BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SKEPTISISME PROFESIONAL DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDETEKSIAN KECURANGAN (Survei Pada Auditor KAP di Malang)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Diharapkan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era masa kini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 2011: 3). Dalam prosesnya, jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan auditan lainnya maka auditor dituntut menjadi seorang ahli. Klien dan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan laporan keuangan, dan semakin kompleks suatu kegiatan bisnis maka. sebagai pedoman dalam mengambil suatu kebijakan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berlaku di Indonesia dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan informasi

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, SITUASI AUDIT, ETIKA, PENGALAMAN SERTA KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR OLEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat. Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dilaksanakan, untuk menilai efektifitas setiap tingkat target yang telah

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan perekonomian di negeri kita, Bangsa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan go public membuat

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan dunia usaha. Para auditor

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Gambar Umum Struktur Organisasi KAP. Partner

BAB I PENDAHULUAN. (error) dan kecurangan (fraud). Fraud diterjemahkan dengan kecurangan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam suatu perusahaan, pihak manajemen diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. selama kurun waktu dalam tahun buku, yang terdiri dari neraca, laba-rugi,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik pada saat ini merupakan profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.

Nama : I Made Arya Putra Bharata NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB I PENDAHULUAN. kecurangan walaupun dalam pelaksanaannya sangat memungkinkan. akuntansi yang berlaku di Indonesia (Agoes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik dan pihak eksternal pengguna laporan keuangan dalam kualitas

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini objek penelitiannya adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) di Malang, Jawa Timur. Menurut data direktori 2013 yang diterbitkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia terdapat 7 Kantor Akuntan Publik yang aktif. Kantor akuntan publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha dibidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Jasa yang diberikan oleh profesi Akuntan Publik menurut Mulyadi (2002:4) adalah : 1. Jasa assurance, yaitu jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Para pengambil keputusan mencari jasa assurance untuk meningkatkan mutu informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka lakukan. Salah satu tipe jasa assurance yang disediakan adalah jasa atestasi. Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan komponen tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. 2. Jasa nonassurance, yaitu jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya tidak memberikan pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassurance yang dihasilakan oleh Akuntan Publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi. Dalam suatu KAP terdapat dua struktur organisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 17/2008 dalam Arens et.al. (2011:37), yaitu : 1. Perusahaan perorangan (proprietorship), dimana KAP hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin. 1

2. Persekutuan (partnership), dimana KAP didirikan paling sedikit dua orang Akuntan Publik dimana masing-masing sekutu merupakan rekan dan salah seorang sekutu bertindak sebagai pemimpin rekan. 1.2. Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan yang diberikan masyarakat untuk mutu jasa auditor. Masyarakat mengharapkan penilaian yang independen terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Auditor dituntut agar tidak menyimpang dari standar yang telah ditetapkan, menjunjung tinggi kaidah moral agar kualitas audit dan citra profesi akuntan publik tetap terjaga (Zein et al., 2012). Auditor bertanggung jawab untuk memberikan jaminan dan penilaian terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan apakah telah disajikan secara wajar dan dapat dipercaya atau tidak. Informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat tergantung pada hasil penilaian akuntan publik. Kata wajar tanpa pengecualian, yang menjadi pendapat akuntan publik, mengandung makna bahwa informasi yang diauditnya layak dipercaya, tidak mengandung keragu-raguan. Karena itu dalam menjalankan audit, akuntan bertanggung jawab mendeteksi kemungkinan kekeliruan yang materiil dan kecurangan (fraud). (Hardika, 2005) Kecurangan (Fraud) merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan mengakibatkan adanya salah saji material dalam laporan keuangan dimana laporan keuangan ini adalah subjek utama dalam audit (American Institute Of Certified Public Accountant, AU 316). Para pelaku kejahatan cenderung untuk mencari dan memanfaatkan berbagai kelemahan yang ada, baik dalam prosedur, tata kerja, perangkat hukum, kelemahan para pegawai maupun pengawasan yang belum dapat dibenahi. Sehingga kita banyak dikejutkan dengan munculnya berbagai jenis manipulasi atau kecurangan dalam dunia usaha. Ada tiga jenis kecurangan (fraud) menurut Hall dan Singleton (2007:285), yaitu : (1) Kecurangan Dalam Laporan Keuanagan (fraudulent statement), (2) Korupsi (corruption), (3) Penyalahgunaan Aset (Asset misappropriation). Korupsi merupakan jenis kecurangan yang sering ditemui dan paling sulit untuk dideteksi 2

karena melibatkan orang-orang yang bekerja pada perusahaan yang dicuranginya dan merupakan pekerja profesional yang saling bekerja sama untuk menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme). Banyak kasus di Indonesia yang melibatkan auditor independen yang gagal mendeteksi kecurangan maupun auditor tidak independen. Kasus yang pernah terjadi adalah kasus PT Kimia Farma (2001) dimana manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) sedangkan Kementerian BUMN dan Bapepam menyajikan kembali laporan keuangan tersebut dan dihasilkan keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. HTM dinyatakan tidak mampu mendeteksi laporan keuangan tersebut apakah mengandung unsur kecurangan atau tidak (Koroy,2008). Ada pula Kasus Great River (2004) dimana BAPEPAM menemukan overstatement atas penyajian akun penjualan dan piutang dalam Laporan Keuangan Great River dan penambahan aktiva tetap perseroan, khususnya yang terkait dengan penggunaan dana hasil emisi obligasi, yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Pada kasus ini melibatkan akuntan publik Justinus Aditya Sidharta, dan dianggap telah menyalahi aturan mengenai kode etik profesi akuntan, terutama yang berkaitan dengan integritas dan objektivitas. Akuntan publik Justinus Aditya Sidharta dianggap telah melakukan tindak kebohongan publik, dimana tidak melaporkan kondisi keuangan PT Great River International, Tbk sesuai keadaan sebenarnya (Hutabarat,2012). Dari uraian kasus di atas Auditor dituntut untuk dapat mendeteksi berbagai kecurangan tersebut dengan integritas yang tinggi dan memelihara objektivitas profesionalnya (Soekrisno, 2004). Untuk itu auditor perlu memiliki sikap skeptisisme profesional dan independensi agar mampu mendeteksi kemungkinan kecurangan dalam laporan keuangan, sehingga laporan keuangan yang disajikan dapat dipercaya. Skeptisisme profesional auditor diperlukan agar hasil pemeriksaan laporan keuangan dapat dipercaya, yaitu sikap yang kritis terhadap bukti audit dalam 3

bentuk keraguan, pertanyaan atau ketidaksetujuan dengan pernyataan klien atas kesimpulan yang diterima umum. Skeptisisme Profesional (professional skepticism) sebagaimana yang didefinisikan dalam Pernyataan Standar Audit No. 70 tentang pertimbangan atas kecurangan dalam audit laporan keuangan adalah (Pernyataan Standar Audit (PSA) No.70, paragraph 27) : Suatu sikap yang mencakup pikiran bertanya dan penetuan secara kritis bukti audit. Skeptisisme profesional diperlukan seorang auditor untuk mengevaluasi kemungkinan kecurangan material (Maghfirah dan Syahril, 2008). Di dalam menjalankan tugasnya, auditor profesional harus mencegah dan mengurangi konsekuensi bahaya dan perilaku orang lain (Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), 2001). Selain Skeptisisme Profesional, seorang auditor harus independen agar hasil auditnya dapat dipercaya. Independensi dalam profesi sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas auditor. Independensi menurut Mautz dan Sharaf dalam karya terkenal mereka, The Philosophy of Auditing (Filosifi Audit), (Sawyer, 2006:35) terbagi menjadi 3 yaitu : independensi dalam verifikasi, independensi dalam program audit, dan independensi dalam pelaporan. Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam pengujian audit, evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit. Independensi merupakan salah satu karakteristik terpenting bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas dan objektivitas. Auditor tidak hanya diharuskan untuk menjaga sikap mental independen dalam menjalankan tanggung jawabnya, namun juga penting bagi para pengguna laporan keuangan untuk memiliki kepercayaan terhadap inependensi auditor. Kedua unsur ini sering kali diidentifikasikan sebagai independen dalam fakta atau pikiran, dan independen dalam penampilan. Indenpen dalam fakta muncul ketika auditor secara nyata menjaga sikap objektif selama melakukan audit. Independen dalam penampilan merupakan interpretasi orang lain terhadap independensi auditor tersebut (Arens et al., 2008:74). Dengan sikap independen diharapkan auditor terhindar dari kepentingan pribadi, penelahaan pribadi, advokasi, dan intimidasi sehingga auditor dapat mengungkap segala bentuk kecurangan. 4

Peneliti sebelumnya Widiyastuti dan Pamudji (2009) meneliti tentang pengaruh kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud). Dalam penelitian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme berpengaruh positif terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan (fraud). Fullerton dan Durtschi (2004) meneliti tentang pengaruh skeptisisme professional auditor internal terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan. Auditor yang memiliki sikap skeptisisme professional yang tinggi akan membuat auditor tersebut untuk selalu mencari informasi yang lebih banyak dan lebih signifikan daripada auditor yang memiliki tingkat skeptisisme professional yang rendah, dan hal ini mengakibatkan auditor yang memiliki tingkat skeptisisme profesioanl yang tinggi akan lebih dapat mendeteksi adanya fraud karena informasi tambahan yang mereka miliki tersebut. Sedangkan Nugraha (2012) dalam penelitiannya Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan ProfesionalismeTerhadap Kualitas Audit, menyimpulkan variabel independensi dan profesionalisme tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit,namun variabel kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti tetarik untuk meneliti pengaruh skeptisme profesional dan independensi auditor terhadap pendeteksian kecurangan. Untuk itu penelitian ini diberi judul: Pengaruh Skeptisisme Profesional dan Independensi Auditor terhadap Pendeteksian Kecurangan. 5

1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah adalah : 1. Bagaimana skeptisisme profesional, independensi dan pendeteksian kecurangan pada auditor KAP? 2. Bagaimana pengaruh skeptisisme professional auditor terhadap pendeteksian kecurangan secara parsial? 3. Bagaimana pengaruh independensi auditor terhadap pendeteksian kecurangan secara parsial? 4. Bagaimana pengaruh skeptisisme professional dan independensi auditor terhadap pendeteksian kecurangan secara simultan? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui skeptisisme profesional, independensi dan pendeteksian kecurangan pada auditor KAP. 2. Untuk mengetahui pengaruh skeptisisme profesional auditor terhadap pendeteksian kecurangan secara parsial. 3. Untuk mengetahui pengaruh independensi auditor terhadap pendeteksian kecurangan seccara parsial. 4. Untuk mengetahui pengaruh skeptisisme profesional dan indepedensi auditor terhadap pendeteksian kecurangan secara simultan. 1.5.Kegunaan Penelitian Berikut adalah beberapa manfaat dari penelitian ini : 1. Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi tambahan terhadap pengembangan teori perilaku di dalam literatur akuntansi menyangkut sikapsikap auditor yang perlu dimiliki dalam upaya mendeteksi kecurangan. 6

2. Aspek Praktik Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan wawasan, pengetahuan, pengertian dan pemahaman bagi para auditor atau para praktisi akuntansi atau akuntan profesional tentang sikap-sikap auditor yang perlu dimiliki dalam upaya mendeteksi kecurangan. 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah yang diambil untuk menyusun penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori penelitian dan penelitian terdahulu, kerangka penelitian, dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Landasan teori ini berguna sebagai dasar penelitian dalam pembahasan masalah yang diteliti dan mendasari analisis yang digunakan dalam bab IV. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional tentang variabel yang digunakan dalam penelitian, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta 888metode analisis. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai deskripsi objek penelitian dan analisis data serta pembahasan mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Bab ini berisi pengujian variabel dependen dan variabel independen sesuai dengan alat analisis yang digunakan. 7

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab terakhir dan penutup dari penulisan skripsi ini. Dalam bab ini akan diungkapkan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian skripsi ini dan akan disampaikan pula saran bagi pihak pihak yang terkait. 8