BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan kepada klien. Akuntan publik harus dapat meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan atas hasil kualitas audit dan jasa akuntan lainnya. Dari profesi inilah masyarakat dapat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan. Guna menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor dalam menjalankan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia, yakni (1) standar umum, (2) standar pekerjaan lapangan dan (3) standar pelaporan (SA seksi 150 IAPI-SPAP 2011). Ikatan Akuntan Publik Indonesia telah melakukan upaya-upaya seperti mengeluarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Kode Etik Akuntan. Selain SPAP dan Kode Etik Akuntan, IAPI juga mengeluarkan Pernyataan Standar Pengendalian Mutu (PSPM) pada tahun Pernyataan ini menetapkan bahwa setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) wajib memiliki sistem pengendalian mutu yang terdiri dari sembilan elemen pengendalian mutu, yaitu independensi, penugasan 1

2 2 personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan, pengembangan profesional, promosi, penerimaan dan keberlanjutan klien, serta inspeksi. Pernyataan IAPI (2011) adalah: standar pengendalian mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan dengan mematuhi berbagai standar profesi tesebut. Sehingga audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Standar auditing mencakup mutu professional auditor independen dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan auditor. Standar pengendalian mutu yang wajib dimiliki oleh setiap Kantor Akuntan Publik penting bagi kelangsungan pekerjaan yang dilakukan oleh para auditor agar hasil laporan auditan dapat berkualitas. Sabrina Mutiara Fani (2013) menyatakan dalam penelitiannya bahwa standar pengendalian mutu berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, artinya semakin baik tingkat standar pengendalian mutu yang diterapkan oleh auditor maka semakin baik pula tingkat kualitas audit yang dihasilkan. Namun, Suci Sriwahyui (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa standar pengendalian mutu tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit karena lemahnya faktor standar pengendalian mutu yang diterapkan auditor.

3 3 Dengan demikian, hubungan standar pengendalian mutu terhadap kualitas audit sangat erat kaitannya dalam laporan hasil audit karena dengan menerapkan standar pengendalian mutu yang baik maka akan menghasilkan kualitas audit yang baik. Auditor harus memiliki sikap tanggung jawab. Lilis Ardini (2010) menyatakan akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang kemudian akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Muliani dan Bawono (2010) menyatakan dalam penelitiannya bahwa akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, artinya semakin tinggi akuntabilitas seorang auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan. Namun, Tio Prasetio (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa akuntabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Artinya semakin rendah tanggung jawab yang dimiliki oleh auditor meaka semakin rendah pula kualitas audit yang dihasilkan. Berkualitas atau tidaknya pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan. Sehingga auditor dituntut harus memiliki tanggung jawab (akuntabilitas) dalam setiap melaksanakan pekerjaannya agar hasil akhir yang diperoleh dapat bermanfaat dan dapat meningkatkan kepercayaan publik.

4 4 Dengan demikian, hubungan akuntabilitas dengan kualitas audit sangat erat kaitannya dalam laporan hasil audit karena dengan adanya tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang auditor, akan mampu menghasilkan laporan keuangan auditan yang layak dan tepat waktu. Kemudian mampu meningkatkan kepercayaan para pengguna laporan keuangan terhadap auditor tersebut. De Angelo dalam Nugraha (2012) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) di mana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Adanya harapan yang besar baik dari manajemen maupun pemakai laporan keuangan tersebut menuntut akuntan publik untuk meningkatkan dan mengendalikan kualitas audit yang dilakukan. Mengingat betapa pentingnya menjaga kualitas audit agar terciptanya kepercayaan publik terhadap keakuratan dan validitas laporan keuangan auditan yang diterbitkan oleh auditor, tentu sudah menjadi kewajiban bagi para akuntan publik menjaga dan meningkatkan kualitas auditnya. Namun, kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik juga tengah menjadi sorotan dari masyarakat umum, seperti kasus yang menimpa Akuntan Publik (AP) Justinus Aditya Sidharta yang diindikasikan melakukan kesalahan dalamm engaudit laporan keuangan PT. Great River International, Tbk. Pada kasus tersebut AP Justinus

5 5 Aditya Sidharta melakukan konspirasi dengan kliennya untuk menggelembungkan account penjualan, piutang, dan asset lainnya hingga ratusan milyar rupiah. Oleh karenanya Menteri Keuangan Republik Indonesia telah membekukan izin praktik bagi Akuntan Publik Justinus Aditya Sidaharta selama dua tahun karena telah melanggar Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Dalam kasus yang berbeda beberapa sanksi juga telah dikenakan kepada Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) pada tahun 2009, yang diantaranya dikenakan kepada KAP Drs. Dadi Muchidin dan KAP Drs. Matias Zakariayang mendapati sanksi pembekuan izin selama 6 (enam) bulan karena tidak menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha dan Keuangan KAP untuk beberapa tahun dan dikenakan sanksi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terakhir, serta Auditor Drs. Hans Burhanuddin Makaraoyang dikenakan sanksi melalui KMK Nomor: 1124/KM.1/2009 tanggal 9 September 2009 yang bersangkutan dikenakan sanksi pembekuan selama 3 (tiga) bulan karena belum sepenuhnya mematuhi Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Samcon tahun buku 2008, yangdinilai berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen.

6 6 Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian apakah kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor dipengaruhi oleh Standar Pengendalian Mutu dan Akuntabilitas. Dengan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul Pengaruh Standar Pengendalian Mutu dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Wilayah Jakarta Pusat). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah standar pengendalian mutu berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah menunjukkan pada apa yang akan diperoleh atau dicapai oleh penulis. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengkaji secara empiris pengaruh standar pengendalian mutu terhadap kualitas audit. 2. Untuk mengkaji secara empiris pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit.

7 7 D. Kontribusi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat pada beberapa pihak, yaitu: 1. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan yang bermanfaat bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memahami kualitas audit. 2. Bagi Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang behubungan dengan masalah terkait. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, pengetahuan serta memberikan gambaran secara jelas dan akurat mengenai permasalahan yang dihadapi oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam kaitannya dengan pengaruh standar pengendalian mutu dan akuntabilitas terhadap kualitas audit.