Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan Di Asrama Polisi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

Jurnal Kesehatan Kartika 50

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB III METODE PENELITIAN

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani,

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan- tekanan pada sector penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di Pos PAUD Iloheluma Desa Tilote, Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk melakukan penelitian ilmiah haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif deskriptif korelatif. Menggunakan model penelitian deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. masalah guna mencari pemecahan terhadap suatu masalah. 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian korelasional, karena penelitian melibatkan tindakan pengumpulan

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI KELUARGA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA SUMBER CANGKRING KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. 29

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB III METODE PENELITIAN

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat.

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

Transkripsi:

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita Cipta Aji Atmojo (08130014) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Kegiatan posyandu yang dilakukan ibu-ibu pada usia produktif memberikan bekal dan pengetahuan terhadap cara-cara memberikan pelayanan kesehatan dalam keluarga. Di sisi lain, tingkat fertilitas sangat diharapkan oleh ibu-ibu yang berusia produktif, sedang tingkat mortalitas adalah sesuatu yang dihindarkan. Permasalahan yang diajukan adalah: (1) seberapa besar kegiatan posyandu yang dilakukan oleh ibu-ibu? () seberapa besar tingkat fertilitas dan penghindaran mortalitas pada balita?, dan (3) adakah hubungan antara kegiatan posyandu dengan tingkat fertilitas dan mortalitas di Desa Kebagusan? Dengan demikian tujuan penelitian adalah : (1) untuk mengetahui kegiatan posyandu yang dilakukan oleh ibu-ibu, () untuk mengetahui tingkat fertilitas dan penghindaran mortalitas pada balita, dan (3) untuk membuktikan ada tidaknya hubungan antara kegiatan posyandu dengan tingkat fertilitas dan mortalitas di Desa Kebagusan. Untuk keperluan tersebut penelitian dilakukan kepada seluruh ibu-ibu yang berusia produktif di Desa Kebagusan dengan populasi 56. Penelitian dilakukan secara total sampel, dengan demikian 56 ibu-ibu sebagai sampel dan responden. Teknik pengumpulan data, yang digunakan adalah dokumentasi dan angket. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data seperti jumlah warga setiap RW, jumlah ibu-ibu yang berusia produktif, jumlah masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan, mata pencaharian dan data lain seperti terdapat dalam monografi kelurahan. Adapun angket digunakan untuk mengungkap kegiatan posyandu serta tingkat fertilitas dan mortalitas balita di Desa Kebagusan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu analisis deskriptif dan analisis korelasi product moment. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan; (1) sebagian responden berumur antara 0-30 tahun yaitu sebanyak 83,9%, (), kegiatan posyandu memiliki hubungan dengan tingkat fertilitas pada balita di Desa Kebagusan sebesar 0,038. Hasil hitung tersebut lebih kecil dari angka tabel r sebesar 0,05, sehingga hipotesis kerja "Kegiatan posyandu memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat fertilitas alitas balita di Desa Kebagusan, Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang (3) kegiatan posyandu tidak ada hubungan dengan tingkat mortalitas pada balita di Desa Kebagusan.. Hasil hitung tersebut sebesar 0,30, lebih besar dari angka tabel r sebesar 0,05, sehingga hipotesis kerja "Kegiatan posyandu tidak memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat mortalitas alitas balita di Desa Kebagusan, Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang (4) karena hasil hitung bersifat positif, semakin baik (serius) kegiatan posyandu yang dilakukan oleh ibu-ibu yang berusia produktif maka akan semakin baik pula tingkat fertilitas pada balita di Desa Kebagusan. Sarannya adalah; (1) bagi pemerintah, ibu-ibu telah menunjukkan keseriusannya dalam mengikuti kegiatan posyandu, namun pemerintah belum memberikan fasilitas yang memadai. Salah satunya adalah petugas belum ditangani oleh ahli medis, namun masih ditangani oleh personil yang ditunjuk oleh kelurahan, () bagi masyarakat, bagi ibu-ibu, ternyata ilmu yang diperoleh dari kegiatan posyandu sangat banyak dan sangat bermanfaat. Salah satunya adalah cara-cara penanganan hidup sehat, terutama di lingkungan keluarga. Kata Kunci : Posyandu, balita, mortalitas dan fertilitas PENDAHULUAN Laju pertumbuhan, kepadatan penduduk dan struktur penduduk merupakan faktor yang akan menentukan baik cara-cara pendekatan yang harus ditempuh maupun keberhasilan yang dapat dicapai dalam pembangunan selama kurun waktu tertentu, (Pardoko, 1997 : 5). Pardoko mengatakan : Laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi merupakan masalah yang ada di satu pihak ikut menentukan perkembangan pola penyakit dan penyebarannya, dan di lain pihak ikut menentukan pola JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 45

pelayanan kesehatan. Di samping itu struktur penduduk yang sebagian besar masih terpusatkan pada kelompok usia muda (dibawah umur 15 tahun) menyebabkan masalah-masalah kesehatan masih terpusatkan pada kelompok usia masih muda, terutama umur di bawah 5 tahun. Perkembangan tanpa disertai control untuk mengurus jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menimbulkan problema sosial dan ekonomi dengan segala akibatnya. Pertambahan penduduk yang besar dari tahun ke tahun memerlukan tambahan investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal ini merupakann masalah yang rumit bagi pemerintah yang dalam usaha untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pada akhir tahun 00 penduduk Indonesia berjumlah 175,6 juta. Jumlah tersebut naik menjadi 19,9 juta pada tahun 006 (Dinas Statistik Pemkab 006). Dengan demikian selama kurun masa itu adalah jumlah penduduk yang besar yaitu 9,9 % jumlah penduduk pada tahun 01 sekitar 45 juta jiwa. Hal ini berarti rata-rata pertambahan penduduk sebesar itu merupakan hasil akhir dari dua komponen penting kependudukan yaitu tingkat kelahiran dan tingkat kematian. Penduduk Desa pada tahun 004 berjumlah 4.579 jiwa. Pada tahun 005 naik menjadi 4.69 jiwa. Dengan demikian selama satu tahun jumlah penduduk didesa ini bertambah 50 jiwa, sedang tingkat kelahiran kasar di Desa Kebagusan pada tahun 011 sejumlah 81 dan turun menjadi 75 pada tahun 01. Hal ini merupakan salah satu hasil dari keberadaan program posyandu di desa tersebut. Tingkat kelahiran mempengaruhi strutur umur penduduk, karena semakin tinggi tingkat kelahiran semakin besar jumlah penduduk yang dilahirkan setiap tahunnya. Dalam kurun waktu tertentu akan menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk usia muda. Selanjutnya akan menimbulkan berbagai masalah sosial. Ekonomi, dan kependudukan. Hal ini membawa akibat yang lebih besar dan akan menyediakan sarana pendidikan, pelayanan kesehatan, pangan, papan, dan kesempatan kerja. Sementara itu jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun menyebabkan tingginya kebutuhan akan pelayanan kesehatan, pendidikan, perbaikan gizi, dan kebutuhan hidup lainnya. Tingkat kelahiran kasar pada tahun 1998 sebesar 8,7 per 1.000 penduduk dirasa terlalu tinggi, sehingga laju pertumbuhan penduduk juga masih tinggi. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara Dinyatakan : Pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui upaya penurunan tingkat kematian, khususnya tingkat kematian bagi dan anak (GBHN, 004 : 17). Tingkat kematian kasar Desa Kebagusan pada tahun 005 17 jiwa, pada tahun 006 naik menjadi 38 jiwa. Sedangkan tingkat kematian bayi (Infan Mortality Rate = IMR) pada tahun 011 sebesar 35 jiwa dan pada tahun 01 IMR turun menjadi 30 jiwa. Resiko kematian bayi dan anak relatif sangat tinggi, seperti halnya mereka berusia lanjut. Namun demikian kalau orang yang berusia lanjut lebih banyak bertanggung jawab terhadap kematiannya sendiri, di lain pihak kelangsungan hidup bayi dan anak justru tergantung pada perawatan yang diberikan orang dewasa. Oleh sebab itu tingkat kematian bayi dan anak sering kali dianggap sebagai indikator derajat kesehatan, maka masih tingginya tingkat kematian bayi menurut JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 46

daerah merupakan keadaan yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan perencanaan untuk tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Kekurangan gizi salah satu akibat dari aspek kemiskinan yang disebabkan kurangnya pendapatan untuk memenuhi gizi minimal. Namun perlu disadari bahwa masih ada kelompok masyarakat yang tingkat pendapatannya rendah, masih harus hidup di lingkungan pemukiman yang rawan terhadap gangguan kesehatan, juga derajat gizinya masih rendah, untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), sehingga mereka dapat membangun dan menolong dirinya sendiri. Posyandu sebagai salah satu sub sistem yang menyangkut peningkatan kualitas sumber saya manusia sejak dini, dan pelaksanaannya berdasarkan kemampuan masyarakat setempat, selanjutnya kegiatan Posyandu dikelola oleh masyarakat dengan dukungan dari petugas Puskesmas. Upaya kesehatan program Keluarga Berencana (KB) Nasional sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling terkait, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas dan kompleks. Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan pokok, yaitu peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan dapat mengatasi sendiri untuk mengatasi kesehatan sederhana, peningkatan lingkungan, peningkatan status gizi serta pengembangan keluarga sehat sejahtera, pengurangan kesakitan dan kematian dengan makin diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Sedangkan program KB Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan NKKBS. Tujuan ini jika dirinci selain terkendaliannya tingkat kelahiran dan peningkatan pertumbuhan penduduk juga ditujukan berkembengannya usaha dalam membantu peningkatan kesejahteraan ibu dan anak dibawah lima tahun dan kematian ibu hamil serta karena persalinan. Dengan tujuan dan sasaran yang sejalan tersebut, maka dalam tahun 005 telah dicanangkann pendekatan strategi keterpaduan KB-Kesehatan yang dikembangkan dalam suatu bentuk pelayanan terpadu dengan menekan pada lima program yaitu : (1) Keluarga Berencana, () Kesejahteraan ibu dan anak, (3) perbaikan gizi, (4) imunisasi, dan (5) penanggulangan diare. (Mulyono, 006 : 47). Posyandu dewasa ini sudah merupakan kegiatan masyarakat dan hampir dijumpai diseluruh desa semua provinsi di Indonesia. Dari uraian diatas muncul suatu pertanyaan, apakah kegiatan Posyandu memiliki hubungan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas?. Hal inilah yang mendorong peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan memilih judul : Hubungan Kegiatan Posyandu dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita di Desa Kebagusan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Posyandu Posyandu adalah merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis diantara program KB Kesehatan dan berbagi program pembangunan lain yang terkait dengan kegiatan masyarakat. Dalam menunjang keberhasilan perlu diusahakan agar kegiatan tersebut merupakan JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 47

kegiatan oleh, dari dan untuk masyarakat sendiri. Atau dengan pengertian lain kegiatan tersebut dilaksanakan atas dasar kemampuan dan swadaya masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesejahteraan keluarga, khususnya kesejahteraan ibu dan anak, dalam rangka menurunkan tingkat kelahiran, kesakitan dan kematian. Pengertian Fertilitas Pengertian fertilitas adalah taraf kelahiran yang sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang telah terjadi (lahir hidup). Pengertian ini agar dibedakan dengan kesuburan (fecundity) yang menyatakan kemampuan secara fisiologis untuk melahirkan. Jadi kesuburan menyatakan potensi, amat sulit ditentukan, sedangkan fertilitas mengenai kelahiran sesungguhnya seperti yang diukur dari statistik kelahiran. Kelahiran hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukkan tanda-tanda hidup kendatipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi di dalam kandungan. Mengukur tingkat kelahiran mempunyai kesulitan tersendiri karena tidak semua penduduk dapat malahirkan dan diantara yang dapat melahirkan pun tidak semua ingin atau rela melahirkan. Pengertian Mortalitas Pengertian mortalitas atau kematian yaitu merupakan salah satu diantara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, terutama yang berkecimpung dalam ekonomi dan kesehatan. Data kematian sangat penting digunakan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan. Misalnya perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasajasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijakan penduduk. METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang berusaha mencari hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menitikberatkan pada perhitungan yang berwujud angka-angka atau perhitungan statistik. Kondisi ini sesuai variabel yang teliti, yakni kegiatan posyandu serta tingkat fertilitas dan mortalitas balita. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksudkan untuk diselidiki untuk dijadikan penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan, populasi adalah keseluruhan penduduk yang menjadi subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah ibu-ibu yang berusia produktif dan ibu-ibu Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi untuk dijadikan sebagai obyek penelitian. Tidak harus seorang peneliti melakukan penelitian dengan seluruh obyek untuk diteliti, tetapi boleh meneliti JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 48

sebagian dari populasi yang berarti penelitian secara sampel. Hal ini seperti yang dikemukakan yakni; untuk sekedar ancer-ancer, maka bila subyeknya kurang dari 100 lebih baik subyek diambil seluruhnya untuk diselidiki sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan bila subyeknya besar (lebih dari 100), bisa diambil 5 10 %, 15 0% atau tergantung kebutuhan. Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik secara bertahap, yakni : a. Cluster sampling Cluster sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan karakteristik atau ciri populasi yang terbagi dalam kelompok-kelompok atau cluster. Teknik ini digunakan sebab populasi memiliki karakter yang berbeda, baik dari wilayah maupun karakter lain,yakni terbagi menjadi beberapa kelompok atau Rukun Warga (RW). b. Random Sampling Random sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang kepada setiap individu untuk dijadikan subyek. Penggunaan random sampling ini dengan pertimbangan tidak memberikan keistimewaan anggota kelompok tertentu, sehingga setiap ibu-ibu memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sebagai sampel. Variabel Penelitan Variabel adalah gejala yang bervariasi dalam suatu obyek penelitian, baik dipandang dari segi jenis maupun bentuknya. Dalam penelitian ini variabel ada dua, yaitu : 1. Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah unsur yang mempengaruhi munculnya unsur yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kegiatan Posyandu yang diberi simbol huruf X.. Variabel terikat (Y) Variabel terikat adalah unsur yang munculnya dipengaruhi oleh adanya unsur yang lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah tingkat fertilitas dan mortalitas yang diberi simbol Y. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu dokumentasi dan angket. HASIL PENELITIAN Analisa Distributif a. Umur Responden Dari hasil pendataan melalui kuesioner diperoleh data bahwa dari 56 orang responden yang diteliti berumur antara sampai 37 tahun. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 49

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Responden No Umur n % SD 1 0 30 tahun 47 83,9 3,63 31 40 tahun 9 16,9 b. Pendidikan Responden dan SD. Sebagian besar Responden benpendidikan SMP ( 53,6%) dan sisanya berpendidikan SLTA Tabel. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden No Pendidikan N % SD 1 SD 10 17,9 0,67 3 SMP SLTA 30 16 53,6 8,6 c. Pekerjaan Respoden Sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta dan tidak bekerja yaitu masingmasing sebanyak 30,4%. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden No Pekerjaan N % SD 1 Tidak bekerja 17 30,4 1,9 4 5 PNS Swasta Wiraswasta Buruh / tani 5 15 17 8,9 6,8 30,4 3,6 d. Kegiatan Posyandu Dari hasil jawaban responden sebanyak 56 orang ternyata yang menjawab Posyandu cukup bermanfaat sebanyak 39,3%. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Manfaat Kegiatan Posyandu No Manfaat Posyandu N % SD 1 Kurang 14 5,0 0,78 3 Cukup Baik 0 39,3 35,7 e. Tingkat Fertilitas Dari jawaban responden sebanyak 56 orang ternyata yang menjawab bahwa tingkat fertilitas cukup sebanyak 4,9%. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 50

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Fertilitas No Tingkat Fertilitas N % SD 1 Kurang 10 17,9 0,73 3 Cukup Baik 4 4,9 39,3 f. Tingkat Mortalitas Dari Jawaban responden sebanyak 56 orang yang menjawab bahwa tingkat mortalitas di wilyah responden cukup sebanyak 4,9%. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Mortalitas No Tingkat Mortalitas N % SD 1 Kurang 14 5,0 0,76 3 Cukup Baik 4 18 4,9 3,1 Analisa Analitik a. Hubungan antara Manfaat Posyandu dengan Tingkat Fertilitas Dari hasil uji statistik dengan menggunakan metode Korelasi Pearson didapat nilai p = 0,038 <α= 0,05, artinya ada hubungan bermakna antara Manfaat Posyandu dengan tingkat Fertilitas. b. Hubungan antara Manfaat Posyandu dengan Tingkat Mortalitas Dari hasil uji statistic dengan menggunakan metode Korelasi Pearson diperoleh nila p = 0,30 >α = 0,05, artinya tidak ada hubungan antara Manfaat Posyandu dengan Tingkat Mortalitas. Pembahasan 1. Umur responden Sebagian besar umur responden berkisar antara 0 30 tahun, artinya bahwa ibu rumah tangga di wilayah Posyandu tersebut adalah ibu-ibu muda yang masih produktif. Kondisi ini memungkinkan adanya kenaikan tingkat kelahiran / fertilitas jika program KB tidak jalan. Dari hasil pertanyaan kuesioner pada item pertanyaan keikutsertaan KB ternyata hamper semua responden menjawab ikut KB.. Pendidikan Responden Sebagian besar responden berpendidikan SMP, artinya bahwa tingkat pengetahuan responden cukup baik sehingga akan mudah untuk menerima transfer pengetahuan melalui penyuluhan di Posyandu. 3. Pekerjaan Responden. Sebagian besar responden tidak bekerja / hanya sebagai ibu rumah tangga, artinya bahwa ibu mempunyai cukup banyak waktu untuk membawa anaknya ke Posyandu. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 51

4. Hubungan antara Manfaat Posyandu dengan Tingkat Fertilitas Dari hasil analisa statistik diperoleh nilai p = 0,035 < α = -0,05, artinya ada hubungan bermakna antara manfaat Posyandu dengan tingkat Fertilitas. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar responden berpendidikan cukup dan hampir seluruh responden mengikuti program KB. Disamping itu tingkat partisipasi ibu-ibu terhadap Posyandu rata-rata per bulan mencapai 80%. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Kasto (006 : 75) yang mengatakan bahwa Posyandu adalah merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis diantara program KB Kesehatan dan berbagai program pembangunan lain yang terkait dengan kegiatan masyarakat. Pernyataan senada disampaikan oleh Pardoko (1997 : 5) yang mengatakan bahwa Laju pertumbuhan, kepadatan penduduk dan struktur penduduk meripakan factor yang akan menentukan baik cara-cara pendekatan yang harus ditempuh maupun keberhasilan yang dapat dicapai dalam pembangunan selama kurun waktu tertentu. Pernyataan serupa disampaikan oleh Peter Hagul (1995 : 5) yang menyatakan bahwa Peningkatan penduduk justru dapat merupakan bencana, dapat menimbulkan gangguan terhadap program pembangunan yang sedang dilaksanakan bersama serta dapat menimbulkan kesulitan bagi generasi yang akan datang. Apabila kita ingin mengetahui besarnya pengaruh kegiatan posyandu terhadap tingkat fertilitas, dengan koefisien korelasi 0,035 juga dapat diperhitungkan. Hal ini dapat diketahui dengan mengkuadratkan koefisien korelasi dikalikan 100%, atau r x 100%, yaitu = (0,035) x 100% = 0,07%. Artinya besarnya sumbangan kegiatan posyandu terhadap tingkat mortalitas dengan menghitung dengan koefisien korelasi sebesar 0,07%. 5. Hubungan antara Manfaat Posyandu dengan Tingkat Mortalitas Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,30 > α = 0,05, artinya tidak ada hubungan antara manfaat Posyandu dengan Tingkat Mortalitas. Kondisi ini dimungkinkan karena dari hasil jawaban responden pada item pernah punya anak balita yang meninggal ternyata sebagian besar menjawab ya. Disamping itu ternyata tingkat kematian balita di Desa Kebagusan cukup tinggi dibanding dengan desa lain di Kabupaten Pemalang. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Sembiring (005 : 9) yang menyatakan bahwa tingkat kematian suatu penduduk seperti fluktuasi tahunan atau pola perubahan penduduk tertentu. Apabila kita ingin mengetahui besarnya pengaruh kegiatan posyandu terhadap tingkat mortalitas, dengan koefisien korelasi 0,30 juga dapat diperhitungkan. Hal ini dapat diketahui dengan mengkuadratkan koefisien korelasi dikalikan 100%, atau r x 100%, yaitu = (0,30) x 100% = 0,091%. Artinya besarnya sumbangan kegiatan posyandu terhadap tingkat mortalitas dengan menghitung dengan koefisien korelasi sebesar 0,091%. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 5

KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian responden berumur antara 0 30 tahun yaitu sebanyak 83,9%.. Sebagian besar responden mempunyai pendidikan SMP yaitu 53,6%. 3. Kebanyakan responden tidak bekerja dan Wiraswasta yaitu masing-masing 30,4%. 4. Ada hubungan antara Kegiatan Posyandu dengan Tingkat Fertilitas dengan nilai p = 0,038.<α = 0,05 5. Tidak ada hubungan antara Kegiatan Posyandu dengan Tingkat Mortalitas dengan nilai p = 0,30 > α = 0,05. DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi, 006, Manajemen Pendidikan Nasional dalam Kerangka Kemandirian Bangsa, Jakarta : Depdiknas. BPS Kabupaten Pemalang. 009. Statistik Gender dan Analisis Kabupaten Pemalang. Pemalang : BPS Kabupaten Pemalang. Budi Utomo, 1985. Mortalitas:pengertian dan Contoh kasus di Indonesia. Proyek Penelitian Morbiditas dan Mortalitas Universitas Indonesia, Jakarta, 1985 Dahlan, MS. 008. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : CV. Sagung Seto. Departemen Kesehatan RI, 004. Kajian Kematian Ibu dan Anak di Indonesia. Depkes, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 004. Departemen Dalam Negeri: Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 10 Tahun 1990. Tentang Peningkatan Pembinaan mutu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Jakarta, 1990. Departemen Pendidikan Nasional. 00. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Bakti Husada Eacang, I, Ilmu kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni,1986., 007, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.. 009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo S. 00. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Sudjana, 006, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito. Sutrisno Hadi, 006, Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset. Suharsimi Arikunto. 1998. Evaluasi Analisa Dasar. Jakarta : Erlangga. http://sp010.bps.go.id/index.php http://world.bymap.org/infantmortality.html (Terjemahan) http://wikipedia.co.id/demografi-indonesia JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 53