III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB IV PILOT PLANT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROSES PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES BIOLOGIS BIAKAN MELEKAT MENGGUNAKAN MEDIA PALSTIK SARANG TAWON

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

BAB 13 UJI COBA IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL BIOFILTER ANAEROB -AEROB DENGAN MEDIA BATU SPLIT

BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IV.1 Karakteristik Air Limbah

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

PAKET TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT YANG MURAH DAN EFISIEN

PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI. 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

BAB 6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES TRICKLING FILTER

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

PERENCANAAN IPAL BIOFILTER DI UPTD KESEHATAN PUSKESMAS GONDANGWETAN KABUPATEN PASURUAN. Siti Komariyah **) dan Sugito*)

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB 11 CONTOH PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DOMESTIK KAPASITAS 150 M 3 PER HARI

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Hasil Penelitian Tahap Sebelumnya

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

PENGARUH SISTEM ATTACHED GROWTH BERGANDA ANAEROB AEROB UP FLOW TERHADAP PENYISIHAN KADAR BOD,COD DAN TSS PADA LIMBAH CAIR HOTEL

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

A. Regulasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Sewage Treatment Plant Regulation

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

Abstarct

APLIKASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH BIOFILTER UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN PENCEMAR BOD, COD DAN TSS DI RUMAH SAKIT BUNDA SURABAYA ABSTRAK

EVALUASI DIMENSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAHDOKTER RUBINI MEMPAWAH

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

adanya gangguan oleh zat-zat beracun atau muatan bahan organik yang berlebih.

RANCANG BANGUN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN (RPH) AYAM DENGAN PROSES BIOFILTER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH POLIKLINIK UNIPA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU MENJADI ENERGI BARU DAN TERBARUKAN DENGAN PROSES BIODEGESTER

ANALISIS KUALITAS AIR WADUK RIO RIO DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENGURANGI DAMPAK PENCEMARAN

Desain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Pusat Pertokoan Dengan Proses Anaerobik, Aerobik Dan Kombinasi Aanaerobik Dan Aerobik

PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ)

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

Dosen Pembimbing: Prof. DR. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc

PENYEMPURNAAN IPAL & DAUR ULANG AIR GEDUNG BPPT

Tembalang, Semarang

Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan

ALAT PENGOLAH AIR LIMBAH RUMAH TANGGA INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

BAB II PILOT PLANT IPAL LINDI TPA

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT STUDI KASUS: CUT MEUTIA DI KOTA LHOKSEUMAWE

BAB III METODOLOGI. Diagram alir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Studi Literatur. Pembuatan Reaktor.

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAJIAN ASPEK PEMILIHAN TEKNOLOGI

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL

1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Makna, Ciledug; maka dapat disimpulkan :

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Portable untuk Kegiatan Usaha Pencucian Mobil di Kota Surabaya

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PERMEN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK STUDI KASUS PT. UNITED CAN Co. Ltd.

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya

Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)

Transkripsi:

39

III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Makna, Ciledug yang terletak di Jalan Ciledug Raya no. 4 A, Tangerang. Instalasi Pengolahan Air Limbah ini dibangun dengan kapasitas 12,5 m 3 /hari, yang dapat melayani rumah sakit dengan 50 tempat tidur. Pengolahan air limbah rumah sakit ini dilakukan dengan proses biofilter gabungan dengan menggunakan media sarang tawon. Air yang diolah adalah limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit, yaitu yang berasal dari limbah domestik dan limbah yang berasal dari limbah klinis sehingga air hasil olahan dapat langsung dibuang ke saluran umum. Tahap pelaksanaan penelitian mulai dilakukan dari bulan Januari dan berakhir pada bulan Juni 2001, dimulai dari penelitian pendahuluan, penelitian inti, analisa parameter, dan pengolahan data hasil penelitian. III.2 Penelitian Pendahuluan Pada penelitian pendahuluan dilakukan pemeriksaan air limbah yang belum terolah, mengukur dan mempelajari model dan karakteristik unit pengolahan, mengukur debit yang terjadi untuk memperkirakan waktu pengambilan sampel. III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug. Pemeriksaan air limbah Rumah Sakit Makna yang belum terolah ini dilakukan untuk menentukan parameter-parameter kualitas air yang akan diteliti. III.2.2 Bentuk dan Spesifikasi Teknis IPAL Prototipe alat ini secara garis besar terdiri dari bak pengendapan/pengurai anaerob dan unit pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerob-aerob. Bak pengurai anaerob dibuat dari bahan beton cor. Ukuran bak pengurai anaerob yakni 40

panjang 200 cm, lebar 200 cm, dan kedalaman efektif sekitar 220 cm. Unit pengolahan lanjut dibuat dari bahan fiber glas (FRP) dan dibuat dalam bentuk yang kompak dan langsung dapat dipasang dengan ukuran panjang 310 cm, lebar 100 cm dan tinggi 210 cm. Ruangan di dalam alat tersebut dibagi menjadi beberapa zona yakni rungan pengendapan awal, zona biofilter anaerob, zona biofilter aerob dan rungan pengendapan akhir. Media yang digunakan untuk biofilter adalah media plastik tipe sarang tawon. Dengan luas permukaan 225 m 2 per m 3 media. Selain itu, air limbah yang ada di dalam rungan pengendapan akhir sebagian disirkulasi ke zona aerob dengan menggunakan pompa sirkulasi. Prototipe alat ini dirancang untuk dapat mengolah air limbah sebesar 10-15 m 3 /hari, yang dapat melayani rumah sakit dengan 30-50 bed. Air yang diolah adalah seluruh limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit, yakni baik yang berasal dari limbah domistik maupun limbah yang berasal dari limbah klinis. Air hasil olahan langsung dibuang ke saluran umum. Diagram proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob dan bentuk konstruksi IPAL tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1 sampai dengan Gambar 3.3, sedangkan spesifikasi teknis bioreaktor dapat dilihat pada Tabel 3.1. Gambar 3.1: Diagram proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob. 41

Gambar 3.2 : Penampang Bak Pengurai Anaerob Gambar 3.3 Penampang Bak Pengolahan Lanjut 42

Tabel 3.1 : Spesifikasi Teknis IPAL Dengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob. No Unit Spesifikasi Teknis 1 REAKTOR : a. Bak Kontrol Bahan Beton Cor Dimensi : 50 cm x 50 cm x 60 cm Tinggi Air : 40 cm Pipa Inlet/Outlet : 4 b. Bak Pengurai Anaerob Bahan : Beton Cor Dimensi : Panjang : 200 cm Lebar : 200 cm Tinggi Air : 220 cm Pipa Inlet/Outlet : 4 Volume bak : 7,17 m 3 Volume Media : Luas Kontak Media : 1189,89 m 2 c. Bak Pengolahan Lanjut Bak pengolahan lanjut, terbagi atas lima ruang: 1. Ruang pengendapan awal 2. dua buah ruang biofilter anoksik 3. ruang biofilter aerob 4. ruang pengendapan akhir Bahan fiber glass (FRP) Dimensi : Panjang = 310 cm Lebar = 100 cm Tinggi = 190 cm Pipa inlet dan outlet = 4 inchi Volume bak = 5,2 m 3 Luas kontak media : Bak biofilter anoksik = 406,8 m 2 Bak biofilter aerob = 238,995 m 2 2 Blower HI-BLOW 60 Daya : 60 Watt; 220 Volt 3 Pompa sirkulasi Tipe : Submersible pump Daya : 40 Watt, 220 Volt 4 Media Biofilter Jenis : sarang tawon (cross flow) Bahan : PVC sheet Ketebalan : 0.5 mm Diameter lubang : (2 x 2) cm Warna : hitam Luas kontak spesifik : + 226 m 2 /m 3 Berat spesifik : 30 35 kg/m 3 Porositas rongga : 0.98 43

III.2.3 Pengkuran Fluktuasi Debit Air Limbah Pengukuran fluktuasi debit yang terjadi dimaksudkan untuk memperkirakan waktu pengambilan sampel yang tepat. Pengukuran ini dilakukan dengan alat pengukur debit (watermeter) selama tujuh hari pengukuran sehingga dapat dilihat kecenderungan fluktuasi debit yang terjadi setiap hari. III.3 Penelitian Inti Penelitian inti bertujuan untuk mengetahui pengaruh fluktuasi debit terhadap penyisihan COD, BOD 5, TSS, ammonia, dan deterjen yang terkandung dalam air limbah Rumah Sakit Makna, Ciledug dengan menggunakan proses biofilter Anaerob- Aerob bermedia sarang tawon. III.3.1 Pengambilan Sampel Maksud pengambilan sampel adalah mengumpulkan volume suatu lokasi sampling yang akan diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin tapi masih mewakili (representatif), yaitu masih mempunyai semua sifat-sifat yang sama dengan lokasi sampling tersebut. 3.3.1.1 Waktu Pengambilan Sampel Waktu pengambilan sampel dilakukan dengan dua variasi waktu, yaitu : 1. Untuk pengambilan sampel pada titik inlet dan outlet diambil secara berkala dua jam sekali selama 24 jam (kecuali waktu aliran air kosong). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh setiap perubahan besaran debit terhadap efisiensi pengolahan limbah. 2. Untuk pengambilan sampel pada 4 titik sampling dilakukan pada waktu jam puncak berdasarkan studi debit yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk 44

III.3.1.2 Titik Sampling Untuk mengetahui pengaruh fluktuasi debit terhadap efisiensi keseluruhan sistem pengolahan, pengambilan sampel dilakukan di dua titik, yaitu : 1. Influen bak pengolahan 2. Efluen bak pengolahan Sedangkan untuk mengetahui efisiensi dari unit-unit pengolahan, pengambilan sampel dilakukan di empat titik, yaitu : 1. Titik influen bak pengolahan 2. Titik efluen bak pengurai anaerob atau influen bak pengendap awal. 3. Titik efluen bak biofilter anerob atau influen bak biofilter aerob. 4. Titik efluen bak pengolahan. Lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Titik Pengambilan Sampel 45

Keterangan : = Titik pengambilan sampel untuk efisiensi perbak = Titik pengambilan sampel untuk efisiensi total unit pengolahan 1 = Lokasi pengukuran debit A = Bak kontrol B = Bak pengurai anaerob C = Bak pengendap awal D = Bak biofilter tercelup anoksik E = Bak biofilter tercelup aerob F = Bak pengendap akhir III.3.2 Analisa Parameter Pemeriksaan setiap parameter dilakukan sebanyak dua kali (duplo) dan untuk tiga kali sampling. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan selama pemeriksaan sampel. Parameter yang diukur terdiri dari : 1. COD (Chemical Oxygen Demand) COD merupakan parameter yang menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K 2 Cr 2 O 7 digunakan sebagai sumber oksigen. Pengukuran COD secara luas digunakan sebagai alat untuk mengukur kekuatan pencemar buangan domestik maupun buangan industri. Metode yang digunakan pada pengukuran COD dalam penelitian kali ini adalah dengan metode Closed Refluks (fefluks tertutup) dengan spektrofotometri. 2. BOD (Biological Oxygen Demand) Pengukuran BOD dilakukan untuk mengetahui jumlah oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan atau mengoksidasi hampir semua senyawa organik yang terlarut dan sebagian senyawa organik yang tersuspensi dalam air. 46

3. TSS (Total Suspended Solids) Dimaksudkan untuk mengetahui jumlah padatan yang tersuspensi dalam air. Metode yang digunakan dalam penetapan TSS kali ini adalah dengan menggunakan metode gravimetri. 4. Ammonia Pemeriksaan ammonia dilakukan dengan metode kalorimetri yaitu dengan menambahkan reagen nessler dan warna yang terbentuk dibandingkan dengan standar menggunakan alat spektrofotometer. Prosedur analisa dilakukan sesuai dengan metode yang ditetapkan dalam buku Standard Methods. 5. MBAS (Methylene Blue Active Substances) Pemeriksaan MBAS dilakukan dengan metode spektrofotometri yaitu sampel yang mengandung detergen diekstrak dengan kloroform dan diikat dengan methylene blue dan diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. III.4 Pengolahan Data Data yang telah diperoleh pada tahap penelitian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, serta dianalisa secara deskripsi sesuai dengan teori yang ada. Metode analisa data pada penelitian ini dilakukan dengan dua metode statistik yaitu statistik deskriptif. III.4.1 Metode Statistik Deskriptif Metode statistik deskriptif adalah metode mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisa data kuantitatif secara deskriptif agar dapat memberi gambaran yang teratur tentang suatu peristiwa. 47

Metode statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode rata-rata hitung Data pengamatan yang terdiri dari sejumlah nilai yang tidak terlalu besar maka rata-rata hitung dapat langsung diperoleh dari data yang bersangkutan tanpa harus disusun terlebih dahulu ke dalam distribusi frekuensi. Rata-rata hitung dari nilai-nilai pengamatan X 1, X 2, X 3, X n adalah hasil penjumlahan nilai-nilai di atas dibagi dengan jumlah pengamatan sebesar n kali pengamatan. X = 1/n. X1 di mana : X1 = nilai-nilai pengamatan n = jumlah pengamatan X = rata-rata hitung Setiap kali pengambilan sampel, analisa yang dilakukan sebanyak dua kali (duplo). Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Nilai rata-rata dari hasil pengambilan dan analisa sampel tersebut merupakan data yang digunakan dalam pembahasan hasil percobaan. 2. Metode regresi Jenis metode statistik ini digunakan untuk mencari hubungan (persamaan) dari dua variabel. Hubungan antar variabel dalam metode regresi dinyatakan dengan persamaan matematis yang merupakan hubungan fungsional antara dua variabel tersebut. Model metode regresi yang umum digunakan dalam pengolahan data adalah : Regresi linier, dengan bentuk persamaan : y = a + bx Regresi kuadris, dengan bentuk persamaan : y = a + bx + cx 2 Regresi logaritma, dengan bentuk persamaan : y = a + b ln x Regresi eksponensial, dengan bentuk persamaan : y = a. e b.x (ln y = ln a + bx) 48