ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Disusun Oleh: Fitri Annisa

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Laporan keuangan

ARTIKEL PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN BANTARAN BLITAR

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dimanfaatkan untuk usaha. Indonesia menghasilkan berbagai macam

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada

EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PELAPORAN ASET BIOLOGIS (Studi Kasus Pada Koperasi M )

BAB I PENDAHULUAN. sawit, kopi, kakao, karet, nilam, lada, dan juga kelapa. Undang-Undang

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS BERDASARKAN INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD 41 PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the

UJIAN TENGAH SEMESTER MAKALAH PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS DALAM PERSPEKTIF STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN IFRS

AKUNTANSI AGRIKULTUR PSAK 69 DAN PSAK 68 BY: ERSA TRI WAHYUNI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS DAMPAK PENERAPAN IAS 41 DI INDONESIA (STUDI KASUS: PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII DAN UNITED PLANTATIONS BERHAD)

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kekayaan Indonesia akan sumber daya alam yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok orang yang bekerja secara terpimpin dan terkendali dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai,

PRAKTIK PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN (PERSERO) DI INDONESIA. Rani Dame Simanjorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

Kepada: PROGRAM FAKULTAS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...

BAB II LANDASAN TEORI

Sulistyorini Rafika Putri Universitas Negeri Surabaya Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang sangat penting bagi perusahaan komersial. Dalam kerangka

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS (TANAMAN KOPI) PADA PT. WAHANA GRAHA MAKMUR - SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS BERBASIS PSAK-69 AGRIKULTUR PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XII KALISANEN KABUPATEN JEMBER

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT ASTRA AGRO LESTARI TBK MENURUT PSAK 16 (REVISI 2011) DAN IAS 41

BAB I PENDAHULUAN. adalah memperoleh laba yang optimal atas investasi yang ditanamkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

AKUNTANSI ASET BIOLOGIS: PERLUKAH ADOPSI INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDARD (IPSAS) 27 DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)?

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menemukan masih terdapat beberapa perusahaan yang belum melakukan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dengan adanya globalisasi bisnis, yang semakin mempermudah transaksi

DEPLESI ASET BIOLOGIS PADA PETERNAKAN SAPI PERAH KUD KOTA BOYOLALI

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kondisi Perusahaan Sebelum Potensi Penerapan PSAK 13 :

ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Peta Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan yang dikenal memiliki kekayaan alam

REVALUASI & PELEPASAN ASET TETAP

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

Abstrak ABSTRAK Kata Kunci: Aktiva Biologi, Metode Pengukuran, Perbedaan Hasil Pengukuran Universitas Kristen Maranatha

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diperoleh serta seberapa relevan dan andal informasi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

: HERU WIDYANTO NPM : PEMBIMBING : Dr. SIGIT SUKMONO, SE,. MMSI.,

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lister Budi Agus Rianto. Dosen Pembimbing: Stefanus Ariyanto, SE., Ak., M.Ak. Binus University, 1 ABSTRACT

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mengetahui kinerja setiap perusahaan, perusahaan harus

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS BUDIDAYA TANAMAN KAKAO PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (Persero) SURABAYA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Standar Akuntansi Keuangan yang Berlaku di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam kegiatan operasionalnya memerlukan faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan yang semakin baik (growth),

BAB I PENDAHULUAN. masa ke masa agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

Oleh WENI ARI HANDAYANI SKRIPSI. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI. Pada

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor yang mencakup seluruh aspek kehidupan rakyat Indonesia.

UNIT PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT KAWASAN BERIKAT NUSANTARA (PERSERO)

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

MODUL 10. : Advanced Accounting, Beams et. al., 8 Ed : Ch.6

BAGIAN IX ASET

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS TANAMAN APEL PADA PERKEBUNAN PT. KUSUMASATRIA AGROBIO TANI PERKASA (KUSUMA AGROWISATA) SESUAI IAS 41 AGRICULTURE

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemakainya demi kepentingan tertentu. Penyajian laporan keuangan sebagai

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN PENYUSUTAN ASET BIOLOGIS KARET PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA MUSILANDAS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan yang terus-menerus dan

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki tahapan-tahapan yang antara lain sebagai berikut : 1. Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan. kriteria sebagai berikut :

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kondisi Perusahaan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada

BAB I PENDAHULUAN. Usaha di Indonesia saat ini kian marak, sebut saja salah satunya yakni Usaha

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

BAB IV PEMBAHASAN. dalam pengembangan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan

BAB II LANDASAN TEORITIS

Transkripsi:

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) Nama : Hamzah Mutakin NPM : 23212274 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dyah Palupi, SE., MMSI

Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan perkebunan Tanaman Pertanian/Perkebunan Aset Biologis Perlakuan Aset Biologis PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Transformasi

Rumusan, Tujuan, dan Batasan Penelitian Rumusan Masalah : 1. Bagaimana perlakuan akuntansi terhadap aset biologis PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)? 2. Bagaimana perbedaan perlakuan akuntansi terhadap aset biologis berdasarkan IFRS (IAS 41) dengan perlakuan aset biologis PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)? Tujuan Penelitian : 1. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi terhadap aset biologis PT Perkebunan Nusantara IV (Persero). 2. Untuk mengetahui perbedaan perlakuan akuntansi terhadap aset biologis berdasarkan IFRS (IAS 41) dengan perlakuan aset biologis PT Perkebunan Nusantara IV (Persero). Batasan Masalah: Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah pada : 1. Penelitian yang dilakukan hanya pada objek aset biologis berupa tanaman perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. 3. Data yang digunakan berupa laporan keuangan periode tahun 2013.

Metode Penelitian Pengakuan Aset Biologis Pengungkapan Aset Biologis Deskriptif Kualitatif Pengukuran Aset Biologis Penyajian Aset Biologis

Pembahasan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha agro bisnis dan agro industri milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Komoditi Utama Yaitu : Kelapa Sawit dan Teh : Komoditi Kelapa Sawit Tanaman Menghasilkan (TM) >24 Tahun 3.206 Ha 21 24 Tahun 8.907 Ha 14 20 Tahun 32.280 Ha 9 13 Tahun 16.317 Ha 4 8 Tahun 44.757 Ha Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Tanaman Baru + Tanaman Ulang Tanaman rehabilitasi Komoditi Teh Tanaman Menghasilkan (TM) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 25.506 Ha 4.509 Ha 1.434 Ha 1.883 Ha 552 Ha

Berdasarkan Perlakuan Akuntansi menurut IFRS (IAS 41) Perlakuan Akuntansi terhadap Aset Biologis Berdasarkan Perlakuan Akuntansi menurut PT Perkebunan Nusantara IV ( Persero )

Perbedaan Perlakuan Aset Biologis PTPN IV dengan IFRS ( IAS 41 ) No. Menurut PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) 1. Pengakuan Perusahaan mengakui aset biologis sebagai Tanaman Belum Menghasilkan dan Tanaman Menghasilkan 2. Pengukuran Aset biologis diukur menggunakan nilai historis (historical cost) Pada reklasifikasi, aset biologis diukur berdasarkan akumulasi dari nilai sebelumnya. Perusahaan tidak mengakui adanya keuntungan dan kerugian Menurut IFRS (IAS 41) Perusahaa dianjurkan mengakui aset biologis sebagai Aset Biologis Belum Dewasa dan Aset Biologis Dewasa Aset biologis diukur menggunakan nilai wajar (fair value) Aset biologis harus diukur pada pengakuan awal dan pada tanggal pelaporan berikutnya pada nilai wajar dikurangi estimasi biaya penjualan. Apabila dalam satu periode mengalami kenaikan atau penurunan dari nilai wajar maka harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian dan dimasukan dalam laporan L/R

3. Penyajian Aset biologis berupa tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan disajikan ke komponen aset tidak lancar dan persediaan. Aset biologis berupa aset biologis belum dewasa dan aset biologis dewasa disajikan ke komponen aset tidak lancar dan persediaan. 4. Pengungkapan Perusahaan membuat jenis dan jumlah aset biologis, metode penyusutan, umur ekonomis dan tarif penyusutan serta rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode. Perusahaan dianjurkan membuat rincian mengenai jenis dan jumlah aset biologis, metode penyusutan, umur manfaat dan tarif penyusutan serta rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.

Pencatatan Jurnal Transaksi Berdasarkan PTPN IV (Persero) No. Keterangan Menurut PTPN IV Menurut IAS 41 1. Persiapan lahan untuk penanaman tanaman baru TBM Biaya Perataan Tanah 2. Ketika harga perolehan dari aset biologis sama besar dengan nilai wajarnya Aset Biologis Belum Dewasa 3. Ketika harga perolehn dar aset biologis lebih besar daripada nilai wajarnya 4. Ketika harga perolehan dari aset biologis lebih rendah dari nilai wajarnya Aset Biologis Dewasa/Blm Dewasa Kerugian/Penilaian Aset Biologis Kas Aset Biologis Dewasa/Blm Dewasa Kas Laba atas penilaian aset Biologis 5. pembayaran gaji tenaga kerja langsung TBM Biaya tenaga kerja langsung

Lanjutan 6. Pembelian bahan perlengkap, seperti: pupuk, obat tanaman, pestisida, dll Persediaan Bhn Perlengkap Biaya Pupuk 7. Biaya perawatan rutin sebelum usia produktif tanaman TBM Biaya Pemeliharaan Kas/utang Usaha 8. Kecacatan pada Tanaman Belum Menghasilkan Beban Perawatan Biaya Pemeliharaan 9. Kerusakan pada tanaman belum menghasilkan, seperti: bencana alam, angin kencang, dll. Beban Perawatan Biaya Kerugian 10. Biaya perawatan tanaman belum menghasilkan terlalu besar Kas Keuntungan/Laba Biaya Pemeliharaan 11. Reklasifikasi TBM ke TM dengan adanya kerusakan sebagian pada tanaman TM Beban Perawatan TBM Aset biologis Dewasa Biaya Kerugian Biaya lain0lain yg ditangguhkan

Pencatatan Jurnal Transaksi Berdasarkan IFRS (IAS 41) 12. Reklasifikasi TBM ke TM TM TBM Aset Biologis Dewasa Biaya lain-lain yg ditangguhkan 13. Pencatatan biaya penyusutan Beban Peny. TM Akum. Peny. TM Biaya Peny. Aset Biologis Dewasa Akum. Peny. Aset Biologis 14 Pengakuan produk agrikultur ke dalam akun persediaan Persediaan 15 Pengakuan awal produk Produk Agrikultur Keuntungan Penilaian Persediaan 16 Pencatatan Nilai Wajar Pada Tanggal Neraca Lebih Tinggi Daripada Nilai Wajar Yang Tercatat Aset Biologis Dewasa/Blm Dewasa Laba Penilaian Aset Biologis Dewasa/Belum Dewasa 17. Pencatatan Nilai Wajar Pada Tanggal Neraca Lebih Rendah Daripada Nilai Wajar Yang Tercatat Rugi Penilaian Aset Biologis Dewasa/Belum Dewasa Aset Biologis Dewasa/ Belum Dewasa

Rangkuman Hasil Penelitian Perlakukan akuntansi terhadap tanaman perkebunan berupa aset biologis yang meliputi tanaman kelapa sawit dan teh dikelompokan menjadi 2, yaitu: tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Tanaman belum menghasilkan diukur berdasarkan harga perolehan sedangkan tanaman menghasilkan diukur berdasar nilai yang direklasifikasi ke tanaman belum menghasilkan. Ketentuan tanaman kelapa sawit dan teh dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila berumur 36 bulan. Karena tanaman menghasilkan telah memberikan kontribusi manfaat bagi perusahaan berupa kemampuan menghasilkan produk agrikultur maka perlu dilakukan penyusutan dengan tariff penyusutan per tahun 4% untuk tanaman menghasilkan kelapa sawit dan 2% untuk tanaman menghasilkan teh. Aset biologis milik PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) berupa tanaman menghasilkan disajikan pada neraca kedalam kelompok persediaan dan aset tidak lancar (non-current asset) berupa tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan.

Kesimpulan Kesimpula yang dapat diambil dari hasil analisis yang dilakukan yaitu: Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan PTPN IV (Persero), yang mengacu pada Surat Edaran Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam), serta peraturan pemerintah lainnya yang mengatur tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik Industri Perkebunan. Tetapi masih kurang andal dan relevan informasi mengenai aset biologis pada PTPN IV (Persero) yang menyebabkan berbagai kesulitan untuk mendapatkan informasi mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan aset biologis. Terjadi perbedaan dan persamaan dalam perlakuan akuntansi terhadap aset biologis yang berdasarkan PTPN IV (Persero) dengan IFRS (IAS 41) dalam hal pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan. Saran Beberapa saran yang dapat penulis berikan, antara lain: Bagi Perusahaan Perusahaan harus segera mengatasi kesulitan untuk mendapatkan informasi mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan aset biologis berupa tanaman perkebunan agar informasi yang disajikan lebih andal serta relevan dan supaya informasi yang disajikan tidak salah saji. Bagi Para Peneliti Kesimpulan & Saran Penelitian selanjutnya bisa memberikan gambaran mengenai pengakuan dan pengukuran aset biologis berupa hewan perternakan dan bisa membandingkan perusahaan yang satu dengan yang lainnya dalam hal pengakuan dan pengukuran aset biologis.. Sehingga mampu memberikan kelengkapan tentang penelitian terhadap aset biologis.