ANALISA KEBUTUHAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TUGU COKLAT PARIT MALINTANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh Blang Luah Cs, Woyla Timur)

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

TUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN OLEH : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

KERANGKA ACUAN KERJA

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK

ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PAKET REKONSTRUKSI JALAN PEMATANG REBA SIBERIDA (B)

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK REKONTRUKSI JALAN BATAS KOTA PARIAMAN MANGGOPOH KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

RINTA ANGGRAINI

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG

PERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHAT IF

Jl. Riau No 73 Pekanbaru 2) Teknik Sipil Universitas Abdurrab

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat

LAMPIRAN 1 PENAWARAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGELOLAAN PROYEK

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

DOKUMEN LELANG BAB XI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

JURNAL TEODOLITA. VOL. 16 NO. 1, Juni 2015 ISSN DAFTAR ISI

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

propinsi. Daerah tersebut merupakan jalur dengan arus lalu lintas yang padat

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ)

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

BAB IV PENYAJIAN DATA

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN DALAM KOTA KABUPATEN WONOGIRI TESIS

PERHITUNGAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN LPB PADA PENINGKATAN JALAN CILIK RIWUT DI KECAMATAN MURUNG KALIMANTAN TENGAH

No. U R A I A N KODE KOEF.

BAB III LANDASAN TEORI

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT ( STUDI KASUS PELEBARAN JALAN ISIMU-PAGUYAMAN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENGASPALAN JALAN UJONG PACU-COT TRIENG KECAMATAN MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANPADA PAKET PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BATAS PROVINSI NAD LAPORAN

ANALISIS PEMENUHAN DAN PEMANFAATAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

aintis Volume 14 Nomor 1, April 2014, 1-22

ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN AKSES SIAK IV PEKANBARU

PERENCANAAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN PINTU ANGIN LUBUK SAIYO (SP.150) DIWILAYAH KAB. SOLOK DAN KOTA SOLOK

PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB TEGUH IMANTORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan laju pembangunan di Indonesia yang terasa semakin

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 60-74

PENERAPAN METODE RSM PADA PENJADWALAN DENGAN AKTIVITAS BERULANG (STUDY KASUS: Proyek jalan tubaan- talisayan/ dumaring, provinsi kalimantan timur)

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA KM.BD

NAMA MAHASISWA : ADALEA IVANA PRAJWALITA NRP

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,

BAB VII METODE PELAKSANAAN

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

KONSTRUKSI JALAN ANGKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGELOLAAN PROYEK

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG STANDARISASI HARGA BARANG/JASA UNTUK PELAKSANAAN KEPERLUAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

METODE PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU PADA PELEBARAN JALAN SIDIKALANG BTS. NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN

BAB IV ANALISA DATA. Marga yaitu yaitu Petunjuk Tabel Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan. Tabel 4.1 Data LHR No. Jenis Kendaraan LHR

Abstrak. Kata kunci : Produktivitas, Waktu, Sewa, Biaya

Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2009. tentang

Transkripsi:

ANALISA KEBUTUHAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TUGU COKLAT PARIT MALINTANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Hairul Amri, Yossyafra, Indra Khaidir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan perencanaan Universitas Bung Hatta Padang E-mail: hairul_amri56@yahoo.co.id, yos_sy@yahoo.com, khaidirindra@yahoo.co.id ABSTRAK Pemakaian Alat berat dalam Pekerjaan Teknik Sipil sangat dibutuhkan diantaranya pembangunan jalan raya. Pada proyek pembangunan jalan Tugu Coklat Parit Malintang Kabupaten Padang Pariaman dibutuhkan alat berat berupa whell loader, dump truck, motor grader, Excavator, Vibrator roller, Tandem roller, Aspal Sprayer, Aspal finisher, Water tanker, Tyre roller. Untuk melakukan pekerjaan, dengan volume galian 60.000 m 3, volume timbunan 30.500 m 3, volume penyiapan badan jalan 33.000 m 3, volume agregat kelas A 800 m 3, volume agregat kelas B 1.000 m 3, volume lapisan resap pengikat 4.853 m3 dan volume AC-BC 468,12 ton. Dalam memilih peralatan harus sesuai dengan bidang pekerjaan dan untuk menghitung jumlah kuantitas peralatan harus mengetahui jenis pekerjaan dan kondisi lapangan. Dalam perhitungan jumlah kuantitas peralatan yang dibutuhkan, maka kita harus maka kita harus mengetahui jenis pekerjaan dan kondisi yang ada di lapangan. Dari analisa alat berat yang paling lama dipakai yaitu Excavator dan alat yang dipakai untuk jangka pendek yaitu Aspal sprayer dan Compressor. Kata Kunci : analisa, lapangan, pekerjaan, proyek ABSTRACT The use of heavy equipment in civil engineering work is needed including highway construction. On road construction projects Tugu Coklat - Parit Malintang Padang Pariaman needed heavy equipment such as whell loader, dump trucks, motor graders, excavators, vibrator roller, Tandem rollers, Bitumen Sprayer, Asphalt finisher, Water tankers, Tyre roller. To do the job, with a volume of 60,000 m 3 excavation, embankment volume of 30,500 m 3, the volume of 33,000 m 3 preparation of the road, the aggregate volume of 800 m 3 class A, class B aggregate volume of 1,000 m 3, volume of 4,853 m 3 binder absorbing layer and the volume of AC - BC 468.12 tons. In selecting the equipment must be in accordance with the field work and to calculate the quantity of equipment must know the type of work and the field conditions. In calculating the amount of the quantity, then we must know the tipe of work and the condition that exist in the field. From the analysis of the longest heavy equipment used is Excavator and tools used for the short-term, namely asphalt sprayer and Compressor. Keywords : analysis, field, jobs, project Tinjauan Umum Kegiatan manusia yang berbagai macam ragam memerlukan hubungan antara satu dengan yang lain, salah satu alat perhubungan yang tua adalah transportasi peningkatan jalan darat didefinisikan sebagai suatu proses yang tujuannya untuk mengembangkan system transportasi, yang memungkinkan manusia dan barang bergerak dapat berpindah ke tempat lain dengan lancar. 1

Untuk mencegah kesemrawutan yang terjadi misalnya, meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran lalu lintas, menurunnya sopan santun berlalu lintas, pemborosan bahan bakar akibat terlalu banyaknya berhenti, juga keausan ban akibat terlalu banyak direm, maka pemerintah dalam hal ini menuangkan kebijaksanaan dasar dalam pembangunan saran dan prasarana perhubungan serta pembangunan jalan di Indonesia. Latar Belakang Pemakaian Alat Berat dalam pekerjaan teknik sipil, seperti untuk pembangunan gedung, pembangunan jembatan, pembangunan bendung, apalagi pembangunan jalan raya yang tidak dapat dielakan lagi. Bahkan penggunaan alat-alat tersebut menentukan faktor yang sangat menentukan keberhasilan penyelesaian pekerjaan tepat waktu sesuai dengan kualitas yang disyaratkan. Bila dibandingkan menggunakan tenaga manusia yang memakai peralatan konvensional seperti cangkul, skop, keranjang, alat penumbuk untuk pemadat dan sebagainya. Pemakaian alat berat mempunyai banyak keunggulan yang menjanjikan keuntungan. Proyek Pembangunan Jalan Tugu Coklat Parit Malintang Kabupaten Padang Pariaman ini membutuhkan alat berat berupa whell loader, dump truck, motor grader dan sebagainya untuk untuk digunakan pada pekerjaan tersebut. Agar efektif pemakaian alat berat yang digunakan pada proyek Pembangunan Jalan Di Kabupaten Padang Pariaman ini, maka penulis mencoba untuk menganalisis kebutuhan alat berat dan menjadikan sebagai Tugas Akhir dengan judul Analisa Kebutuhan Pemakaian Alat Berat Pada Proyek Pembangunan Jalan Tugu Coklat Parit Malintang Kabupaten Padang Pariaman Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari pembahasan Tugas akhir ini adalah untuk Analisa Kebutuhan Pemakaian Alat Berat Pada Proyek Pembangunan Jalan Tugu Coklat Parit Malintang Kabupaten Padang Pariaman. Dari analisis ini akan terlihat kapasitas dan kebutuhan akan penggunaan alat-alat berat pada proyek tersebut. Pembatasan Masalah Pada tugas akhir ini yang akan dibahas adalah: - Menghitung kapasitas produksi dan pemakaian alat berat. - Menghitung hari kerja pemakaian alat berat. 2

Metode Penelitian Sistematika Penulisan Analisa penulisan menunjukkan secara garis besar bahasa pada masing masing bab dalam bahasan. TINJAUAN PUSTAKA Umum Pada pekerjaan konstruksi jalan raya, alat berat sangat berperan penting dalam pelaksanaannya. Tujuan serta keuntungan memakai alat berat secara umum adalah mempermudah/mempercepat lajunya pekerjaan. Perumusan masalah Studi literatur Pengumpulan data Sket trace jalan Rekafitulasi volume Gambar alat berat Daftar kuantitas dan harga Analisa data Hasil pembahasan Kesimpulan 1. Mempertinggi nilai pekerjaan baik dari segi mutu maupun kualitasnya. 2. Mendatangkan hasil bentuk yang lebih baik. 3. Untuk lebih memudahkan mengontrol / mengawasi jalan dan pekerjaan, sebab semakin sedikit tenaga yang dipakai. 4. Memperkecil penggunaan tenaga manusia 5. Untuk daerah daerah tertentu dan kondisi tenaga kerja sukar didapat, dapat mengurangi biaya pelaksanaan. Kerugiannya: 1. Biaya operasi besar. 2. Harus mempunyai tenaga operator yang handal dalam pengoperasiannya. 3. Memerlukan biaya perawatan yang tinggi. 4. Serta memerlukan investasi yang besar. Sifat-sifat Dasar Material Dalam pekerjaan tanah sifat-sifat tanah perlu diketahui karena tiap jenis tanah memiliki sifat yang berbeda yang akan berpengaruh terhadap pemilihan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran produktifitasnya, perhitungan volume pekerjaan dan kemampuan kerja alat pada kondisi material yang ada. Sifat-sifat tanah terdiri dari : Klasifikasi Tanah Tanah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis menurut ukuran butirannya, sifat fisik yang dimiliki, prilaku tanah tersebut 3

apabila terjadi perubahan kelembabannya. volume tanah dibedakan atas volume tanah Dalam pekerjaan tanah jenis tanah dapat dalam keadaan asli, volume tanah dalam dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Kerikil (gravel) adalah batuan yang butir-butirnya lebih besar dari 0,6 mm. 2. Pasir (sand) adalah batuan yang hancur yang ukuran butirannya bervariasi mulai dari sebesar kerikil sampai berukuran 0,05 mm yang merupakan bahan lepas. 3. Lumpur (silt) adalah pasir yang sangat halus, butirannya sangat halus, butirannya lebih kecil dari 0,05 mm dan lebih besar dari 0,005 mm bahannya tidak kohesif dan sukar untuk dipadatkan. 4. Lempung (clay) adalah bahan yang kohesif yang butir-butirnya berukuran mikroskopik yaitu kurang dari 0.005 mm. Kohesif antara butir butiranya memberikan kekuatan yang sangat besar pada tanah lempung dalam keadaan kering. 5. Badan organik adalah bahan tumbuhtumbuhan yang sebagian telah hancur, jika tanah ini digunakan untuk kontruksi maka bahan tersebut harus dibuang. Sifat-sifat Kembang Susut Tanah Volume dan kerapatan tanah secara umum mengalami perubahan yang cukup besar apabila tanah digali, diangkut, keadaan tanah lepas dan volume tanah dalam keadaan tanah yang sudah dipadatkan. Kembang susut tanah adalah perubahan tanah baik berupa penambahan atau pengurangan volume tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk aslinya. Jenis Tanah Pasir Tanah Permukaan Tanah Biasa Lempung (Clay) Batu Pengembangan Tabel 2.1 Faktor Pengembangan tanah ( Rochmahadi, 1989) 5 10 10 25 20 45 30 60 50-60 Cara menghitung perubahan volume material tersebut adalah : Dimana : Sw = % Pengembangan Sh = % Shrinkage=% Penyusutan B = Berat jenis tanah keadaan asli L = Berat jenis tanah lepas C = Berat jenis tanah padat Berat dan Bentuk Tanah Berat tanah akan berpengaruh terhadap kemampuan alat untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat dan mengangkut, dimana berat tanah sangat berpengaruh terhadap volume yang dapat dikerjakan alat dalam hubungannya dengan tenaga tarik. diletakkan dan dipadatkan karena adanya perubahan volume pada setiap kondisi, maka 4

Daya Lekat Material Daya lekat atau kohesifitas material adalah kemampuan saling mengikat diantara butir-butir material itu sendiri. Operasi Alat Berat Dalam pengoperasian Alat Berat ada tiga aspek penting yang perlu dipertimbangkan yaitu : 1. Waktu 2. Material dan 3. Faktor-faktor efisiensi 1. Waktu Siklus kerja beberapa jenis alat berat Yang dimaksud dengan waktu adalah waktu yang diperlukan untuk merampungkan satu siklus pekerjaan. Inilah yang disebut Waktu Siklus (Peurifoy, R.L,1988). Darmansyah Nabar (1988) menyatakan waktu siklus adalah waktu yang diperlukan alat berat untuk melakukan gerakannya dalam satu siklus kerja. No Jenis Alat Bentuk Siklus I II III IV 1 Excavator Mengisi bucket Mengayun bermuatan Membuang muatan Mengayun kosong 2 buldozer Menggusur Kembali (mundur) 3 Motor grade Meratakan Berputar - - 4 Wheel loader Mengisi bucket Mengangkut Membuang Kembali 5 Dump truck Memuat Mengangkut Membuang Kembali 6 Scraper Mengisi/ memotong mengangkut Membuang/ menghampar Kembali 7 Compactor /roller Memadat Sumber : Caterpillar Performance Handbook edisi 26(tabel 2.1) Material Tanah atau material yang diolah akan mengalami perubahan yang disebabkan oleh unsur tanah itu sendiri. Perubahan itulah yang akan memberikan perlawanan terhadap alat pemindahannya (Rochmanhadi, 1992).Perlawanan ini tidak sama pada setiap jenis material, perlawanan inilah yang biasanya menunjukkan tingkat kesulitan pengolahannya. Untuk itu harus diketahui terlebih dahulu jenis material yang akan 5

diolah agar dalam perhitungan produksi kerja alat, didapatkan hasil yang akurat. Jenis tanah atau material yang akan diolah ini perlu diketahui agar dapat menentukan tingkat kemudahan dan kesulitan pengolahannya seperti kemudahan pemuatan, kemudahan penggusuran, penggalian dan sebagainya. Kemudahan atau kesulitan pengolahan material akan mempengaruhi lamanya waktu yang akan diperlukan. Dalam pekerjaan ini pada umumnya dibedakan tiga jenis material : a) Material batu b) Material tanah c) Material batubatuan Material tanah terdiri dari pecahan batu yang sangat halus dan biasanya digolongkan menurut ukuran partikelnya. Misalnya batu kerikil mempunyai partikel besar dan kasar, sedangkan tanah liat mempunyai partikel kecil atau halus. Material campuran batu dan tanah adalah jenis material yang hampir selalu kita temukan diseluruh muka bumi ini. Berbagai campuran tersebut tidak jarang diberi nama berdasarkan persentase batu dan tanah yang terkandung didalamnya. Faktor efisiensi Faktor efisiensi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kerja alat berat pada saat pelaksanaannya di lapangan (Darmasyah Nabar, 1998). Ada dua faktor yang menyebabkan kita perlu memperhitungkan faktor-faktor efisiensi kerja. Kedua faktor tersebut adalah faktor mesin dan faktor manusia sebagai operatornya. Efisiensi kerja tergantung pada banyak faktor seperti : topografi, keahlian, operator, pemilihan standar pemeliharaan dan sebagainya yang menyangkut operasi alat. Berdasarkan pengalaman pemakai peralatan di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum 1988, serta besaran faktorfaktor yang mempengaruhi hasil produksi peralatan, ditetapkan sebagai berikut: 1. Faktor Peralatan Untuk peralatan yang baik baru= 1,00 Untuk peralatan yang baik lama= 0,90 Untuk peralatan yang rusak ringan operasi= 0,80 2. Faktor operator Untuk operator kelas I = 1,00 Untuk operator kelas II= 0,80 Untuk operator kelas III= 0,70 3. Faktor cuaca Baik = 1,00 Sedang = 0,80 4. Faktor kondisi lapangan Berat = 0,70 Sedang = 0,80 Ringan = 1,00 6

Prinsip Dasar Perhitungan Produksi Kerja Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya bahwa produksi kerja alat berat dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu waktu siklus, jenis material, dan faktor efisiensi. Tiga langkah dasar perhitungan produksi kerja: Menghitung kapasitas aktual Menghitung material yang terbawa dalam satu siklus kerja merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Kapasitas aktual (muatan persiklus) ini tergantung pada ukuran mangkok pada pembawa material yang ada pada tiap alat (blade bulldozer, bucket excavator), dan jenis material yang diolah. Jadi untuk menentukan kapasitas aktual ini perlu diketahui terlebih dahulu data tentang ukuran blade/bucket dari alat berat yang Menghitung waktu siklus dioperasikan. Waktu siklus dihitung untuk mendapatkan jumlah siklus per jam. Waktu siklus tersebut terdiri dari waktu tetap dan waktu variable. Waktu ini sering ditetapkan sebagai waktu konstan untuk semua jenis material dan kondisi. Menghitung Produksi Kerja Aktual (PKA) Untuk menentukan produksi kerja sebenarnya dalam teoritis, lakukan langkah ketiga ini. Langkah ini menentukan produksi kerja alat berat dengan memperhitungkan semua faktor yang mempengaruhinya. Produksi kerja aktual ini dari hasil perkalian : Kapasitas aktual X jumlah siklus dan dikalikan dengan faktor -faktor efisiensi sesuai dengan jenis alat yang digunakan. Produksi kerja satu unit peralatan Secara umum telah dinyatakan bahwa prinsip perhitungan produksi kerja alat berat untuk semua jenis alat seperti : alat angkut, alat gali, alat pemuat, dan lain-lain adalah sama. Tetapi dalam prakteknya, ada sedikit perbedaan terutama dalam menghitung waktu siklus. Misalnya antara alat angkut dan alat gali terdapat perbedaan dalam menentukan waktu siklusnya. Dalam pembahasan ini, produksi kerja peralatan yang akan dibahas adalah: 1. Wheel Loader 2. Excavator 3. Dump Truck 4. Motor Grader 5. Vibrator Roller 6. Asphalt Mixing Plant (AMP) 7. Pneumatic Tire Roller 8. Asphalt Finisher 9. Tandem Roller Wheel Loader Fungsi utama dari wheel loader adalah untuk memuat material ke unit perangkat seperti Dump truck. Di samping itu dapat juga digunakan untuk memindahkan material berjarak pendek. 7

Gambar 2.1: Wheel Loader Menghitung Kapasitas Aktual Bucket Kapasitas aktual bucket juga tergantung pada kapasitas bucket dan faktor isi bucket. Kapasitas bucket dapat diketahui dari lembaran lembaran spesifikasi alat. Dengan mengetahui kapasitas bucket dan faktor isi bucket maka isi aktual bucket dapat diketahui dengan rumus: Isi Bucket x Faktor Isi Aktual Bucket = Kapasitas Tabel 2.2 Faktor isi bucket Material Faktor isi Material seragam atau 0,95 1,00 campuran Batu kerikil 0,85 0,90 Batuan hasil 0,80 0,95 peledakan (baik) Batuan hasil 0,75 0,90 peledakan (rata-rata) Batuan hasil 0,60 0,75 peledakan (buruk) Batuan berlumpur 1,00 1,20 Lanau basah 1,00 1,10 Mareial beton 0,85 0,95 Sumber: Contraction Equipment Guide, 1991 (Tabel 2.5) Menghitung waktu siklus Wheel loader juga akan melakukan empat gerakan dalam satu siklus kerja yakni memuat, mengangkat, membuang dan kembali. Dengan demikian waktu siklus yang akan dihitung untuk menentukan angka produksi kerja adalah waktu yang diperlukan untuk gerakan-gerakan tersebut. Menghitung jumlah siklus per jam Jumlah siklus per jam = 60 menit waktu siklus menghitung produksi kerja aktual Produksi kerja aktual dapat dihitung dengan mengalikan perkiraan produksi kerja kasar dengan faktor-faktor seperti faktor efisiensi kerja, operator dan lain-lain. faktor lapangan, faktor Produksi Kerja Aktual = Produksi kerja kasar X Faktor Efisiensi Kerja Excavator Produksi kerja excavator adalah meter kubik (m³) material dapat digali atau dipindahkan dalam satu jam kerja. Alat ini sering dioperasikan untuk memotong tebing dan mengali material yang lebih tinggi daripada ketinggian alat. Gambar 2.1 excavator a. Menghitung Kapasitas Aktual Bucket menghitung isi aktual bucket adalah menghitung volume material yang terangkut bucket excavator dalam satu siklus kerja. Isi aktual tergantung pada dua hal, pertama kapasitas bucket dan kedua jenis material. 8

Kapasitas bucket excavator Model alat Kapasitas bucket (M³) Model alat Kapasitas bucket (M³) 219 0,44 1,04 224 B 0,35 1,20 DCL 235C 1,00 2,30 E70B 0,14-034 235C 1,00 2,30 E110B 0,22 0,63 TA 245B 1,90 3,30 E120B 0,22 0,71 SII 205B 0,28 0,79 E140B 0,29 0,75 211LC 0,34 0,85 E200B 0,67 1,10 213LC 0,45 0,98 E240B 0,58 1,44 206B 0,28 0,79 E300B 0,58 1,44 FT 214B 0,95 0,98 EL300B 0,76 1,82 215D 0,44 1,04 E450B 1,15 2,35 LC 219D 0,44 1,04 E650B 1,80 3,00 Sumber : caterpillar performance handbook (tabel 2.2) Sedangkan Carry Faktor ditentukan berdasarkan jenis material yang diolah. Untuk excavator, Carry Factor hanya dibagi dalam lima jenis material, seperti terlihat pada tabel 2.3. Carry factor hidroulic excavator JENIS MATERIAL FAKTOR Tanah liat basah atau tanah liat pasir 1,00-1,10 Pasir dan kerikil 0,90 1,00 Tanah liat keras 0,75 0,85 Batu hasil ledakan sempurna 0,60 0,75 Batu hasil peledakan tidak sempurna 0,40 0,60 Sumber: caterpillar performance handbook (tabel 2.3) Bila kapasitas bucket dan carry factor material sudah diketahui maka kapasitas actual dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Kapasitas Aktual Bucket = Kapasitas Bucket X Carry faktor b. Menghitung Waktu Siklus Siklus kerja excavator (hidraulis) terdiri dari empat gerakan: 1. Memuat bucket 2. Mengayun bermautan 3. Membuang muatan 4. Mengayun kosong Waktu siklus hidroulik excavator Uraian Memuati bucket (detik) Model alat 205 225 235 245 5,50 6,00 6,00 7,00 Mengayun 4,50 5,00 6,00 7,00 bermuatan (detik) Membuang 1,50 2,00 2,50 3,00 muatan (detik) Mengayun 3,50 4,00 5,00 6,00 kosong (detik) Total waktu siklus 15,00 17,00 17,50 23,00 Sumber : caterpillar performance handbook (tabel 2.4) Bila kondisi kerja berbeda dari yang dinyatakan diatas maka angka angka pada tabel diatas sebaiknya tidak digunakan dalam perhitungan. c. Menghitung Jumlah Siklus per jam Jumlah siklus per jam = 60 menit / total waktu siklus d.menghitung produksi kerja actual (PKA) Produksi kerja actual adalah hasil yang didapatkan pada langkah ketiga dikalikan dengan factor efisiensi kerja. Factor efisiensi kerja yang dimaksud disini adalah kemampuan operator bekerja dalam satu jam. Produksi kerja aktual = Kapasitas Aktual X Jumlah Siklus X Faktor Efisiensi 9

Dump Truck Analisa produksi dump truck adalah menghitung kemampuan alat angkut dalam satu jam kerja. Sebagaimana pola perhitungan produksi kerja yang telah dibahas, untuk dump truck ini juga perhitungannya mengikuti empat langkah perhitungan. Gambar 2.2: Dump Truck a. Menghitung Kapasitas Aktual Bak Kapasitas aktual bak tergantung pada ukuran bak dan faktor muatan. Dalam hal ini untuk ukuran bak biasanya didapatkan dari pembuat alat. Kapasitas Muat Aktual = Kapasitas Bak X Faktor Muat Untuk fakto muatan Dump Truck, tidak ada referensi yang menyatakan angka standar yang dapat digunakan dalam setiap perhitungan. Namun karena penggunaan alat pemuat juga ikut menentukan, maka faktor rmuatan ini biasanya lebih banyak menggunakan angka perkiraan. Imam Sukoto dalam bukunya Menyiapkan Landasan Konstruksi, angka pendekatan yang dapat digunakan adalah sebesar 0,80 0,90. Artinya tingkat kepenuhan bak Dump Truck itu hanya 80% - 90%. b. Menghitung Waktu Siklus Waktu siklus dump truck terdir Waktu muat Waktu manuver di tempat pemuatan Waktu menumpahkan muatan termasuk manuver Waktu angkut Waktu kembali Waktu muat sangat ditentukan oleh alat pemuat yang digunakan. Untuk menetukan waktu muat, kemampuan alat pemuatnya sangat menentukan bagi dump truck. Semakin besar kemampuan alat pemuat secara langsung akan memperpendek waktu muat dump truck. Salah satu data yang perlu diketahui adalah produksi kerja alat pemuat yang digunakan dalam m³ / jam. Dengan mengetahui produksi kerja ini, maka waktu muat dapat dihitung dengan rumus berikut : Waktu muat = Kapasitas Bak dump truck (m³)/ Produksi Kerja alat pemuat(m³/jam) x 60 menit / jam Sedangkan kecepatan ditentukan oleh kemampuan atau tenaga yang tersedia pada dump truck itu sendiri. Waktu Angkut = x 60 menit/jam 10

Waktu Kembali = x 60 menit/jam c. Menghitung Jumlah Siklus per jam Jumlah siklus/jam = d. Menghitung Produksi Kerja Aktual Produksi kerja aktual = kapasitas aktual x jumlah siklus x faktor efisiensi Motor Grader Sesuai dengan fungsi sebagai pembentuk permukaan tanah, maka produksi kerja Motor Grader bukan dihitung dalam meter kubik (m³) tanah atau material yang dapat dipindahkan, melainkan seberapa besar luas permukaan tanah yang dapat dibentuk atau dibersihkan dalam setiap jam. Dengan kata lain produksi kerja Motor Grader dihitung dalam M²/jam. a. Menghitung Luas Lintasan Kerja Luas lintasan kerja yang dimaksud disini adalah luas areal permukaan tanah yang dapat dibersihkan atau dibentuk dalam suatu lintasan kerja. Luas ini tergantung pada dua faktor yaitu : Model Alat 1. Lebar efektif blade 2. Panjang lintasan Luas Lintasan Kerja = Lebar Blade X Panjang Lintasan Lebar Blade Motor Grader Lebar Blade (Meter) Perkiraan Lebar Efektif Blade (M) 120B 2,62 2,42 2,32 140B 2,76 2,56 2,46 120G 2,49 2,29 2,19 130G 2,57 2,37 2,27 12G 2,57 2,37 2,27 140G 2,57 2,37 2,27 14G 2,87 2,67 2,57 16G 3,10 2,90 2,80 Sumber : Caterpillar Performance Handbook Edisi 6 ; 1995 (Tabel 2.6) b. Menghitung Waktu Siklus waktu siklus motor grader terdiri dari waktu grading dan waktu tetap. Waktu grading adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan perataan. Sedangkan waktu tetap adalah waktu yang digunakan untuk berputar, percepatan, perlambatan dan lain-lain. Untuk satu lintasan waktunya dapat ditentukan dengan rumus : Waktu granding = Gambar 2.3: Motor Grader 11

Kecepatan granding dapat dipilih dalam beberapa tingkatan gigi yang digunakan, seperti terlihat pada tabel 2.6 Waktu Tetap Waktu Siklus = Waktu Granding + c. Jumlah Siklus perjam 120 B -Maju -Mundur 140 B -Maju -Mundur 120 G -Maju & -Mundur 130 G -Maju & -Mundur 12 G -Maju & -Mundur 140 G -Maju & -Mundur 14 G -Maju -Mundur 16 G -Maju & -Mundur Model alat jumlah siklus/jam = d. Produksi Kerja Aktual Produksi Kerja Aktual= Produksi Kerja Kasar x Efisiensi Kecepatan Motor Grader Tiap Tingkatan Gigi TINGKATAN GIGI & KECEPATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 4,20 7,20 4,50 7,70 6,40 11,40 6,90 12,00 10,10 11,40 10,70 16,70 15,60 23,80 16,50 25,60 22,70 35,40 - - 24,40 37,60 - - 3,90 6,20 9,80 16,20 25,90 44,90 - - 3,70 6,00 9,50 15,60 25,00 39,40 - - 3,70 6,00 9,50 15,60 25,00 39,40 - - 3,90 6,20 9,80 15,60 26,00 41,00 - - 3,70 4,40 5,30 6,20 7,10 8,30 10,40 12,00 15,60 18,20 22,00 25,60 29,70 34,60 - - - - 43,00 50,00 3,90 5,30 7,20 10,80 15,80 22,30 30,10 43,60 Sumber : Caterpillar Performance Handbook, 1995(tabel 2.7 Vibrator Roller Selama ini hanya dibahas roller yang pemadatannya hanya dengan beban statis, berikut ini akan diuraikan mengenai roller yang beroperasi dengan menggetarkan bebannya, sehingga pemadatan tanah menjadi lebih kuat. Jenis roller ini mempunyai efisiensi pemadatan yang lebih baik. Efek yang diakibatkan vibrator roller ini adalah gaya dinamis terhadap tanah, butir-butir tanah cendrung mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara butir-butirnya. Sehingga akibat getar ini tanah menjadi padat dengan susunan yang lebih kompak. Mesin pengerak berupa mesin diesel dengan tenaga sekitar 100hp-180hp. Karena dilengkapi dengan turbo, maka alat 12

ini dapat beroperasi sampai ketinggian 2200 m di atas permukaan laut. Gambar 2.4: Vibrator Roller Berdasarkan Bahan Kursus Pembina Peralatan, Direktorat Peralatan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Dept PU 1984, untuk perhitungan produksi alat pemadat dapat dihitung dengan dua cara : a. Volume material yang dipadatkan, m³/jam Untuk perhitungan berdasarkan volume material yang dipadatkan, produksi kerja dihitung berdasarkan rumus : E= efisiensi Lebar efektif pemadatan berpedoman pada lebar roda alat pemadat yang digunakan. Biasanya dihitung berdasarkan ukuran lebar roda dikurangi lebar tumpang-tindih yang terjadi pada tiap jalur Asphalt Mixing Plant(AMP) Proses pengolahan asphalt atau hot mixed untuk keperluan pembuatan pekerjaan jalan, dalam produksi secara besar-besaran dilakukan dalam sebuah plant (pengolah aspal). Yang dimaksud dengan alat pengolah aspal tentunya bukan hanya proses aspal saja, melainkan untuk mengolah aspal yang dicampur dengan agregat lain, hingga didapatkan suatu campuran yang memenuhi syarat untuk perkerasan. Q = b. Luas material yang dipadatkan, m²/jam Untuk perhitungan berdasarkan luas material yang dipadatkan, produksi kerja dihitung berdasarkan rumus: Q = Dimana :V=Kecepatan pemadatan (m/jam) b= Lebar efektif pemadatan n= jumlah lintasan Gambar 2.5: Asphalt Mixing Plan(AMP) Untuk perhitungan produksi alat berat aspal mixing plant : Q = 13

Dimana : V= Kapasitas produksi (ton/jam) E= Efisiensi D1=Volume AC-BC (ton/m³) t= Ketebalan AC-WC (m) Peneumatic Tire Roller Roller ini merupakan satu-satunya yang tidak mempunyai roda besi, semua rodanya yang dibikin dari ban yang dipompa. Tapi ban tersebut licin tidak mempunyai kembang seperti layaknya ban mobil. Gambar 2.6: Peneumatic Tire Roller ( PTR) Penempatan roda biasanya lima di belakang dan empat buah di depan. Ada pula yang lima buah di depan dan enam dibedakan. Tetapi model terakhir ini empat di belakang dan empat di depan dengan posisi roda belakang agak ke kiri dibanding roda depan. Maksud pemasangan roda seperti yang dimaksud di atas, ialah agar lintasan roda belakang tidak segaris dengan lintasan roda depan. Dengan demikian tanah yang tidak terpadatkan diantara lintasan roda depan yang berdampingan dapat dipadatkan oleh roda belakang. Pada pemakaiannya, roller ini mempunyai bobot yang sangat variatif, dari 20 ton-100 ton, dari yang ditarik traktor sampai yang dapat bergerak sendiri. Untuk pekerjaan yang besar biasanya tidak dapat bergerak sendiri. Q = Dimana : V = Kecepatan rata-rata (m/jam) E = Efisiensi B =Lebar efektif pemadatan (m) t = Ketebalan AC-WC (m) n = Jumlah lintasan Asphalt Finisher Alat berat ini menjalankan tugasnya untuk menyelesaikan penghamparan hotmix secara merata baik kesamping maupun ke depan. Finisher ada 2 macam, yaitu yang bergerak dengan track (kelabang). Yang bergerak dengan ban pada umumnya berukuran kecil. Ban tersebut merupakan ban mati (tidak dipompa). Biasanya ban belakang berukuran lebih kecil dari ban depan. Sedangkan yang bergerak dengan track berukuran lebih besar. Alat ini mempunyai kelebihan dalam hal produktivitas dan keseragaman mutu, tetapi mobilitas yang kurang baik. 14

tandem. Roller jenis ini biasanya mempunyai roda yang dapat bergerak masing-masing dengan bantuan tenaga hidrolik, jadi kemungkinan untuk slip kecil sekali. Gambar 2.7: Asphalt Finisher Kita mengetahui bahwa finisher mendapat hotmix dari dump truck, sedangkan dump truck mengambil material dari Asphalt Mixing Plant (AMP). Perputaran truck dengan membawa hotmix terjadi bilamana gerakan operasi finisher mendekati AMP. Cara kerjanya: Finisher menanti kiriman hotmix dari dump truck pada lajur jalan yang akan di hampar finisher seperti terlampir dibawah ini : Q = Dimana V : Kapasitas produksi (ton/jam) E : Efisiensi D1 : Volume AC-BC (ton/m³) t : Ketebalan AC-WC (m) Tandem Roller Mempunyai nama demikian karena roda muka dan belakang berjajar satu-satu, jadi posisinya Gambar 2.8: Tandem Roller Tandem roller biasanya dioperasikan untuk memadatkan sub base jalan, hamparan batu kerikil dan hamparan hotmix. Dengan berputarnya kedua roda, baik muka maupun belakang maka kemungkinan slip roda hampir tidak ada. Pada operasi pemadatan hamparan hotmix tandem roller bergerak dibelakang pneumatic tire roller. Untuk perhitungan produksi alat berat pneumatic tire roller : Q = Dimana : V = Kecepatan rata-rata (m/jam) E = Efisiensi B = Lebar efektif pemadatan (m) t = Ketebalan AC-WC (m) n = Jumlah lintasan 15

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.10 Perincian Jumlah Hari Kerja Tiap Item Pekerjaaan Pembangunan Jalan Tugu Coklat Parit Malintang Alat yang di gunakan Pekerjaan Galian Drainase Kap. Prod Alat / Jam Sat Jml alat Kemamp uan / hari Alat Lama Hari Pekerjaan 1 Excavator 67,75 M 3 /Jam 1 474,25 2 2 Dump Truck 6.96 M 3 /Jam 10 48.72 2 Pekerjaan Galian Tanah Biasa 1 Excavator 67,75 M 3 /Jam 1 474,25 127 2 Dump Truck 6.96 M 3 /Jam 10 48.72 123 Pekerjaan Galian Batu 1 Excavator 67,75 M 3 /Jam 1 474,25 7 2 Dump Truck 6.96 M 3 /Jam 10 48.72 7 Pekerjaan Timbunan Biasa 1 Wheel Loader 51.72 M 3 /Jam 1 362,04 84 2 Dump Truck 66,63 M 3 /Jam 8 46,61 87 3 Motor Grader 292,3 M 3 /Jam 1 2061,1 15 4 Vibratory Roller 186,75 M 3 /Jam 1 1307,25 5 Water Tanker 47,43 M 3 /Jam 1 332,01 Pekerjaan Timbunan Pilihan 1 Wheel Loader 51,72 M 3 /Jam 1 362,04 19 2 Dump Truck 6,63 M 3 /Jam 8 46,61 19 3 Motor Grader 240,11 M 3 /Jam 1 1680,77 4 4 Water Tanker 47,43 M 3 /Jam 1 332,01 21 Lapis Resap Ikat 1 Asp. Sprayer 1328,00 M 3 /Jam 1 9296,00 2 Compressor 320,00 M 3 /Jam 4 2240,00 3 Dump Truck 1328,00 M 3 /Jam 1 9296,00 1 Pekerjaan Penyiapan badan jalan 1 Motor Grader 134,46 M 2 / Jam 1 941,22 2 Vibrator Roller 186,75 M 2 / Jam 1 1307,25 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A 1 Wheel Loader 18,68 M 3 /Jam 1 170,76 6 2 Dump Truck 3,29 M 3 /Jam 6 23,03 6 3 Motor Grader 186,75 M 3 /Jam 1 1307,25 1 4 Tandem Roller 450 M 3 /Jam 1 3150 5 Water Tank 47,43 M 3 /Jam 1 332,01 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B 23 91 1 1 35 25 1 2 16

1 Wheel Loader 16,01 M 3 /Jam 1 112,07 9 2 Dump Truck 3,15 M 3 /Jam 6 22,05 3 Motor Grader 186,75 M 3 /Jam 1 1307,25 1 4 Tandem Roller 450 M 3 /Jam 1 3150 1 5 Water Tank 47,43 M 3 /Jam 1 332,01 Pekerjaan lapis Pengikat 1 Asp Sprayer 996 Ltr/Jam 1 6972 1 2 Compressor 240 Ltr/Jam 4 1680 1 Pekerjaan laston Lapis Antara ( AC BC ) 1 Wheel Loader 21,51 M 3 /Jam 1 150,57 3 2 AMP 18,45 M 3 /Jam 1 129,15 3 3 Dump Truck 0,83 M 3 /Jam 25 5,81 3 4 Asphalt Finisher 14,76 M 3 /Jam 1 103,32 5 Tandem Roller 31,12 M 3 /Jam 1 217,84 6 Peneu Tyre Roller 21,78 M 3 /Jam 1 153,46 3 Sumber : Perhitungan Penulis 8 3 5 2 Tabel 4.11 Perincian Jumlah Hari Kerja Keseluruhan Alat Kesimpulan No Alat Waktu ( Hari ) Total ( Hari ) 1 Excavator 2 + 127 +7 136 2 Dump Truck 2+123+7+87+19+1+6+8+3 256 3 Wheel Loader 84+19+6+9+3 121 4 Motor Grader 15+4+35+1+1 56 5 Vibrator Roller 23+25 48 6 Water Tanker 91+21+2+3 117 7 Asp Sprayer 1+1 2 8 Compressor 1+1 2 9 Tandem Roller 1+2 3 10 Ashpalt Finisher 5 5 11 AMP 3 3 12 Peneumatic Tyre Roller 3 3 Atas dasar analisa perhitungan dan dan uraian pada bab bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang antara lain sebagai berikut ; 1. Dalam memilih peralatan hendaknya sesuai dengan bidang pekerjaannya dan dalam jumlah yang tepat serta harus didukung oleh operator yang terampil, karena dalam pemilihan peralatan untuk digunakan dilapangan sangat memerlukan biaya yang relatif besar dan memperkecil kemungkinan peralatan. menganggurnya 2. Dalam perhitungan jumlah kuantitas peralatan yang dibutuhkan, maka kita harus mengetahui jenis pekerjaan dan kondisi yang ada di lapangan serta efisiensi dan kapasitas alat berat. 3. Dari analisa yang dilakukan maka didapatkan hasil sebagai berikut: 17

Alat yang dipakai lama dalam proyek yaitu Excavator Alat yang dipakai dengan waktu yang tidak lama di proyek adalah Asp Sprayer dan Compresor. DAFTAR PUSTAKA Fatena, Susi. 2002. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Jakarta: Rineka Cipta Rochmanhadi, 1985. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Alat Alat Berat. Jakarta: Pekerjaan Umum. Rochmanhadi, 1982. Alat Alat Berat dan Penggunaannya. Jakarta : Pekerjaan Umum 18