PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

METODOLOGI PENELITIAN

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 31 DESEMBER 2003 & 2002

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca STANDARD CHARTERED BANK WISMA STANDARD CHARTERED,.JL.SUDIRMAN KAV 33 A, Telp.

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001.

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

III. METODOLOGI PENELITIAN

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Robert Jan Van Zadelhoff *) - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PT Bank Rabobank International Indonesia

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

PT Bank Rabobank International Indonesia PENGURUS BANK

NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah )

NERACA KONSOLIDASI. Tanggal 30 September 2002 dan ( Dalam jutaan rupiah )

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA,

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

Dewan Komisaris - Presiden Komisaris : Humayunbosha - Komisaris : Fergus John Murphy - Komisaris : Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

NERACA POS - POS. Per 30 Juni 2007 dan 2006 (Dalam Jutaan Rupiah) BANK KONSOLIDASI NO. 30 Juni Juni Juni Juni 2006 AKTIVA

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Perusahaan PT. Bank Mandiri Tbk

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh HENI ROHAENI H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

Lampiran I. Surat Edaran Nomor SE-121/PJ/2010 tentang Penegasan Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas Kegiatan Usaha Perbankan

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 39

NERACA. Per 31 Desember 2006 dan 2005 (Dalam Jutaan Rupiah) BANK

NERACA. Per 31 Maret 2004 dan 2003 (Dalam Jutaan Rupiah)

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB II LANDASAN TEORI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

PENGURUS BANK PEMILIK BANK

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN MATA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( Rapat ) PT. BANK SINARMAS Tbk.

NERACA POS - POS NO. AKTIVA

NERACA KONSOLIDASIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

NERACA. Per 31 Desember 2009 dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) BANK

TINJAUAN PUSTAKA Bank

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak perbankan yang tidak melakukan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Profit Distribution Management. Pada variabel independen perbankan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini, peneliti akan mengukur pengaruh hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

Transkripsi:

PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) Oleh AHMAD ROYANI H24104025 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

ABSTRAK Ahmad Royani. H24104025. Pengaruh Portofolio Kredit terhadap Pendapatan Bunga Kredit dan Kredit Bermasalah (Studi Kasus: PT Bank X). Di bawah bimbingan Wita Juwita Ermawati. PT Bank X sebagai lembaga keuangan memiliki fungsi intermediasi keuangan. Salah satu fungsi intermediasi keuangan adalah menyalurkan kredit kepada masyarakat. Kredit yang disalurkan dapat dikelompokkan berdasarkan segmen debitur, wilayah geografis, maupun sektor ekonomi. Penyaluran kredit ini berimplikasi kepada dua hal, yaitu : pendapatan bunga kredit dan risiko kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL). Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi portofolio kredit berdasarkan sektor ekonomi, (2) menganalisis pengaruh portofolio kredit terhadap pendapatan bunga kredit, (3) menganalisis pengaruh portofolio kredit terhadap kredit bermasalah, dan (4) menganalisis bagaimana kebijakan untuk membentuk portofolio kredit yang optimal. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari laporan triwulanan, tahunan maupun dokumen lain PT Bank X. Selain itu data pendukung didapatkan dari lembaga terkait seperti Bank Indonesia. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi dan regresi berganda dengan alat pengolah data yaitu perangkat lunak Microsoft Excel dan Minitab versi 14. Portofolio kredit PT Bank X terdiri dari kredit yang disalurkan untuk sektor industri dengan persentase sebesar 41%, pertanian sebesar 10,79%, perdagangan sebesar 13,72%, pertambangan sebesar 4,24%, jasa-jasa sebesar 19,75%, dan sektor lain-lain sebesar 10,47%. Berdasarkan analisis korelasi terdapat hubungan antara penyaluran kredit ke dalam enam sektor ekonomi dengan pendapatan bunga kredit. Pengaruh positif juga ditunjukkan oleh hasil persamaan regresi berganda. Seluruh koefisien kredit yang disalurkan untuk enam sektor ekonomi bertanda positif, yaitu industri sebesar 0,08, pertanian sebesar 0,06, perdagangan sebesar 0,08, pertambangan sebesar 0,05, jasa-jasa sebesar 0,08, dan sektor lainlain sebesar 0,08. Hal ini karena sebagian besar kredit yang disalurkan ke dalam enam sektor ekonomi merupakan kredit yang tidak bermasalah dan berkontribusi positif terhadap pendapatan bunga kredit. Analisis korelasi juga menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang nyata antara penyaluran kredit ke enam sektor ekonomi terhadap perubahan kredit bermasalah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan kredit bermasalah yang bersifat fluktuatif pada periode pengamatan. Perubahan jumlah NPL lebih disebabkan kemampuan debitur dalam membayar pinjaman yang dipengaruhi kondisi makroekonomi dan kebijakan bank sentral. Berdasarkan analisis yang dilakukan dan melihat perkembangan rasio NPL setiap sektor, maka kredit yang disalurkan untuk sektor industri dan jasa-jasa perlu ditinjau kembali, karena walaupun berkontribusi positif terhadap pendapatan bunga kredit, terdapat kecenderungan rasio NPL kedua sektor ini meningkat. Selain itu risiko kredit kedua sektor ini relatif lebih sensitif terhadap gejolak perekonomian. Penyaluran kredit untuk sektor pertanian, perdagangan, pertambangan, dan lain-lain perlu ditingkatkan lagi karena selain berkontribusi positif terhadap pendapatan bunga kredit juga memiliki rasio NPL yang cenderung menurun.

PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh AHMAD ROYANI H24104025 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN PENGARUH PORTOFOLIO KREDIT TERHADAP PENDAPATAN BUNGA KREDIT DAN KREDIT BERMASALAH (STUDI KASUS PT BANK X) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh AHMAD ROYANI H24104025 Menyetujui, Mei 2008 Wita Juwita Ermawati S.TP. MM. Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen Tanggal Ujian : 23 Mei 2008 Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP Penulis lahir pada tanggal 6 Juni 1986 di Kabupaten Tangerang. Mengawali pendidikan di TK Hadiqatunnajah pada tahun 1991 kemudian melanjutkan pendidikan di SD N 02 Jurang Mangu Timur. Pada tahun 1998 penulis bersekolah di SMP 177 Jakarta. Tiga tahun kemudian, penulis melanjutkan pendidikan menengah atas pada SMA 47 Jakarta. IPB menjadi tempat terakhir, sampai saat ini, dalam menimba ilmu. Di IPB penulis mengambil jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Manajemen.Selama berkuliah penulis terlibat dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan di berbagai organisasi seperti DPM FEM, Formasi, dan SES-C pada tahun 2006. i

KATA PENGANTAR Segala puji senantiasa dipanjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Peningkatan persaingan dalam bisnis perbankan kemudian berimplikasi kepada upaya pemasaran produk perbankan yang lebih baik. Untuk mengoptimalkan pendapatan dan menjaga tingkat kesehatannya, bank perlu mengelola penyaluran kredit dengan baik. Skripsi ini berjudul Pengaruh Portofolio Kredit terhadap Pendapatan Bunga Kredit dan Kredit Bermasalah. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Wita Juwita Ermawati, S.TP, MM. sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis. 2. Ibu Farida Ratnadewi SE. MM. dan Bapak M. Najib S.TP, MM. yang telah bersedia menjadi penguji para ujian sidang penulis. 3. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM IPB. 4. Keluarga, yang telah memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup dan do a yang tulus. 5. Irza dan Eka, teman-teman satu bimbingan, yang telah banyak membantu dan memotivasi dalam penyelesaian tugas akhir ini. 6. Teman-teman terbaik di Manajemen 41 yang selalu bersama-sama yang telah berbagi pengalaman, kenangan, dan segalanya. 7. Sahabat-sahabat terbaik penghuni Wisma Byru: Yudha, Yanda, William, Indra, Bawon, Ofi, Ngkong, Reza, Agus, Annas, Ibnu, Habib, Dior, Bang Santos, dan Taufik atas dorongan semangat, rasa kekeluargaan dan kebersamaan serta bantuan yang banyak diterima oleh penulis. ii

8. Pihak Learning Center Group PT Bank X, atas bantuannya dalam pengumpulan data. 9. Semua pihak yang yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk hal yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Bogor, Mei 2008 Penulis iii

DAFTAR ISI ABSTRAK RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... Halaman DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Perumusan Masalah... 2 1.3. Tujuan Penelitian... 3 1.4. Manfaat Penelitian... 3 1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 2.1. Pengertian Bank... 4 2.2. Dana Bank... 5 2.3. Pengertian Kredit... 6 2.4. Portofolio Kredit...... 7 2.5. Klasifikasi Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi...... 7 2.6. Kredit Bermasalah...... 9 2.7. Hasil Penelitian Terdahulu... 11 III. METODOLOGI PENELITIAN... 13 3.1. Kerangka Pemikiran... 13 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 15 3.3. Jenis dan Sumber Data...... 15 3.4. Metode Pengumpulan Data... 15 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 16 3.5.1. Analisis Korelasi.... 16 3.5.2. Analisis Regresi Berganda...... 16 3.5.3. Analisis Deskriptif...... 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 21 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 21 4.1.1. Sejarah PT Bank X...... 21 4.1.2. Profil PT Bank X...... 22 4.1.3. Visi Misi PT Bank X... 23 4.1.4. Produk dan Jasa...... 24 4.2. Penyaluran Kredit Bank X...... 27 4.2.1. Pengelolaan Risiko Kredit...... 28 4.2.2. Pengelolaan Kredit Bermasalah...... 30 i ii iv vi iv

4.2.3. Portofolio Kredit Sektor Ekonomi PT Bank X... 33 4.3. Analisis Korelasi...... 36 4.3.1. Analisis Korelasi Portofolio Kredit dan Pendapatan Bunga Kredit... 37 4.3.2. Analisis Korelasi Portofolio Kredit dan Kredit Bermasalah... 38 4.4. Analisis Regresi Berganda...... 39 4.4.1. Pengujian Model Regresi Berganda... 40 4.4.2. Analisis Komponen Utama... 43 4.5. Evaluasi Penyaluran Kredit Setiap Sektor... 45 4.6. Penyusunan Kebijakan Alokasi Kredit Setiap Sektor... 49 KESIMPULAN DAN SARAN... 54 1. Kesimpulan... 54 2. Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA... 57 LAMPIRAN... 60 v

DAFTAR TABEL No. Halaman 1. PPAP minimum yang wajib dibentuk berdasarkan kualitas kredit... 10 2. Rasio NPL rata-rata dan pertumbuhan rata-rata rasio NPL setiap tahun PT Bank X...... 33 3. Rata-rata penyerapan dan pertumbuhan kredit setiap sektor PT Bank X...... 36 4. Hasil analisis korelasi portofolio kredit dan pendapatan bunga kredit... 37 5. Pertumbuhan pendapatan bunga kredit PT Bank X...... 38 6. Hasil analisis korelasi portofolio kredit dan kredit bermasalah... 39 7. Nilai VIF peubah bebas regresi berganda..... 41 8. Komponen utama peubah bebas...... 44 9. Persentase dan pertumbuhan rata-rata PDB setiap sektor setiap tahun...... 51 vi

DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Kerangka pemikiran penelitian... 14 2. Pertumbuhan kredit bermasalah PT Bank X tahun 1999-2007... 31 3. Portofolio kredit PT Bank X tahun 1999-2007 (dalam juta rupiah)... 34 4. Uji normalitas residual pada regresi berganda...... 42 5. Uji heteroskedastisitas pada persamaan regresi berganda... 45 6. Plot scree komponen utama...... 44 vii

DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Pertumbuhan kredit PT Bank X tahun 1999-2007... 61 2. Pertumbuhan rasio kredit bermasalah setiap sektor tahun 1999-2007... 62 3. Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 1999-2007... 63 4. Pengujian regresi berganda...... 64 5. Hasil perhitungan analisis komponen utama... 66 6. Analisis korelasi portofolio kredit dan pendapatan bunga kredit... 67 7. Analisis korelasi portofolio kredit dan kredit bermasalah... 68 viii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan bank sebagai lembaga intermediasi keuangan tidak pernah lepas dari kredit. Kredit merupakan cara bank untuk menyalurkan dana yang berhasil dihimpunnya dari masyarakat. Besarnya jumlah kredit akan mempengaruhi besarnya pendapatan bunga yang diperoleh (Kasmir, 2004). Menurut Veithzal dalam Susanti (2007) penyaluran kredit yang disalurkan bank dapat dibagi ke dalam sepuluh sektor ekonomi yaitu sektor industri, sektor perdagangan, sektor pertanian, sektor konstruksi, sektor jasa-jasa usaha, sektor pengangkutan, sektor jasa-jasa sosial, sektor pertambangan, sektor listrik, air, dan gas, serta sektor lain-lain. Penyaluran kredit memerlukan pengelolaan yang baik agar pendapatan bunga yang diperoleh dapat optimal. Selain harus memperhatikan pengaruh portofolio kredit terhadap pendapatan bunga, hal lain yang harus diperhatikan adalah kredit yang bermasalah. Kredit yang bermasalah akan mempengaruhi rasio Non Performing Loan atau NPL. Risiko kredit harus menjadi perhatian bank karena akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Selain itu rasio NPL akan mempengaruhi struktur modal dari suatu bank. Hal ini disebabkan karena bank harus menyisihkan dana yang bersumber dari modal untuk cadangan atas kredit yang bermasalah. PT Bank X sebagai bank milik negara dengan aset terbesar di Indonesia yaitu Rp 259 triliun pada tahun 2007 (Full Year 2007 Result Presentation), ternyata memiliki permasalahan dengan rasio NPL. Pada tahun 2005 rasio NPL kotor PT Bank X mencapai 26,6%. Pada tahun 2006 rasio NPL kotor PT Bank X turun menjadi 17,08%, namun dibandingkan bankbank umum besar lain nilainya masih lebih besar. Rasio NPL PT Bank X kembali turun menjadi 12,9% pada kuartal tiga tahun 2007, (Laporan Keuangan Triwulan 3 2007). Walaupun mengalami penurunan, dibandingkan bank besar lain, rasio NPL PT Bank X tetap saja lebih besar. Rasio NPL Bank BTN pada triwulan tiga tahun 2007 sebesar 4,72%, BNI

2 (8,31%), dan BCA memiliki rasio NPL sebesar 1,1% pada periode yang sama (BTN : 2007, BCA : 2007, BNI : 2007). Portofolio kredit berdasarkan sektor ekonomi PT Bank X pada tahun 2005 didominasi sektor industri sebesar 39,4% dari keseluruhan kredit dan rasio NPL sektor industri sebesar 40,23%, perdagangan (14,1%) dengan rasio NPL 14,69% dan sektor lain-lain (15,8%) dengan rasio NPL 8,59% yang mencakup kredit konsumsi. Pada tahun 2006 portofolio kredit PT Bank X juga didominasi sektor industri (35,4%) dengan rasio NPL sektor sebesar 22,52%, perdagangan (12,6%) dan rasio NPL 15,01%, dan sektor lain-lain (15,8%) dengan NPL sektor sebesar 7,54% (Laporan Keuangan Tahunan Bank X tahun 2006). Dalam rangka menurunkan rasio kredit bermasalah, PT Bank X telah melakukan beberapa upaya seperti pembentukan Direktorat Special Asset Management, Program Penyelesaian Kredit Macet X, dan upaya pengendalian risiko kredit yang lain. Upaya menurunkan rasio NPL semakin mendesak karena BI telah mengharuskan seluruh bank memiliki NPL bersih (NPL setelah memperhitungkan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif atau PPAP) di bawah 5 % pada akhir tahun 2007 sebagai syarat mendapatkan status bank berkinerja baik (Bank Indonesia, 2005). Untuk itulah diperlukan suatu kombinasi atau portofolio kredit yang dapat mengoptimalkan pendapatan bunga kredit dan meminimalkan NPL. Hal ini perlu dilakukan bank agar fungsi intermediasi dapat berjalan dengan baik dengan tetap memperhatikan kesehatan bank. Dengan membentuk portofolio kredit yang optimal, maka bank dapat memaksimalkan pendapatan bunga kredit sekaligus menjaga tingkat kesehatannya. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan hal tersebut, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana portofolio kredit yang dibentuk PT Bank X? 2. Bagaimana pengaruh portofolio kredit PT Bank X terhadap pendapatan bunga kredit?

3 3. Bagaimana pengaruh portofolio kredit PT Bank X terhadap kredit bermasalah? 4. Bagaimana kebijakan PT Bank X untuk membentuk portofolio kredit yang optimal? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi portofolio kredit yang dilakukan PT Bank X. 2. Menganalisis pengaruh portofolio kredit PT Bank X terhadap pendapatan bunga. 3. Menganalisis pengaruh portofolio kredit PT Bank X terhadap kredit bermasalah. 4. Menganalisis bagaimana kebijakan PT Bank X untuk membentuk portofolio kredit yang optimal. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, diantaranya: 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam melakukan portofolio pinjaman. 2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman praktis dalam menganalisis permasalahan optimalisasi portofolio kredit. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya menganalisis pengaruh portofolio kredit sektor ekonomi terhadap pendapatan bunga kredit dan kredit bermasalah. Penelitian ini tidak menganalisis faktor-faktor penyebab kredit bermasalah dan pengelolaan risiko kredit.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2004), bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan pengertian dari lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya adalah hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dana dan menyalurkan dana. Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, berdasarkan jenisnya bank dapat dibedakan menjadi bank umum dan bank perkreditan rakyat dan kegiatan bank umum meliputi : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit 3. Menerbitkan surat pengakuan hutang 4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya, yaitu : a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud. b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan suratsurat dimaksud. c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

5 e. Obligasi f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu tahun. 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. 6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya. 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga. 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. 11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat. 12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan). 13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.2. Dana Bank Sebagai lembaga intermediasi keuangan, bank memiliki fungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk kemudian disalurkan lagi melalui kredit yang diberikan kepada masyarakat. Usaha bank untuk menghimpun dana dari masyarakat disebut sumber dana bank. Sumber dana bank dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: dana bank itu sendiri, dana dari masyarakat luas, dan dana dari lembaga lainnya (Kasmir, 2004).

6 Penggunaan dana bank dapat dibagi menjadi aktiva produktif dan aktiva non produktif. Pengertian aktiva produktif yaitu penyediaan dana bank untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repurchase agreement), tagihan derivatif, penyertaan, transaksi rekening administratif serta bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Aktiva non produktif adalah adalah aset bank selain aktiva produktif yang memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih, properti terbengkalai (abandoned property), rekening antar kantor dan suspense account (PBI No.7 /2/PBI/2005). 2.3. Pengertian Kredit Menurut Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk : 1. Cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari. 2. Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang. 3. Pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain. Kualitas kredit ditetapkan berdasarkan faktor-faktor penilaian, yaitu : 1. Prospek usaha 2. Kinerja (performance) debitur 3. Kemampuan membayar Menurut Dendawijaya (2001), kegiatan perkreditan merupakan rangkaian kegiatan utama bank umum. Hal ini didasarkan pada kenyataankenyataan sebagai berikut: 1. Perkreditan merupakan kegiatan atau aktivitas yang terbesar dari perbankan. 2. Besarnya angka pos kredit yang diberikan dalam neraca pada sisi aktiva merupakan angka yang terbesar dalam neraca bank.

7 3. Penghasilan terbesar bank diperoleh dari bunga, provisi, komisi, commitment fee, appraisal fee, supervision fee, dan lain-lain yang diterima sebagai akibat dari pemberian kredit bank. 4. Risiko terbesar yang dipikul oleh bank berasal dari kegiatan pemberian kredit, bentuknya bermacam-macam, yaitu : a. Risiko spread b. Risiko kredit bermasalah c. Risiko nilai jaminan d. Risiko kurs valuta asing 5. Kegiatan perkreditan pada suatu bank umum merupakan kegiatan yang paling banyak memiliki struktur organisasi dan beragam sifatnya. 2.4. Portofolio Kredit Menurut Arifin (2005), teori portofolio muncul setelah Markowitz menerbitkan artikel yang akan menjadi dasar teori ini. Markowitz menunjukkan bahwa ketika seseorang menambahkan suatu aset ke dalam portofolio investasinya maka total risiko dari portofolio tersebut akan berkurang namun pengembalian yang diharapkan tetap sebesar rata-rata tertimbang dari pengembalian yang diharapkan masing-masing aset yang ada di portofolio, sehingga portofolio berarti penempatan aset pada berbagai kombinasi optimal dari suatu investasi untuk mengurangi risiko. Jadi portofolio kredit merupakan penempatan kredit-kredit ke dalam suatu portofolio sehingga dicapai hasil yang optimal. 2.5. Klasifikasi Kredit berdasarkan Sektor Ekonomi Menurut Veithzal dalam Susanti (2007), kredit dapat diklasifikasikan berdasarkan sektor ekonomi menjadi 10 jenis, yaitu : 1. Sektor pertanian, perburuan, dan sarana pertanian Meliputi usaha-usaha di bidang pertanian dalam arti luas, usaha-usaha di bidang perburuan binatang dan usaha di bidang sarana pertanian. 2. Sektor pertambangan Sektor ini meliputi usaha-usaha penggalian dan pengumpulan bahan-bahan tambang dalam bentuk padat, cair, dan gas, seperti minyak dan gas bumi, biji logam, ataupun batu bara.

8 3. Sektor perindustrian Meliputi kegiatan untuk mengubah bentuk (transformasi) pengolahan, baik secara mekanis maupun secara kimiawi dari bahan menjadi barang baru yang dikerjakan dengan mesin, tenaga manusia, dan lain-lain. 4. Sektor listrik, gas, dan air Sektor ini meliputi usaha-usaha pengadaan dan distribusi listrik, gas, dan air baik untuk rumah tangga, untuk industri maupun untuk tujuan komersial. 5. Sektor konstruksi Sektor ini meliputi kontraktor-kontraktor untuk keperluan pembangunan dan perbaikan gedung, pasar, jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan, lapangan udara, proyek tenaga air, proyek listrik, pemasangan alat-alat komunikasi, instalasi pemanasan, instalasi air conditioner, ventilasi, dan lain-lain. 6. Sektor perdagangan, restoran, dan hotel Sektor ini meliputi ekspor, impor, distribusi, perdagangan eceran, restoran, dan hotel. 7. Sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Sektor ini meliputi pengangkutan umum yang meliputi usaha-usaha di bidang pengangkutan darat, laut, maupun udara. Pergudangan yang meliputi usaha-usaha penyediaan fasilitas penyimpanan atau penyewaan barang dan komunikasi yang meliputi pos, telepon, telegraf, dan telekomunikasi. 8. Sektor jasa-jasa dunia usaha Sektor ini mencakup usaha-usaha jasa profesi seperti pengacara, notaris, akuntan, jasa garansi, makelar, iklan, pedagang valuta asing dan jasa-jasa individual lainnya. 9. Sektor jasa-jasa sosial masyarakat Sektor ini meliputi sektor hiburan dan kebudayaan, seperti film, pemancar radio, taman hiburan, jasa-jasa dokter, rumah sakit, poliklinik, dan lainlain.

9 10. Sektor lain-lain Sektor lain-lain yang dimaksud di sini adalah sektor ekonomi yang tidak termasuk dalam sektor ekonomi di atas, seperti sektor konsumsi. 2.6. Kredit Bermasalah Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit ke dalam lima jenis (kolektibilitas), yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit dengan kualitas lancar dan dalam perhatian khusus diklasifikasikan sebagai kredit tidak bermasalah sedangkan kredit yang termasuk ke dalam kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet diklasifikasikan ke dalam klasifikasi kredit bermasalah. Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.7/3/DNP tanggal 31 Januari 2005, ada beberapa faktor yang yang harus diperhatikan dalam penggolongan kolektibilitas kredit. Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Prospek usaha, dengan komponen : kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja, dukungan dari afiliasi, dan upaya dalam memelihara lingkungan hidup. 2. Kinerja debitur, dengan komponen : perolehan data, struktur permodalan, arus kas, dan sensitibilitas dengan risiko pasar. 3. Kemampuan membayar, dengan komponen : ketepatan pembayaran pokok dan bunga, ketersediaan dan keakuratan informasi debitur, kelengkapan dokumentasi kredit, kepatuhan terhadap perjanjian kredit, kesesuaian penggunaan dana, dan kewajaran sumber pembayaran. Berkaitan dengan ketepatan pembayaran pokok dan bunga, Bank Indonesia menetapkan batasan jangka waktu pembayaran pokok dan bunga kredit. Batasan tersebut adalah : a. Kredit kolektibilitas lancar : pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik, dan tidak ada tunggakan pembayaran. b. Kredit kolektibilitas dalam perhatian khusus : terdapat tunggakan pokok dan atau bunga paling lama 90 hari. c. Kredit kolektibilitas kurang lancar : terdapat tunggakan pokok dan bunga melebihi 90 hari dan maksimal 120 hari.

10 d. Kredit kolektibilitas diragukan : terdapat tunggakan pokok dan atau bunga melebihi 120 hari dan maksimal 180 hari. e. Kredit kolektibilitas macet : terdapat tunggakan pokok pinjaman dan atau bunga melebihi melebihi 180 hari. Bank Indonesia mewajibkan bank untuk membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap kredit yang disalurkannya. PPAP untuk kredit berupa cadangan umum dan khusus yang besarnya tergantung dari kolektibilitasnya. Tabel 1. PPAP minimum yang wajib dibentuk berdasarkan kualitas kredit Kualitas kredit Minimum PPAP Lancar 1% X kredit kualitas lancar Dalam perhatian khusus (DPK) 5% X (kredit kualitas DPK - nilai agunan) Kurang lancar (KL) 15% X (kredit kualitas KL - nilai agunan) Diragukan (D) 50% X (kredit kualitas D - nilai agunan) Macet (M) 100% X (kredit kualitas M - nilai agunan) Sumber: PBI No. 8/2/2006 Menurut Dendawijaya (2001), kredit tidak bermasalah dapat berubah menjadi bermasalah karena beberapa faktor, yaitu: 1. Faktor eksternal a. Keadaan ekonomi secara makro b. Kenaikan kurs US $ terhadap rupiah yang menaikkan harga pokok produk atau jasa. c. Peraturan atau kebijakan pemerintah d. Persaingan yang ketat dalam suatu sektor ekonomi 2. Faktor internal perusahaan (nasabah bank) a. Mismanagement dalam perusahaan nasabah b. Kesulitan keuangan c. Kesalahan dalam produksi d. Kesalahan dalam strategi pemasaran e. Sengketa antar pemilik atau antar pemilik dan direksi

11 3. Faktor internal bank yang memberikan kredit a. Mark up yang dilakukan dengan sengaja b. Feasibility study yang dibuat supaya proyek sangat feasible c. Kolusi antara staf bank dan nasabah d. Kurang ketatnya monitoring kredit atau supervisi bank e. Surat sakti dari pemilik atau adanya KKN dengan elite politik f. Kesalahan dalam memilih sektor industri nasabah Sehubungan dengan hal-hal di atas, Bank Indonesia mengeluarkan ketentuan yang berkaitan dengan penilaian tingkat kesehatan bank. Setiap bank umum yang memberikan kredit kepada masyarakat wajib membentuk cadangan aktiva yang diklasifikasikan. Walaupun belum tentu dipakai untuk penghapusan kredit bermasalah, bank harus membentuk cadangan dan nilainya harus diambil dari modal bank. Akibatnya, secara pembukuan, modal bank akan berkurang oleh banyaknya kredit yang bermasalah terutama yang sudah masuk dalam kategori kredit macet. Jika kredit bermasalah sangat besar, cadangan yang dibentuk menjadi sangat besar dan berakibat modal bank dapat menjadi negatif. 2.7. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2007) yang menganalisis pengaruh perubahan portofolio kredit sektor ekonomi terhadap pendapatan bunga kredit PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Hasil penelitian Susanti menunjukkan bahwa perolehan pendapatan bunga kredit dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi secara keseluruhan pada alokasi kredit untuk sektor-sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, jasa-jasa, dan lain-lain. Secara keseluruhan sektor-sektor tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan bunga bank. Penelitian Susanti menggunakan data pendukung seperti struktur GDP, total investasi, total kredit perbankan, dan alokasi kredit Bank BNI sebagai alat untuk membantuk mendeskripsikan hasil analisis.

12 Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Susanti adalah sama-sama meneliti pengaruh portofolio kredit sektor ekonomi terhadap pendapatan bunga dengan menggunakan alat analisis yang sama. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini juga menganalisis pengaruh portofolio kredit terhadap besar NPL sehingga didapatkan portofolio kredit yang optimal baik dari sisi pendapatan maupun tingkat NPL. Selain itu penelitian ini mengunakan analisis korelasi yang tidak digunakan pada penelitian Susanti. Penelitian yang dilakukan Siska (2004) menganalisis kredit modal kerja terhadap laba pada Bank Pembangunan Daerah Cabang Cibinong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyaluran kredit didominasi oleh kredit konsumsi yang memiliki risiko lebih rendah. Kredit modal kerja memiliki kontribusi yang kecil terhadap pendapatan karena masih sedikitnya jumlah kredit yang disalurkan ke sektor riil. Namun bila dilihat dari analisis trend yang dilakukan terhadap pendapatan bunga dari kredit modal kerja mengalami kecenderungan meningkat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Siska adalah sama-sama meneliti penyaluran kredit oleh bank dan penggunan alat analisis regresi berganda. Sedangkan perbedaannya adalah pada peubah tidak bebas yang diteliti. Pada penelitian Siska peubah bebas yang diteliti adalah laba sedangkan penelitian ini meneliti pendapatan bunga kredit dan NPL. Selain itu penelitian yang dilakukan Siska menggunakan analisis per komponen dan Boston Consulting Group yang tidak digunakan pada penelitian ini.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali melalui kredit. Melalui penyaluran kredit, bank memperoleh pendapatan bunga. Selain itu penyaluran kredit memiliki risiko kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan portofolio kredit sektor ekonomi terhadap pendapatan bunga dan kredit bermasalah. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penyaluran kredit terhadap pendapatan bunga kredit dan kredit bermasalah. Analisis ini merupakan analisis pendahuluan sebelum mengetahui pengaruh penyaluran kredit terhadap pendapatan bunga kredit dan kredit bermasalah. Regresi berganda digunakan untuk melihat pengaruh portofolio kredit sektor ekonomi terhadap pendapatan bunga. Selain itu analisis deskriptif digunakan untuk melihat pertumbuhan rasio NPL setiap sektor. Portofolio kredit yang optimal adalah portofolio yang terdiri dari kredit-kredit sektor ekonomi yang meningkatkan pendapatan bunga kredit dan meminimalkan tingkat NPL. Evaluasi portofolio kredit akan membantu perusahaan menentukan kebijakan mengenai kredit. Hasil evaluasi mengenai alokasi kredit diharapkan akan membantu perusahaan untuk menentukan alokasi kredit di masa yang akan datang. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

14 PT Bank X Fungsi Intermediasi Keuangan Penghimpun Dana Penyaluran Dana (Kredit) Optimalisasi Portofolio Kredit Tingkat NPL Pendapatan Bunga Kredit Bermasalah Peubah Bebas: Portofolio Kredit Sektor Ekonomi: Industri Pertanian Perdagangan Pertambangan Jasa-jasa Lain-lain Peubah Tidak Bebas: Pendapatan Bunga Kredit Analisis Korelasi Analisis regresi Berganda Uji awal Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas Analisis Komponen Utama Analisis Deskriptif Evaluasi Portofolio Kredit Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

15 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Learning Center Group PT Bank X yang beralamat di Jakarta. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja karena melihat PT Bank X merupakan bank dengan aset terbesar di Indonesia, dan pada tahun 2005 dan 2006 memiliki rasio Non Performing Loan atau NPL yang besar. Penelitian dilakukan pada bulan Februari April 2008. 3.3. Jenis dan Sumber Data Menurut jenisnya, data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang memiliki nilai-nilai berbeda mewakili kuantitas-kuantitas berbeda pula. Setiap nilai selalu lebih besar atau lebih kecil dari nilai lainnya. Data kuantitatif memiliki skala pengukuran interval, ordinal dan rasio (Juanda, 2003). Sedangkan data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar (Sugiyono, 2007). Sumber data penelitian ini berasal dari data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel, diagram, dan lain-lain (Juanda, 2003). 3.4. Metode Pengumpulan Data Data sekunder didapat dari laporan keuangan perusahaan periode 1999-2007 yang terdapat dalam laporan tahunan setiap tahun. Data yang diperoleh dikelompokkan menurut periode tahunan pada Microsoft Excel, sehingga akan didapatkan data mengenai alokasi kredit tiap sektor yaitu industri, sektor perdagangan, sektor pertanian, sektor konstruksi, sektor jasajasa usaha, sektor pengangkutan, sektor jasa-jasa sosial, sektor pertambangan, sektor listrik, air, dan gas, serta sektor lain-lain setiap periode. Selain itu pengelompokkan yang sama juga dilakukan kepada data mengenai pendapatan bunga kredit dan kredit bermasalah.

16 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis korelasi akan menganalisis apakah ada pengaruh antara portofolio kredit terhadap pendapatan bunga kredit dan kredit bermasalah. Sedangkan analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh penyaluran portofolio kredit terhadap pendapatan bunga kredit. Perangkat lunak Microsoft Excel dan Minitab versi 14 digunakan untuk menganalisis dan mengolah data. 3.5.1. Analisis Korelasi Analisis korelasi adalah analisis untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antar dua peubah. Nilai korelasi berkisar antara -1 sampai dengan +1. Nilai korelasi negatif berarti hubungan antara dua peubah adalah negatif. Artinya apabila salah satu peubah menurun maka peubah lainnya akan meningkat. Sebaliknya nilai korelasi positif berarti hubungan antara dua peubah adalah positif. Suatu hubungan dikatakan berkorelasi kuat apabila semakin mendekati +1 atau -1. Sebaliknya suatu hubungan dikatakan lemah apabila semakin mendekati nol. Hipotesis untuk menguji korelasi adalah: H 0 : p-value = 0 Hipotesis ini berarti tidak ada korelasi antara dua peubah yang diteliti. H 1 : p-value 0 Hipotesis ini berarti ada korelasi antara dua peubah yang diteliti. Daerah penolakan H 0 adalah p-value < α, sedangkan daerah penolakan untuk H 1 adalah p-value > α (Iriawan dan Astuti, 2006). 3.5.2. Analisis Regresi Berganda Menurut Arief (2006), analisis regresi digunakan untuk melihat bagaimana variasi peubah dari beberapa peubah bebas mempengaruhi peubah tidak bebas dalam suatu fenomena yang kompleks. Analisis regresi dapat dibedakan menjadi regresi sederhana dan regresi berganda. Jika parameter dari suatu hubungan

17 fungsional antara satu peubah tidak bebas dengan lebih dari satu peubah bebas maka yang digunakan adalah regresi berganda. Analisis regresi berganda menjelaskan seberapa jauh suatu peubah mempengaruhi peubah lainnya. Pada penelitian ini portofolio kredit pada tiap-tiap sektor ekonomi menjadi peubah bebas yang mempengaruhi peubah tidak bebas yaitu pendapatan bunga Model regresi berganda dapat dilihat pada persamaaan dibawah ini: Y 1 =ß 0 +ß 1 X 1 +ß 2 X 2 +ß 3 X 3 +ß 4 X 4 +ß 5 X 5 +ß 6 X 6 +e...(1) Keterangan : Y 1 ß 0 : pendapatan bunga kredit : konstanta ß 1 : koefisien regresi peubah X 1 ß 2 : koefisien regresi peubah X 2 ß 3 : koefisien regresi peubah X 3 ß 4 : koefisien regresi peubah X 4 ß 5 : koefisien regresi peubah X 5 ß 6 : koefisien regresi peubah X 6 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 e : kredit sektor industri : kredit sektor pertanian : kredit sektor perdagangan : kredit sektor pertambangan : kredit sektor jasa-jasa : kredit sektor lain-lain : tingkat kesalahan Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi oleh model regresi. Oleh karena itu diperlukan pengujian asumsi yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan heteroskedastisitas (Susanti, 2007).

18 A. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan jika data yang digunakan kurang dari 30 untuk mengetahui disribusi kenormalan data, yaitu apakah data dapat dianggap berdistribusi normal atau tidak. Ketika data telah berdistribusi normal, maka data tersebut dapat diolah menggunakan statistik parametrik yang pada penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Untuk menguji kenormalan data dilakukan dengan menguji kenormalan data residual. Uji normalitas dapat dilihat dengan melihat nilai statistik Kolmogorov-Smirnov (KS) pada uji normalitas residual. Jika nilai statistik KS lebih kecil dibanding nilai tabel KS dan nilai p- value lebih besar dari α, maka asumsi kenormalan terpenuhi sehingga model regresi yang telah dibuat dapat digunakan (Iriawan dan Astuti, 2006). B. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah kondisi dimana peubah-peubah bebas memiliki korelasi di antara satu dengan yang lainnya. Jika peubah-peubah bebas memiliki korelasi sama dengan 1 atau berkorelasi sempurna mengakibatkan koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat diperkirakan dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak hingga (Arief, 2006). Uji multikolinearitas adalah uji untuk melihat apakah terdapat korelasi antara peubah bebas yang digunakan dalam model regresi. Untuk melihat apakah ada multikolinearitas pada model regresi dilihat dari nilai variance inflation factor atau (VIF). Jika nilai VIF masing-masing peubah babas memiliki nilai lebih besar dari 5 maka model regresi memiliki multikolinearitas sehingga menjadi tidak valid (Iriawan dan Astuti, 2006). C. Uji Autokorelasi Menurut Arief (2006) penaksiran model regresi linear memiliki asumsi bahwa tidak terdapat korelasi serial atau autokorelasi. Autokorelasi atau korelasi serial kemungkinan terjadi pada data time series. Uji autokorelasi dengan perangkat lunak minitab melalui uji Run test

19 residual. Jika hasil penghitungan didapatkan p-value lebih besar dari α, menunjukkan tidak adanya autokorelasi. D. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah modal regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk peubah bebas yang diketahui. Jika varian dari residual untuk peubah yang diketahui tetap, disebut dengan homoskedastisitas. Dan jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas (Arief, 2006). Untuk melihat apakah pada model regresi terdapat heteroskedastisitas dilihat dari sebaran titiktitik yang tersebar pada output perhitungan dengan perangkat lunak minitab. Sebaran titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu namun tersebar di atas dan di bawah nol menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas (Iriawan dan Astuti, 2006). E. Analisis Komponen Utama Salah satu permasalahan dalam membuat persamaan regresi berganda adalah adanya kendala multikolinearitas. Untuk mengatasi kendala multikolinearitas ada beberapa cara, antara lain regresi stepwise dan analisis komponen utama. Regresi stepwise akan menghasilkan persamaan regresi berganda dengan mengeliminasi peubah bebas yang dapat merusak model. Sedangkan metode analisis komponen utama dapat membuat model tanpa harus mengeliminasi peubah-peubah bebas (Iriawan dan Astuti,2006). Analisis komponen utama memiliki beberapa tahap, yaitu : 1. Membentuk komponen utama Komponen utama yang terbentuk terdiri dari peubah-peubah bebas dalam persamaan yang akan dibentuk. Komponen utama memiliki sebagian besar informasi yang dimiliki peubah bebas. Selain itu komponen utama yang terbentuk tidak memiliki korelasi satu sama lain. Komponen utama didapat dari hasil pengolahan data menggunakan perangkat lunak Minitab.

20 2. Menentukan banyaknya jumlah komponen utama Banyaknya komponen utama yang terbentuk adalah sebanyak jumlah peubah bebas yang dianalisis. Pada penelitian ini jumlah peubah bebas yang diteliti berjumlah enam buah. Untuk menentukan banyaknya jumlah komponen utama yang digunakan dapat dilakukan dengan melihat plot scree hasil keluaran perangkat lunak Minitab. Banyaknya komponen utama yang digunakan adalah pada titik perbatasan grafik yang curam dan melandai. Hal yang mendasarinya adalah pada titik tersebut selisih akar ciri yang berurutan sudah tidak besar lagi (Johnson, 1988). 3. Meregresikan komponen utama Komponen utama yang digunakan kemudian diregresikan dengan peubah tidak bebas yang diteliti. Pada penelitian ini, peubah tidak bebas yang diteliti adalah pendapatan bunga kredit. 4. Mensubstitusi komponen utama dengan peubah bebas Setelah persamaan regresi komponen utama dan peubah tidak bebas terbentuk, langkah selanjutnya adalah mensubstitusi komponen utama dengan peubah bebas. Hasil dari substitusi ini adalah persamaan regresi berganda antara peubah-peubah bebas (kredit enam sektor ekonomi) dan peubah bebas (pendapatan bunga kredit). 3.5.3. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis statistik untuk mengumpulkan, meringkas, dan menyajikan data dalam bentuk yang paling mudah dibaca. Analisis statsistik deskriptif menghitung rata-rata, nilai terbesar, nilai terkecil, nilai terbesar, dan standar deviasi (Iriawan dan Astuti, 2006).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah PT Bank X PT Bank X berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia melalui pengambilalihan empat bank. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah tersebut yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi PT Bank X dengan pelaksanaan merger. Kemudian PT Bank X mulai beroperasi pada bulan Agustus 1999. Keempat bank yang digabung merupakan bank-bank yang telah lama beroperasi di Indonesia. A. Bank Bumi Daya Bank Bumi Daya yang pada awalnya bernama Bank Umum Negara (BUN) berdiri pada tahun 1959 sebagai hasil nasionalisasi perusahaan Belanda. Pada tahun 1965 BUN digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV yang kemudian menjadi Bank Bumi Daya pada tahun 1968. B. Bank Dagang Negara Bank Dagang Negara (BDN) merupakan bank pemerintah yang fokus pada pembiayaan sektor industri dan pertambangan. BDN merupakan bank hasil nasionalisasi Bank Escomptobank NV pada tahun 1960. C. Bank Ekspor Impor Indonesia Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V. yaitu Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1824 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini, dan

22 selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968, Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor-Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim. D. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951 dengan misi untuk mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri dan pertambangan. Pada tahun 1960, Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata. 4.1.2. Profil PT Bank X Sejak didirikan, PT Bank X terus berupaya untuk membentuk tim manajemen yang profesional serta bekerja berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance, pengawasan dan kepatuhan yang sesuai standar internasional. PT Bank X disupervisi oleh komisaris yang terdiri dari orang-orang yang menonjol di bidang keuangan yang ditunjuk oleh pemegang saham termasuk Menteri Negara BUMN. Tingkatan tertinggi dari manajemen eksekutif adalah direksi, yang dipimpin oleh direktur utama. Direksi PT Bank X terdiri dari para bankir yang berasal dari bankir profesional. Sebagai bagian dari penerapan good corporate governance, Bank X membentuk Compliance Group, Internal Audit dan Corporate Secretary, dan juga diperiksa oleh Bank Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta diaudit dari waktu ke waktu setiap tahunnya oleh auditor independen.

23 Pada tanggal 14 Juli 2003, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi sebesar 20% atas kepemilikan saham di PT Bank X melalui penawaran umum perdana. Proses divestasi saham Pemerintah pada PT Bank X tersebut didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2003 tentang Penjualan Saham Negara Republik Indonesia pada PT Bank X. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut dijelaskan bahwa penjualan saham PT Bank X akan dilakukan melalui pasar modal atau kepada mitra strategis dengan jumlah maksimal 30% dari jumlah saham yang telah dikeluarkan. Dalam pelaksanaan penawaran saham perdana tersebut, PT Bank X telah menawarkan 20% dari jumlah saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh atau sejumlah Rp 4.000.000 Saham Biasa Atas Nama Seri B milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 675 per saham. Pada bulan April, PT Bank X menerbitkan Medium Term Notes (MTN) sebesar USD 300 juta, berjangka waktu 5 tahun yang dicatatkan di Bursa Efek Singapura. Pada bulan Agustus, PT Bank X menyelesaikan implementasi emas (Enterprise X Advance System), yang merupakan sistem core banking baru. Pada tanggal 11 Maret 2004, Pemerintah Republik Indonesia melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank X. Hal ini merupakan landasan bagi tahap transformasi berikutnya menjadi Regional Champion Bank pada tahun 2010. 4.1.3. Visi Misi PT Bank X PT Bank X memiliki sebuah visi yaitu Bank terpercaya pilihan anda. Untuk mencapai visi tersebut PT Bank X memiliki misi-misi yang mendukung. Misi-misi PT Bank X adalah : 1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar 2. Mengembangkan sumber daya manusia profesional 3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder 4. Melaksanakan manajemen terbuka

24 5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan 4.1.4. Produk dan Jasa Sebagai lembaga keuangan bank, PT Bank X memiliki produk-produk baik itu dalam penghimpunan dana, penyaluran dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat maupun jasa-jasa perbankan lainnya. Konsumen PT Bank X dapat dibagi menjadi beberapa segmen yaitu: Corporate, Commercial, Micro, Consumer, dan Small Business. Produk-produk yang tersedia bagi konsumen yaitu : 1. Produk Penghimpunan Dana a. Tabungan X Tabungan X adalah tabungan dengan berbagai fasilitas yang dapat membantu nasabah seperti SMS Banking, Internet Banking dan Call X, ATM, Weekend Banking, layanan Autodebet dan layanan Automatic Fund Transfer. b. Giro Giro adalah fasilitas penyimpan dana yang dapat membantu transaksi bisnis dengan adanya fasilitas cek dan bilyet giro, dan tersedia pilihan berbagai mata uang yaitu: Rupiah, USD, SGD, EUR, AUD, GBP, DEM, JPY, HKD, CHF dan FFR. c. Deposito Deposito adalah fasilitas penyimpan dana dengan suku bunga deposito yang kompetitif dan menjadikan investasi lebih cepat berkembang. Produk deposito menyediakan berbagai pilihan jangka waktu yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan nasabah, yaitu: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, atau 24 bulan. d. Deposito On Call Deposito On Call adalah deposito yang ditujukan kepada nasabah corporate yang akan menginvestasikan kelebihan likuiditas dananya dengan berbagai pilihan jangka waktu

25 yaitu 7 sampai dengan 13 hari, 14 sampai dengan 20 hari, dan 21 sampai dengan 28 hari. e. Tabungan Haji, adalah tabungan bagi calon jemaah haji setelah memperoleh dan menunjukkan surat pendaftaran pergi haji. f. Tabungan Rencana X, adalah tabungan dengan setoran wajib bulanan yang memberikan ekstra perlindungan asuransi gratis dan bunga yang relatif lebih tinggi. g. Tabungan Bisnis, adalah tabungan yang dikhususkan untuk nasabah pebisnis dengan fasilitas kartu debet, layanan e- Banking, gratis biaya transfer, dan deskripsi transaksi yang lebih jelas dan lengkap dibandingkan tabungan biasa. h. Tabungan Kapel i. Tabungan TKI j. Tabungan Mikro 2. Produk Penyaluran Dana a. Kredit Modal Kerja untuk segmen Corporate dan Commercial. Kredit Modal Kerja adalah fasilitas kredit jangka pendek yang diberikan dalam mata uang rupiah maupun valuta asing untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu maksimal satu tahun. b. Kredit Investasi untuk segmen Corporate dan Commercial. Kredit Investasi adalah fasilitas kredit jangka menengah dan jangka panjang. Kredit ini diberikan dalam mata uang rupiah maupun valuta asing untuk pembiayaan pengadaan barangbarang modal untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru maupun refinancing. Pembayaran kredit bersumber dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.