Pemanfaatan Energi dalam Olahraga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK. dr. Laurentia Mihardja, MS *

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4/11/2015. Nugroho Agung S.

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK dr. Laurentia Mihardja, MS

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

AFC B LICENCE COACHING COURSE

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Interval training dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

KONSUMSI PISANG AMBON PADA AKTIVITAS FISIK SUBMAKSIMAL MENINGKATKAN KADAR GLUKOSA DARAH. Alin Anggreni Ginting

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II Pembahasan Kajian teoritis

NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

KEBUTUHAN DAN PENGATURAN MAKAN SELAMA LATIHAN, PERTANDINGAN, DAN PEMULIHAN Dr.dr.BM.Wara Kushartanti, MS FIK-UNY

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat

Disarikan dari berbagai sumber. Oleh : Octavianus Matakupan

MODUL 10 PEDOMAN MAKANAN BAGI OLAHRAGAWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.


BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

Sarapan dan Camilan : Dua Strategi Penting Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makanan untuk Ketahanan Atlit

GIZI OLAHRAGA (KARBOHIDRAT DAN OLAHRAGA)

HASIL DAN PEMBAHASAN

30/09/2017. Kebutuhan dan Kecukupan Gizi Tenaga Kerja. Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan gizi seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CARA MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI SEORANG ATLET

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

Hari - 1: Kurangi Kalori bukan Makanan Kalori di sini adalah perkiraan

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

Sistem Energi. Kinerja manusia memerlukan energi. Energi tersebut berasal. dari bahan makanan yang dimakan sehari-hari. Tujuan makan antara lain

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

Oleh Cerika Rismayanthi, M.Or. Ahmad Nasrulloh, M.Or. Fatkhurahman Arjuna, M.Or. (TIM PENGAMPU)

Gizi Olahraga. Badraningsih L./UNY

LATIHAN KETAHANAN (KEBUGARAN AEROBIK)

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NUTRITION, EXERCISE AND HEALTHY

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

METABOLISME ENERGI PADA SEL OTOT INTRODUKSI. dr. Imas Damayanti ILMU KEOLAHRAGAAN FPOK-UPI

DASAR DASAR OLAHRAGA

PERAN NUTRISI BAGI OLAHRAGAWAN V

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. ketahanan dan pemulihan kardio-respirasi selama latihan fisik. Hal ini

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Metabolisme Karbohidrat

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol

ROLE OF NUTRITION TO WIN A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

Gizi Dalam Proses Latihan Sepakbola Untuk Anak-anak. Oleh: Nawan Primasoni, S.Pd.Kor. M.Or

KARBOHIDRAT. M. Anwari Irawan. Sports Science Brief

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

Transkripsi:

Pemanfaatan Energi dalam Olahraga MIRZA HAPSARI SAKTI TP, S.GZ. RD., MPH BLOK KESEHATAN OLAHRAGA FK UII Rabu, 16 September 2015

Jenis Sistem Energi dalam Olahraga 1. Sistem energi Aerobik : butuh oksigen 3. Kombinasi dua sistem energi 2. Sistem energi Anaerobik Sistem energi Anaerobik Alaktik Tidak menghasilkan asam laktat : tidak membutuhkan oksigen Sistem energi Anaerobik Laktik Menghasilkan asam laktat

Sistem Energi Aerobik Digunakan pada cabang olahraga dengan intensitas rendah dan durasi gerak lama (> 2 menit) Energi yang diberikan berasal dari pemecahan zat gizi (Karbohidrat, protein, lemak) menggunakan bantuan oksigen Oksigen menguraikan glikogen atau glukosa menjadi CO2 dan H2O Reaksi terjadi dalam sel otot (organel mitokondria) Sistem ini menghasilkan ATP lebih lambat dibanding sistem ATP-PC (anaerobik) Energi yang dihasilkan 20 kali lebih banyak (38-39 ATP) Bila fase kedua terlalu terbebani, maka terbentuk kumpulan laktat pada otot Yang berkerja sehingga terjadi asidosis dan terasa sakit pd tungkai atau lengan. ATP menjadi penghasil energi, namun disimpan dalam jumlah sedikit

Sistem Energi Anaerobik (1) Sistem energi Anaerobik Alaktik Menyediakan energi yg siap digunakan pada permulaan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi Sumber diperoleh dari pemecahan ATP dan PC (fosfocreatin) yg tersedia pada otot Pada intensitas maksimum, sistem ini dipertahankan 6-8 detik (simpanan ATP dan PC sangat sedikit) 1 kg otot, mengandung 4-6 mm ATP dan 15-17 mm PC Cabang olahraga yang menggunakan sistem ini: Sprint 50 m, 100 m, 200 m Renang 25 m, angkat besi

Sistem Energi Anaerobik (2) Sistem energi Anaerobik Laktik Sistem asam laktat tidak dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi untuk kontraksi otot Sistem ini menyediakan ATP dengan waktu yang singkat Energi diperoleh dari menguraikan glikogen otot dan glukosa darah tanpa bantuan Oksigen melalui sistem glikolisis anaerobik Sistem glikolisis anaerobik menghasilkan energi 2-3 ATP dan asam laktat Cabang olahraga yang menggunakan sistem ini: Sepakbola, bola voli basket Asam Laktat yang dihasilkan akan menumpuk dan mempengaruhi efisiensi kerja otot, nyeri otot dan kelelahan. Asam laktat diolah kembali melalui siklus Cory menjadi glukosa

Kombinasi Penggunaan Sistem Energi Sistem energi aerobik dan anaerobik berjalan secara serempak sesuai dengan kebutuhan ATP untuk bergerak Pada tingkat kerja 60-65% VO2 maks sumbangan karbohidrat dan lemak seimbang, sedangkan >65% VO2 maks energi utama berasal dari karbohidrat

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Energi dalam Olahraga Pada cabang olahraga yang berselang, kadang cepat dan kadang lambat, sistem energi yang digunakan adalah gabungan antara sistem energi aerobik dan anaerobik.

Recomendation for better Physical Performance Issue: Atlet memiliki kebutuhan gizi khusus diatas non atlet >>?? Sport nutrition pada individu aktif secara fisik dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu nutrition for training & nutrition for competition. Tiga fungsi dasar makanan 1. Menyediakan energi 2. Meregulasi proses metabolisme 3. Mendukung tumbuh kembang Fungsi 1 & 2 sangat mendukung kompetisi atlet, namun ketiga fungsi tersebut perlu diperhatikan selama periode latihan persiapan kompetisi Umumnya, diet optimal untuk kesehatan juga optimal untuk aktifitas fisik dan performa olahraga!! Penting bagi atlet untuk menerapkan diet individu (apa, berapa, kapan) baik selama latihan ataupun pertandingan. Dianjurkan pula untuk mengujicobakan strategi diet individu untuk mendapatkan hasil optimal

Apa yang sebaiknya dikonsumsi SEBELUM latihan (1)? Prof Ron Maughan said (exercise metabolism and sport nutrition expert) Peran utama gizi untuk atlet adalah mendukung konsistensi latihan intensif Chris Carmichael (Nutrisionist Tour de France) Atlet perlu menyesuaikan asupan dengan energi dari latihan Energy expenditure meningkat selama latihan, intake kalori dibutuhkan untuk menjaga berat badan (+ 500 sd 1000 kkal/hari) Tambahan kalori latihan >> asupan zat gizi adekuat untuk pembentukan jaringan tubuh dan menyediakan substrat sistem energi yang bekerja keras saat latihan Diperlukan asupan seimbang: KH, L, P, Vit & Mineral, Air Atlet daya tahan > karbohidrat penting TIMING OF NUTRIENT INTAKE: Manfaat latihan fisik terjadi selama proses recovery latihan. Suplementasi zat gizi memberikan modulator penting pada berbagai respon akut baik latihan daya tahan maupun latihan beban. Konsumsi kombinasi karbohidrat dan protein sesaat setelah latihan berat sangat direkomendasikan SARAPAN penting untuk latihan! Contoh : 1 gls susu skim, 2 slices roti gandum dg selai, 1 mangkok oatmeal, 1 bh pisang (500-600 kkal) Sarapan seimbang tinggi serat dan protein > cegah lapar. Serat & protein: Menjaga rasa kenyang pada pagi hari. Karbohidrat: Memicu respon insulin Sarapan meningkatkan konsumsi oksigen dan penggunaan lemak selama 24 jam dibandingkan kondisi puasa Gizi yg tepat mempertahankan respon fisiologis saat latihan dan mempertahankan performa kompetitif dalam olahraga

SEBELUM latihan, Cont (2) Tujuan penatalaksanaan gizi sebelum latihan/kompetisi (1): 1. Mengkondisikan lambung relatif kosong pada awal pertandingan/latihan Umumnya, makan lengkap 3 hingga 4 jam sebelum latihan. Menyediakan cukup waktu untuk pencernaan sehingga lambung relatif kosong dan meminimalisir sensasi rasa lapar. Terkadang kecemasan saat pertandingan menunda waktu perncernaan, khususnya kandungan tinggi lemak dan tinggi protein. Komposisi makanan merupakan hal kritis! Makanan tinggi KH, rendah lemak, dan protein sedang membantu mempermudah pencernaan Saat kompetisi, atlet akan menggunakan sumber energi tubuh & sistem energi yang spesifik berdasarkan intensitas dan durasi 2. Membantu mencegah atau meminimalkan gastrointestinal distress Komposisi makanan hendaknya tidak menyebabkan flatus, tidak meningkatkan asam lambung & heartburn, meningkatkan bulk yang menstimulasi pergerakan usus selama kompetisi Hindari kacang-kacangan, makanan pedas dan bulk food. Komposisi tinggi gula menunda pengosongan lambung atau mengembalikkan efek osmotik

SEBELUM latihan, Cont (3) Tujuan penatalaksanaan gizi sebelum latihan/kompetisi (2): 3. Membantu mencegah sensasi lapar, pusing & kelelahan Protein sedang dan KH membantu menunda onset lapar. Asupan tinggi gula dapat menyebabkan reaksi drop nya gula darah pada individu yang menyebabkan pusing dan kelelahan 4. Menyediakan suplai energi adekuat, utamanya KH pada aliran darah dan otot Makanan dianjurkan mengandung tinggi KH kompleks dengan protein sedang (pilih kelompok pati/starch) 5. Menyeimbangkan komposisi air tubuh Asupan cairan harus adekuat sebelum latihan, mengantisipasi durasi latihan yang lama dan lingkungan panas Diuretics, seperti alkohol yang meningkatkan ekskresi, harus dihindari! Protein jumlah besar meningkatkan luaran cairan dari ginjal >> perlu dihindari! Cairan diasup hingga 15 sampai 30 menit sebelum kompetisi menjaga status hidrasi

Apa yang sebaiknya dikonsumsi SAAT latihan? Pada berbagai tipe kompetisi cabang olahraga, tidak diperlukan konsumsi makanan kecuali sumber karbohidrat & cairan Karbohidrat memberi supply tambahan pada sumber energi selama high intensity inttermittent & prolonged exercise Asupan cairan merupakan hal kritis pada regulasi suhu tubuh ketika berlatih pada lingkungan panas Minuman isotonis direkomendasikan pada kondisi ini. Anjuran Asupan Cairan Latihan (American College of Sport Medicine) Sebelum latihan fisik Empat jam sebelum: 2 gls Bila dua jam belum berkemih / pekat: 1,5-2 gls Sepuluh hingga limabelas menit: 1-1,5 gls Saat latihan fisik Latihan < 1 jam: konsumsi air putih Latihan > 1 jam : konsumsi sport drink Volume: 0,5 hingga 1 gls setiap 15 20 menit Setelah latihan fisik Minum 2-3 gls air putih/sport drink setiap penurunan berat badan 0,5 kg

Apa yang sebaiknya dikonsumsi SETELAH latihan? TIMING OF FOOD Asupan gula sederhana dikonsumsi sesaat setelah latihan membantu menyediakan glikogen dg cepat Konsumsi porsi kecil asupan tinggi protein juga disarankan Pada atlet yang berkompetisi beberapa kali sehari (turnamen tenis atau renang) prinsip pregame meal sangat dianjurkan, fokus pada makanan tinggi KH atau cairan dan protein sedang

KEBUTUHAN GIZI ATLET BERBAGAI CABANG OLAHRAGA JENIS MEN WOMEN OLAHRAGA Kilokalori Kilokalori Baseball/Softball 2200-3500 1800-2800 Basketball 3000 5500 1800 3800 Dayung 2400 7000 1300 3600 Pelari lintas kota 2600 3900 2500 3400 Pembalap 2800 3900 2500 3300 Sepeda Anggar 2400-5000 2100 3200 Senam 1600 4000 1200 2200 Pelari Jarak Jauh 2600 4000 2200 3500 Sepak Bola 2100 3700 1700 2600 Berenang 2500 4500 2000 4000 Tennis ----------- 1300 2500 Track 2800 6500 1800 2900 Ultra Endurance 2500 6000 1800 3100 Sepak Bola US 3300 7000 ------------- Bola Voli 2700 3500 1800 2400 Angkat Besi 3000 5000 ------------- Gulat 2600 3800 ------------- Nilainya akan bervariasi berdasarkan durasi latihan, intensitas latihan dan ukuran, umur dan jenis kelamin dari atlet. Tabel diatas dikembangkan lebih dari 140 sumber (Wolinsky & Judy, 2008)