aintis Volume 14 Nomor 1, April 2014, 1-22

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "aintis Volume 14 Nomor 1, April 2014, 1-22"

Transkripsi

1 Jurnal aintis Volume 4 Nomor, April 204, - 22 ISSN: Analisa Penggunaan Alat Berat Pada Pekerjaan Proyek Perkerasan Jalan Kebun Durian-Gunung Sahilan-Gunung Sari Kabupaten Kampar Analysis of heavy use in the work road pavement project at kebun durian-gunung sahilangunung sari Kampar district Novri Husnita Rezky, Arhan Wanim dan Deddy Purnomo Retno Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl.Kaharuddin Nasution 3 Pekanbaru deddypurnomo@gmail.com Abstrak Jalan merupakan sarana penghubung yang sangat penting guna menunjang proses pembangunan serta mendorong kearah terwujudnya keseimbangan antara daerah dan tingkat pertumbuhan perekonomian. Pembangunan disegala bidang menuntut kebutuhan akan pembangunan yang merupakan sarana untuk mencapai kemajuan. Pekerjaan tanah dalam skala besar tidak mungkin dilakukan dengan cara manual karena akan memerlukan waktu dan tenaga yang sangat besar dan biaya yang banyak. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kapasitas produksi per jam, biaya sewa alat berat dan mencari alternatif yang lebih efisien dari beberapa kombinasi alat berat dan membandingkan dengan yang ada dilapangan. Metode yang digunakan pada pekerjaan proyek perkerasan jalan lapis pondasi aggregat kelas A di jalan Kebun Durian Gunung Sahilan Gunung Sari adalah metode analisis dengan memakai 2 (dua) alternatif alat berat dengan memperhitungkan kapasitas produksi, waktu pemakaian alat berat, dan biaya operasional dari alat berat yang optimal.berdasarkan hasil perhitungan lapis pondasi agregat kelas A diperoleh kapasitas produksi, waktu penyelesaian, biaya, dan penggunaan alat berat pada alternatif II lebih efisien dan optimal yaitu: Wheel Loader, kapasitas produksi 22,460 m3/jam, waktu 2 jam, jumlah alat unit, dan biaya Rp ,64; Dump Truck, kapasitas produksi 5,629 m3/jam, waktu 406 jam, jumlah alat 6 unit, dan biaya Rp ; Motor Grader, kapasitas produksi 289,836 m3/jam, waktu 48 jam, jumlah alat unit, dan biaya Rp ,64; dan pekerjaan pemadatan Tandem Roller, kapasitas produksi 05,852 m3/jam, waktu 30 jam, jumlah alat unit, dan biaya Rp ,7; dan Water Tank, kapasitas produksi 8,57 m3/jam, waktu 6 jam, jumlah alat unit, dan biaya Rp ,64. Kata Kunci : Abstract Alat Berat, Kapasitas Produksi, Waktu, Biaya Operasional. The road is a very important means of connecting to support the development process and lead to the establishment of a balance between regions and economic growth rates. Development in all fields of development which requires the need for a means to achieve progress. Ground work on a large scale can not be done manually because it will take time and enormous effort and cost that much. This study aims to calculate the production capacity per hour, heavy equipment rental costs and looking for a more efficient alternative than some combination of machine and comparing with the existing field.the method used in the project work pavement foundation layers aggregate in road grade A Mount Garden Durian Sahilan - Gunung Sari is a method of analysis using alternative II heavy equipment taking into account the production capacity, the time consumption of heavy equipment, and operational costs of the optimal machine.based on the results of the calculation of the aggregate Class A foundation layer obtained production capacity, turnaround time, cost, and the use of heavy equipment on the second alternative is more efficient and optimal namely : Wheel Loader, the

2 production capacity of m3, time of 2 hours, the number of devices unit, and cost of Rp. 56,904, ; Dump Truck, production capacity of 5,629 m3/hr, time of 406 hours, the number of appliance 6 units, and the cost of Rp ; Motor Grader, the production capacity of m3, 48 hours, unit number of tools, and cost Rp ,64 ; and Tandem Roller compaction work, the production capacity of m3, time of 30 hours, the number of devices unit, and the cost of Rp. 3,37,960.7 ; and Water Tank, the production capacity of 8.57 m3, time of 6 hours, the number of devices unit, and the cost of Rp ,64. Keywords : Heavy Equipment, Production Capacit, Time, Operating Expenses. PENDAHULUAN Kabupaten Kampar merupakan kabupaten yang terluas di Propinsi Riau, untuk itu pemerintah secara bertahap meningkatkan berbagai fasilitas yang bermanfaat bagi masyarakat, salah satu fasilitas yang akan dikerjakan adalah peningkatan perkerasan jalan. Langkah pertama adalah penimbunan badan jalan dengan menggunakan tanah, yang pekerjaannya memerlukan ketelitian baik dalam pekerjaan penghamparan, perbaikan maupun perkuatan tanah dasarnya. Pekerjaan ini memerlukan penanganan khusus dan efisiensi kerja yang tinggi sehingga dari segi kualitas dan kuantitas dapat menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan teknis. Penggunaan alat alat berat dalam proses kegiatan atau pelaksanaan pekerjaan teknik sipil, pertambangan dan pekerjaan pemindahan tanah mekanis yang berskala besar hampir tidak dapat dipisahkan. Bahkan alat alat tersebut merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan penyelesaian pekerjaan tepat waktu sesuai dengan kualitas yang disyaratkan. Pekerjaan tanah dalam skala besar tidak mungkin dilakukan dengan cara manual karena akan memerlukan waktu dan tenaga yang sangat besar dan biaya yang banyak. Untuk penanganan pekerjaan tanah ini, maka diperlukan alat-alat berat antara lain : Excavator, Wheel Loader, Motor Grader, Tandem Roller, Dump Truck, Water Tank, dan sebagainya. Sehingga dengan menggunakan alat berat tersebut lebih efektif dalam pekerjaan tanah.pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat baik jenis, ukuran maupun jumlahnya. (Rostiyanti, 2002). Jenis dan Fungsi Alat Berat. Pemakaian alat berat bertujuan untuk mempermudah pekerjaan pekerjaan yang sulit dikerjakan oleh tenaga manusia secara manual karena memakan waktu yang relatif lama. Maka penggunaan alat berat adalah merupakan suatu solusi yang sangat baik,karena pekerjaan dilaksanakan relatif cepat dan efisien. Alat berat memiliki jenis dan fungsi yang berbeda-beda,adapun fungsinya adalah sebagai berikut :. Wheel Loader Wheel Loader adalah alat pemuat material ke dump truck dan sebagai alat penggerak utamanya (prime movers loader) adalah tractor dan ditinjau dari penggerak utamanya tadi maka dapat kita kenal dua jenis yaitu : a. Wheel Loader penggerak crawler tractor (roda rantai) atau disebut traxcavator. b. Wheel Loader penggerak wheel tractor (roda karet). Adapun fungsi utama dari Wheel Loader adalah : a. Sebagai alat pemuat material (jarak pendek). b. Memindahkan material (jarak pendek). c. Mengumpulkan material. 2

3 d. Mengisi Hopper. Pada saat sekarang wheel loader banyak dibuat dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled) dilengkapi dengan tangan yang kaku untuk mengoperasikan bucketnya. Ukuran bucket berkisar antara 0,5 m3 sampai 5 m3. Bucket wheel loader biasanya direncanakan untuk membongkar muatan yang mempunyai ketinggian 8 5 ft, dengan ketinggian ini cukup untuk membongkar muatan ke atas dump truck. Ukuran yang paling sering digunakan adalah 6 m3. Dalam pengoperasian biasanya wheel loader, antara waktu memuat dan membongkar biasanya memerlukan jarak untuk manuver. Jika jarak ini sempit akan menimbulkan masalah. Untuk jarak terbatas maka sebaiknya menggunakan traxcavator (crawler tractor) sebagai alternatif yang tepat karena loader tipe ini melakukan manuver dengan perlahan lahan. Penggunaan wheel loader yang lain adalah untuk menggali pondasi basement, dengan syarat ruangnya memungkinkan untuk bekerjanya wheel loader, memuat material yang telah diledakkan, misalnya pada pembuatan terowongan, pada daerah pengambilan batu (quarrying), menggali butiran butiran lepas bebatuan untuk dibongkar pada grizly hopper dalam proses pemecahan batu pada stone crusher plant. Waktu siklus yang ada pada perhitungan produksi wheel loader terdiri dari beberapa bagian antara lain : a. Raise time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengangkat bucket dari bawah ke suatu ketinggian yang diinginkan. b. Lower time yaitu waktu yang dibutuhkan bucket yang telah kosong. c. Dump time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk membongkar muat. d. Variable time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut dan mengatur posisi. Waktu tetap (membongkar, memuat, dan manuver) diperkirakan besarnya antara 0,2 0,5 menit dan masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh sebab itu waktu tetap harus ditambah atau dikurangi pengerjaannya seperti pada Tabel. Tabel. Waktu muat Material Berbutir seragam Berbutir campuran Lanau basah Tanah atau kerikil Material berbeton Menit 0,02 0,05 0,04 0,06 0,05 0,07 0,05-0,20 0,0 0,20 Sumber : Peurifoy, 985 Tabel 2.Faktor Pemuatan Bucket / Bucket Fill Factor. Material Faktor Material seragam atau campuran 0,95 - Batu kerikil 0,85-0,90 Batuan hasil peledakan (baik) 0,80-0,95 Batuan hasil peledakan (rata-rata) 0,75 0,90 Batuan hasil peledakan (buruk) 0,60 0,75 Batuan berlumpur,20 Lanau basah,0 Material berbeton 0,85 0,95 Sumber : Rostiyanti,

4 Produksi kerja wheel loader adalah beberapa meter kubik (m3) material dapat dimuat dalam satu jam kerja. Faktor faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan produktivitas wheel loader yaitu : tipe bucket dan kapasitasnya, kondisi material, area untuk pergerakannya, waktu siklusnya dan waktu efisiennya. Produksi kerja wheel loader dapat diperoleh dengan rumus :. Produksi perjam (Q)...() Dimana : Q q E Cm = produksi perjam (m3/jam) = produksi persiklus (m3) = efisiensi kerja = waktu siklus (menit) Kapasitas aktual bucket (q)...(2) Dimana : q = kapasitas bucket (m3) K = faktor bucket 3. Waktu siklus (Cm) a.cross loading (pemuatan melintang).....(3) 2. b.v-shape loading (pemuatan bentuk V )....(4) c.load and carry (muat angkut)..... (5) Dimana : D F R Z = jarak angkut (m) = kecepatan maju (km/menit) = kecepatan mundur (km/menit) = waktu tetap (menit) Waktu tetap adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk pergantian gigi (parsneling), memuat, berputar, membuang muatan, serta menunggu dump truck yang dinyatakan dalam menit.(rochmanhadi, 984). Adapun ketentuan untuk kecepatan maju (F), mundur (R), dan waktu tetap (Z), sebagai berikut : a. Untuk cross loading dan V-shape loading F dan R = 0,8 kecepatan maksimum (memakai torgflow)...(6) b. Untuk load and carry D< 50 m, F dan R = 0 5 Km/jam 50 m <D < 00 m, F dan R = 0 20 Km/jam D > 00 m, F dan R = 5 25 Km/jam c. Waktu tetap (Z) Besarnya waktu tetap dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.Waktu tetap, dalam menit. Model mesin Cross loading V-shape loading Load and carry 4

5 Mesin gerak langsung 0,25 0,35 - Mesin gerak hidrolis 0,20 0,30 - Mesin gerak torgflow 0,20 0,30 0,35 Sumber : Rochmanhadi, Motor Grader Motor Grader adalah suatu alat yang digunakan untuk keperluan perataan permukaan tanah, membuat selokan samping (bentuk V ) dan membentuk permukaan tanah yang dikehendaki. Hal ini bisa dilaksanakan karena pisau (blade) dari motor grader tersebut bisa diatur. Membentuk serta meratakan suatu pekerjaan tanah terutama pada tahap penyelesaian agar diperoleh kerataan dan ketelitian yang lebih baik serta dapat dipergunakan untuk aplikasi lain yaitu membuat kemiringan tanah / badan jalan atau membuat saluran air secara sederhana. Kemampuan ini akibat gerakan gerakan flexibel yang dipunyainya terhadap blade dan roda roda ban. Motor Grader digunakan untuk keperluan keperluan sebagai berikut : a. Grading (perataan permukaan tanah). b. Shaping (pemotongan untuk mendapatkan bentuk / profil tanah). c. Bank shoping (pemotongan dalam pembuatan talud). d. Scarifying (penggarukan untuk pembuatan saluran). e. Dithing (pemotongan untuk pembuatan saluran). f. Mixing and spreading (mencampur dan menghamparkan material dilapangan). Motor Grader adalah tipe peralatan yang dapat dipakai dalam berbagai variasi dalam pekerjaan. Kelengkapan kelengkapan lain dari motor grader adalah (Rocmanhadi,992) : a. Scarifier teeth (ripper dalam bentuk penggaruk kecil) dipasang dibagian depan blade dan dapat digunakan secara sendiri. b. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan). c. Elevating grader unit (alat pengatur grading). Sesuai dengan fungsinya sebagai pembentuk permukaan tanah, maka produksi kerja Motor Grader adalah berapa meter kwadrat (m2) luas permukaan tanah yang dapat dibentuk atau dibersihkan setiap jam kerja. Dengan kata lain produksi kerja Motor Grader dihitung dalam m2/jam. Dalam menghitung produksi motor grader dipengaruhi oleh bahan yang dikerjakan, kecakapan operator, dan kondisi medan. Produksi kerja Motor Grader dapat diperoleh dengan rumus : a. Produksi perjam (Q)...(7) Di mana : Q = Produksi per jam (m2 / jam) V = Kecepatan kerja (Km / jam) Le = Panjang blade efektif (m) Lo = Lebar tumpang tindih (m), biasanya diambil 0,3 m E = Efisiensi kerja Untuk kecepatan rata rata dalam pekerjaan Motor Grader dapat dilihat pada Tabel 4: Tabel 4.Kecepatan Kerja Motor Grader. Jenis pekerjaan Kecepatan kerja (km / jam) 5

6 Perbaikan jalan biasa 2,0 6,0 Membuat parit (trens),6 4,0 Finishing tanah asli (perapian tebing),6 2,6 Meratakan tanah,6 4,0 Mengatur ketinggian (leveling) 2,0 8,0 Sumber : Rochmanhadi, 984 Tabel 5.Faktor Efisiensi Kerja Motor Grader Kondisi Operasi Faktor Efisiensi Pekerjaan jalan datar 0,8 Galian parit V 0,7 Menyebar, Pendakian 0,6 Menggali parit, Salju 0,5 Sumber : Komatsu,Edisi 5 Untuk spesifikasi panjang blade motor grader dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 6.Spesifikasi Motor Grader. (Le - Lo) Panjang pisau Model Sudut Sudut (mm) GD 200A- GD 300A- GD 500R-2 GD 600R- GD 605R Tinggi angkat pisau (mm) Kecepatan operasi Minimum (Km/jam) Maksimal (Km/jam) 285 3,8 3, 3,6 28,8 3,7 30,4 4,9 3,0 3,7 8,6 5, 25,5 4, 20, 4,8 23,6 3,5 43,6 4, 5,

7 GD 650R- GD 655R- GD 655A , 20, 4,8 23,6 3,5 43,6 4, 5,6 3,5 43,6 4, 5,6 Sumber : Wigroho dan Suryadharma, 983 Keterangan : Untuk kecepatan operasi : - Angka di atas untuk kecepatan maju - Angka di bawah untuk kecepatan mundur b. Waktu penyelesaian yang dibutuhkan (T)...(8) Di mana : T N D V E = waktu kerja (jam) = jumlah trip = jarak kerja (km) = kecepatan kerja (km/jam) = efisiensi kerja Jika motor grader bekerja pada satu site, dengan jalur-jalur leveling yang sejajar, maka jumlah trip dapat dihitung dengan rumus :...(9) Dimana : N W Le Lo n = jumlah trip = lebar total untuk pekerjaan leveling (m) = Panjang blade efektif (m) = lebar tumpang tindih (m) = jumlah grading / rit yang diperlukan untuk mencapai permukaan yang dikehendaki 3. Tandem Roller Alat pemadat (Compactor) merupakan suatu alat berat yang digunakan pada pekerjaan konstruksi yang bertujuan untuk memadatkan tanah atau material sehingga tercapai kepadatan yang diinginkan. Proses pemadatan merupakan proses untuk mengurangi adanya rongga antar partikel tanah atau material sehingga volumenya menjadi kecil. Ada empat faktor yang mempengaruhi proses pemadatan, yaitu : 7

8 a. b. c. d. Gradasi material yang akan dipadatkan. Kadar air dari material (moisture content). Usaha pemadatan (compactive effort), Karateristik tanah. Jenis jenis alat pemadat adalah : a. Three Wheel Roller b. Pneumatic Tired Roller c. Vibratory Roller d. Sheep Foot Type Roller e. Tandem Roller f. Segment Roller Tandem roller merupakan salah satu jenis alat pemadatan yang digunakan pada pekerjaan jalan kontruksi jalan raya. Jenis dan kegunaan Tandem Roller : a. Berporos dua (two axle) biasanya digunakan untuk menggilas permukaan aspal beton. b. Berporos tiga (three axle) biasanya digunakan untuk memadatkan dan memperhalus permukaan timbunan yang sudah dipadatkan. Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (roller), klasifikasi roller yang dikenal antara lain adalah : a. Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik alat penarik seperti bulldozer. b. Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (steel wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic). c. Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dsb. d. Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (three wheel), roda dua (tandem roller), dan three axle tandem roller. e. Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator). Adapun cara operasi alat berat ini adalah dengan system maju mundur, dimana saat beroperasi memadatkan, alat ini bergerak maju dan kembali dengan cara mundur juga dalam keadaan beroperasi. Produksi kerja tandem roller dapat diperoleh dengan rumus : a. Produksi kerja aktual per jam dalam satuan volume...(0) Dimana : Q = produksi per jam (m3/jam) V = kecepatan operasi (km/jam) W = lebar pemadatan (m) H = tebal pemadatan (m) E = efisiensi kerja Nc = jumlah pemadatan (jumlah pass oleh compactor) b. Produksi per jam dalam satuan luas 8

9 ...() Dimana : Q = produksi per jam (m2/jam) Tabel 7. Lebar Pemadatan. Tipe compactor Lebar pemadatan (W) Compactor tanah Lebar roda gerak 0,2 meter Mesin gilas getar Lebar roda gerak 0,2 meter Mesin gilas roda besi Lebar roda gerak 0, - 0,2 meter Mesin gilas roda karet Lebar roda gerak 0,2 meter Sumber : Rochmanhadi, 984 Tabel 8. Kecepatan Operasional. Tipe compactor Kecepatan compactor (V) Compactor tanah 4-0 Km/jam Temper sekitar,0 Km/jam Mesin gilas getar sekitar,5 Km/jam Mesin gilas roda besi sekitar 2,0 Km/jam Mesin gilas roda karet sekitar 2,5 Km/jam Sumber : Rochmanhadi, 984 Tabel 9.Jumlah Pass Pemadatan. Tipe compactor Jumlah pass pemadatan (N) Compactor tanah 3 5 Mesin gilas getar 4 8 Mesin gilas roda besi 4 8 Mesin gilas roda karet 4 0 Sumber : Rochmanhadi, Dump Truck Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 meter atau lebih). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkar muatannya, alat ini dapat bekerja sendiri. Ditinjau dari besar muatannya, dump truck dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu : a. On High Way Dump Truck, muatannya lebih kecil dari 20 m3. 9

10 b. Off High Way Dump Truck, muatannya lebih besar dari 20 m3. Ada beberapa macam jenis Dump Truck yang digunakan (Rochmanhadi, 992) yaitu : a. Side Dump Truck (yang membuang muatan kesamping). b. Rear Dump Truck (yang membuang muatan kebelakang). c. Rear and Side Dump Truck (yang membuang muatan kebelakang dan kesamping). Analisa produksi kerja Dump truck adalah menghitung kemampuan alat mengangkut material dari suatu tempat ke tempat lain dalam satuan meter kubik (m 3) selama satu jam kerja. Produksi kerja dump truck dapat diperoleh dengan rumus : a. Produksi per jam...(2) Dimana : C Et Cmt Q = Produksi per jam (m3/jam) = Produksi per sikus (m3) = Faktor efisiensi kerja dump truck = Waktu siklus dump truck (menit) b. Produksi per siklus Dimana : C nwl dumpt truck q K...(3) = Produksi per siklus (m3) = Jumlah siklus yang dibutuhkan loader untuk mengisi muatan ke dalam = Kapasitas bucket penuh / munjung (m3) = Faktor bucket c. Waktu siklus dump truck Waktu siklus terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu muatan, waktu perjalanan kembali, dan waktu antri....(4) pembongkaran Dimana : nwl Cms = Waktu muat (menit) Cms = Waktu siklus loader (menit) Ddt = Jarak angkut dump truck (m) V = Kecepatan rata rata dump truck dalam keadaan membawa muatan (m/menit) V2 = Kecepatan rata rata dump truck dalam keadaan kosong (m/menit) t = waktu membuang muatan (menit) t2 = waktu yang dibutuhkan dump truck untuk mencapai posisi untuk dimuati (menit) d. Jumlah siklus loader untuk memuat dump truck...(5) Dimana : q K C = kapasitas dump truck (m3) = kapasitas bucket loader atau munjung (m3) = Faktor bucket, untuk : 0

11 tanah (umum) e. =,6 batu pecah batu =2 = 2,2 Jumlah dump truck...(6) Dimana : M = jumlah dump truck Tabel 0. Waktu Bongkar dan Waktu Tunggu. Kondisi operasi kerja Sedang Kurang Sumber : Rochmanhadi, 984 t (menit) 0,50 0,70,30,50 2,00 Tabel. Waktu Tetap atau Waktu Pengambilan Posisi. Kondisi Operasi Kerja t2 (menit) 0,0 0,20 Sedang 0,25 0,35 Kurang 0,40 0,50 Sumber : Rochmanhadi, Water Tanker Water Tanker merupakan sarana yang berfungsi untuk mendistribusi air yang pada waktu pemadatan atau pengaspalan. Alat ini terkait erat dengan tire roller dan tandem roller, hal ini dikarenakan pada waktu penggilasan dan pemadatan timbunan, air sangat dibutuhkan sebagai alat pemberat pada pekerjaan pemadatan timbunan dan pemyemprotan timbunan agar pada waktu pemadatan di dapat hasil yang lebih sempurna.(rostiyanti, 999 : 76). Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa air sangat dibutuhkan pada proses pemadatan dalam usaha pencegahan penempelan lapisan aspal pada waktu pekerjaan penggilasan oleh Tandem Roller dan Tire Roller. Produksi kerja water tanker dapat diperoleh dengan rumus : Produksi perjam Water Tanker :...(7) Dimana : qa np E Wc = volume tangki air (m³) = pengisian tangki perjam = faktor efisiensi alat = kebutuhan air/m³ material padat (m³) Karateristik Tanah Tanah (soil) merupakan bagian dari pekerjaan konstruksi yang harus diperhatikan karena tanah adalah elemen utama pendukung struktur dalam dunia konstruksi. Beberapa jenis tanah mungkin cocok digunakan dalam keadaan aslinya, sementara yang lain harus digali, diproses, dan dipadatkan agar memenuhi tujuannya. Pengetahuan mengenai sifat sifat, karakteristik, dan perilaku tanah sangat penting bagi para pelaku proses konstruksi. Sifat sifat ini berpengaruh langsung atas mudah atau sulitnya penanganan tanah, pemilihan peralatan, dan laju produksi peralatan.

12 Sifat Sifat Tanah Menurut Rochmanhadi (982) material tanah (soil) tidak mempunyai sifat yang benar benar khas,material tanah di alam terdiri dari dua bagian yaitu bagian padat terdiri dari partikel partikel material tanah yang padat, sedangkan bagian pori berisi air dan udara. Sifat sifat fisik material tanah juga perlu diketahui, tetapi yang penting disini adalah keadaan material tanah yang dapat berpengaruh terhadap volume tanah yang dijumpai dalam usaha pemindahan tanah, yaitu : a) Kondisi asli (Bank Condition), yaitu keadaan material tanah yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi (penggalian, pemindahan, pengangkutan, dan pemadatan). Dalam keadaan ini butiran butiran tanah masih terkonsolidasi dengan baik. Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam atau bank measure = Bank Cubic Meter (BCM). b) Kondisi lepas (Loose Condition),yaitu keadaan material (tanah) setelah diadakan pengerjaan (disturb) dan mengalami perubahan volume (mengembang) dari kondisi aslinya yang disebabkan oleh penambahan rongga udara diantara butiran butiran material. Biasanya terdapat didepan dozer blade, diatas dump truck, dan didalam bucket, dan sebagainya. c) Kondisi Padat (Compact Condition), yaitu keadaan material (tanah) setelah ditimbun kembali dengan disertai usaha pemadatan. Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara partikel partikel tanah tersebut. Volumenya berkurang sedangkan beratnya tetap. Volume tanah setelah pemadatan mungkin lebih besar atau lebih kecil dari volume tanah dalam keadaan asli. Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam compact measure= Compact Cubic Meter (CCM). Tabel 2. Faktor Kembang Jenis Tanah Swell (% BM) Pasir 5 0 Tanah Permukaan (top soil) 0 25 Tanah Biasa Lempung (clay) Batu Sumber : Rochmanhadi, 983 Pengembangan (Swell) dan Penyusutan (Shrinkage).Pengembangan Bila tanah mengalami perubahan atau diusik dari kondisi aslinya, bagian pori tanah akan dimasuki udara sehingga volumenya lebih besar dari keadaan asli atau bank volume. Swell (%) =...(8) 2.Penyusutan (shrinkage). Bila tanah dipadatkan, bagian udara dipaksa keluar dari pori tanah sehingga volumenya lebih kecil daripada keadaan loose volume maupun bank volume. 2

13 Shringkage (%) = Dimana : Swell Shringkage B L C : pengembangan : penyusutan : berat volume keadaan asli( kg/m3) : berat volume keadaan lepas( kg/m3) : berat volume keadaan padat( kg/m3)...(9) Tabel 2. Faktor Konversi untuk Volume Material. Kondisi Kondisi Jenis material awal asli Asli Sand / pasir Lepas 0,90 Padat,05 Asli Sand Clay / tanah Lepas 0,80 liat berpasir Padat, Asli Clay / tanah liat Lepas 0,70 Padat, Asli Firmed Gravel / Lepas 0,70 Kerikil kasar Padat 0,77 Asli Pecahan cadas atau Lepas 0,6 batuan lunak Padat 0,82 Asli Pecahan granit atau Lepas 0,59 batuan keras Padat 0,76 Asli Pecahan batu Lepas 0,57 Padat 0,7 Asli Batuan hasil ledakan Lepas 0,56 Padat 0,77 Sumber : Rochmanhadi, 992 Kondisi lepas,,7,25,39,25,59,42,0,65,35,70,30,75,24,80,38 Kondisi padat 0,99 0,80 0,90 0,72 0,90 0,63,03 0,9,22 0,74,3 0,77,40 0,80,30 0,72 Waktu Siklus Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan untuk merampungkan suatu siklus pekerjaan. Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan proses gerakan dari suatu alat mulai dari gerakan awalnya hingga sampai lagi ke gerakan awal tersebut, jadi kegiatan tersebut dilakukan berulang ulang. Waktu siklus sangat berpengaruh terhadap produksi kerja alat berat karena waktu siklus adalah faktor penentu dalam menghitung trip atau rit yang dapat dilakukan dalam satu jam kerja. Tabel 3. Komponen Waktu Siklus Alat Berat. No Jenis Alat Waktu Siklus 3

14 Wheel Loader 2 Motor Grader 3 Dump truck 4 Compactor Sumber : Suhendra, 2006 I Waktu mengisi Bucket Waktu grading Waktu memuat Waktu memadatkan II III IV Waktu angkut Waktu buang Waktu kembali Berputar - - Waktu angkut Waktu buang Waktu kembali Efisiensi Kerja (E) Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan waktu kerja yang tersedia.efisiensi kerja tergantung pada banyak faktor seperti : topografi, keahlian operator, pemilihan standar pemeliharaan, dan sebagainya yang menyangkut operasi alat. Pekerja atau alat berat tidak mungkin bekerja terus menerus dalam 60 menit/ jam, karena hambatan hambatan kecil akan selalu terjadi, misalnya : menunggu alat, pemeliharaan dan pelumasan mesin, operator istirahat, dan lain lain. Keberhasilan kerja alat alat berat tergantung pada berbagai faktor yang secara keseluruhan akan membentuk efisiensi. Efisiensi kerja adalah faktor pengendali untuk produktifitasnya standar suatu alat dalam kondisi ideal. Ada dua faktor yang menyebabkan kita perlu memperhitungkan faktor faktor efisiensi kerja.kedua faktor tersebut adalah faktor mesin dan faktor manusia sebagai operatornya. Ditinjau dari segi alatnya, jelas tidak mungkin menggunakan alat berat dalam jangka waktu tak terbatas tanpa istirahat. Mesin perlu diistirahatkan untukpendinginan agar penggunaan mesin secara optimal dapat tercapai. Sesuai anjuran pabrik, alat perlu pendinginan setelah mencapai jam kerja tertentu. Waktu yang digunakan untuk pendinginan ini secara keseluruhan akan mengurangi waktu kerja. Dengan demikian pengoperasian alat tidak dapat dilakukan secara penuh selama 60 menit setiap jam. Dengan kata lain waktu efektif yang digunakan, tidak lagi mencapai 00%. Kemudian bila dilihat dari segi tenaga manusia yang mengoperasikan alat sebagai operator dapat dipastikan bahwa tenaga manusia pun tidak akan sanggup bekerja secara terus menerus dalam interval waktu yang cukup panjang. Hal ini disebabkan oleh kondisi kerja yang bervariasi dan cuaca di lapangan yang tidak menentu. Waktu istirahat ini diperlukan untuk memulihkan tenaga dan konsentrasi, sehingga kesinambungan pekerjaan dengan kuantitas dan kualitas selalu terjamin. Misalnya jika operator menginginkan waktu istirahat selama 0 menit setiap jam, maka efisiensi kerja dapat dihitung berdasarkan waktu efektif yang digunakan untuk bekerja satu jam. Dari permisalan di atas dapat dinyatakan bahwa waktu efektifnya hanya 50 menit. Ini berarti mempunyai efisiensi 50/60 00% = 83% atau 0,83. Faktor faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja adalah : ) Faktor metode kerja Metode kerja yang baik dan dan pemilihan yang tepatakan memberikan angka efisiensi yang tinggi. Besarnya nilai dari faktor ini dapat dilihat pada Tabel 4. 4

15 Tabel 4. Faktor Metode Kerja. Pemilihan alat Metode kerja sekali Sedang Buruk Buruk sekali sekali 0,83 0,8 0,76 0,70 0,63 0,78 0,75 0,7 0,65 0,60 Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54 Buruk 0,63 0,6 0,57 0,52 0,45 Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,47 0,32 Sumber : Rochmanhadi, 984 2) Faktor keterampilan operator Kecakapan/keterampilan dan pengalaman seorang operator sangat memerlukan produktivitas peralatan secara maksimal. Seorang operator harus mengetahui dan mengenal dengan baik jenis peralatan yang akan dioperasikannya. Besarnya nilai faktor keterampilan operator dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5.Faktor Keterampilan Operator. Keterampilan Wheel type Operator sekali 0,80 Biasa 0,60 Kurang 0,50 Crawler type 0,85 0,75 0,60 Sumber : Dirjen Pengairan, 985 3) Faktor kondisi mesin Kondisi mesin yang prima akan mampu memberikan efisiensi kerja yang tinggi, hal ini terjadi pada mesin yang masih baru dan terpelihara dengan baik. Besar nilai faktor ini bisa dilihat dalam Tabel 6. Tabel 6.Faktor Kondisi Mesin. Pemeliharaan Mesin Kondisi Operasi Alat Sedang sekali Buruk Buruk sekali sekali 0,83 0,8 0,76 0,70 0,63 0,78 0,75 0,7 0,65 0,60 Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54 Buruk 0,63 0,6 0,57 0,52 0,45 5

16 Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32 Sumber : Rochmanhadi, 984 4) Faktor kondisi kerja dan tata laksana Kondisi kerja yang baik dan tata laksana operator dan alat yang baik akan memberikan angka efisiensi yang tinggi. Besarnya nilai faktor ini dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Faktor Kondisi Kerja dan Tata Laksana. Kondisi Tata Laksana Kondisi Pekerjaan sekal i Seda ng Buru k sekali 0,84 0,8 0,76 0,70 0,78 0,75 0,7 0,65 Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 Buruk 0,63 0,6 0,57 0,52 Sumber : Rochmanhadi, 984 METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan studi literatur yaitupenelitian yang dilakukan berasarkan data-data dari kontraktor/konsultan ataupun Dinas Pekerjaan Umum dengan penyelesaiannya dari rumus-rumus diberbagai buku-buku ataupun literature yang terkait dengan alat berat. Penelitian dilakukan pada proyek jalan Kebun Durian Gunung Sahilan Gunung sari yang panjangnya 28,750 km yang dilaksanakan oleh PT. WASKITA KARYA (PERSERO) sebagai kontraktor dan CV. TERASIS ERO JAYA sebagai konsultan. Pada proyek ini penulis melakukan penelitian terhadap alat berat pada pekerjaan perkerasan berbutir non aspal yaitu lapis pondasi agregat kelas A.Alat berat yang digunakan pada pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A adalah :Wheel Loader, Dump Truck, Motor Grader, Tandem Roller, Water Tank Data data yang terkait dengan penelitian adalah : Pemilik : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Kampar Prov. Riau Nama Proyek : Peningkatan Jalan Di Kecamatan Kampar Kiri Nama Paket : Peningkatan Jalan Kebun Durian Gunung Sahilan Gunung Sari. Panjang Efektif : Km. Lebar Efektif :5m Nilai Pekerjaan Aggregat Kelas A : Rp ,43 Konsultan : PT. WASKITA KARYA (PERSERO) Kontraktor : PT. TERASIS EROJAYA Cara Analisa Alat Berat Yang Digunakan 6

17 Alat berat yang digunakan dikombinasikan antara jenis alat yang satu dengan jenis alat yang lainnya, sehingga tercapai produktifitas yang optimal dari penggunaan alat. Pilihan pilihan alat berat yang digunakan pada pekerjaan ini dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Alternatif Pilihan Alat Berat NAMA ALAT MODEL ALAT ALTERNATIF I ALTERNATIF II Wheel Loader Caterpillar 928F Komatsu WA 320 Dump Truck Mitsubishi 90 PS Mitsubishi 220 PS Motor Grader Komatsu GD 5A Komatsu GD 5A Tandem Roller Caterpillar CB 434D Caterpillar CB 543D Water tank Toyota Toyota Dari berbagai kombinasi pilihan alat berat tersebut dilakukan perhitungan terhadap produktifitas alat berat, kebutuhan alat berat, waktu yang dibutuhkan, dan biaya operasionalnya. Dalam optimalisasi penggunaan alat berat dilakukan tinjauan terhadap :. Produktifitas alat berat pada pekerjaan perkerasan berbutir. Pada penelitian ini pekerjaan perkerasan berbutir meliputi pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A. Dalam produktifitas pekerjaan alat berat digunakan beberapa pilihan alat berat yang dikombinasikan. Dari hasil perhitungan maka diperoleh produktifitas dari masing masing alat. 2. Kebutuhan peralatan, waktu, dan biaya operasional. Dari hasil produktifitas alat berat maka dapat diperoleh banyak alat yang digunakan, waktu, dan biaya opersionalnya. Setelah diketahui jumlah, waktu, dan biaya operasionalnya, maka peneliti dapat membandingkan alat berat mana yang lebih efisien. HASIL DAN PEMBAHASAN Volume Pekerjaan Data volume pekerjaan ini berisi tentang volume pekerjaan yang dikerjakan oleh alatalat berat yang digunakan pada pekerjaan perkerasan berbutir yaitu pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A sebesar 3.700,60 m3. Alat alat berat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah: wheel loader, motor grader, tandem roller, dump truck, dan water tank. Pada Quarry agregat kelas A diperoleh dan diangkut dengan dump truck menuju lokasi pekerjaan sejauh 62 km. Hasil Analisa Kapasitas Produksi Alat Berat 7

18 Hasil analisa kapasitas produksi alat berat ini dilakukan pada ketiga pilihan, sehingga diperoleh alat berat mana yang lebih efisien digunakan pada pekerjaan perkerasan berbutir.pelaksanaan pekerjaan secara mekanis dimana agregat kelas A diangkut dari Quarry dengan menggunakan alat angkut, diratakan, dan kemudian dipadatkan. Jarak angkut material ke lokasi pekerjaan adalah 62 Km. Hasil analisa kapasitas produksi alat berat untuk masing masing pilihan dan di lapangan pada pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dapat dilihat pada Tabel 9 dan Gambar. Tabel 9. Hasil Analisa Kapasitas Produksi untuk masing masing alternatif dan di lapangan No Jenis Berat Alat Alternatif I Alternatif II Di lapangan (m3/jam) (m3/jam) (m3/jam) Wheel Loader 6,627 22,460 4,942 2 Dump Truck 3,204 5,629,59 3 Motor Grader 289, ,836 85,470 4 Tandem Roller 93,375 05,825 34,965 5 Water Tank 8,57 8,57 70,92 Gambar. Grafik Perbandingan Kapasitas Produksi Dari Tabel9 dan Gambar dapat besar yaitu : Wheel Loader Dump Truck Motor Grader Tandem Roller dilihat alternatif II memiliki kapasitas produksi yang lebih = 22,460 m3/jam = 5,629 m3/jam = 289,836 m3/jam = 05,825 m3/jam 8

19 = 8,57 m3/jam Water Tank Waktu Pelaksanaan ( jam ) Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat kelas A Hasil analisa waktu untuk masing masing pilihan dan di lapangan pada pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Hasil Analisa Waktu untuk masing masing alternatif dan di lapangan Jenis Alat Alternatif I Alternatif II Di lapangan No Berat (jam) (jam) (jam) Wheel Loader Dump Truck Motor Grader Tandem Roller Water Tank Dari Tabel 20 dapat dilihat alternatif II memiliki waktu yang lebih efisien yaitu : Wheel Loader = 2 jam Dump Truck = 406 jam Motor Grader = 48 jam Tandem Roller = 30 jam Water Tank = 6 jam Hasil Analisa Biaya Hasil analisa biaya untuk masing masing alternatif dan di lapangan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2. Tabel 2. Hasil Analisa Biaya untuk masing masing alternatif dan di lapangan Jenis Alat Alternatif I Alternatif II Di lapangan No Berat (Rp) (Rp) (Rp) Wheel Loader , , ,4 2 Dump Truck Motor Grader , , ,6 4 Tandem Roller , , ,88 5 Water Tank , , ,26 9

20 Total Gambar 2. Grafik Perbandingan Biaya Dari Tabel 2 dan Gambar 2 dapat dilihat alternatif II memiliki biaya yang efisien yaitu : Wheel Loader = Rp ,64 Dump Truck = Rp Motor Grader = Rp ,64 Tandem Roller = Rp ,7 Water Tank = Rp ,64 Hasil Analisa Penggunaan Alat Berat Hasil analisa penggunaan alat berat untuk masing masing alternatif dan lapangan dapat dilihat pada Tabel 22 dan Gambar 3. Tabel 22. Hasil Analisa Penggunaan Alat Berat untuk masing masing alternatif dan di lapangan No Jenis Alat Berat Alternatif I Alternatif II Lapangan Wheel Loader 2 Dump Truck Motor Grader 2 4 Tandem Roller 5 Water Tank 20

21 Gambar 3. Grafik Perbandingan Penggunaan Alat Berat Dari hasil Tabel 22 dan Gambar 3 dapat dilihat tiap alternatif II menggunakan alat berat lebih kecil yaitu : Wheel Loader : Dump Truck :6 Motor Grader : Tandem Roller : Water Tank : Pembahasan Dari hasil analisa kapasitas produksi, waktu penyelesaian, dan penggunaan alat berat pada beberapa alternatif dan di lapangan didapat bahwa alternatif II lebih efisien yaitu :. Untuk wheel loader, kapasitas produksi sebesar 22,460 m3/jam, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan 2 jam dengan jumlah alat berat yang digunakan unit dan biayanya sebesar Rp , Untuk dump truck, kapasitas produksi sebesar 5,629 m3/jam, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan 406 jam dengan jumlah alat berat yang digunakan 6 unit dan biayanya sebesar Rp Untuk motor grader, kapasitas produksi sebesar 289,836 m3/jam, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan 48 jam dengan jumlah alat berat yang digunakan unit dan biayanya sebesar Rp , Untuk tandem roller, kapasitas produksi sebesar 05,825 m3/jam, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan 30 jam dengan jumlah alat berat yang digunakan unit dan biayanya sebesar Rp ,7. 5. Untuk water tank, kapasitas produksi sebesar 8,57 m3/jam, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan 6 jam dengan jumlah alat berat yang digunakan unit dan biayanya sebesar Rp ,64. Setelah dilakukan optimalisasi ternyata dapat dilakukan penghematan pemakaian peralatan dengan memilih alat berat yang mempunyai produktifitas lebih besar, karena dapat menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang relatif singkat dan tentu biaya yang dibutuhkan juga dapat ditekan. Namun ada beberapa hal yang dapat menyebabkan optimalisasi tidak dapat dilakukan dengan peralatan yang lebih besar diakibatkan medan pekerjaan yang tidak 2

22 mungkin dapat dilalui oleh alat-alat berat yang mempunyai produktifitas yang besar, ditambah lagi faktor cuaca yang sangat berpengaruh terhadap kapasitas dan ketahanan alat tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan perhitungan yang telah dianalisa pada pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A pada proyek peningkatan jalan Kebun Durian Gunung Sahilan Gunung Sari, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari penggunaan alat berat yang efektif yaitu sebagai berikut :. Besarnya kapasitas produksi alat berat yang efektif yaitu pada alternatif 2, untuk pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A yang menggunakan alat berat Wheel Loader Komatsu WA 320 kapasitas produksinya sebesar 22,460 m3/jam, waktu penyelesaian pekerjaan 2 jam dan biaya sewa alat beratnya sebesar Rp ,64. Dump Truck Mitshubishi 220 PS kapasitas produksinya sebesar 5,629 m3/jam, waktu penyelesaian pekerjaan 406 jam dan biaya sewanya sebesar Rp Motor Grader Komatsu GD 5A kapasitas produksinya 289,836 m3/jam, waktu penyelesaian pekerjaan 48 jam dan biaya sewanya Rp ,64. Pada pekerjaan pemadatan Tandem Roller Caterpillar CB 534D kapasitas produksinya sebesar 05,825 m3/jam, waktu penyelesaian pekerjaan 30 jam dan biaya sewanya sebesar Rp ,7 dan Water Tank Toyota kapasitas produksinya 8,57 m3/jam, waktu penyelesaian pekerjaan 6 jam dan biaya sewanya sebesar Rp , Penggunaan alat berat di lapangan belum efektif. Hal ini diakibatkan beberapa faktor yaitu : pemilihan jenis dan tipe alat berat, kapasitas alat, efisiensi alat, umur alat, faktor operator, kondisi lapangan, dan sebagainya. 3. Penggunaan alat berat yang efektif adalah pada alternatif II karena kapasitas produksinya besar, waktu penyelesaiannya cepat, pemakaian alatnya sedikit dan biaya sedikit. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 98, Specification and Performance Handbook, Edisi 7, Komatsu, Jepang. Anonim, 983, Specification and Performance Handbook, Edisi 5, Komatsu, Jepang. Anonim, 995, Caterpillar Performance Handbook, Edisi 26, Illinois, USA. Nabar, Darmansyah, 998, Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-alat Berat, Universitas Sriwijaya, Palembang. Prodjosumarto, Partanto, 983, Pemindahan Tanah Mekanis, Departemen Tambang, Institut Teknologi Bandung. Rochmanhadi, 982, Alat-alat Berat Dan Penggunaannya, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta. Rochmanhadi, 984, Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Rostiyanti, Susy Fatena, 2002, Alat-alat Berat untuk Proyek Konstruksi, Rineka Cipta, Jakarta. Suyadharma, Hendra, 987, Alat-alat Berat, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. 22

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 60-74

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 60-74 Jurnal aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013, 60-74 ISSN: 1410-7783 Analisa Optimalisasi Penggunaan Alat Berat Pada Kegiatan Pembangunan Jalan Wilayah III Kecamatan Perhentian Raja dan Kampar Kiri Hilir

Lebih terperinci

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jalan Sei Rakyat Labuhan Bilik Sei Berombang Kecamatan Panai Tengah Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu Syafriani 1, Ir. Joni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Proyek Jaringan jalan saat ini merupakan salah satu prasarana sistem transportasi untuk menunjang berbagai bidang pembangunan yang merupakan urat nadi dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT ( STUDI KASUS PELEBARAN JALAN ISIMU-PAGUYAMAN)

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT ( STUDI KASUS PELEBARAN JALAN ISIMU-PAGUYAMAN) PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT ( STUDI KASUS PELEBARAN JALAN ISIMU-PAGUYAMAN) Kartika Candra 1), Mohammad Yusuf Tuloli 2), Arfan Utiarahman 3). 1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015 Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.5 No.3 Tahun 205 EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN TPA (TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR ) DESA AMD KEC. MUARA BULIAN KAB. BATANGHARI Elvira

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh Blang Luah Cs, Woyla Timur)

ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh Blang Luah Cs, Woyla Timur) ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS WAKTU KERJA ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Ruas Jalan Tangkeh Blang Luah Cs, Woyla Timur) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PAKET REKONSTRUKSI JALAN PEMATANG REBA SIBERIDA (B)

ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PAKET REKONSTRUKSI JALAN PEMATANG REBA SIBERIDA (B) ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PAKET REKONSTRUKSI JALAN PEMATANG REBA SIBERIDA (B) Eky Permana 1), Rian Trikomara 2), Sri Djuniati ) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, 2) Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT Q Metode Perhitungan Produksi Alat Berat : q q N 60 Cm E E dimana : Q = produksi per jam, m /jam, cu.yd/jam q = produksi (m, cu.yd) dalam satu siklus N = jumlah siklus dalam

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TUGU COKLAT PARIT MALINTANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ANALISA KEBUTUHAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TUGU COKLAT PARIT MALINTANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN ANALISA KEBUTUHAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TUGU COKLAT PARIT MALINTANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Hairul Amri, Yossyafra, Indra Khaidir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

RINTA ANGGRAINI

RINTA ANGGRAINI TUGAS AKHIR OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET 4) KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR RINTA ANGGRAINI 3 040 67 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE)

BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE) BAB II TANAH DASAR (SUB GRADE) MAKSUD Yang dimaksud dengan lapis tanah dasar (sub grade) adalah bagian badna jalan yang terletak di bawah lapis pondasi (sub base) yang merupakan landasan atau dasar konstruksi

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.7 September 2017 ( ) ISSN: Jurnal Sipil Statik Vol.5.7 September 207 (465-474) ISSN: 2337-6732 ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jalan Lingkar SKPD Tahap 2 Lokasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA Taufik Dwi Laksono, Dosen Teknik Sipil Universitas Wijayakusuma Purwokerto Dwi Sri Wiyanti, Dosen Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat

Metode Pelaksanaan dan Alat Berat MODUL PERKULIAHAN Metode Pelaksanaan dan Alat Berat Pengertian tentang kapasitas produksi Dozer shovel/wheel loader dan Motor grader. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA MUHAJIR SORDIAN SUHARTA Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA 138+000-151+000 SUMATRA Disusun oleh : KHAIRUL MUTTAQIN 3107 040 207 Peta Lokasi Peta Lokasi Peta Lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA TEKNIK SIPIL JURNAL ILMIAH PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT DALAM PEKERJAAN LONGSORAN PADA RUAS JALAN SIMPANG PERDAU BATU

Lebih terperinci

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG Management of Heavy Equipment on Earth Working AP 10 Batang Weleri

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT By : Sering kali kita melihat berbagai aktifitas alat berat ketika suatu proyek bangunan dilakukan, baik itu transportasi (jalan, jembatan, bandara), bangunan air (waduk, bendung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN OLEH : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

TUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN OLEH : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA TUGAS AKHIR OLEH : MUHAMMAD RIDWAN 3111040602 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Pelaksanaan Pembangunan jalan di Ruas Jalan Trenggalek Pacitan STA 15+ 000

Lebih terperinci

ANALISA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK

ANALISA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK ANALISA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA SOLOK Romi Indra Utama, Nasfryzal Carlo dan Hendri Warman Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas

Lebih terperinci

2. Motor grader juga dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan proyek. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)

2. Motor grader juga dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan proyek. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan) Motor grader adalah alat berat dengan penggerak roda ban yang menggunakan blade untuk meratakan permukaan lahan dan membentuk badan jalan (levelling dan grading). Fungsi motor grader adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

NAMA MAHASISWA : ADALEA IVANA PRAJWALITA NRP

NAMA MAHASISWA : ADALEA IVANA PRAJWALITA NRP TUGAS AKHIR - RC090412 ANALISA PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PERKERASAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET I) KABUPATEN SIDOARJO-PROPINSI JAWA TIMUR NAMA MAHASISWA : ADALEA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada perencanaan proyek yang menggunakan alat berat, hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana menghitung kapasitas operasi suatu alat. Oleh karena itu perlu diketahui teori dan

Lebih terperinci

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak

Lebih terperinci

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT

EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT EFISIENSI PENGGUNAAN ECOMIX PADA KONSTRUKSI FLEXIBLE PAVEMENT Sumarji Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. Tentara Rakyat Mataram 57 Yogyakarta Email: zadaahmad@gmail.com 1.

Lebih terperinci

I. PEMBAGIAN ALAT BERAT

I. PEMBAGIAN ALAT BERAT I. PEMBAGIAN ALAT BERAT Alat berat dapat dibagi menurut dua kategori: berdasarkan penggerak utamanya, dan Berdasarkan fungsinya. A. Pembagian Berdasarkan Penggerak Utama Pembagian alat berat berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT-ALAT BERAT STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN ANTARTIKA II DI KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU STEEL, CILEGON

ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT-ALAT BERAT STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN ANTARTIKA II DI KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU STEEL, CILEGON ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT-ALAT BERAT STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JALAN ANTARTIKA II DI KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU STEEL, CILEGON Andi Maddeppungeng 1), Soedarsono 2) dan Yusep Depyudin 3) 1)2) Jurusan

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Program : Pembangunan Jalan Dan Jembatan Kegiatan : Pengerasan Jalan Bengkinang Kelurahan Loa Tebu Lokasi : Kec. Tenggarong Sumber Dana : APBD Kab.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG. (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project)

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG. (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project) OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK TOL PANDAAN- MALANG (Optimalization of Using Heavy Equipment on Pandaan-Malang Highway Project) Annisa Citra La Shinta, Harimurti, M. Hamzah Hasyim Jurusan

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov. PROYEK AKHIR PU Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA 0+000 - STA 1+500 Kab. Luwu Utara Prov. Sulawesi Selatan Pembimbing : Ir. Sulchan Arifin, M.Eng. Dipresentasikan Oleh

Lebih terperinci

ANALISA PRODUKTVITAS PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT. Kelas A Kelompok 4 :

ANALISA PRODUKTVITAS PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT. Kelas A Kelompok 4 : ANALISA PRODUKTVITAS PADA PEKERJAAN RIGID PAVEMENT Kelas A Kelompok 4 : ABDUL HALIM (1307114632) BUNGA RAFIKAH ZAKI (1207154455) ROSMIATI AHMAD (1307113062) SYAHRUL RAMADHANI (1207112208) TRIVIA ARISKA

Lebih terperinci

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. ALAT GALI Yang termasuk alat gali adalah : 1. Backhoe atau Pull Shovel 2. Power Shovel atau Front Shovel menggunakan prime mover excavator : 3. Dragline bisa wheel (roda ban) atau crawler (roda rantai)

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN AKSES SIAK IV PEKANBARU

ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN AKSES SIAK IV PEKANBARU ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN AKSES SIAK IV PEKANBARU Devid Nugraha 1, Rian Trikomara Iriana 2, Sri Djuniati 2 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015 LAMPIRAN IX PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 44 TENTANG STANDARISASI HARGA SATUAN BANGUNAN, UPAH DAN ANALISA PEKERJAAN UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 A N A L

Lebih terperinci

TINJAUAN BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENGASPALAN JALAN UJONG PACU-COT TRIENG KECAMATAN MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE

TINJAUAN BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENGASPALAN JALAN UJONG PACU-COT TRIENG KECAMATAN MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE TINJAUAN BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PENGASPALAN JALAN UJONG PACU-COT TRIENG KECAMATAN MUARA SATU KOTA LHOKSEUMAWE M. Fauzan 1), Mukhlis 2), M. Danil 3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA Analisa EI-21 FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN NAMA KEGIATAN : DAK Transportasi Perdesaan No. PAKET KONTRAK : NAMA PAKET PROP / KAB / KODYA : Sulawesi Selatan /Sidrap

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK REKONTRUKSI JALAN BATAS KOTA PARIAMAN MANGGOPOH KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK REKONTRUKSI JALAN BATAS KOTA PARIAMAN MANGGOPOH KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT ANALISIS BIAYA PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PROYEK REKONTRUKSI JALAN BATAS KOTA PARIAMAN MANGGOPOH KABUPATEN PADANG PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT Ilham Ahmad Syauki 1, Rian Trikomara Iriana 2, Alfian Malik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP DIKTAT KULIAH PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT BAGIAN IV & V GRADER & COMPACTOR OLEH FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP. 19690626 199503 2 002 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH TEKNIK PELAKSANAAN BANGUNAN AIR Pertemuan #3 TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH ALAMSYAH PALENGA, ST., M.Eng. RUANG LINGKUP 1. PELAKSANAAN PEKERJAAN TANAH 2. PELAKSANAAN PEKERJAAN GEOTEKNIK (pertemuan selanjutnya).

Lebih terperinci

A Tower Grader. b. Motor Grader Gambar: Jenis Grader

A Tower Grader. b. Motor Grader Gambar: Jenis Grader A Tower Grader b. Motor Grader Gambar: 3.10. Jenis Grader Jenis Motor Grader dapat dibedakan menjadi tiga yaitu Straight Motor Grader, Articulated Motor Grader, dan Crab Type Motor Grader. (Gambar: 3.11)

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI

KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI {Studi Kasus Proyek Pembangunan Jalan Tol BOCIMI (Bogor, Ciawi, Sukabumi)} Oleh: Achmad Hidayat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN LPB PADA PENINGKATAN JALAN CILIK RIWUT DI KECAMATAN MURUNG KALIMANTAN TENGAH

PERHITUNGAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN LPB PADA PENINGKATAN JALAN CILIK RIWUT DI KECAMATAN MURUNG KALIMANTAN TENGAH Perhitungan Alat berat untuk Pekerjaan LPB pada Peningkatan Jalan (Rezky Anisari ) PERHITUNGAN ALAT BERAT UNTUK PEKERJAAN LPB PADA PENINGKATAN JALAN CILIK RIWUT DI KECAMATAN MURUNG KALIMANTAN TENGAH Rezky

Lebih terperinci

PERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHAT IF

PERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHAT IF PERCEPATAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE WHAT IF PADA PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS JALAN BATAS KOTA RUTENG KM 210- BATAS KAB. MANGGARAI NUSA TENGGARA TIMUR Iik Radevi B.P 1 Saifoe El Unas 2, Kartika

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT

ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT ANALISA BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT (Studi kasus : Proyek Pengurugan Lahan KPRI MEKAR, Jln Sunan Kalijaga No 239, Rangkasbitung Lebak Banten) Oleh : Andri Gustiono, *Budiono, **Heny Purwanti Abstrak Pada

Lebih terperinci

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

ASSALAMUALAIKUM WR.WB ASSALAMUALAIKUM WR.WB Disusun Oleh : 1. Akhmad Arif (3106030026) 2. Atho Adil Sansail (3106030142) LATAR BELAKANG Kurangnya persediaan air baku pada saat musim kemarau TUJUAN RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perbaikan Tanah adalah kumpulan upaya-upaya yang dapat dilakukan terhadap tanah yang memiliki karakteristik teknis (engineering properties) yang bermutu rendah menjadi

Lebih terperinci

Sumber: (http://blog.alatberat.com/wp-content/uploads/2014/07/perusahaantambang-alat-berat-blog.jpg)

Sumber: (http://blog.alatberat.com/wp-content/uploads/2014/07/perusahaantambang-alat-berat-blog.jpg) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan, konstruksi

Lebih terperinci

Optimalisasi Pekerjaan Pemindahan Tanah Pada Proyek Embung Begawan Kota Tarakan Dengan Model Antrian

Optimalisasi Pekerjaan Pemindahan Tanah Pada Proyek Embung Begawan Kota Tarakan Dengan Model Antrian Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 Desember 2017 ISSN 2581-1134 (Online) Optimalisasi Pekerjaan Pemindahan Tanah Pada Proyek Embung Begawan Kota Tarakan Dengan Model Antrian Budi Setiawan

Lebih terperinci

Dump Truk : Model alat : 773 B Kapasitas bak : 26 m 3 Waktu buang : 1,20 menit Kecepatan angkut : 22 km/jam Kecepatan kembali : 28 km/jam Jarak angkut

Dump Truk : Model alat : 773 B Kapasitas bak : 26 m 3 Waktu buang : 1,20 menit Kecepatan angkut : 22 km/jam Kecepatan kembali : 28 km/jam Jarak angkut Total biaya pekerjaan = volume pekerjaan x biaya satuan pekerjaan = 120.000 m 3 x Rp 64.675,22 = Rp. 7.761.026.400,- Rangkuman Biaya utama dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Biaya Kepemilikan +

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN PEKERJAAN NO. DIVISI URAIAN JUMLAH 1 2 3 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. UMUM DRAINASE PEKERJAAN TANAH PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN PERKERASAN BERBUTIR PERKERASAN ASPAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN

BAB III METODOLODI PERHITUNGAN 21 BAB III METODOLODI PERHITUNGAN 3.1 TINJAUAN UMUM Metodologi yang dimaksud dalam tugas akhir ini adalah metode pengumpulan data dan pengolahan data, guna menunjang penyelesaian laporan Tugas akhir dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa :

BAB III METODOLOGI Data Data-data yang didapat dalam proyek gedung Ditjen Dikti Jakarta merupakan data-data umum dan teknis berupa : 54 BAB III METODOLOGI 3.. Umum. Metodologi merupakan suatu metode pendekatan untuk menyelesaikan masalah dengan memperhatikan sumber data dan fasilitas yang tersedia. Metodologi menguraikan langkah-langkah

Lebih terperinci

SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm.

SCRAPER. Pada umumnya lapisan tanah yg dpt dikelupas oleh scraper mempunyai ketebalan : + 10 cm. CRAER craper (pengikis) adalah alat yang mempunyai banyak fungsi dalam pemindahan tanah, yaitu untuk memuat, mengangkut dan membongkar muatan sekaligus (tanpa tergantung peralatan lain). ifat material

Lebih terperinci

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN EXCAVATOR DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN PETERNAKAN AYAM DAYEUH MANGGUNG Robby Maulana Sopa 1, Sulwan Permana 2, Ida

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH DI PROYEK TOL NGANJUK - KERTOSONO NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH DI PROYEK TOL NGANJUK - KERTOSONO NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH DI PROYEK TOL NGANJUK - KERTOSONO NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik AFIFAH

Lebih terperinci

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING

BAB II EARTHMOVING DAN HAULING BAB II EARTHMOVING DAN HAULING I. PENDAHULUAN Earthmoving merupakan proses atau metode pemindahan material berupa tanah atau batu dari 1 loksasi ke lokasi lainnya. Biasanya aktivitas earthmoving terkait

Lebih terperinci

ZULFIKAR JAUHARI NRP

ZULFIKAR JAUHARI NRP TUGAS AKHIR MANAJEMEN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL MOJOKERTO KERTOSONO STA. 5+350 STA. 10+350 DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU DI KABUPATEN MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR ZULFIKAR JAUHARI NRP. 3110040601

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PRECAST DI SENTUL

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PRECAST DI SENTUL PERHITUNGAN KEBUTUHAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PRECAST DI SENTUL Oleh : Dicky Setiadi Hadi Effendi 1), Puji Wiranto 2), Arif Mudianto 3) Abstrak Pekerjaan tanah dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang alur kegiatan analisa pengadaan alat berat di terminal curah batubara. Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada gambar 3.1. START

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SKh-2. 6.6.1 UMUM 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton Lawele adalah lapis perkerasan

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : DAU + DAK Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS Diajukan Kepada Program Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 57-61 EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM Achmad 1*, Agus Triantoro 2,

Lebih terperinci

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Perkerasan Jalan 2.1.1.1 Pengertian Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar ar dan roda

Lebih terperinci

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sangasanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15 dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah

Lebih terperinci

PTM & Alat Berat MOTOR GRADER (CATERPILLAR 140H) Pengajar : Kusumo, DS. Disusun Oleh: NONI ELOKLADESELI Sipil 2 Pagi

PTM & Alat Berat MOTOR GRADER (CATERPILLAR 140H) Pengajar : Kusumo, DS. Disusun Oleh: NONI ELOKLADESELI Sipil 2 Pagi PTM & Alat Berat MOTOR GRADER (CATERPILLAR 140H) Pengajar : Kusumo, DS Disusun Oleh: NONI ELOKLADESELI 1113020012 3 Sipil 2 Pagi PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan :

IV. PEMADATAN TANAH. PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan : IV. PEMADATAN TANAH PEMADATAN TANAH Stabilitas tanah Pendahuluan : Maksud : Cara : Menumbuk Menggilas usaha secara mekanis agar bahan-bahan tanah lebih merata dan akan mengeluarkan udara yang ada dalam

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEKERJAAN GALIAN GEDUNG P1 P2 UK PETRA Kelvin Rudy Sutanto 1, Michael Halmar Kosasi 2, Andi 3 ABSTRAK : Pemilihan alat berat mempengaruhi efisiensi dan profitabilitas pada

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB VII METODE PELAKSANAAN BAB VII METODE PELAKSANAAN 7.1 Persiapan a. Pembersihan dan pembuatan jalan masuk Sebelum pekerjaan dimulai lapangan kerja harus dibersihkan dari berbagai tanaman. Pada pekerjaan timbunan untuk tanggul,

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB. MALINAU PADA DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ABDUL GAFUR Fakultas Teknik

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6 REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS MAKADAM ASBUTON LAWELE (SKh-3.6.6.1) SPESIFIKASI KHUSUS-3 INTERIM SEKSI 6.6.1 LAPIS

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN

1 PEKERJAAN PENDAHULUAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 PEKERJAAN PENDAHULUAN Lingkup Pekerjaan Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS A r m e d y NRP : 9021048 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT. PUTERA BARAMITRA BATULICIN KALIMANTAN SELATAN Oleh Riezki Andaru Munthoha (112070049)

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA KM.BD

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA KM.BD Rekaracana Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2015 RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA HERMAN TUA REONALDO SITUMEANG

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB

ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN WORK SHOP DI KAB ANALISA PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PELAKSANAAN PEMATANGAN LAHAN UNTUK PEMBUATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RSM PADA PENJADWALAN DENGAN AKTIVITAS BERULANG (STUDY KASUS: Proyek jalan tubaan- talisayan/ dumaring, provinsi kalimantan timur)

PENERAPAN METODE RSM PADA PENJADWALAN DENGAN AKTIVITAS BERULANG (STUDY KASUS: Proyek jalan tubaan- talisayan/ dumaring, provinsi kalimantan timur) PENERAPAN METODE RSM PADA PENJADWALAN DENGAN AKTIVITAS BERULANG (STUDY KASUS: Proyek jalan tubaan- talisayan/ dumaring, provinsi kalimantan timur) Oleh: Dosen pembimbing: Annis Nur Uzma Ir. Putu artama

Lebih terperinci

Kajian Biaya Produksi Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar

Kajian Biaya Produksi Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar Kajian Biaya Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar Devi Pratiwi*, Hendra Harisman Program Studi Teknik tambangan, Jurusan

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAKSI... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DATAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMBANG,

Lebih terperinci

4.1. Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data-data yang diperlukan sebagai bahan penulis untuk melakukan analisa untuk melakukan analisa sesuai

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Produktivitas, Waktu, Sewa, Biaya

Abstrak. Kata kunci : Produktivitas, Waktu, Sewa, Biaya ANALISA KINERJA OPERASIOANAL ALAT BERAT DARI NS 45A SAMPAI NS 53A PADA PROYEK REHABILITASI DAN PEMBANGUNAN IRIGASI BATANG ANAI DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT Jaka Adres 1, Mufti Warman 2,

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) BILL OF QUANTITTY Kegiatan : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN Pekerjaan : PEMELIHARAAN JALAN Nama Paket : REHAB/PEMELIHARAAN JALAN NGATABARU - TOMPU Kabupaten : SIGI Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan laju pembangunan di Indonesia yang terasa semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan laju pembangunan di Indonesia yang terasa semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sehubungan dengan laju pembangunan di Indonesia yang terasa semakin cepat akhir-akhir ini, menuntut akan kebutuhan transportasi barang maupun transportasi

Lebih terperinci

ARDYCHA PRAYUDHA NRP

ARDYCHA PRAYUDHA NRP TUGAS AKHIR ESTIMASI BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PERKERASAAN RIGID PAVEMENT TOL SURABAYA- MOJOKERTO STA 37+000 42+000 JAWATIMUR ARDYCHA PRAYUDHA NRP. 3111040612 PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) 5.

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN UNDERPASS MAYJEN SUNGKONO SURABAYA

OPTIMASI BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN UNDERPASS MAYJEN SUNGKONO SURABAYA A TUGAS AKHIR RC14-1501 OPTIMASI BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN UNDERPASS MAYJEN SUNGKONO SURABAYA DENNY DWIPUTRA NOTOPRASETIO NRP. 3114 106 051 Dosen Pembimbing Cahyono Bintang Nurcahyo,

Lebih terperinci

TUGAS MEKANIKA TANAH

TUGAS MEKANIKA TANAH TUGAS MEKANIKA TANAH PEMADATAN TANAH DOSEN : SIANA DEWI ARTHA, ST. NAMA : RESTU ILLAHI NIM : DBD 111 0120 JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS

Lebih terperinci