KETAHANAN PANGAN: KKP Bekali Aparatur Daerah Dengan Pelatihan Perikanan

dokumen-dokumen yang mirip
Rakernis BPSDM KP dihadiri oleh 162 orang peserta. Bertindak sebagai narasumber antara

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

Sharif Cicip Ajak Mahasiswa Wirausaha Perikanan

Mengantisipasi Bencana Di Wilayah Pesisir, KKP Bekerjasama dengan BNPB

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA GELAR PELATIHAN NASIONAL 2013 BALAI SUDIRMAN, JAKARTA

KKP Gelar FGD Implementasi Blue Economy di Bali

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

Penguatan Minapolitan dan Merebut Perikanan Selatan Jawa

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA WISUDA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA ANGKATAN XLV TAHUN AJARAN 2013

ARAH KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM RANCANGAN RPJMN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

KEBIJAKAN PENGUATAN SDM KP DALAM UU DESA SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI MASYARAKAT

KKP Tingkatkan Peran Penyuluh Perikanan

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA FORUM PENDIDIKAN MENENGAH KELAUTAN DAN PERIKANAN TANGGAL 2-4 OKTOBER 2013

Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

LAPORAN TEKNIS JUDUL PENELITIAN EVALUASI DAMPAK INDUSTRIALISASI PERIKANAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA KERJASAMA BADAN PENGEMBANGAN SDM KP DENGAN ASOSIASI BUDIDAYA MUTIARA INDONESIA

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS BLUE ECONOMY

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PUBLIKASI MEDIA PADA ACARA KULIAH UMUM MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DI UNIVERSITAS VETERAN NASIONAL JAKARTA

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

UU Nomor 16 Tahun 2006 Tentang SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN (SP3K)

PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN BAB I PENDAHULUAN

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

Publikasi Media Pada Kegiatan KKP Kerjasama Dengan Kabupaten Bone

BAB 5 PENUTUP Kesimpulan

PERTEMUAN KOORDINASI DALAM RANGKA PERCONTOHAN PENYULUH MENDUKUNG INDUSTRIALISASI PERIKANAN BERBASIS EKONOMI BIRU PADA DI POS PENYULUHAN PERIKANAN

Menteri KKP Salurkan Bantuan untuk Penyuluh Indramayu

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negar

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KTI MELALUI EKONOMI KELAUTAN & PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

SEMANGAT DONNA OCTAVIANA, PENYULUH PERIKANAN OKI TUMBUHKEMBANGKAN POKDAKAN

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.12/MEN/2010 TENTANG MINAPOLITAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

PENTINGNYA REVITALISASI KELOMPOK SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERIKANAN

PENYULUH PERIKANAN BANTU BERSAMA POKLAHSAR MEMPERLUAS JEJARING PEMASARAN DENGAN PROMOSI/PAMERAN HASIL PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. melalui kontribusi nyata dalam pembentukan capital, penyediaan bahan pangan,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JAKARTA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

BAB VISI DAN MISI Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG

Peraturan...

Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif

VI. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT

UPAYA PENGEMBANGAN MINAPOLITAN KABUPATEN CILACAP MELALUI KONSEP BLUE ECONOMY

KKP: Unair Pelopori "Blue Economy"

PUBLIKASI MEDIA KERJASAMA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/PERMEN-KP/2014 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS (RAKERNIS) DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Bandung, 4-7 Maret 2014

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Negara

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

Dalam lingkungan Pemerintahan, setiap organisasi/skpd berkewajiban. misi tersebut. Simamora (1995) mengatakan bahwa sumber daya yang dimiliki

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PERMEN-KP/2013 TENTANG

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

http://www.bisnis.com KETAHANAN PANGAN: KKP Bekali Aparatur Daerah Dengan Pelatihan Perikanan BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Kelautan dan Perikanan memberi pelatihan budidaya perikanan dan pengolahan hasil perikanan di Pare-Pare, Makassar. Adapun pelatihan tersebut diperuntukan bagi Bintara Pembina Desa (Babinsa), Persit Kartika Chandra Kirana KODAM VII Wirabuana, Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban (Babinkamtib), Kelompok Tani, dan mahasiswa Universitas Hasanudin. Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Suseno mengungkapkan pelatihan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan melalui industrialisasi kelautan dan perikanan dengan penerapan prinsip ekonomi biru. "Ini merupakan upaya peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah, dan daya saing komoditas dan produk kelautan dan perikanan dengan pendekatan integrasi hulu dan hilir dan konektivitas bisnis," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Rabu (13/03). Menurutnya, ekonomi biru merupakan konsep yang tidak terpisahkan dari program minapolitan dan industrialisasi yang bertujuan efisiensi Sumber Daya Alam (SDA), peningkatan nilai tambah, dan diversifikasi produk. Selain itu, diharapkan juga program tersebut dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta memperluas lapangan kerja melalui metode pendekatan integrasi sistem produksi lintas bisnis utama. (if) Sumber : Rika Novianti

KKP DORONG INDUSTRIALISASI PERIKANAN Jakarta-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong terwujudnya ketahanan pangan melalui industrialisasi kelautan dan perikanan dengan penerapan prinsip prinsip blue economy. Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Suseno mengatakan, program industrialisasi tersebut adalah upaya peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah, dan daya saing komoditas dan produk KP. Itu dilakukan dengan pendekatan integrasi hulu dan hilir serta konektivitas bisnis, serta infrastruktur terintegrasi, kata Suseno dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin. (dedi supriyadi)

www.inilah.com KKP Latih TNI & Masyarakat Soal Budidaya Perikanan INILAH.COM, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), menggelar Pelatihan Budidaya Perikanan dan Pengolahan Hasil Perikanan bagi Bintara Pembina Desa (Babinsa), Persit Kartika Chandra Kirana KODAM VII Wirabuana, Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban (Babinkamtib), Kelompok Tani, dan mahasiswa UNHAS di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini diselenggarakan pada 13-14 Maret di Makassar dan 14-16 Maret di Pare Pare. Menurut Kepala BPSDM KP, Suseno, saat membuka pelatihan, Rabu (13/3), dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM pelaku utama/usaha perikanan dan prajurit TNI AD di wilayah kerja Kodam VII Wirabuana, maka diperlukan penyelenggaraan pelatihan dibidang perikanan guna mewujudkan ketahanan pangan melalui industrialisasi kelautan dan perikanan dengan penerapan prinsip-prinsip blue economy. Tujuan program industrialisasi tersebut, menurutnya, adalah upaya peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah, dan daya saing komoditas dan produk kelautan dan perikanan dengan pendekatan integrasi hulu dan hilir dan konektivitas bisnis, berupa rantai nilai dan rantai pasok, serta infrastruktur terintegrasi dengan menjaga keseimbangan produksi bahan baku dan produk akhir, penguatan pengolahan dan pemasaran yang berwawasan lingkungan. Adapun konsep blue economy, lanjutnya, merupakan konsep yang tidak terpisahkan atau sinergi dari program minapolitan dan industrialisasi kelautan dan perikanan. Tujuan blue economy adalah peningkatan efisiensi Sumber Daya Alam (SDA), peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk dengan prinsip efisiensi SDA tanpa limbah, peningkatan pendapatan masyarakat dan perluasan lapangan kerja melalui metode pendekatan integrasi sistem produksi lintas bisnis utama, konektivitas bisnis berupa rantai nilai dan rantai pasok dan infrastruktur terintegrasi.

Komoditas dan produk unggulan dalam konsep blue economy adalah multiple commodities and products, penciptaan pasar baru dengan tetap memperhatikan lingkungan. Suseno juga mengatakan, pelatihan ini merupakan wujud nyata sinergitas antara KKP dan TNI AD guna menyukseskan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini merupakan salah satu tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman antara KKP dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) tentang Kerja Sama Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Industrialisasi Perikanan serta Kesepakatan Kerja Sama BPSDM KP dengan TNI AD tentang Penyelenggaraan Pelatihan dan Penyuluhan KP, yang ditandatangani 26 Februari lalu di Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo, mengatakan, untuk memastikan kebijakan percepatan industrialisasi dapat berjalan sesuai yang diharapkan, KKP pada 2012 menyediakan 8.000 tenaga penyuluh yang ditempatkan di berbagai wilayah, utamanya di daerah yang menjadi sentra-sentra industri perikanan. Namun demikian, jumlah tersebut belum mencukupi untuk mendukung program industrialisasi perikanan. Oleh karena itu, kami memandang perlu untuk menjalin kerja sama dengan TNI-AD. Kami berharap Babinsa TNI-AD dapat ikut berperan dalam membina masyarakat di pedesaan, khususnya bagi nelayan dan masyarakat pesisir terkait program-program KKP yang berkaitan dengan ketahanan pangan, termasuk peran penyuluh sebagai pendampingan di masyarakat dalam mewujudkan program-program tersebut, ujar Sharif. Peran penyuluh di Provinsi Sulawesi Selatan sudah terbina sejak lama, terbukti dengan adanya pendampingan kelompok usaha yang dilakukan Babinsa telah menumbuhkan kembali usaha budidaya bawal air tawar dan lele di Kabupaten Bone, sehingga menjadi kelompok usaha yang mandiri, seperti yang dilakukan Dr. Lukman, penyuluh PNS alumni lembaga pendidikan KKP. Hal ini tidak lepas dari peran Bakorluh melalui koordinasi yang intensif kepada para penyuluh di lapangan dan instansi terkait lainnya. Sementara itu, Kepala Pusat Kelautan dan Perikanan, Balok Budiyanto, dalam laporannya pada pembukaan pelatihan, mengatakan, pelatihan ini diberikan bagi 150 orang peserta di kedua kota tersebut. Sebanyak 100 orang mengikuti pelatihan pengolahan hasil perikanan di Makassar. Adapun sisanya sebanyak 50 orang mengikuti Pelatihan Budidaya Perikanan di Pare Pare. Menurut Balok, tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para Babinsa, Babinkamtib, Persit Wirabuana tentang bagaimana melakukan budidaya perikanan secara benar serta memberikan keterampilan kepada ibu-ibu Dharma Wanita Persit Wirabuana untuk memanfaatkan ikan untuk diolah agar dapat mempunyai nilai tambah. Proses pelatihan, lanjut Balok, dilaksanakan dengan perbandingan teori sebesar 30% dan praktek70%, dan sepenuhnya menerapkan pendekatan pembelajaran bagi orang dewasa atau andragogi. Dengan demikian, menurutnya, tercipta suatu hubungan interaktif antara pengajar dan peserta dan antar peserta secara efektif, dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktek langsung.

Tenaga pelatih berasal dari Pusat Pelatihan Mandiri Kelautandan Perikanan (P2MKP) dengan didampingi oleh widyaiswara dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Aertembaga, Bitung, Sulawesi Utara. Dari 13 P2MKP di Sulawesi Selatan, 4 di antaranya yang dilibatkan untuk melatih pada kegiatan ini di Makassar adalah P2MKP Tegar Mandiri dan P2MKP Awanindo dari Kabupaten Maros, sedangkan P2MKP Fatimah Az Zahra dan P2MKP Eltisyah dari Kota makassar. Adapun P2MKP yang melatih di Pare Pare adalah P2MKP Paraikate dan P2MKP Sejahtera dari Kabupaten Pangkep. Sejak ditetapkan tahun 2012 sampai Februari 2013, 6 P2MKP tersebut telah melatih 440 orang. Menurut Suseno, P2MKP merupakan lembaga pelatihan kelautan dan perikanan mandiri yang dibentuk dan dikelola oleh pelaku utama dan atau pelaku usaha dibidang kelautan dan perikanan, baik perorangan maupun kelompok. Suseno berharap realisasi kerjasamaantara BPSDM KP dengan TNI AD dapat terus berlanjut dan saling bersinergi demi tercapainya tujuan yang diharapkan dari masing-masing intitusi tersebut. Ia juga berharap, nantinya peserta pelatihan ini dapat mengimplementasikan ilmunya, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan lapangan kerja dan menyiapkan wirausaha-wirausaha baru di bidang perikanan dan dalam wadah P2MKP serta menjadi pendamping sebagai perpanjangan penyuluh di masyarakat. [*]

http://www.rri.co.id KKP Latih TNI dan Masyarakat Budidaya dan Pengolahan Perikanan KBRN, Makassar: Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menggelar pelatihan budidaya perikanan dan pengolahan hasil perikanan bagi masyarakat. Pelatihan diselenggarakan didua tempat 13-14 Maret di Makassar dan 14-16 Maret di Pare Pare. Pelatihan diikuti oleh Bintara Pembina Desa (Babinsa), Persit Kartika Chandra Kirana KODAM VII Wirabuana, Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban (Babinkamtib), Kelompok Tani serta mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS). Kepala BPSDM KP, Suseno, menjelaskan pelatihan yang dilakukan BPSDM KP merupakan wujud nyata sinergitas antara KKP dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) guna menyukseskan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini merupakan salah satu tindak lanjut dari penandatanganan nota Kesepahaman antara KKP dengan TNI-AD tentang kerja sama mewujudkan ketahanan pangan Nasional melalui industrialisasi perikanan pada 26 Februari 2013 di Jakarta. Kegiatan pelatihan ini juga tindak lanjut dari Kesepakatan Kerja Sama BPSDM KP dengan TNI-AD tentang Penyelenggaraan Pelatihan dan Penyuluhan KP, kata Suseno, di Makassar, Kamis (14/3/2013). Ditambahkan, pelatihan ini juga untuk meningkatkan kapasitas SDM pelaku usaha perikanan dan prajurit TNI AD di wilayah kerja Kodam VII Wirabuana. Program ini sekaligus untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui industrialisasi kelautan dan perikanan dengan penerapan prinsip-prinsip blue economy. Sementara program industrialisasi tersebut sebagai upaya peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah, daya saing komoditas dan produk KP. Adapun pendekatannya melalui integrasi hulu hilir dan konektivitas bisnis berupa rantai nilai dan rantai pasok. Pendekatan juga melalui infrastruktur terintegrasi dengan menjaga keseimbangan produksi bahan baku dan produk akhir serta penguatan pengolahan dan pemasaran yang berwawasan lingkungan, jelasnya. (Sgd/Rini/AKS)

http://www.indonesiafinancetoday.com Thursday, 28 March 2013 KKP Latih TNI dan Masyarakat Budi Daya dan Pengolahan Perikanan MAKASSAR Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), menggelar pelatihan budi daya perikanan dan pengolahan hasil perikanan. Pelatihan diberikan bagi Bintara Pembina Desa (Babinsa), Persit Kartika Chandra Kirana KODAM VII Wirabuana, Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban (Babinkamtib), Kelompok Tani, dan mahasiswa Universitas Hasanuddin di Sulawesi Selatan. Suseono, Kepala BPSDM KP, mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pelaku usaha perikanan dan prajurit TNI AD di wilayah kerja Kodam VII Wirabuana. Penyelenggaraan pelatihan juga dilakukan guna mewujudkan ketahanan pangan melalui industrialisasi kelautan dan perikanan dengan penerapan prinsip-prinsip blue economy. BY Sopia Siregar

http://www.eksponews.com KKP Latih TNI Budidaya dan Pengolahan Ikan Makasar,-- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), akan menggelar Pelatihan Budidaya Perikanan dan Pengolahan Hasil Perikanan di Pare-pare, pada 14-16 Maret. Kegiatan ini ditujukan bagi Bintara Pembina Desa (Babinsa), Persit Kartika Chandra Kirana KODAM VII Wirabuana, Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban (Babinkamtib), Kelompok Tani, mahasiswa UNHAS di Sulawesi Selatan. Menurut Kepala BPSDM KP, Suseno, saat membuka pelatihan, Rabu (13/3), dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM pelaku utama/usaha perikanan dan prajurit TNI AD di wilayah kerja Kodam VII Wirabuana, maka diperlukan penyelenggaraan pelatihan di bidang perikanan guna mewujudkan ketahanan pangan melalui industrialisasi kelautan dan perikanan dengan penerapan prinsip-prinsip blue economy. Tujuan program industrialisasi tersebut, menurutnya, adalah sutau upaya peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah, dan daya saing komoditas dan produk KP dengan pendekatan integrasi hulu dan hilir dan konektivitas bisnis, berupa rantai nilai dan rantai pasok, serta infrastruktur terintegrasi dengan menjaga keseimbangan produksi bahan baku dan produk akhir, penguatan pengolahan dan pemasaran yang berwawasan lingkungan. Adapun konsep blue economy, lanjutnya, merupakan konsep yang tidak terpisahkan atau sinergi dari program minapolitan dan industrialisasi KP. Tujuan blue economy peningkatan efisiensi Sumber Daya Alam (SDA), peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk dengan prinsip efisiensi SDA tanpa limbah, peningkatan pendapatan masyarakat dan perluasan lapangan kerja melalui metode pendekatan integrasi sistem produksi lintas bisnis utama, konektivitas bisnis berupa rantai nilai dan rantai pasok dan infrastruktur terintegrasi. Komoditas dan produk unggulan dalam konsep blue economy adalah multiple commodities and products, penciptaan pasar baru dengan tetap memperhatikan lingkungan. Suseno juga mengatakan, pelatihan ini merupakan wujud nyata sinergitas antara KKP dan TNI AD guna menyukseskan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini merupakan salah satu tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman antara KKP dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) tentang Kerja Sama Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Industrialisasi Perikanan serta Kesepakatan Kerja Sama BPSDM KP dengan TNI AD tentang Penyelenggaraan Pelatihan dan Penyuluhan KP, yang ditandatangani tanggal 26 Februari lalu di Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo, mengatakan, untuk memastikan kebijakan percepatan industrialisasi dapat berjalan sesuai yang diharapkan, KKP pada 2012 menyediakan 8.000 tenaga penyuluh yang ditempatkan di berbagai wilayah, utamanya di daerah yang menjadi sentra-sentra industri perikanan. Namun demikian, jumlah tersebut belum mencukupi untuk mendukung program industrialisasi perikanan.

Oleh karena itu, kami memandang perlu untuk menjalin kerja sama dengan TNI-AD. Kami berharap Babinsa TNI-AD dapat ikut berperan dalam membina masyarakat di pedesaan, khususnya bagi nelayan dan masyarakat pesisir terkait program-program KKP yang berkaitan dengan ketahanan pangan, termasuk peran penyuluh sebagai pendampingan di masyarakat dalam mewujudkan program-program tersebut ujar Sharif. Peran penyuluh di Provinsi Sulawesi Selatan sudah terbina sejak lama, terbukti dengan adanya pendampingan kelompok usaha yang dilakukan oleh Babinsa yang telah menumbuhkan kembali usaha budidaya bawal air tawar dan lele di Kabupaten Bone, sehingga menjadi kelompok usaha yang mandiri, seperti yang dilakukan oleh Dr. Lukman, penyuluh PNS alumni lembaga pendidikan KKP. Hal ini tidak lepas dari peran Bakorluh melalui koordinasi yang intensif kepada para penyuluh di lapangan dan instansi terkait lainnya. Sementara itu, Kepala Pusat Kelautan dan Perikanan, Balok Budiyanto, dalam laporannya pada pembukaan pelatihan, mengatakan, pelatihan ini diberikan bagi 150 orang peserta di kedua kota tersebut. Sebanyak 100 orang mengikuti pelatihan pengolahan hasil perikanan di Makassar. Adapun sisanya sebanyak 50 orang mengikuti Pelatihan Budidaya Perikanan di Pare Pare. Menurut Balok, tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para Babinsa, Babinkamtib, Persit Wirabuana tentang bagaimana melakukan budidaya perikanan secara benar serta memberikan keterampilan kepada ibu-ibu Dharma Wanita Persit Wirabuana untuk memanfaatkan ikan untuk diolah agar dapat mempunyai nilai tambah. Proses pelatihan, lanjut Balok, dilaksanakan dengan perbandingan teori sebesar 30% dan praktek 70%, dan sepenuhnya menerapkan pendekatan pembelajaran bagi orang dewasa atau andragogi. Dengan demikian, menurutnya, tercipta suatu hubungan interaktif antara pengajar dan peserta dan antar peserta secara efektif, dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktek langsung.