kendali Demerit untuk Line 1 (Iterasi Ketiga) Gambar 1 merupakan diagram kendali demerit line 1 untuk setiap hari pada produksi air minum dalam kemasan cup 240 ml Sumbu x dari gambar tersebut menunjukkan hari pengamatan, sedangkan sumbu y menunjukkan nilai pengamatan dari u i Berdasarkan diagram kendali demerit unuk line 1, dapat diketahui bahwa proses produksi masih belum terkendali secara statistik Hal ini dikarenakan ada 18 titik pengamatan yang berada di luar batas pengendali (out of control) Beberapa faktor yang menyebabkan kecacatan produk, antara lain komposisi bahan baku, mesin, operator dan metode Setelah diketahui penyebab adanya out of control, maka data pengamatan yang out of control dapat dihilangkan dan dibuat diagram kendali demerit yang baru hingga iterasi ketiga Berdasarkan diagram kendali demerit untuk line 1 pada iterasi ketiga, dapat diketahui bahwa proses produksi sudah terkendali secara statistik Hal ini dikarenakan sudah tidak ada titik pengamatan yang berada di luar batas pengendali, sehingga tidak ada data pengamatan yang perlu dihilangkan 412 Diagram Kendali Demerit untuk Line 2 Berdasarkan pembagian nilai AQL pada mesin line 2 untuk jenis cacat kritis sebesar 03255%, jenis cacat mayor sebesar 01721% dan jenis cacat minor sebesar 00024%, selanjutnya dapat dicari nilai bobot dari masing masing kategori, yaitu w A, w B, dan w C dengan rumus sebagai berikut: w A = (1 / 0 3255)*05 = 15362 w B = (1 / 0 1721)*05 = 29052 w C = (1 / 0 0024)*05 = 2077324 U U Gambar 3 Diagram Kendali Demerit untuk Line 2 Gambar 4 Diagram Kendali Demerit untuk Line 2 (Iterasi Ketiga) JURNAL GAUSSIAN Vol 3, No 3, Tahun 2014 Halaman 406

JUMLAH Berdasarkan diagram kendali demerit unuk line 2, dapat diketahui bahwa proses produksi masih belum terkendali secara statistik Hal ini dikarenakan ada 40 titik pengamatan yang berada di luar batas pengendali (out of control) Faktor faktor penyebabnya hampir sama dengan mesin line 1 Setelah diketahui penyebab adanya out of control, maka data pengamatan yang out of control dapat dihilangkan dan dibuat diagram kendali demerit yang baru hingga iterasi ketiga Berdasarkan diagram kendali demerit untuk line 2 pada iterasi ketiga, dapat diketahui bahwa proses produksi sudah terkendali secara statistik Hal ini dikarenakan sudah tidak ada titik pengamatan yang berada di luar batas pengendali, sehingga tidak ada data pengamatan yang perlu dihilangkan 42 Kapabilitas Proses Produksi Berdasarkan analisis sebelumnya, telah diketahui bahwa proses telah berada dalam batas pengendali setelah iterasi ketiga untuk mesin line 1 dan line 2 Sehingga nilai ū yang digunakan adalah nilai ū yang diperoleh dari perhitungan pada iterasi ketiga Nilai ū untuk line 1 sebesar 00147 sedangkan nilai ū untuk line 2 sebesar 0008 Untuk menghitung nilai peluang produk cacat (p ) dapat dihitung sesuai dengan persamaan berikut: a Line 1 : p = 1- = 1- = 00146 Nilai p sebesar 00146 berarti bahwa peluang untuk satu unit produk akan menjadi cacat pada line 1 adalah sebesar 00146 b Line 2 : p = 1- = 1- = 000798 Nilai p sebesar 000798 berarti bahwa peluang untuk satu unit produk akan menjadi cacat pada line 2 adalah sebesar 000798 Selanjutnya nilai indeks kapabilitas proses ( ) dapat dihitung sesuai dengan persamaan berikut: a Line 1 : = = = = 07267 b Line 2 : = = = = 080 Apabila nilai 1 maka proses disebut baik (capable), dan apabila < 1 maka proses disebut kurang baik (not capable) Semakin tinggi nilai, maka semakin sedikit produk yang berada di luar batas batas spesifikasi Berdasarkan hasil perhitungan nilai pada line 1 dan line 2, keduanya menghasilkan nilai sebesar 07267 untuk line 1 dan sebesar 080 untuk line 2 Nilai pada line 1 dan line 2 yang lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa meskipun proses produksi sudah terkendali secara statistik, namun proses masih menghasilkan produk yang kurang sesuai dengan spesifikasi 43 Diagram Pareto 100000 50000 Diagram Pareto Line 1 69805 48685 29351 20704 2357 1196 466 180 167 154 17 0 JENIS CACAT Gambar 5 Diagram Pareto Berdasarkan Jenis Cacat pada Line 1 JURNAL GAUSSIAN Vol 3, No 3, Tahun 2014 Halaman 407

JUMLAH Dari 20% total jenis cacat yang berjumlah 11 jenis yaitu 20% x 11 jenis, diperoleh 2 jenis cacat yang merupakan 80% kecacatan dari keseluruhan proses produksi Jenis cacat tersebut adalah lid miring dan reject filler isi Dari urutan rangking tersebut dapat diketahui bahwa jenis cacat lid miring merupakan jenis cacat yang paling mendominasi dengan persentase sebesar 4033% dan jumlah frekuensi sebesar 69805 unit selama proses produksi periode 2 Januari 29 Maret 2014 Pada urutan kedua terdapat jenis cacat reject filler isi dengan persentase sebesar 2813% dan jumlah frekuensi sebesar 48658 unit Oleh karena jenis cacat lid miring yang termasuk dalam kategori cacat mayor dan reject filler isi yang termasuk dalam kategori cacat kritis merupakan jenis cacat yang paling dominan, maka perusahaan harus segera melakukan tindakan penanganan terhadap faktor faktor kesalahan yang menyebabkan terjadinya jenis cacat ini Diagram Pareto Line 2 50000 40000 30000 20000 10000 0 42380 17651 11016 1277 1218 1054 557 411 406 375 33 JENIS CACAT Gambar 6 Diagram Pareto Berdasarkan Jenis Cacat pada Line 2 Dari 20% total jenis cacat yang berjumlah 11 jenis yaitu 20% x 11 jenis, diperoleh 2 jenis cacat yang merupakan 80% kecacatan dari keseluruhan proses produksi Jenis cacat tersebut adalah reject filler isi dan lid miring Dari urutan rangking line 2 tersebut dapat diketahui bahwa jenis cacat reject filler isi merupakan jenis cacat yang paling mendominasi dengan persentase sebesar 5549% dan jumlah frekuensi sebesar 42380 unit selama proses produksi periode 2 Januari 29 Maret 2014 Pada urutan kedua terdapat jenis cacat lid miring dengan persentase sebesar 2311% dan jumlah frekuensi sebesar 17651 unit Oleh karena jenis cacat reject filler isi yang termasuk dalam kategori cacat kritis dan lid miring yang termasuk dalam kategori cacat mayor merupakan jenis cacat yang paling dominan, maka perusahaan harus segera melakukan tindakan penanganan terhadap faktor faktor kesalahan yang menyebabkan terjadinya jenis cacat ini 44 Diagram Sebab Akibat Berdasarkan hasil analisis terhadap kedua diagram pareto berdasarkan jenis cacat pada line 1 dan line 2, dapat diketahui bahwa kedua jenis cacat yang paling dominan adalah cacat lid miring dan reject filler isi Oleh karena itu akan dibuat diagram sebab akibat untuk jenis cacat lid miring dan reject filler isi JURNAL GAUSSIAN Vol 3, No 3, Tahun 2014 Halaman 408

1 Diagram Sebab Akibat untuk Jenis Cacat Lid Miring Gambar 7 Diagram Sebab Akibat untuk Jenis Cacat Lid Miring 2 Diagram Sebab Akibat untuk Jenis Cacat Reject Filler isi Gambar 8 Diagram Sebab Akibat untuk Jenis Cacat Reject Filler Isi 5 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengendalian kualitas produk air minum dalam kemasan cup 240 ml di PT TIW, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1 Proses produksi telah terkendali secara statistik dengan menggunakan diagram kendali demerit pada iterasi ketiga untuk masing masing line 1 dan line 2 2 Nilai indeks kapabilitas proses produksi pada line 1 sebesar 07267 dan line 2 sebesar 080 menunjukkan bahwa meskipun proses produksi sudah terkendali secara statistik, namun proses masih menghasilkan produk yang kurang sesuai dengan spesifikasi Tetapi pada akhirnya semua produk cacat yang dihasilkan, akan langsung dibuang dan tidak akan dipasarkan atau dijual ke konsumen Hal ini dilakukan demi komitmen PT TIW yang selalu menjaga kualitas produk yang terbaik 3 Berdasarkan diagram pareto untuk jenis cacat pada line 1 dan line 2, dapat diketahui bahwa dari 20% total jenis cacat, diperoleh 2 jenis cacat yang merupakan 80% kecacatan dari keseluruhan proses produksi Jenis cacat tersebut adalah lid miring dan reject filler isi 4 Faktor faktor yang menyebabkan jenis cacat lid miring dan reject filler isi antara lain terdapat komponen mesin yang aus dan pengaturan mesin yang kurang sesuai, operator JURNAL GAUSSIAN Vol 3, No 3, Tahun 2014 Halaman 409

belum ditraining ulang dan kurang fokus dalam bekerja sehingga tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur, susunan bahan baku yang kurang sesuai, serta metode atau prosedur kurang dijalankan dengan baik 5 Dikarenakan perusahaan hanya menentukan total AQL untuk keseluruhan produksi dan belum membagi nilai AQL untuk tiap kategori, maka dalam penelitian ini digunakan proporsi jumlah cacat untuk pembagian nilai AQL tiap kategorinya Sehingga diperoleh hasil berdasarkan diagram kendali demerit bahwa proses produksi telah terkendali hingga iterasi ketiga Hal ini mengakibatkan nilai indeks kapabilitas yang kecil Oleh karena itu dapat dicobakan menggunakan diagram kendali untuk jenis lain atau pembagian proporsi nilai AQL tiap kategori yang baru 6 DAFTAR PUSTAKA Ariani, DW 2004 Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Menejemen Kualitas) Yogyakarta: Andi Bothe, DR 1997 Measuring Process Capability (Techniques and Manufacturing Engineers) New York: McGraw-Hill Down, M 1990 Statistics Process Control, 2nd Edition General Motor Corporation Grant, EL 1995 Pengendalian Mutu Statistik Jakarta: Erlangga Grant, EL 1998 Pengendalian Mutu Statistik Jilid 2 Jakarta: Erlangga Montgomery, DC 2005 Introduction to Statistical Quality Control, Fifth Edition Yogyakarta: Gajah Mada University Press Primastuti, NB 2014 Pengontrolan Kualitas Produk Menggunakan Metode Diagram Kontrol Multivariat np (Mnp) dalam Usaha peningkatan Kualitas (Studi Kasus di PT Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) Semarang) Jurnal Gaussian, Volume 3, Nomor 1, Semarang Puspita, I 2008 Analisis Pengendalian Mutu untuk Mencapai Standar Kualitas Produk pada PT Central Power Indonesia Jurnal Ekonomi Universitas Gunadarma, Bekasi wwwgunadarmaacid/library/articles (diakses pada tanggal 22 Mei 2014) JURNAL GAUSSIAN Vol 3, No 3, Tahun 2014 Halaman 410