UPAYA PEMBIMBING DALAM MEMBINA ANAK ASUH DI PANTI BINA GRAHITA HARAPAN IBU KALUMBUK PADANG JURNAL HANIFANDI NPM

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG

BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG ABSTRACT

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh: Cici Fitri Rahayu* Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Hambatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ARTIKEL

Profil Peserta Didik Slow Learner dan Implikasinya Pada Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 18 Padang ABSTRACT

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

Keywords: Effectiveness, Information Services, Teachers BK

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

PEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh: Silva Lestari. Asmaiwaty Arief Nofrita ABSTRACT

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :

KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Tinggal Kelas di SMA Negeri 2 Solok Selatan. By:

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 25 PADANG ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL PERMASALAHAN YANG DIALAMI LANSIA DI RT.1 RW.1 KELURAHAN ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG ARTIKEL E JURNAL

KENDALA GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI TENTANG BIDANG PENGEMBANGAN KARIR DI KELAS IX SMP NEGERI 2 KECAMATAN DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI ANTAR KELOMPOK TEMAN SEBAYA DI MTs MUHAMMADIYAH LAKITAN KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

EFEKTIFITAS LAYANAN KONSULTASI DALAM MEMBANTU KONSULTI MENGENTASKAN MASALAH PIHAK KETIGA JURNAL

By: Silvi Ayuningsih. *Student. Student of Guidance and Counseling program, STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

UPAYA ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINA PENDIDIKAN LUAR BIASA (SLB YPPLB) PADANG JURNAL

konstruktifis (seperti makna jamak) dari pengalaman individual, makna

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN SHADOW TEACHER DALAM LAYANAN KHUSUS KELAS INKLUSI DI SDN PERCOBAAN 1 KOTA MALANG

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 9 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM

BAB III METODE PENELITIAN. Palangka Raya yaitu tanggal 4 Januari sampai tanggal 4 Maret 2016.

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROFIL HUBUNGAN INTERPERSONAL REMAJA DALAM MENGIKUTI LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI PANTI ASUHAN AL-IHSAN PADANG JURNAL ANGGI FADILAH NPM:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

PERSEPSI GURU BK TENTANG KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 5 SOLOK SELATAN. Muldani Iksan

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG

BAB III METODE PENELITIAN

Keyword: Social Support, Counselor School, Deaf Students

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok)

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN GURU DAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI TK HARAPAN AYAH BUNDA KALUMBUK PADANG ARTIKEL FITRIA ELVINA NPM:

STUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK YANG TELAH DISEMPURNAKAN DALAM PERMENDIKBUD NOMOR 23 TAHUN 2016 DI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KOTTABARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di tiga buah sekolah menengah pertama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi

KENDALA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMA NEGERI 7 KERINCI

Indra Priono * Fitria Kasih ** Rahma Wira Nita ** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 08/C STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut

PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita **

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

UPAYA PEMBIMBING DALAM MEMBINA ANAK ASUH DI PANTI BINA GRAHITA HARAPAN IBU KALUMBUK PADANG JURNAL HANIFANDI NPM.10060231 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

UPAYA PEMBIMBING DALAM MEMBINA ANAK ASUH DI PANTI SOSIAL BINA GRAHITA HARAPAN IBU KALUMBUK PADANG. Oleh Hanifandi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is motivated by the constraints experienced tutors in fostering mentally disabled foster children in the mild and moderate Panti Sosial Bina Grahita Harapan Ibu Kalumbuk Padang. This aims to describe: 1) efforts made in developing counselor mild mentally disabled children, 2) the efforts made in developing counselor mentally disabled children were. This research was conducted with a qualitative descriptive approach is, that describes the symptoms, facts and reality in the field what it is about the effort in fostering mentor foster children. The informants were: mentor, head panti and head kasi. The instrument used in this study were interviews. Data processing techniques are data reduction, data presentation and conclusion. The results of the interviews have been analyzed revealed that 1) efforts in fostering a child counselor tuna grahita light. In speaking, in a way that is easily understood as sign language, in terms of placement assessment assessment to see where lies the child's wishes and given the availability of special programs for children's independence. 2) guidance in their efforts to foster children tuna grahita moderate. In terms of easy to understand language like sign language and pointed directly in directing, in terms of placement of the child should be assessed to see where the location assessment of aptitude and interest to be channeled in a skill area and the availability of special programs, should be given to the child's independence as coach children continuously and repeatedly. Key Words: Counselor, mild mentally disabled, and moderate mentally disabled. PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk yang paling sempurna di bumi. Manusia diciptakan sebagai penerima dan pelaksana ajaran Allah SWT. Oleh karena itu Allah memberikan kelebihan dari makhluk lainnya, seperti dengan memberikan alat indra dan kesempurnaan akal pikiran, sehingga manusia dapat berfikir tentang kejadian alam semesta ini. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang memikul amanah dimuka bumi. Untuk mengembangkan amanah tersebut, manusia diberikan oleh Allah akal dan pikiran, namun manusia yang dianugrahkan akal dan pikiran tidak semuanya dapat berkembang dengan baik, sehingga dalam menjalankan aktivitas kehidupannya mengalami hambatanhambatan, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menangkap atau menerima suatu rangsangan (informasi). Setiap individu dalam menjalankan kehidupan dan perkembangan dirinya, memerlukan berbagai bimbingan dan pembinaan, karena dalam menjalani hidup manusia tidak lepas dari masalah, untuk mengatasi atau memecahkan masalah tersebut manusia perlu mendapatkan suatu bimbingan dan pembinaan yang serius dan teratur atau disebut juga dengan pendidikan luar biasa. Anak tuna grahita walaupun mengalami hambatan intelektual, dapat mengaktualisasikan potensinya asalkan mereka diberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan dengan pelayanan khusus. Melalui pelayanan ini anak tuna grahita akan mampu melaksanakan tugasnya sehingga dapat memiliki rasa percaya diri dan harga diri. Hal yang paling penting dalam pendidikan anak tuna grahita adalah memunculkan harga diri sehingga anak tidak menarik diri dan masyarakat tidak mengisolasi anak tuna grahita karena mereka

terbukti mampu melakukan sesuatu. Pada akhirnya anak tuna grahita mendapat tempat di hati masyarakat, seperti anggota masyarakat umumnya. Efendi (2006:83), mengatakan untuk mencapai harapan tersebut diperlukan pelayanan atau upaya-upaya sebagai berikut. 1. Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan dalam berinteraksi dengan anak tunagrahita adalah bahasa sederhana, tidak berbelit, jelas dan gunakan kata-kata yang sering didengar oleh anak. 2. Penempatan anak tunagrahita di kelas Anak tunagrahita ditempatkan di bagian depan kelas dan berdekatan dengan anak yang kira-kira hampir sama kemampuannya. Apa bila di kelas anak normal maka ditempatkan dekat anak yang dapat menimbulkan sikap keakraban. 3. Ketersediaan program khusus Menurut Somantri (2007: 103) tuna grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut manusia yang memiliki kemampuan intelegensi di bawah rata-rata. Tuna grahita merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan, sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal sebagaimana halnya dengan manusia normal lainnya. Anak tuna grahita juga memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan sebuah informasi yang dalam hal ini adalah informasi tentang pembinaan, baik sosial, agama dan lain sebagainya. hal ini diberikan oleh seorang pembimbing sesuai dengan kemampuan yang mereka memiliki. Anak tuna grahita mempunyai beberapa tingkatan seperti, mampu didik adalah mereka yang masih dapat membaca, menulis, dan berhitung secara sederhana dengan bimbingan dan pendidikan yang baik, sedangkan mampu latih adalah mereka yang tidak dapat belajar secara akademik, seperti belajar menulis dan membaca serta berhitung, sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka butuh pengawasan yang terus-menerus, (Somantri 2007:106-108). Namun dalam pelaksanaannya mereka masih banyak yang tidak serius, sehingga pembimbing sulit dalam mengarahkan anak asuh dalam melaksanakan aktivitas rutin yang ada di panti tersebut. Bahkan ada sebagian mereka yang tidak mau mengikuti kegiatan, sehingga dalam hal ini pembimbing yang emosionalnya tinggi akhirnya menjadi marah terhadap anak asuh yang tidak mengindahkan aturan-aturan yang telah diberikan, tapi bagi pembimbing yang mengerti akan sikap dan tingkah laku anak tuna grahita, maka pembimbing itu akan menghadapinya dengan tenang dan sabar, karena pada dasarnya anak tuna grahita susah diajak berkomunikasi apalagi dalam mengikuti kegiatan rutinnya. Berdasarkan kondisi dan permasalahan di atas, perlu kiranya pengkajian yang mendalam melalui sebuah penelitian, dan peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul Upaya Pembimbing dalam Membina Anak Asuh Di Panti Sosial Bina Grahita Harapan Ibu Kalumbuk Padang. Mengingat luasnya pembahasan tentang problematika pembimbing dalam membina anak asuh tuna grahita dan juga keterbatasan peneliti dari segi waktu dan kesempatan, maka permasalahan ini fukos pada beberapa aspek yaitu: 1. Upaya pembimbing dalam membina anak tuna grahita ringan. 2. Upaya pembimbing dalam membina anak tuna grahita sedang. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana upaya pembimbing dalam membina anak asuh dipanti Tuna Grahita Kalumbuk Padang `Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Upaya pembimbing dalam membina anak tuna grahita ringan. 2. Upaya pembimbing dalam membina anak tuna grahita sedang. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Moleong (2010: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek-subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks, khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang mengungkap fenomena yang ada, bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat populasi dan mencoba menggambarkan secara detail tentang upaya guru pembimbing dalam membina anak asuh di Panti Tuna Grahita Kalumbuk Padang. Informan kunci dalam penelitian ini ada tiga pasang orang tua remaja. Sementara itu yang menjadi informan tambahannya adalah 3 orang kakak dari masing-masing remaja. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara. Melakukan wawancara melalui informan penelitian yang berguna untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dan informasi langsung dalam penelitian. Menurut Yusuf (2007:278), Wawancara atau interview merupakan salah satu teknik yang dapat dugunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung. Untuk menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2011:302) ada 3 cara dalam teknik keabsahan data yaitu: 1. Kepercayaan (credibility. 2. Keteralihan (tranferbility. 3. Dapat dipercaya (depenability). Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis, Miles dan Hubeman (Sugiyono, 2011:337) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: 1. Reduksi data (data reduction). 2. Penyajian data ( display data). 3. Penarikan kesimpulan (verifikasi). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan dapat dilakukan pembahasan. Adapun pembahasan tersebut adalah: 1. Upaya Pembimbing dalam Membina Anak Tuna Grahita Ringan. Adapun upaya dilakukan pembimbing dalam membina anak tuna grahita ringan dalam segi bahasa yang digunakan, penempatan anak tuna grahita di kelas dan ketrsediaan pogram khusus: a. Bahasa yang digukan terhadap anak tunagrahita. diketahui bahwa pembinaan yang dilakukan pembimbing harus menggunakan bahasa induk atau bahasa Indonesia karena bahasa ini sering digunakan pada saat anak asuh masih sama orang tua dan sering digunakan pada saat belajar, kepala panti juga mengatakan bahasa yang digunakan harus lemah lembut dan penuh kasih sayang agar anak asuh merasakan seperti kasih sayang orang tua mereka. Adapun kepala panti mengungkapkan bahwa anak yang sulit berbicara mereka itu dilatih dengan speech therapy bicara, dengan dipandu dengan instruktur yang ahli dibidangnya, disini anak asuh dilatih dengan alat yang telah disediakan untuk meransang syaraf anak yang membuatnya sulit berbicara atau bicara yang masih terpotong-potong dengan adanya speech therapy bicara ini bisa terlatih untuk mengucapkan bahasa yang belum pernah mereka ucapkan dan anak asuh sudah mulai mengalami pengangsuran dalam mengucapakan bahasa meskipun masih belum sempurna oleh sebab itu kegiatan ini cukup membantu anak asuh dalam berkomunikasi. b. Penempatan anak tuna grahita diketahui bahwa setiap anak dilakukakan asessmen untuk melakukan penilaian dalam mengukur dimana letak kemampuan anak dalam hal ini pembimbing bisa menilai dengan cara melibatkan anak dalam berbagai belajar keterampilan yang dia inginkan dan pada saat itulah seluruh pembimbing dan instruktur

mengadakan rapat penilaian yang disebut asessmen tadi, jadi semua pembimbing dapat memberikan penilaian sendiri terhadap anak asuh pada saat pembimbing telah memberikan penilaiannya maka nilai itu akan dasatukan dengan penilaian pembimbing lainnya dan disinilah akan nampak gambaran dimana letak nilai anak yang tertinggi. Setelah pembimbing mengetahui dimana letak nilai tertinggi anak asuh maka pembimbing sudah bisa menempatkan anak sesuai dengan kemampuanya agar bakat dan minatnya dapat tersalurkan dengan baik, itulah salah satu upaya yang harus dilakukan pembimbing untuk dapat menilai kemampuan anak tuna grahita ringan karna anak asuh ini tidak bisa dipaksakan dalam proses pelaksanaan belajar maka perlu upaya penilaian asessmen untuk menempatkan anak asuh sesuai kemampuan yang dimiliki. c. Ketersediaan program khusus Sementara itu kepala panti juga mengungkapkan bahwa dalam berbagai program yang tersedia di Santi Sosial Bina Grahita Harapan Ibu Kalumbuk Padang, semua program tersebut diberikan untuk pembinaan terhadap anak asuh yang mempunyai hambatan seperti susah berbicara dalam adanya program seperti speech therapy anak akan dilatih untuk merangkai bahasa yang akan digukannya dalam kehidupan seharihari dan masih banyak lagi program keterampilan yang mendukung untuk mengembangkan anak yang mampu didik dan mampu latih mengerjakan suatu keterampilan yang diajarkan. Adapun kendala-kendala yang dialami pembimbing dalam membina anak asuh dalam melaksanakan program yang diberikan, kepala panti menyebutkan bahwa pembimbing dituntut betul memperhatikan anak asuh dalam mengawasinya dan jangan sampai terabaikan karena tidak sedikit anak asuh yang mau melaksankan pogram kegiatan yang diberikan oleh sebab itu pembimbing memang dituntut kesabarannya dan ketabahan hati dalam membina anak asuh melaksanakan pogram yang diberikan dan itu harus dengan cara berulangulang dan berkelanjutan dan tidak boleh terputus dalam melakukan pembinaan terhadap anak asuh. Itulah cara yang perlu dilakukan pembimbing dalam membina anak asuh melaksanakan pogram kegiatan yang diberikan agar anak memahami hal-hal apa saja yang diperintahkan. 2. Upaya Pembimbing dalam Membina Anak Tuna Grahita Sedang. Adapun upaya dilakukan pembimbing dalam membina anak tuna grahita ringan dalam segi bahasa yang digunakan, penempatan anak tuna grahita di kelas dan ketrsediaan program khusus: a. Bahasa yang digunakan. diketahui bahwa dalam menggunakan bahasa terhadap anak tuna grahita sedang tidak boleh menggunakan bahasa yang sulit dimengertinya karena anak asuh sangat lemah daya ingatannya dalam menangkap suatu bahasa yang diberikan oleh pembimbing, dalam hal ini perlu kiranya bahasa yang sangat mudah dimengerti dan cepat dipahami oleh anak asuh agar memudahkan mereka berkomunikasi dengan lingkungannya apalagi anak tuna grhita sedang juga dilatih dalam berbicara dengan menggunakan speech therapy bicara, hal ini sangat membantu anak untuk dapat mengembangkan bahasa yang ingin mereka ucapkan meskipun belum jelas dan masih terpotongpotong tapi dengan adanya pogram tersebut anak asuh sudah cukup terbantu walaupun masih belum sempurna. b. Penempatan anak tuna grahita di kelas diketahui bahwa setiap anak dilakukakan asessment untuk melakukan penilaian dalam mengukur dimana letak kemampuan anak dalam hal ini pembimbing bisa menilai dengan cara melibatkan anak dalam berbagai belajar keterampilan yang dia inginkan dan pada saat itulah seluruh

pembimbing dan instruktur mengadakan rapat penilaian yang disebut dengan asessment, jadi semua pembimbing dapat memberikan penilaian sendiri terhadap anak asuh, pada saat pembimbing telah memberikan penilaiannya maka nilai itu akan dasatukan dengan penilaian pembimbing lainnya dan disinilah akan nampak gambaran dimana letak nilai anak yang tertinggi. Setelah pembimbing mengetahui dimana letak nilai tertinggi anak asuh maka pembimbing sudah bisa menempatkan anak sesuai dengan kemampuanya agar bakat dan minatnya dapat tersalurkan dengan baik, itulah salah satu upaya yang harus dilakukan pembimbing untuk dapat menilai kemampuan anak tuna grahita sedang karna anak asuh ini tidak bisa dipaksakan dalam proses pelaksanaan belajar maka perlu upaya penilaian asessmen untuk menempatkan anak asuh sesuai kemampuan yang dimiliki. c. Ketersediaan pogram khusus diketahui bahwa dalam berbagai program yang tersedia di Panti Sosial Bina Grahita Harapan ibu Kalumbuk Padang, semua program tersebut diberikan untuk pembinaan terhadap anak asuh yang mempunyai hambatan dalam segi perawatan diri dan hambatan mengembangkan kemampuannya untuk itu kepala panti menyatakan bahwa anak tuna grahita sedang harus diberikan pelatihan khusus seperti merawat dirinya sendiri seperti mandi dan mencuci pakaiannya dalam hal ini pembimbing harus mendampingi langsung anak tuna grahita sedang dalam melaksanakan aktivitas yang dilatihkan dan itupun harus dilakukan dengan cara berulangulang dalam pembinaan anak tuna grahita sedang perlu kiranya kesabaran dalam melatihnya, karna anak asuh ini membutuhkan proses yang panjang untuk mereka memahami apa yang kita ajarkan, untuk itu perlu kiranya kita memahami betul kondisi anak tuna grahita sedang dalam melaksanakan pogram kegitan yang diberikan kepadanya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Upaya Pembimbing Dalam Membina Anak asuh Dipanti Sosial Bina Grahita Harapan Ibu Kalumbuk Padang : 1. Upaya Pembimbing dalam membina anak tuna grahita ringan. Adapun upaya yang dilakukan pembimbing dalam membina anak tuna grahita ringan dengan berbagai masalah seperti: a. Bahasa yang digukan, dalam berkomunikasi dengan anak tuna grahita pembimbing harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak asuh dan tidak boleh menggunakan bahasa yang panjang dan rumit karena anak tuna grahita ulang dan terus berkelanjutan agar dapat memahami betul apa yang disampaikan. b. Penempatan anak tuna grahita di kelas, dalam penempatan anak tuna grahita di kelas dilakukan dengan cara penilaian assessment untuk mengukur dimana letak kemampuan anak dalam melaksanakan berbagai kegiatan apa anak mempunyai nilai tertinggi dalam suatu bidang yang ditekuninya maka anak dapat ditempatkan sesuai dengan kemampuannya agar bakat dan minatnya tersalurkan. c. Ketersediaan pogram khusus, dalam hal ini program yang diberikan untuk membantu mendidik dan melatih anak tuna grahita ringan seperti speech therapy (terapi bicara) dengan adanya program ini anak bisa dilatih berbicara dengan dibantu dengan alat dan dipandu dengan orang yang ahli dibidang tersebut. 2. Upaya Pembimbing dalam Membina Anak Tuna Grahita Sedang. Adapun upaya yang dilakukan pembimbing dalam membina anak tuna grahita sedang seperti: a. bahasa yang digukan dengan anak tuna grahita sedang dengan cara menggunakan bahasa gerakan tubuh atau bahasa isarat karena anak asuh tidak bisa menangkap apa yang kita

sampaikan oleh sebab perlu pengulangan berbahasa dengannya dan itupun harus didampingi langsung mencontohkan dalam melaksanakan suatu kegiatan yang diberkan. b. penemptan anak tuna grahita di kelas yaitu dengan cara tes langsung terhadap program belajar keterampilan yang diajarkan dan disini pembimbing dapat menilai dan memahami dimana letak kemampuan anak tersebut setelah itu barulah anak ditempatkan sesuai dengan kemampunnya. c. ketersediaan pogram khusus, dalam hal ini program yang diberikan untuk membantu mendidik dan melatih anak tuna grahita ringan seperti speech therapy (terapi bicara) dan mampu rawat diri sendiri dengan adanya pogram tersebut anak bisa dilatih berbicara dengan dibantu orang yang ahli dibidangnya dan anak tuna sedang diajarkan perawatan diri sendiri supaya mereka terlatih dan bisa mandiri nantinya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Panti Sosial Bina Grahita Harapan Ibu Kalumbuak Padang, maka melalui skripsi ini penulis memberikan sumbangan saran kepada: 1. Kepala Panti agar dapat menambah wawasan kepada orang lebih ahli menangani anak tuna grahita dan kepala panti juga harus melakukan studi banding kepanti-panti lain supaya dapat membandingkan bagaimana pembinaan dan pelayanan yang diberikan kepada anak asuh. 2. Pembimbing yang ada di Panti Sosial Bina Grahita Harapan Ibu Kalumbuk Padang, supaya banyak lagi menambah pengetahuan tentang anak tuna grahita dengan cara berupaya memperbanyak membaca, dan diskusi dengan teman sejawat tentang tuna grahita. 3. Pembimbing hendaknya selalu sabar dan memberikan perhatian yang tinggi kepada Anak Tuna Grahita dalam menghadapi permasalahan yang ada sama anak asuh, dan selalu semangat dalam membina anak asuh agar mereka bisa menjadi anak yang sopan dan santun. 4. Orang tua hendaknya harus dapat mengerti dan memahami kondisi anak supaya dapat memberikan pelayanan khusus terhadap apa yang dibutuhkan anak agar nantinya anak dapat berkembang dan mandiri walaupun perobahannya tidak seperti orang normal. 5. Peneliti lanjutan, karena belum semua aspek tentang upaya pembimbing dalam membina Anak tuna grahita yang belum diuraikan di dalam penelitian ini. KEPUSTAKAAN Ali, Mahmud. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta Amin, Moh. (1995). Ortopedagogik Anak Tuna Grahita. Jakarta: Depdikbub. Abudinnata, (2008). Pengertian Pembimbing. Angkasa Raya. Efendi, Mohamad. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Prayitno dan Erman Amti, (2004). Bimbingan dan Konseling.Padang: Angkasa Raya. T. Sutjihati Somantri, (2007). Psikologi Anak Luar Biasa, (DEPDIKBUD), Direktorat Jendral PendidikanTinggi, Proyek Tenaga Guru Wantah, (2007). Pengembangan Kemandirian Anak Tuna Grahita Mampu Latih. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.