ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

INTEGRASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN GOAL PROGRAMMING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMASOK DI PT. XYZ INDONESIA POWER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

ANALISIS PEMILIHAN MITRA LSM DAN OPTIMASI BUDGETING DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN GOAL PROGRAMMING

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA PERALATAN SEKSI PENGGILINGAN E

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-492 Nama Mata Kuliah : Multicriteria Decision Making Jumlah SKS :

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS

MULTI CRITERIA DECISION

Penerapan Model Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi di STMIK Atma Luhur Pangkalpinang

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

Strategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Asuransi dikenal di Indonesia sejak masuknya negara-negara

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PEMELIHARAAN PENCEGAHAN BERDASARKAN ALOKASI DAN OPTIMASI KEHANDALAN PADA CONTINUES SOAP MAKING

BAB I PERSYARATAN PRODUK

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

MancalaAHP: Game Tradisional Mancala Berbasis Analytic Hierarchy Process

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Penggalian Kriteria Vendor Teknologi Informasi di Pondok Pesantren Mojokerto Jawa Timur Berdasarkan Metode Analytic Network Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD IN DECISION MAKING SHIPYARD ELECTION TO NEW TANKER SHIPBUILDING IN BATAM ISLAND. By Yuniva Eka Nugroho

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh: WILLY WIJAYA NIM.

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Perhitungan Contoh Kasus AHP

Pengolahan Data Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy

DAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

PERBANDINGAN PENENTUAN PEMBOBOTAN EVALUASI TEKNIS JASA KONSULTANSI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN FUZZY

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH DASAR ISLAM MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO)

PEMILIHAN LOKASI YANG OPTIMAL DENGAN HYBRID ANALYSIS

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Penerapan Metode Weighted Product Model Untuk Seleksi Calon Karyawan

PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN MULTI-CRITERIA DECISION MAKING DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISTEM PERAWATAN

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

EVALUASI KINERJA PEMASOK BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (F-AHP) (Studi Kasus : PTPN XIII)

MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PRODUK PETROLEUM DAN CHEMICAL DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING

ABSTRAKSI Kata Kunci: Kinerja Vendor , Analytical Hierarchy Process , QCDFR.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT.

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

Kompetensi Dasar. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar sistem pendukung keputusan. Dr. Sri Kusumadewi 05/11/2016

PEMILIHAN PROSES PADA PERANCANGAN PROSES DRIED BACTERIAL CELL (DBC) DI PT AJINOMOTO INDONESIA DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KINERJA INSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

Abstrak

PENENTUAN CABANG BARU PADA TOKO KIMIDI CAKE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) DAN ANALISIS INVESTASI

PENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF BOILER UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN STEAM DI PT. TPC INDO PLASTIC & CHEMICALS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF ALAT PANCANG (STUDI KASUS PROYEK APARTEMEN GUNAWANGSA) I Putu Artama Wiguna, Ir.MT.PhD. Farida Rachmawati, ST.

Strategi Minimasi Resiko pada Proses Pengembangan Produk

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik yang stand alone maupun yang online. Salah satu contoh penerapan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP DAN TOPSIS

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Pemenang Tender Kontraktor Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus Di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Agam)

Penentuan Kriteria Evaluasi Vendor pada Perusahaan Hulu Minyak dan Gas Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

Transkripsi:

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Indonesia e-mail: emasaputri84@gmail.com ABSTRAK Pemilihan alternatif merupakan bagian dari perencanaan proyek yang bertujuan untuk memperoleh alternatif proyek yang terbaik. Secara praktikal, kriteria yang biasa digunakan dalam proses pemilihan alternatif adalah biaya kapital, PI, ROR, dan NPV. Aspek kualitatif seperti operation flexibility belum diperhitungkan dengan seksama. Hal tersebut berakibat pada kurang tepatnya pengambilan keputusan. Maka, sangat diperlukan sebuah studi tentang metode pengambilan keputusan multikriteria dengan mempertimbangkan baik faktor kuantitatif maupun kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multi Criteria Decision Making (MCDM). Kombinasi AHP dan Goal Programming diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan pemilihan alternatif proyek. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan alternatif proyek adalah kriteria finansial dan teknikal. Kriteria finansial meliputi biaya kapital, biaya operasional, PI, dan NPV. Sedangkan kriteria teknikal meliputi kemudahan operasi, kemudahan perawatan, kemudahan konstruksi, kehandalan, dan fleksibilitas. Responden merupakan pegawai PT X yang bertugas mengelola fasilitas produksi di wilayah operasi SLN. Berdasar hasil pengolahan data, diperoleh kesimpulan bahwa subkriteria NPV memiliki bobot tertinggi yaitu sebesar 0,32 serta alternatif terbaik adalah Alternatif-10 (membangun fasilitas injeksi di kedua stasiun pengumpul tanpa pipa koneksi dengan sistem kontrol pompa berupa control valve). Alternatif tersebut memiliki bobot tertinggi sebesar 0,246 dan nilai fungsi objektif paling minimum sebesar 4,51. Kata kunci: Pemilihan, Alternatif Proyek, MCDM, AHP, Goal Programming PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Dalam pelaksaan sebuah proyek, fase perencanaan merupakan fase yang sangat penting. Kesalahan pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif proyek akan sangat berdampak besar pada perusahaan. Salah satu kegiatan yang ada yang fase perencaan proyek adalah pemilihan alternatif proyek. Secara praktikal, kriteria yang biasa digunakan dalam proses pemilihan alternatif adalah biaya kapital, PI, ROR, dan NPV. Aspek kualitatif seperti operation flexibility belum diperhitungkan dengan seksama. Hal tersebut berakibat pada kurang tepatnya pengambilan keputusan. Maka, sangat diperlukan sebuah studi tentang metode pengambilan keputusan multikriteria dengan mempertimbangkan baik faktor kuantitatif maupun kualitatif. B-2-1

Studi kasus yang digunakan adalah proyek manajemen air di PT X yang berlokasi pada stasiun pengumpul Puncak dan Pemburu. Proyek manajemen air ini merupakan bagian dari proyek besar di PT X untuk mengelola air yang dihasilkan dari proses produksi minyak di seluruh area operasi dalam rangka melindungi lingkungan sekitar tempat perusahaan beroperasi. Eshlaghy & Homayonfar (2011) melakukan studi literatur terhadap metode MCDM dan aplikasinya. Menurut Eshlaghy & Homayonfar (2011), multiple criteria decision making (MCDM) merupakan bagian penting dari ilmu pengambilan keputusan moderen, terutama dalam mendukung para pembuat keputusan dalam menghadapi pengambilan keputusan atau altinernatif dengan banyak kriteria. Menurut Li (2007) dan Utomo (2009), teknik MCDM diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu Multi-Attribute Decision Making (MADM) dan Multi-Objective Decision Making (MODM). MCDM melibatkan pengambilan keputusan dengan beberapa kriteria yang kadang saling bertentangan. Model penyelesaian yang akan digunakan adalah kombinasi AHP dan Goal Programming. Agha (2011), dalam penelitiannya menyampaikan bahwa kombinasi AHP dan Goal Programming mempunyai keunggulan dalam memecahkan permasalahan pengambilan keputusan multi kriteria. AHP dapat dipakai untuk menentukan pembobotan baik kriteria maupun alternatif. Setelah itu model Goal Programming akan digunakan untuk melakukan optimasi berdasar alokasi sumber daya yang ada. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menentukan kriteria-kriteria yang berpengaruh dalam pemilihan alternatif untuk proyek manajemen air di stasiun pengumpul Puncak dan Pemburu. 2. Menentukan alternatif paling optimal untuk proyek manajemen air di stasiun pengumpul Puncak dan Pemburu dengan mempertimbangkan kriteria baik kuantitatif maupun kualitatif. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Dapat membantu PT X dalam hal pengambilan keputusan investasi untuk masa-masa yang akan datang. 2. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dalam aplikasi nyata yaitu pemilihan alternatif untuk proyek manajemen air di stasiun pengumpul Puncak dan Pemburu. METODE Jenis penelitian ini merupakan studi eksplorasi dan deskriptif yang bermaksud menelaah fenomena proses pemilihan alternatif dilakukan pada sebuah proyek dengan metode studi kasus sehingga diharapkan hasilnya dapat digunakan sebagai referensi untuk menangani kasus yang sejenis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Goal Programming (GP) dengan tujuan untuk mendapatkan alternatif terbaik untuk proyek. Obyek dari penelitian ini adalah pegawai PT X yang bertugas untuk mengelola area operasi SLN. Teknik pengambilan sampel akan menggunakan non-probability sampling dengan metode purposive sampling. B-2-2

Berikut ini merupkan tahapan yang dilakukan dalam penelitian: 1. Identifikasi permasalahan dan studi literatur. 2. Identifikasi tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif. 3. Pengumpulan data primer dan sekunder. 4. Pembuatan hirarki pemilihan alternatif proyek. 5. Perhitungan bobot kriteria, subkriteria dan alternatif menggunakan AHP. 6. Integrasi hasil yang diperoleh dari AHP ke model GP. Hirarki Pemilihan Alternatif Proyek Mengacu pada Saaty (1988), masalah pemilihan alternatif proyek terlebih dahulu didekomposisikan kedalam sebuah model hirarki AHP. Berikut ini merupakan hirarki pemilihan alternatif proyek yang tersusun dari tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif. Gambar 1 Hirarki Keputusan Pemilihan Alternatif Proyek Pembuatan Model GP Setelah mendapatkan bobot dari masing-masing kriteria dan alternatif dengan menggunakan AHP, tahap selanjutnya adalah pembuatan model menggunakan GP. Bobot masing-masing subkriteria (kj) dan bobot masing-masing alternatif (Wi) akan dijadikan input dalam fungsi objektif seperti yang terlihat pada persamaan 3.1 sampai dengan persamaan 3.19. Berikut ini merupakan langkah-langkah pembuatan model menggunakan GP mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Swasti dan Ciptomulyono (2011). 1. Penentuan variabel keputusan Xi = Variabel alternatif proyek ke i i = Alternatif proyek = 1, 2, 3,, 8 Xi 0 2. Objektif dan Sasaran Tabel 1 Fungsi Objektif dan Sasaran No Objektif Fungsi Objektif Sasaran 1. Meminimalkan biaya kapital A X n 0 (1) Min 2. Meminimalkan biaya operasi B X n 0 (2) Min 3. Memaksimalkan PI C X n (3) Min 4. Memaksimalkan NPV D X n (4) Min 5. Memaksimalkan kemudahan E X n (5) Min operasi B-2-3

No Objektif Fungsi Objektif Sasaran 6. Memaksimalkan kemudahan F X n (6) perawatan Min 7. Memaksimalkan kemudahan G X n (7) konstruksi Min 8. Memaksimalkan kehandalan H X n (8) Min 9. Memaksimalkan fleksibilitas L X n (9) Min 10. Memaksimalkan terpilihnya W X n 1 (10) Min alternatif proyek dengan bobot tertinggi 11. Memaksimalkan terpilihnya W k X n M (11) Min biaya kapital W k M 12. Memaksimalkan terpilihnya biaya operasi 13. Memaksimalkan terpilihnya PI 14. Memaksimalkan terpilihnya NPV 15. Memaksimalkan terpilihnya kemudahan operasi 16. Memaksimalkan terpilihnya kemudahan perawatan 17. Memaksimalkan terpilihnya kemudahan konstruksi 18. Memaksimalkan terpilihnya kehandalan 19. Memaksimalkan terpilihnya fleksibilitas W k X n p M (12) W k M W k X n M (13) W k M W k X n M (14) W k M W k X n M (15) W k M W k X n M (16) W k M W k X n M (17) W k M W k X n M (18) W k M W k X n p M (19) W k M Min Min Min Min Min Min Min Min B-2-4

3. Batasan Batasan dari pemilihan alternatif proyek ini adalah: a. Biaya kapital kurang dari US$ 20 MM b. PI 1,2 c. Pemilihan hanya 1 alternatif proyek dari 8 alternatif proyek Tabel 2 Fungsi Batasan No. Diskripsi Fungsi Batasan 1. Biaya kapital kurang dari US$ 20 MM A X 20,000,000 (20) 2. PI 1,2 D X 1.2 (21) 3. Pemilihan hanya 1 alternatif proyek X 1 (22) dari 9 alternatif proyek 4. Tujuan Fungsi tujuan dari persamaan-persamaan diatas adalah meminimalkan penyimpangan dari variabel masing-masing kriteria dikalikan bobot masing-masing kriteria. Bobot masing-masing kriteria diperoleh dari AHP. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Bobot Kriteria, Subkriteria dan Alternatif Menggunakan AHP AHP digunakan untuk menghitung bobot masing-masing kriteria, subkriteria, dan alternatif. Bobot kriteria, subkriteria dan alternatif diperoleh dengan menggunakan pairwise comparison dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice. Berikut ini adalah hasil pembobotan tersebut: Tabel 3 Bobot Kriteria No Kriteria Bobot Rangking 1. Finansial 0,67 1 2. Teknikal 0,33 2 Tabel 4 Bobot Global Subkriteria No Subkriteria Bobot (kj) Rangking 1. Biaya Kapital 0.12 4 2. Biaya Operasional 0.03 7 3. PI 0.20 2 4. NPV 0.32 1 5. Kemudahan Operasi 0.04 6 6. Kemudahan Perawatan 0.03 8 7. Kemudahan Konstruksi 0.01 9 8. Kehandalan 0.15 3 9. Fleksibilitas 0.10 5 (23) B-2-5

Tabel 5 Bobot Global Alternatif No. Alternatif Bobot (Wi) Rangking 1 Alternatif - 1 0.051 8 2 Alternatif - 2 0.146 3 3 Alternatif - 3 0.025 9 4 Alternatif - 4 0.088 4 5 Alternatif - 5 0.022 10 6 Alternatif - 6 0.075 5 7 Alternatif - 7 0.062 6 8 Alternatif - 8 0.226 2 9 Alternatif - 9 0.057 7 10 Alternatif - 10 0.246 1 Penyelesaian Model untuk Pemilihan Alternatif Proyek Dengan menggunakan perangkat lunak LINDO 6.1, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Penyelesaian Model GP untuk Pemilihan Alternatif Proyek No. Alternatif Variabel Keputusan Nilai 1 Alternatif - 1 X1 0 2 Alternatif - 2 X2 0 3 Alternatif - 3 X3 0 4 Alternatif - 4 X4 0 5 Alternatif - 5 X5 0 6 Alternatif - 6 X6 0 7 Alternatif - 7 X7 0 8 Alternatif - 8 X8 0 9 Alternatif - 9 X9 0 10 Alternatif - 10 X10 1 Berdasar hasil penelitian, diperoleh bobot kriteria tertinggi adalah kriteria finansial yaitu sebesar 0,67. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria finansial dianggap lebih penting dalam memutuskan pemilihan alternatif proyek. Hal ini dikarenakan tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah memastikan kestabilan dan kelancaran finansial perusahaan. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agha (2011), kriteria finansial menjadi kriteria yang paling penting dalam pemilihan alternatif proyek. Untuk level subkriteria, bobot tertinggi diperoleh oleh subkriteria NPV sebasar 0,32. Hal ini disebabkan oleh tipe proyek yang ditinjau. Proyek manajemen air merupakan proyek lingkungan, sehingga pihak pengambil keputusan memutuskan bahwa NPV menjadi subkriteria finasial yang paling penting dalam melakukan pemilihan alternatif proyek. Untuk proyek-proyek yang menghasilkan revenue, maka kriteria PI akan menjadi kriteria yang paling penting. Sedangkan subkriteria kemudahan konstruksi, memiliki bobot yang paling rendah yaitu 0,01 karena konstruksi hanya B-2-6

berlangsung sekali yaitu pada saat proyek berlangsung. Hal inilah yang menyebabkan kriteria kemudahan konstruksi menjadi kurang begitu penting. Berdasarkan hasil AHP dan GP, disimpulkan bahwa Alternatif-10 (membangun fasilitas injeksi di kedua stasiun pengumpul tanpa pipa koneksi dengan sistem kontrol pompa berupa control valve) merupakan alternatif terbaik untuk proyek manajemen air di stasiun pengumpul Puncak dan Pemburu dengan mempertimbangkan semua kriteria yang telah ditentukan. Hal ini ditandai dengan perolehan bobot prioritas tertinggi yaitu 0,246 dan tingkat ketercapaian goal terbanyak yaitu 8. Gambar 2 Grafik Pencapaian Goal Tiap Alternatif Analisa Sensitivitas Jika dilakukan analisa sensitivitas dengan merubah-rubah bobot kriteria, maka pada suatu saat ketika bobot kriteria finansial dan teknikal dianggap sama penting, Alternatif-8 (membangun fasilitas injeksi di kedua stasiun pengumpul dengan pipa koneksi dan sistem kontrol pompa berupa control valve) akan menjadi alternatif terpilih karena alternatif tersebut memiliki biaya kapital yang paling rendah kedua setelah Alternatif-10 serta memiliki tingkat fleksibilitas yang paling tinggi akibat pemasangan pipa koneksi antara sistem pipa Puncak dan Pemburu. Tabel 7 Analisa Sensitivitas AHP & GP Skenario Bobot Prioritas Kriteria Alternatif Finansial Teknikal Terpilih 1 0.67 0.33 Alternatif - 10 2 0.70 0.30 Alternatif - 10 3 0.80 0.20 Alternatif - 10 4 0.90 0.10 Alternatif - 10 5 0.60 0.40 Alternatif - 10 6 0.50 0.50 Alternatif - 8 7 0.40 0.60 Alternatif - 8 8 0.30 0.70 Alternatif - 8 B-2-7

KESIMPULAN Berdasar hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kriteria-kriteria yang berpengaruh pada pemilihan alternatif proyek manajemen air di stasiun pengumpul Puncak dan Pemburu adalah kriteria finansial dan kriteria teknikal. Urutan subkriteria dari yang paling berpengaruh adalah NPV, PI, kehandalan, biaya kapital, fleksibilitas, kemudahan operasi, biaya operasional, kemudahan perawatan, dan kemudahan konstruksi. 2. Alternatif yang terbaik menurut hasil penelitian adalah Alternatif 10 (membangun fasilitas injeksi di kedua stasiun pengumpul tanpa pipa koneksi dengan sistem kontrol pompa berupa control valve) karena memperoleh bobot tertinggi yaitu 0.246 dan nilai fungsi tujuan paling minimum yaitu 4,51. Selain itu, alternatif tersebut juga memiliki tingkat ketercapaian goal terbanyak yaitu 8. 3. Berdasar analisa sensitivitas, dengan merubah bobot kriteria teknikal dan finansial menjadi sama penting, maka alternatif yang terpilih menjadi Alternatif-8 (membangun fasilitas injeksi di kedua stasiun pengumpul dengan pipa koneksi dan sistem kontrol pompa berupa control valve). DAFTAR PUSTAKA Agha, S.R. (2011), "A Multi-Stakeholder Industrial Projects Selection: An Analytic Hierarchy Process and Zero-One-Goal Programming Approach", International Conference on Computers & Industrial Engineering, California. Eshlaghy, A. T. dan Homayonfar, M. (2011), "MCDM Methodologies and Applications: A Literature Review from 1999 to 2009" Research Journal of Internatıonal Studıes, hal. 86-137. Li, Y. (2007), "An Intelligent, Knowledge-based Multiple Criteria Decision Making Advisor for Systems Design", Ph.D Dissertation, Georgia Institute of Technology. Saaty, T.L. (1988), Multicriteria Decision Making The Analytic Hierarchy Process, Eta Services, USA. Swasti, H.K. dan Ciptomulyono, U. (2011), "Optimasi Multiobjektif Untuk Pemilihan Program Promosi Dengan Pendekatan Integrasi Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Linear Goal Programming (LGP) Penyelenggara Jasa Kursus Bahasa Perancis (Studi Kasus Centre Cultural et de Cooperation Linguistique (CCCL)", Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII, Program Studi MMT- ITS, Surabaya, hal. A-32-1 - 10. Utomo, C. (2009), "Development of A Negotiation Support Model for Value Management in Construction", Ph.D Dissertation, Universiti Teknologi Petronas. B-2-8