www.aidsindonesia.or.id AGUSTUS 2012 A gustus 2012 kali ini terasa special. Pertama karena pada tanggal 17 diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke 67. Kedua, yaitu bersamaan dengan bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1433 H. Semoga dengan hadirnya hari-hari yang bersejarah itu makin memotivasi kita semua untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan sejahtera. Pertemuan Evaluasi Program GWL di Jakarta, 31 Juli 2 Agustus 2012. Melakukan evaluasi untuk perencanaan dan Salam kemerdekaan dan Selamat Hari Raya Idul Fitri!! pengembangan program LSL ke depan BERITA KPA NASIONAL Pelatihan AIDS dan PPRG Pendokumentasian Program LBT Pertemuan Evaluasi Program GWL Pengarusutamaan gender dalam program perencanaan dan penganggaran Penulisan praktek pembelajaran program, khusus pada pekerja konstruksi Untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi pengembangan program Pertemuan Program Harm Reduction Koordinasi dan persiapan menuju program berikutnya LAPORAN LAIN Laporan Perkembangan HIV dan AIDS Triwulan II Tahun 2012 Kemkes RI. (Hal 4) (Hal 3) (Hal 3) (Hal 2) (Hal 2) Menara Topas Lantai 9 Jalan MH Thamrin Kav. 9 Jakarta Indonesia 10330 Telpon: +62.21.3901758 Fax: +62.21.3902665 www.aidsindonesia.or.id
Laporan Agustus Hal 2 PERTEMUAN EVALUASI PROGRAM GWL DI 37 KABUPATEN/KOTA D alam upaya peningkatan cakupan program bagi komunitas Gay, Waria dan LSL lainnya (GWL) di Indonesia, sejak tahun 2010 KPA Nasional menjalankan program khusus LSL. Program dilaksanakan di 10 Kota di 10 Provinsi dengan prioritas strategi kerja: 1) pencegahan infeksi HIV melalui komunikasi komperhensif, 2) Peningkatan akses pencegahan berupa kondom dan lubrikan, 3) Peningkatan akses layanan kesehatan. Untuk mengukur sejauh mana capaian pelaksanaan program, dilakukan Pertemuan evaluasi pada tanggal 31 Juli-2 Agustus 2012. Tujuan pertemuan adalah mengevaluasi capaian per komponen untuk mendapatkan gambaran, masukan dan rekomendasi untuk pelaksanaan Program LSL selanjutnya. Pertemuan diikuti oleh 70 peserta yang berasal dari KPA dan komunitas GWL pelaksana program. Selain membahas evaluasi, pada pertemuan juga muncul banyak masukan untuk pengembangan program ke depan. Melalui pertemuan ini pelaksana program harus bisa melakukan pengembangan di 37 kota/kab secara lebih baik. Yaitu dengan meningkatkan peran Sekretariat KPAP dalam memonitor dan mengkoordinasikan KPAK, kerjasama multipihak, dan kreativitas para pelaksana program sehingga target total coverage sesuai dengan pemetaan dapat dicapai. PERTEMUAN EVALUASI PROGRAM HARM REDUCTION (HR) G angguan penyalahgunaan napza merupakan masalah biopsiko-sosio-kultural yang kompleks. Pendekatan harm reduction (HR) merupakan salah satu strategi dalam menentukan keberhasilan pencegahan penularan HIV. Penyelenggaraan HR dilaksanakan pada sarana kesehatan. Untuk mendukung terlaksananya program HR, KPAN melakukan evaluasi secara berkala dan menyeluruh terhadap pelaksanaan program. Pertemuan dilaksanakan di Bandung tanggal 6-9 Agustus 2012 dihadiri oleh 63 orang dari 17 Propinsi, dengan latar belakang Dinas Kesehatan, KPA, LSM dan jaringan penasun. Tujuan pertemuan adalah melakukan evaluasi serta penilaian terhadap pelaksanaan program HR serta untuk mendapat masukan rencana program selanjutnya. Materi yang dibahas antara lain hasil monev program HR, koordinasi lintas sektor, pengalaman pelaksanaan program, hingga persiapan program integrasi layanan HIV komprehensif berkesinambungan (LKB). Kelanjutan dari pertemuan adalah adanya kesepakatan mekanisme evaluasi program yang terstandar untuk program HR di daerah serta integrasi pelaksanaan program HR dalam LKB.
Hal 3 PELATIHAN UNTUK PELATIH PROGRAM GENDER DAN HIV DAN AIDS K omisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) pada tanggal 1-5 Agustus 2012 di Bali mengadakanpelatihan untuk pelatih dalam Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) dalam HIV dan AIDS. Peserta pelatihan sebanyak 15 orang, hadir dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Tim asistensi HIV dan AIDS dari Riau, Jakarta, Kota Tangerang dan Jawa Timur, serta Pokja Gender dan HAM. Sementara dari SKPD terdiri dari wakil Badan PP dan KB Propinsi Kepulauan Riau dan DIY, Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Dispora) Riau, serta perwakilan dari Kanwil HAM Jawa Barat. Selain itu beberapa perwakilan LSM seperti dari: Solidaritas Perempuan, Rifka Anissa, Ikatan Perempuan Positif Indonesia. Para peserta disaring dari hasil seleksi tertulis dalam bentuk esai tentang gender dan AIDS. Materi pelatihan terbagi menjadi 2, yaitu pertama terkait dengan Perencanaan dan Penganggaran yang Reponsif Gender dan kedua teknik fasilitasi. Pada hari terakhir para peserta berkesempatan mempraktekkan hasil pelatihan dalam sesi micro teaching. Melalui pelatihan ini diharapkan akan tersedia sumber daya pelatih Gender dan HIV yang terlatih sehingga membantu mempercepat pengintegrasian isu gender dalam HIV dan AIDS dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaan program baik di tingkat nasional dan daerah. PENULISAN PRAKTEK TERBAIK PROGRAM AIDS DI SEKTOR KONSTRUKSI banyak mempekerjakan karyawan laki-laki dan jauh dari rumah. Terkait hal tersebut pada tahun 2012 ini, KPAN melakukan penulisan dokumentasi pembelajaran program tersebut, dalam hal ini lokasi yang dipilih adalah Waduk Jatibarang, Kota Semarang. P enularan HIV melalui transmisi seksual yang terus meningkat membutuhkan upaya pencegahan yang komprehensif dan simultan, terutama pencegahan pada laki-laki berisiko tinggi. Salah satu sektor yang penting adalah kontruksi, yang Program Penanggulangan AIDS di Waduk Jatibarang telah berjalan sejak tahun 2010 yang diinisiasi oleh Lembaga Kalandara bekerja sama dengan KPAK Semarang, Balai Besar PU dan Kontraktor. Ada banyak pembelajaran dan pengalaman yang bisa dipetik dari program ini. Laporan lengkap tentang program akan dirangkum dalam Laporan Dokumentasi Pembelajaran Program 2012 yang terbit akhir tahun 2012.
Hal 4 LAPORAN PERKEMBANGAN HIV DAN AIDS TRIWULAN II TAHUN 2012 menjadi 0,9% pada Juni 2012. Jumlah layanan kesehatan untuk dukungan perawatan dan pengobatan adalah, layanan konseling dan tes sukarela (VCT) di 431 di RS, Puskesmas, Lapas/Rutan, dan LSM, layanan perawatan dan pengobatan terdapat di 323 RS dan satelit. E stimasi Kementerian Kesehatan (Kemkes) pada tahun 2009, menunjukkan terdapat 186.257 orang yang rawan terinfeksi HIV di Indonesia. Laporan kumulatif triwulan kedua yang disampaikan Kemkes menunjukkan hingga Juni 2012 terdapat 32.103 kasus AIDS dan 86.762 kasus HIV, dengan total berjumlah 118.865 kasus atau 63,8% dari estimasi nasional. Data yang masuk berasal dari 32 provinsi dan 300 kabupaten/kota. Dari risiko penularan, yang dihitung sejak April-Juni 2012, penularan melalui transmisi seksual (heteroseksual dan lelaki seks lelaki) merupakan yang tertinggi, sebanyak 84,5%, disusul penggunaan narkoba suntik 6%, dari Ibu kepada anak 3,9%, dan LSL 3,9%. Dari faktor usia, sejak tahun 1987 hingga Juni 2012 dilaporkan, usia antara 30-39 tahun merupakan kelompok yang tertinggi 36,0%, disusul kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 31,8% dan usia 40-49 tahun sebesar 15,8%. 10 daerah dengan kasus AIDS tertinggi, berturut-turut adalah DKI Jakarta, Papua, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Riau dan DI Yogyakarta. Sedangkan pada kasus HIV, dilaporkan provinsi terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Jawa Barat, Sumatera Utara, Bali dan Jawa Tengah. Laporan dukungan, perawatan dan pengobatan menunjukkan, hingga Juni 2012 terdapat 27.175 Odha yang telah menerima ARV, dengan angka kematian menurun (case fatality rate) dari 2,4% di tahun 2011 Pada layanan Program Metadon (PTRM) di 79 lokasi yang terdiri dari RS, PKM dan Lapas/Rutan telah menjangkau 2448 orang. Dari perkembangan per triwulan dua tahun 2012 (April-Juni 2012), dilaporkan terdapat 1673 kasus AIDS baru. Dilihat dari cara penularan, yaitu besaral dari transmisi seksual (heterosek dan LSL) 88,4%, penasun 6%, dan perinatal 3,9%. Sedangkan berdasar kelompok umur, yaitu: 30-39 tahun 36,2%, 20-29 tahun 32,2%, dan 40-49 tahun 15,9%.
Hal 5 RENCANA KEGIATAN BULAN SEPTEMBER 2012 Pertemuan Persiapan ASEAN Cities Getting To Zero Untuk Denpasar, Badung, Ditjenpas dan Lokakarya Pengembangan Strategi dan Konsep Getting to Zero di Denpasar, 10-12 September 2012 Menetapkan bersama strategi pelaksanaan Getting to Zeroes di masing-masing kota dalam rangka meningkatkan dan menguatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS sehingga menjadi percontohan dari Indonesia di wilayah ASEAN Lokakarya Pengembangan Metode dan Perangkat Monitoring Evaluasi Kualitas Program Harm Reduction di Komunitas dan Lembaga Pemasyarakatan, Bogor 16-19 September 2012. Mempersiapkan pendokumentasiaan ketersediaan layanan, kelengkapan sarana dan prasarana, serta komponen pendukung lain untuk layanan HR yang komprehensif Pelatihan untuk Pelatih PPRG dan HIV dan AIDS, Jakarta 25-28 September 2012. Memastikan dokumen perencanaan dan penganggaran untuk program penanggulangan HIV dan AIDS yang dihasilkan akan responsif terhadap isu gender. Pelatihan dan Evaluasi Pengelola Keuangan, Monev dan Pelaporan di 5 Regional Gelombang 1, Yogyakarta 24-27 September 2012. Memperkuat kelembagaan dan mendorong peningkatan kualitas kegiatan penanggulangan AIDS di daerah melalui monitoring yang terpadu dan periodik. Rapat Koordinasi Bupati Walikota Untuk Evaluasi Program PMTS, Cirebon 25-26 September 2012. Koordinasi antar Kepala Daerah Kabupaten Kota sepanjang pantura untuk mengembangkan program PMTS komprehensif, sehingga penanggulangan AIDS melalui transmisi seksual dapat dikendalikan. Tentang Komisi Penanggulangan AIDS Komisi Penanggulangan AIDS adalah lembaga negara berdasar Peraturan Presiden Nomer 75 tahun 2006 dengan mandat untuk melaksanakan penanggulangan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. KPA Nasional diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteran Rakyat, dengan anggota Sektor Kementerian/Lembaga, swasta, jaringan populasi kunci dan perwakilan masyarakat sipil peduli AIDS. Dalam pelaksanaan, KPAN dibantu oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris KPAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV. Hindari infeksi HIV dengan Abstinence Tidak berhubungan seks (Selibat), Be Faithful - Selalu saling setia pada pasangan, Condom - Gunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko.