vii Tinjauan Mata Kuliah

dokumen-dokumen yang mirip
vii Tinjauan Mata Kuliah

TINJAUAN MATA KULIAH...

RENCANA PEMBELAJARANSEMESTER (RPS) MATA KULIAH P E R P A J A K A N II

BAB I PENDAHULUAN. Menurut masyarakat umum pajak adalah iuran yang secara paksa dipungut dan

KONTRAK PERKULIAHAN PERPAJAKAN II (S1 AKUNTANSI)

Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat

RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY ( ) TASLIM GOTAMI

Kewajaran Transaksi Hubungan Istimewa dan Revaluasi Aset Tetap 91 Hubungan Istimewa 91 Dividen dari Luar Negeri 94 Revaluasi Aset Tetap 95

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

Modul 1: Modul 2: Modul 3:

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) (4) Kemampuan Akhir yang diharapkan

Judul : Mekanisme Penerapan PP Nomor 46 atas Omzet pada CV. X ABSTRAK

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini

Mochammad Tanzil Multazam

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia, karena pembangunan bertujuan untuk mewujudkan serta

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

3) Penundaan atau Perpanjangan Penyampaian SPT

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kegiatan Perusahaan Serta Perubahan Peraturan yang Terjadi Pada Perusahaan

PERPAJAKAN I. MENGHITUNG PPh PASAL 21 (B) Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Kontraprestasi yang diterima pembayar pajak bersifat tidak langsung, sebab pajak

PPh Pasal 26. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Negara untuk membiayai pembangunan, sebaliknya semakin kecil. penerimaan pajak yang diperoleh maka semakin kecil juga kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH HUKUM PAJAK** (EB) KODE / SKS : KD / 2 SKS

Saat menerima. Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara, salah satunya pendanaan negara didapatkan dari pajak.

Modul 1 : Karakteristik Bisnis Internasional

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERTEMUAN KE-5 PAJAK PENGHASILAN UMUM

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

BAB I PENDAHULUAN. hidup rakyat, dan untuk memajukan bangsa. Pengeluaran-pengeluaran negara

Ruang Lingkup Jasa Konstruksi

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

Prosedur Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) 23 Atas Sewa dan Jasa Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok

: Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Sewa Kendaraan pada PT. Amico ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Pajak merupakan harapan pemerintah untuk setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pajak dan tidak menjalankan kewajibannya sebagai wajib pajak.

Contoh pengisian SPT Tahunan PPh bagi anggota Hiswana Migas. yang menerima atau memperoleh penghasilan semata-mata sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Satuan Acara Perkuliahan

PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP

Definisi. Ketentuan PPh Pasal 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 15

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara yang berdasarkan Undang-

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

BAB III PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukanpembangunan Negara adalah Pajak. Pajak selain untuk. pembangunan Negara pajak juga digunakan untuk pendanaan di beberapa

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah

Y. PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI FORMULIR TAHUN PAJAK

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

SILABUS MATA AJAR PERPAJAKAN 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru

Fatimah Azzahra Pembimbing : Budiasih, SE, MMSi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan. untuk membiayai pembangunan negara dan juga merupakan sumber

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER(RPKPS)

Silabus. EKA 4072 Perpajakan II. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

BAB I PENDAHULUAN. mengumpulkan dana untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sebagai Negara yang berkembang, sebenarnya Indonesia memiliki

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kep DJP No.536/PJ.2/2000 memberikan kebebasan kepada Wajib

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH LABORATORIUM PERPAJAKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Koordinator : Budi Santoso SE., MM.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Modul 1 : Ruang Lingkup Administrasi Keuangan Modul ini membahas tentang Pengertian dan Hakikat Ilmu Administrasi; Pengertian dan Ruang Lingkup

BAB IV PEMBAHASAN. Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

Transkripsi:

vii P Tinjauan Mata Kuliah ajak Penghasilan II (PAJA3331) membahas pajak penghasilan wajib pajak badan dan BUT. Dalam mempelajari PPh badan dan BUT, akan dijelaskan berkenaan dengan pemotongan pajak dan penyetoran pajak beserta besaran nominal pajak yang akan disetorkannya diperoleh melalui perhitungan-perhitungan. Metode perhitungan pajak sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Pembahasan BMP Pajak Penghasilan II (PAJA3331) meliputi pajak penghasilan wajib pajak badan dan BUT yang terdiri atas konsep dasar pajak penghasilan wajib pajak badan dan BUT; penyusutan, amortisasi, revaluasi, tarif, dan fasilitas UMKM; PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23 terutang; PPh Pasal 24 dan PPh Pasal 25 terutang; PPh Pasal 4 ayat (2) dan PPh Pasal 15; serta pelunasan pajak dan penyampaian SPT PPh badan dan BUT. BMP Pajak Penghasilan II (PAJA3331) dimaksudkan agar mahasiswa mampu menerapkan konsep pajak penghasilan wajib pajak badan dan BUT. Oleh karena itu, pembahasan buku materi pokok ini disusun agar Anda memiliki pengertian dan pemahaman yang utuh dan benar tentang pajak penghasilan wajib pajak (WP) badan dan bentuk usaha tetap (BUT). Beberapa contoh dalam proses pemahaman pajak penghasilan WP badan dan BUT, termasuk penghitungan pajak penghasilan terutang yang disertai dengan pembahasannya, akan disajikan lebih perinci. Keseluruhan materi Pajak Penghasilan II ini akan disajikan dalam enam modul yang terdiri atas berikut ini. Modul 1 Dalam Modul 1 ini, akan disajikan bahasan mengenai konsep dasar pajak penghasilan wajib pajak badan dan BUT yang di dalamnya akan lebih perinci membahas pengertian badan, pengertian BUT, pengertian penghasilan, pengertian pajak penghasilan, pengertian wajib pajak, serta dasar hukum pajak penghasilan wajib pajak badan dan BUT. Untuk lebih bisa dipelajari secara sistematis, subpokok bahasan tersebut akan dibagi dalam dua kegiatan belajar. Dalam Kegiatan Belajar 1, akan dibahas mengenai pengertianpengertian serta dasar hukum pajak penghasilan badan dan BUT. Dalam Kegiatan Belajar 2, akan dibahas mengenai dasar pengenaan pajak (DPP) dan penghasilan kena pajak (PKP). Setelah mempelajari Modul 1 ini, mahasiswa

viii diharapkan mampu memahami konsep dasar pajak penghasilan wajib pajak badan dan BUT. Modul 2 Dalam Modul 2 ini, akan disajikan bahasan mengenai penyusutan, amortisasi, revaluasi, tarif, dan fasilitas UMKM dalam administrasi perpajakan. Untuk lebih bisa dipelajari secara sistematis, subpokok bahasan tersebut akan dibagi dalam dua kegiatan belajar. Dalam Kegiatan Belajar 1, akan dibahas mengenai penyusutan, amortisasi, dan revaluasi. Dalam Kegiatan Belajar 2, akan dibahas tarif dan fasilitas UMKM. Setelah mempelajari Modul 2 ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dan melakukan penghitungan penyusutan, amortisasi, revaluasi, dan tarif serta diharapkan mampu memahami fasilitas UMKM. Modul 3 Dalam Modul 3 ini, akan disajikan bahasan mengenai PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23 terutang. PPh Pasal 22 membahas pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain. PPh Pasal 23 merupakan pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri (orang pribadi atau badan) dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Untuk lebih bisa dipelajari secara sistematis, subpokok bahasan tersebut akan dibagi dalam dua kegiatan belajar. Dalam Kegiatan Belajar 1, akan dibahas mengenai PPh Pasal 22 terutang. Dalam Kegiatan Belajar 2, akan dibahas mengenai PPh Pasal 23 terutang. Setelah mempelajari Modul 3 ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dan mampu melakukan penghitungan PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23 terutang. Modul 4 Dalam Modul 4 ini, akan disajikan bahasan mengenai PPh Pasal 24 dan PPh Pasal 25 terutang. PPh Pasal 4 ini membahas pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri. PPh Pasal 25 merupakan angsuran PPh yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 UU Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 36 Tahun 2008

ix tentang Pajak Penghasilan. Untuk lebih bisa dipelajari secara sistematis, subpokok bahasan tersebut akan dibagi dalam dua kegiatan belajar. Dalam Kegiatan Belajar 1, akan dibahas mengenai PPh Pasal 24 terutang dan dalam Kegiatan Belajar 2 akan dibahas mengenai PPh Pasal 25 terutang. Setelah mempelajari Modul 4 ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dan mampu melakukan penghitungan PPh Pasal 24 dan PPh Pasal 25 terutang. Modul 5 Dalam Modul 5 ini, akan disajikan bahasan mengenai PPh Pasal 15. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 menetapkan bahwa norma penghitungan khusus untuk menghitung penghasilan neto dari wajib pajak tertentu yang tidak dapat dihitung berdasarkan ketentuan cara menghitung pajak secara umum. Untuk lebih bisa dipelajari secara sistematis, subpokok bahasan tersebut akan dibagi dalam dua kegiatan belajar. Dalam Kegiatan Belajar 1, akan dibahas mengenai pajak penghasilan atas penghasilan dari perusahaan pelayaran, penerbangan, dan asuransi, baik dalam negeri maupun luar negeri. Dalam Kegiatan Belajar 2, akan dibahas mengenai pajak penghasilan dari penghasilan usaha pengeboran minyak, perusahaan dagang asing, dan perusahaan bangun guna serah. Setelah mempelajari Modul 5 ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dan melakukan penghitungan PPh Pasal 15 terutang. Modul 6 Dalam Modul 6 ini, akan disajikan bahasan mengenai PPh Pasal 4 ayat (2) terutang dan lingkup pengadilan pajak. Agar lebih bisa dipelajari secara sistematis, subpokok bahasan tersebut akan dibagi dalam dua kegiatan belajar. Dalam Kegiatan Belajar 1, akan dibahas mengenai PPh Pasal 4 ayat (2). Dalam Kegiatan Belajar 2, akan dibahas mengenai lingkup pengadilan pajak. Setelah mempelajari Modul 6 ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dan mampu melakukan penghitungan PPh Pasal 4 ayat (2) terutang serta mampu memahami pelunasan pajak penghasilan. Secara skematis, keseluruhan bahasan tersebut dapat Anda cermati pada bagan berikut.

x K Peta Kompetensi Pajak Penghasilan II/PAJA3331/2 SKS ompetensi umum: setelah mempelajari buku materi pokok Pajak Penghasilan II (PAJA3331), diharapkan mahasiswa D-3 Perpajakan mampu memahami konsep dan mampu melakukan penghitungan pajak penghasilan wajib pajak badan dan badan usaha tetap (BUT). Mampu Memahami Konsep dan Mampu Melakukan Penghitungan PPh Pasal 4 Ayat (2) Terutang serta Mampu Memahami Pelunasan Pajak Penghasilan (6) Mampu Memahami Konsep dan Mampu Melakukan Penghitungan PPh Pasal 15 Terutang (5) Mampu Memahami Konsep dan Mampu Melakukan Penghitungan PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23 Terutang (3) Mampu Memahami Konsep dan Mampu Melakukan Penghitungan PPh Pasal 24 dan PPh Pasal 25 Terutang (4) Mampu Memahami Konsep Dasar PPh Wajib Pajak Badan dan BUT (1) Mampu Memahami dan Melakukan Penghitungan Penyusutan, Amortisasi, Revaluasi, Tarif, dan Fasilitas UMKM (2)

Sebagaimana lazimnya bahan ajar, tidak mungkin seluruh topik yang ada dari suatu disiplin ilmu dapat dibahas sekaligus. Oleh karena itu, selain mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk menambah wawasan dari berbagai sumber belajar lain, seperti buku acuan, di antaranya buku Perpajakan Teori dan Kasus, buku-buku perpajakan lainnya, peraturan perundang-undangan (undang-undang PPh, peraturan-peraturan, keputusan menteri keuangan tentang PPh, peraturan dirjen pajak, serta surat edaran dirjen pajak), jurnal, dan lain-lain. Untuk lebih memudahkan Anda dalam memahami materi pada BMP Pajak Penghasilan II ini dengan efektif, dianjurkan untuk belajar bersama teman-teman yang lain dengan membentuk kelompok belajar. Setelah itu, bagilah tugas agar kemudian dilakukan sharing antaranggota kelompok untuk membahas materi terkait. Anda juga dapat mengikuti tutorial online dan tutorial tatap muka yang diselenggarakan UPBJJ-UT terdekat. Selamat belajar. xi