BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. tahunan rata-rata sebesar 5,6% (BPS 2015). Peningkatan pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI KINERJA PORTFOLIO

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2006, secara bertahap akan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. rumah pribadi atau memiliki sebuah mobil mewah dan masih banyak tujuan

1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang. Pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi adalah hal yang paling mendominasi setiap pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga jaga dengan mencadangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi terlebih dahulu harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Reksa dana mungkin merupakan sebuah kata yang asing untuk sebagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. berbagai macam cara menginvestasikan sejumlah dana pada real aset seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat bisnis untuk mencari alternatif sumber pembiayaan usaha selain bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar modal untuk mendapatkan dana yang diperlukan, tanpa harus membayar beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. Disamping itu, perkembangan pasar modal juga dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi atau menjadi investor. Pasar modal menjadi wahana alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi selain real investment. Hal ini dilakukan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat yang tidak lagi berupa kebutuhan pokok saja. Untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat tersebut diperlukan penghasilan tambahan. Penghasilan masyarakat yang diperoleh sekarang disisihkan dan digunakan untuk berinvestasi. Diharapkan hasil investasi tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang. Masyarakat dapat melakukan investasi di pasar modal dengan berbagai pilihan jenis investasi yang ditawarkan. Beberapa sekuritas yang umumnya 16

diperdagangkan di pasar modal antara lain adalah saham, obligasi, reksadana dan instrumen derivatif. Masing-masing sekuritas tersebut memberikan return dan risiko yang berbeda-beda. Tujuan para investor secara umum dalam menginvestasikan modalnya adalah untuk mendapatkan return atau tingkat keuntungan yang maksimal dari investasi yang dilakukannya. Pada kenyataannya, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian (risiko), sehingga risiko dapat diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh (return) yang menyimpang dari nilai yang diharapkan. Investor tidak mengetahui secara pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukannya, namun mereka dapat memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Karena investor menghadapi investasi yang berisiko, maka alternatif investasi tidak hanya memperhatikan keuntungan yang akan diperoleh tetapi juga harus mempertimbangkan risiko yang akan ditanggung. Tetapi tidak semua investor memiliki waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi yang mereka lakukan. Salah satu bentuk investasi yang diminati masyarakat adalah reksadana. Reksadana merupakan sebuah wadah dimana masyarakat dapat menginvestasikan dananya dan oleh pengelolanya (manajer investasi) dana itu diinvestasikan ke portofolio efek. Menurut Ridwan dan Inge (2003) dalam Lubis (2010) reksadana merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal 17

kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal terbatas, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, tetapi hanya memiliki waktu dan pengetahuan terbatas mengenai investasi dan portofolio saham. Sebagai salah satu instrumen investasi, reksadana memberikan keuntungan dan keunggulan dibanding instrumen lainnya. Dibanding investasi lainnya, reksadana merupakan investasi yang memberikan kemudahan dan efesiensi waktu serta biaya yang lebih menguntungkan. Selain itu reksadana memiliki resiko yang relatif rendah dibanding yang lain. Hal ini dikarenakan adanya diversifikasi investasi yang terwujud dalam portofolio sehingga resikonya pun tersebar. Secara umum reksadana dapat digolongkan menjadi 4 menurut jenis instrumen investasinya (Manurung, 2007 dalam Rahmawati, 2008) yaitu reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana campuran, dan reksadana pasar uang. Berikut adalah perbandingan reksadana berdasarkan jenis dan tingkat keuntungan serta risiko berinvestasi di reksadana. 18

Tabel 1.1 Perbandingan Reksadana berdasarkan jenis dan tingkat keuntungan Jenis reksadana Pasar Uang Alokasi investasi dari seluruh dana yang terkumpul 100% Efek pasar uang Min 80% Efek Utang Pendapatan Tetap Saham Min 80% Efek Saham Campuran Kombinasi Efek Utang & Efek Saham serta risiko Potensi hasil Jangka waktu dan risiko yang disarankan investasi Rendah Pendek <1> Sedang Menengah 1-3 tahun Tinggi Panjang >3 tahun Sedang/Tinggi Menengah Sumber : Berwisata ke dunia Reksa Dana (Pratomo, 2007) Panjang Sebelum memutuskan mengambil investasi dalam reksadana, investor harus memiliki rencana yang akan membantu untuk membentuk model alokasi aset yang sesuai dengan tujuan serta kebutuhan investasi mereka. Karena setiap pilihan reksadana yang diambil memiliki tingkat keuntungan dan risiko yang searah (linier), atau dapat diartikan jika investor mengharapkan keuntungan yang tinggi maka risiko yang diterimanya juga tinggi. Sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung kepada preferensi investor tersebut terhadap risiko. Investor yang mempunyai sikap enggan terhadap risiko disebut sebagai risk-averse investors, yaitu investor yang tidak mau mengambil risiko jika investasi tersebut tidak memberikan harapan return yang layak sebagai kompensasi terhadap risiko yang ditanggung. Sedangkan investor yang berani mengambil risiko disebut sebagai risk-taker investors, yaitu investor yang lebih berani memilih risiko investasi 19

yang tinggi dengan diikuti oleh harapan return yang tinggi juga. Dan investor yang ketiga adalah investor moderat, yaitu investor yang bersikap hati-hati ketika melakukan investasi dan cenderung tidak berani mengambil risiko. Berdasarkan sikap investor terhadap risiko tersebut, penulis tertarik untuk meneliti mengenai reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran. Reksadana pendapatan tetap menawarkan keuntungan dan resiko yang sedang sehingga cocok bagi risk-averse investors. Reksadana saham menawarkan keuntungan dan resiko yang tinggi sehingga cocok bagi risk-taker investors. Dan reksadana campuran menawarkan tingkat keuntungan dan risiko yang sedang atau menengah cocok badi investor moderat. Reksadana pendapatan tetap (fixed income) bertujuan untuk memperoleh penghasilan yang stabil dan optimal bagi pemegang unit penyertaan dengan menginvestasikan dananya pada efek bersifat hutang. Reksadana pendapatan tetap diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan korporasi yang berdomisili di Indonesia. Menurut Cahyono (2001) dalam Lubis (2010), nilai aktiva bersih reksadana pendapatan tetap tidak begitu fluktuatif, setidaknya dibandingkan dengan reksadana saham dan reksadana campuran. Dengan demikian, reksadana ini cocok untuk investor yang tidak bisa menerima fluktuatif nilai aktiva bersih yang tajam. Reksadana saham memiliki resiko dan keuntungan yang lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap. Tingginya resiko disebabkan oleh sifat harga 20

saham yang berfluktuasi. Sedangkan keuntungan reksadana saham yang tinggi berasal dari capital gain dan dividen yang berorientasi dari kinerja perusahaan dibandingkan dengan reksadana pendapatan tetap yang keuntungannya berorientasi pada bunga. Capital gain diperoleh dari portofolio yang dibentuk oleh manajer investasi dengan perhitungan selisih antara harga jual saham dengan harga beli saham. Sedangkan dividen didapatkan apabila perusahaan penerbit saham membagikan laba perusahaan kepada pemegang saham. Reksa dana campuran menyusun portofolio berdasarkan kombinasi antara saham dan obligasi atau dengan komposisi efek yang fleksibel. Reksadana campuran memiliki risiko yang lebih rendah dari reksadana saham tetapi lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap. Dan fluktuasi lebih rendah dari reksadana saham tetapi lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap. Salah satu faktor keberhasilan reksadana pendapatan tetap dalam melakukan investasi adalah adanya kontinuitas pendapatan yang akan diperoleh para investor. Akan tetapi tetap ada risiko yang harus dihadapi investor yang berupa bubarnya perusahaan reksadana tersebut. Di lain pihak pada reksadana saham, terdapat risiko investor mengalami kerugian apabila terjadi kerugian pada perusahaan reksadana saham yang mereka ikuti. Akan tetapi investor juga dapat menikmati keuntungan yang besar apabila perusahaan reksadana saham mendapatkan keuntungan. Sedangkan, pada reksadana campuran tetap ada jaminan jika mengalami kerugian. Karena efek yang diinvestasikan berupa gabungan antara obligasi dan saham. Jadi ketika, 21

harga saham berfluktuasi baik naik ataupun turun investor tetap dapat menikmati keuntungan walaupun tidak terlalu besar. Untuk meminimalkan risiko pada investasi, manajer investasi harus melakukan diversifikasi dalam investasi mereka, baik pada reksadana pendapatan tetap maupun reksadana saham. Manajer investasi harus mencari kombinasi investasi yang dapat memberi keuntungan yang optimal kepada para investor. Diversifikasi pada investasi membuat reksadana dapat meminimalkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Apabila reksadana dapat meminimalkan tingkat risiko yang dihadapi dan sekaligus memaksimalkan tingkat keuntungan yang akan diperoleh, artinya reksadana berhasil mencapai tujuan investasi pada reksadana. Akan tetapi dalam prakteknya tujuan tersebut tidak selalu berhasil. Sangat mungkin terjadi bahwa suatu ketika kinerja reksadana tidak optimal sehingga tujuan perusahaan tidak tercapai. Apabila kinerja perusahaan menurun, maka investor akan mengalami kerugian. Alat atau tolak ukur reksadana adalah NAB (Nilai Aktiva Bersih). Nilai Aktiva Bersih merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan dari Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan indikator kinerja suatu reksadana apakah nilainya positif (meningkat) atau negatif (menurun). Nilai aktiva bersih dihitung dengan menjumlahkan nilai masing-masing efek yang ada dalam suatu reksadana, berdasarkan harga pasar penutupan efek yang bersangkutan, yang kemudian dikurangkan dengan kewajiban-kewajiban reksadana tersebut 22

seperti biaya manajer Investasi, biaya Kustodian dan biaya-biaya lainnya. (Muizzudin, 2011) Namun, NAB hanya memberikan informasi harian atas satu portofolio reksadana itu sendiri. Investor tidak dapat melihat secara langsung perbandingan kinerja terhadap reksadana lain, selain itu reksadana hanya mewakili return atas satu reksadana tersebut, tanpa mempertimbangkan tingkat resiko yang dimiliki. Bila menggunakan NAB saja, investor dapat memperoleh informasi yang keliru. Misalnya salah satu reksadana memiliki NAB tinggi di beberapa periode tanpa memperhitungkan tingkat resiko yang dimiliki, investor tersebut dapat langsung menginterpretasikan bahwa reksadana tersebut menguntungkan. Oleh karena itu dalam mengukur kinerja suatu reksadana tidak hanya dilihat dari imbal hasil saja tetapi juga memperhatikan risiko yang akan ditanggung konsumen. Reksadana yang baik tidak hanya dilihat dari tingkat returnnya tetapi juga dari tingkat resiko. Untuk mengukur perbandingan tingkat resiko dan return kita dapat menggunakan tiga macam metode yaitu metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen (Tandelilin, 2001:324). Ketiga metode ini dikenal juga sebagai Risk Adjusted Performance, ketiga metode ini sudah memasukkan faktor return dan risiko dalam perhitungannya. Metode Sharpe merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh William Sharpe (1966). Pengukuran dengan metode Sharpe didasarkan atas apa yang disebut premium atas resiko Risk Premium. Risk Premium adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata kinerja yang 23

dihasilkan oleh reksadana dan rata-rata kinerja investasi bebas resiko (risk free asset). Metode Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor (1965). Pengukuran Treynor pada dasarnya tidak berbeda dengan pengukuran Sharpe, hanya saja yang bertindak sebagai pembaginya adalah beta (β) yang merupakan risiko sistematik atau resiko pasar. Metode Jensen sama halnya dengan metode Treynor, Jensen menggunakan faktor beta (β) dalam mengukur kinerja investasi suatu portofolio yang didasarkan atas pengembangan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Metode Jensen menilai kinerja diatas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Penelitian mengenai perbandingan kinerja reksadana telah dilakukan sebelumnya oleh Setyarini (2007), Lubis (2010) dan Ibrahim (2011). Setyarini (2007), melakukan penelitian hanya pada satu jenis reksadana yaitu reksadana pendapatan tetap dan penilaian kinerjanya menggunakan metode Sharpe. Ibrahim (2011), melakukan penelitian tentang perbandingan kinerja reksadana syariah dan konvensional menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Dan Lubis (2010), melakukan penelitian terhadap dua jenis reksadana yaitu reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham pada tahun 2008. Dengan melihat perbandingan RVAR (Range Volatility at Risk/rentang penyimpangan keuntungan dari yang telah ditetapkan) dan RVOL (Reward to Market Volatility Ratio/ keuntungan yang diperoleh dengan risiko yang ada). Penelitian ini dilakukan kembali untuk melihat bagaimana kinerja reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran pada 24

tahun 2012, serta perbandingan kinerjanya menggunakan metode Sharpe, metode Treynor dan metode Jensen. Mengingat bahwa perkembangan investasi pada reksadana yang berkembang pesat, hal ini dapat terlihat melalui data dana kelolaan industri reksadana yang mengalami peningkatan di tahun 2012. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Reksadana dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen (Studi pada Reksadana yang Terdaftar di Bapepam LK Periode Januari-Desember 2012). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kinerja reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran jika diukur dengan metode Sharpe, metode Treynor dan metode Jensen? 2. Apakah terdapat perbedaan kinerja antara reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana campuran pada tahun 2012 menggunakan metode Sharpe, metode Treynor dan metode Jensen? 25

1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran jika diukur dengan menggunakan metode metode Sharpe, metode Treynor dan metode Jensen. 2. Untuk mengetahui perbedaan kinerja antara reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran pada tahun 2012 menggunakan metode metode Sharpe, metode Treynor dan metode Jensen. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang reksadana serta kinerjanya sehingga dapat menjadi masukan dalam pemilihan untuk berinvestasi bagi calon investor. 2. Bagi manajer investasi, hasil penelitian ini akan memberikan informasi mengenai kinerja yang telah dilakukan dalam mengelola reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran. 3. Bagi investor, hasil penelitian ini merupakan gambaran kinerja reksadana di Indonesia pada tahun 2012 yang dapat digunakan sebagai 26

referensi untuk memilih reksadana mana yang akan dipilih untuk menanamkan investasinya. 4. Bagi akademisi, hasil penelitian bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan memberikan informasi sejauh mana produk reksadana mampu memberikan return yang diharapkan investor. 5. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah pemahaman mengenai kinerja reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana campuran. Dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan, penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang relevan dengan isi penelitian. Teori tersebut berupa penelitian terdahulu. Selain itu pada bab ini juga terdapat kerangka pemikiran serta hipotesis yang diajukan. 27

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, identifikasi variabel dan pengukurannya serta teknik analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan hasil analisis yang telah dilakukan dan pembahasan dari data yang telah dikumpulkan terkait permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. BAB V PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran bagi pihak yang berkepentingan termasuk peneliti selanjutnya. 28