BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan

BAB II LANDASAN TEORI

. Nilai total ketakteraturan titik graf. Graf Hasil Kali Comb Dan C 5 Dengan Bilangan Ganjil

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

Nilai Ketakteraturan Total dari Graf Hasil Kali Comb dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan. Swiss, Leonhard Euler ( ). Saat itu graf digunakan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

LOGIKA DAN ALGORITMA

THE TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH OF DOUBLE HEADED CIRCULAR FAN GRAPH

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

Kode MK/ Matematika Diskrit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

BAB II LANDASAN TEORI

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

Representasi Graf dalam Jejaring Sosial Facebook

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

LATIHAN ALGORITMA-INTEGER

BAB 2 LANDASAN TEORI

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sebuah graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM

BAB II LANDASAN TEORI

bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan suatu kajian ilmu yang pertama kali dikenalkan pada tahun

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF HALIN G(2, n), UNTUK n 3

BAB II LANDASAN TEORI. definisi, teorema, serta istilah yang diperlukan dalam penelitian ini. Pada bab ini

ALGORITMA PELABELAN TOTAL DAN NILAI TAK TERATUR SISI DARI KORONA GRAF LINTASAN TERHADAP BEBERAPA GRAF

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

Analogi Pembunuhan Berantai Sebagai Graf Dalam Investigasi Kasus

BAB 2 LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF. Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

Pengantar Matematika Diskrit

TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH DARI GRAF { }

BAB 2 LANDASAN TEORI. Algoritma adalah urutan atau deskripsi langkah-langkah untuk memecahkan suatu masalah.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

Graf Sosial Aplikasi Graf dalam Pemetaan Sosial

PEMAKAIAN GRAF UNTUK PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN DEADLOCK PADA SISTEM OPERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pencarian Lintasan Hamilton Terpendek untuk Taktik Safe Full Jungle Clear dalam Permainan League of Legends

Gambar 6. Graf lengkap K n

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Graf pada Jaringan Komputer

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Pengaplikasian Pohon dalam Silsilah Keluarga

APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA

PENERAPAN GRAF DAN POHON DALAM SISTEM PERTANDINGAN OLAHRAGA

PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR. Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB GRAF HASIL KALI KARTESIUS TUGAS AKHIR

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF GUNUNG BERAPI. Rukmana Sholehah 7, Slamin 8, Dafik 9

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kekuatan Tak Reguler Sisi Total Pada Graf Umbrella dan Graf Fraktal

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu kajian matematika yang memiliki banyak

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal

Pengaplikasian Graf Planar pada Analisis Mesh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Lahirnya teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler seorang matematikawan berkebangsaan Swiss pada Tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang upaya pemecahan masalah jembatan Konisberg yang sangat terkenal di Eropa. Apakah mungkin melalui ketujuh buah jembatan itu masingmasing tepat satu kali, dan kembali lagi ke tempat semula? Sebagian penduduk kota sepakat bahwa memang tidak mungkin melalui setiap jembatan itu hanya sekali dan kembali lagi ke tempat asal mula keberangkatan, tetapi mereka tidak dapat menjelaskan mengapa demikian jawabannya, kecuali dengan cara cobacoba. Euler memodelkan masalah ini ke dalam graf. Daratan (titik -titik yang dihubungkan oleh jembatan) dinyatakannya sebagai titik (noktah) yang disebut simpul (vertex), dan jembatan dinyatakan sebagai garis yang disebut sisi ( edge). Setiap titik diberi label huruf,,,. Jawaban yang dikemukakan Euler adalah orang tidak mungkin melalui ketujuh jembatan itu masing-masing satu kali dan kembali lagi ke tempat asal keberangkatan jika derajat setiap simpul tidak seluruhnya genap. Yang dimaksud dengan derajat adalah banyaknya garis yang bersisian dengan titik. Secara matematis, graf didefinisikan sebagai pasangan himpunan (, ), ditulis dengan notasi = (, ) yang dalam hal ini adalah himpunan tidak kosong dari titik-titik (vertices atau node) dan adalah himpunan sisi (edges atau arcs) yang menghubungkan sepasang titik (Rinaldi Munir, 010). Definisi diatas menyatakan bahwa tidak boleh kosong, sedangkan boleh kosong. Jadi, sebuah graf dimungkinkan tidak mempunyai sisi satu buah pun, tetapi titiknya harus ada, minimal satu. Pengaitan titik pada graf membentuk sisi dan dapat direpresentasikan pada gambar sehingga membentuk pola graf tertentu. Graf yang hanya mempunyai satu buah simpul tanpa sebuah sisi pun dinamakan graf trivial. II-1

Titik pada graf dapat diberi nama dengan huruf, seperti,,,...,atau dengan bilangan asli 1,, 3,..., atau gabungan keduanya. Sedangkan sisi yang menghubungkan titik dengan dinyatakan dengan pasangan (, ) atau dinyatakan dengan lambang,,.... Dengan kata lain, jika adalah sisi yang menghubungkan titik dengan titik, maka dapat ditulis sebagai = (, ).. Jenis-Jenis Graf Berdasarkan sifatnya graf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori (jenis) bergantung pada sudut pandang pengelompokannya. Pengelompokan graf dapat dipandang berdasarkan ada tidaknya sisi ganda, berdasarkan banyak titik, atau berdasarkan orientasi arah pada sisi. Berdasarkan ada tidaknya sisi ganda pada suatu graf, maka secara umum graf dapat digolongkan menjadi jenis: 1. Graf sederhana (simple graph ) Graf sederhana adalah graf yang tidak mengandung sisi ganda maupun loop.. Graf tak-sederhana (unsimple graph ) Graf tak-sederhana adalah graf yang mengandung sisi ganda atau loop. Ada dua macam graf tak-sederhana, yaitu graf ganda (multigraph) dan graf semu (pseudograph). Graf ganda adalah graf yang mengandung sisi ganda. Graf semu adalah graf yang mengandung sisi ganda dan loop. Sisi graf dapat mempunyai orientasi arah. Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graf dibedakan atas jenis, yaitu : 1. Graf tak berarah (undirected graph) Graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah disebut graf tak berarah. Pada graf tak berarah, urutan pasangan titik yang dihubungkan oleh sisi tidak diperhatikan. Pada graf tak berarah, urutan pasangan titik yang dihubungkan oleh sisi tidak diperhatikan. Jadi ( v j, v k ) = ( v k, v j ) adalah sisi yang sama.. Graf berarah (directed graph atau digraph) Graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah disebut sebagai graf berarah. Kita lazim menyebut sisi berarah dengan sebutan busur ( ). Pada graf berarah, ( v j, v k ) dan ( v k, v j ) menyatakan dua buah busur yang berbeda, dengan kata lain, II-

( v j v k ). Untuk busur ( v j, v k ), v j titik dinamakan titik asal (initial vertex) dan titik v k dinamakan titik terminal (terminal vertex). Terdapat beberapa jenis graf yang sering digunakan. Berikut akan dijelaskan definisi dari beberapa jenis graf. 1. Graf kosong (null graph) Suatu graf dikatakan kosong bila graf tersebut hanya memiliki himpunan titik tanpa adanya sisi.. Graf terhubung ( connected graph) dan graf tak terhubung ( disconnected graph). Suatu graf disebut sebagai graf terhubung apabila untuk setiap pasang titik u dan v didalam himpunan V terdapat lintasan dari u ke v yang juga harus berarti ada lintasan dari v ke u. Jika tidak, maka graf G disebut graf tidak terhubung (disconnected graph). 3. Graf lingkaran (cycle graph) Graf terhubung reguler yang berderajat disebut sebagai graf lingkaran. 4. Graf lintasan (path graph) Graf yang dihasilkan dari graf lingkaran dengan menghapus sebuah sisi pada graf lingkaran disebut graf lintasan. 5. Graf roda (wheel graph) Graf roda adalah graf yang dihasilkan dengan menambah sebuah titik pada graf lingkaran dan titik tersebut terhubung kesemua titik dari titik pada graf lingkaran dengan sisi baru. 6. Graf regular Sebuah graf dikatakan graf regular bila derajat setiap titiknya sama. 7. Graf dua partisi Graf bipartite merupakan sebuah graf G yang himpunan titiknya dapat dikelompokkan menjadi dua himpunan bagian V 1 dan V, sedemikian hingga setiap sisi didalam G menghubungkan sebuah titik di V 1 kesebuah titik di V. II-3

8. Graf pohon Graf pohon adalah graf terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Graf G adalah graf pohon jika dan hanya jika terdapat hanya satu dan hanya satu jalur diantaranya setiap pasang titik dari graf G. 9. Graf Hutan Graf tidak terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Setiap komponen di dalam graf terhubung tersebut adalah pohon. 10. Graf bintang Graf bintang adalah sebuah graf yang terdiri dari sisi dan titik, dimana satu titik sebagai titik pusat, yaitu titik yang berderajat..3 Hasil Kali Comb dan Hasil Kali Korona a. Hasil Kali Comb Definisi. (Saputro, dkk, 013) Diberikan graf G dan H adalah dua graf terhubung. Misalkan titik (titik cangkok) adalah titik di graf H. Hasil kali comb dari G dan H, dinotasikan dengan, adalah sebuah graf yang diperoleh dengan melakukan satu penggandaan pada G dan menggandakan H sebanyak dan mencangkokkan penggandaan graf H ke- i di titik ke titik ke-i dari graf G. Berikut ini contoh penamaan graf. (a) (b) II-4

(c) Gambar.1 (a) Graf ; (b) Graf ; (c) Graf b. Hasil Kali Korona (Corona Product) Hasil kali korona ʘ dari dua graf dan didefinisikan oleh Frucht Harary (Harary, 1996), sebagai graf yang diperoleh dengan membuat satu penggandaan dari graf yang mempunyai titik dan menggandakan graf sebanyak kemudian menghubungkan titik ke- graf ke setiap titik hasil penggandaan graf ke-..4 Pelabelan Graf a. Definisi Pelabelan Graf Pelabelan pada suatu graf adalah pemetaan yang memasangkan unsur-unsur graf (titik/sisi) dengan bilan gan bulat positif. Wallis, dkk (000 ) menyatakan bahwa pelabelan pada suatu graf adalah pemetaan yang memetakan unsur-unsur pada suatu graf (titik atau sisi) ke bilangan-bilangan (biasanya ke bilangan bulat positif atau bilangan bulat non negatif). Jika domain dari pemetaan adalah titik, maka pelabelannya disebut pelabelan titik ( vertex labeling). Jika domainnya adalah sisi maka pelabelannya disebut pelabelan sisi ( edge labeling), dan jika domainnya adalah titik dan sisi maka pelabelannya disebut pelabelan total ( total labeling). II-5

Bobot ( weight) dari elemen graf adalah jumlah dari semua label yang berhubungan dengan elemen graf tersebut (Wallis, 001). Bobot dari titik dengan pelabelan adalah ( ) = + ( ). Sedangkan bobot dari sisi adalah = + +..5 Pelabelan Total Tak Teratur Titik Misalkan = (, ), pelabelan- total didefinisikan sebagai pemetaan, λ: V E 1,,,. Baca, Jendrol, Miller dan Ryan mendefinisikan bahwa, pelabelan- total dikatakan sebagai pelabelan- total tak teratur titik dari graf jika untuk setiap titik dan yang berbeda maka ( ) ( ). ( ) merupakan bobot titik x yang dinyatakan sebagai: = + Hingga saat ini pemanfaatan teori pelabelan graf sangat dirasakan peranannya, terutama pada sektor komunikasi, transportasi, penyimpanan data komputer dan pemancar frekuensi radio. Pada sistem pengaturan frekuensi radio, permintaan yang besar atas pelayanan wireless dan terbatasnya frekuensi yang tersedia memerlukan penggunaan yang efisien. Masalah yang muncul adalah bagaimana agar gelombang sinyal yang digunakan dapat efisien dan tidak terjadi interferensi. Topik pengoptimalan label pada graf sedemikian hingga membuat setiap bobot titiknya berbeda dipelajari melalui nilai total ketakteraturan titik ( ), pada sistem pengaturan frekuensi radio, dapat berupa jarak terkecil yang memungkinkan dua pemancar untuk melakukan transmisi data tanpa mengalami interferensi. Nilai total ketakteraturan titik graf (total vertex irregularity strength) dinotasikan dengan ( ) adalah nilai minimum atau label terbesar minimum yang digunakan untuk melabeli graf dengan pelabelan total tak teratur titik. Baca dkk menunjukkan batas bawah dan batas atas nilai dari nilai total ketakteraturan titik untuk sebarang graf. II-6

Teorema.1 (Lolita, 014) Untuk setiap graf lintasan ʘ, m dan m bilangan genap, ʘ = + 3 Bukti : Derajat titik terkecil dari graf ʘ adalah. Perhatikan bahwa jumlah titik yang berderajat dua pada ʘ adalah. Supaya mendapatkan pelabelan optimal, titik-titik yang berderajat terkecil dilabeli sedemikian sehingga bobot untuk titik-titik berderajat tersebut dimulai dari 3, 4, 5,..., +. Sementara bobot titik graf ʘ yang berderajat adalah jumlah dari 3 buah bilangan bulat positif yang disebut label, yaitu 1 label titik itu sendiri dan label sisi yang bersisian dengan titik tersebut. Oleh karena itu, kita dapatkan label terbesar minimum yang digunakan yaitu dan tidak mungkin lebih kecil dari. Jadi, kita dapatkan bahwa ʘ. Untuk 3 dan m bilangan ganjil, maka ikuti aturan pemberian nama titik-titik pada graf ʘ berikut: a. Pemberian nama titik-titik pada graf Beri nama titik-titik ke,,,,,,,,,, 1 pada graf secara berurutan dengan label,,,,,. b. Pemberian nama titik-titik pada graf Titik-titik pada graf yang terkait dengan titik dengan = 1,, 3,..., 1 diberi nama dengan dengan = 1 untuk titik ke dari dan = untuk titik ke 1 dari. Sedangkan titik-titik pada graf yang terkait dengan titik dengan =,,, diberi nama dengan dengan = 1 untuk titik ke 1 dari dan = untuk titik ke dari. Sehingga himpunan titik dari graf ʘ adalah: ( ʘ ) = {, 1 dan 1 }, II-7

dan himpunan sisi dari graf ʘ adalah: ( ʘ ) = { 1 dan = 1} { 1 dan = 1} { 1 1 }. Didefinisikan = untuk. Pelabelan total tak teratur titik dengan pelabelan sebagai berikut: Untuk m 6 Rumus pelabelan titik dan pelabelan sisi didapat dengan melihat pola yang telah diperoleh pada graf ʘ, dengan =, 4,..., 10. Sebelum merumuskan pelabelan titik dan pelabelan sisi tersebut, terlebih dahulu didefinisikan = untuk 1. Untuk 6 a. Pelabelan titiknya adalah: λ = + 1 ; jika = 1 + + ; jika 5 + 4 ; jika = + + 5 ; jika = + + + 4 ; jika 3 + + 8 ; jika = 1, λ = 1 ; jika = 1 dan 1 + ; jika dan 1. b. Pelabelan sisinya adalah: λ = ; jika = 1 dan 1 ; jika dan 1, II-8

λ 3 1 3 3 3 ; jika 1 4 dan 1 ; jika 5 dan 3 0 dan 1 ; jika 5 dan 3 1 dan 1 ; jika 5 dan 3 dan 1, λ 1 ; jika 1 dan ; jika 1 dan 1 ; jika dan 1 ; jika dan. Bobot titik dari graf ʘ pada adalah urutan bilangan bulat positif dimulai dari 3 sampai ke. Sedangkan pada yaitu urutan bilangan bulat positif yang dimulai dari 3 sampai ke 3. Hal ini menunjukkan bahwa setiap titik dalam pelabelan total tak teratur titik dari graf ʘ memiliki bobot yang berbeda. Dapat disimpulkan bahwa ʘ. Contoh : Jika 6 maka didapatkan ʘ 5. Pelabelan graf ʘ pada Gambar 4.3 berikut merupakan pelabelan yang optimal dengan menggunakan rumus pelabelan sisi dan pelabelan titik yang telah didapat diatas. Gambar. Pelabelan Total Tak Teratur Titik pada Graf ʘ II-9

Dari Gambar. dapat dilihat bahwa label terbesar yang digunakan adalah 5 dan pelabelan tersebut mengakibatkan bobot setiap titiknya berbeda, yaitu:. Karena telah didapatkan bahwa ʘ dan ʘ, maka dapat disimpulkan baha ʘ =. II-10