BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN MOBILE BROADBAND SMART. 4.1 Strategi Berdasarkan Analisis Porter 5 Forces

Nofianty ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.9 Penyebaran Kuesioner Pendahuluan Pengolahan Kuesioner Pendahuluan Identifikasi Variabel Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

III. METODE PENELITIAN

ANALISA STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA DEPOT AIR ISI ULANG BIRU

: Budi Utami, SE., MM

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

IV. METODE PENELITIAN

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

Muhammad Cendana Aji Manajemen Ekonomi 2016 STRATEGI PEMASARAN CONVENIENCE STORE 7-ELEVEN MARGONDA DEPOK DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Telaah Pustaka 1. Konsep Klinik a. Pengertian Klinik adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

Mata Kuliah - Kreatif Fundamental-

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB II KERANGKA TEORI. penjualan atau promosi. Padahal keduanya hanya merupakan bagian dari kegiatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM

BAB II URAIAN TEORITIS. adalah penelitian yang dilakukan oleh Alamia (2006), yang meneliti Analisis

BAB II LANDASAN TEORI

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External...

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Rivegamora Medan Gambar 3.1 Skema Jalur Distribusi PT. Rivegamora Medan...

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

STRATEGI BAURAN PEMASARAN (4P) TERHADAP TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PADA PT. MARIHAT TAMBUSAI

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

Strategi Bisnis CV. Surya Pelangi Dekorasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan

BAB II LANDASAN TEORI

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M

STRATEGI PEMASARAN PADA PANGKAS RAMBUT SUNDA MENGGUNAKAN ANALISA SWOT FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2015

2 BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX)

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan,

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB 2 LANDASAN TEORI

ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep ini

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

Manajer strategik (lanjutan) Jenis strategi-meet-8

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Transkripsi:

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan hanya merupakan seni menjual apa yang diproduksi oleh perusahaan, tetapi mengetahui apa yang akan diproduksi. Dengan demikian konsep pemasaran adalah suatu seni mengidentifikasi dan memahami kebutuhan atau keinginan pelanggan serta menciptakan pemecahan yang mengarah pada pemberian kepuasan kepada pelanggan/konsumen, dan memberikan keuntungan pada produsen. 2.1.1 Definisi Pemasaran Pengertian Pemasaran menurut Stanton adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial [7]. Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi dalam suatu lingkungan yang dibatasi sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri, peraturan-peraturan, maupun konsekuensi sosial perusahaan. Pengertian pemasaran menurut Kotler [8], pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan 9

10 apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran. Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek. 2.1.2 Manajemen Pemasaran Jangkauan pemasaran sangat luas, berbagai tahap kegiatan harus dilalui oleh barang dan jasa sebelum sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, ruang lingkup kegiatan yang luas tersebut disederhanakan ke dalam bentuk bauran pemasaran (mix marketing). Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran [9]. Secara umum, bauran pemasaran menekankan pada pengertian suatu strategi yang mengintegrasikan produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place), dimana kesemuanya itu diarahkan untuk dapat menghasilkan omset penjualan yang maksimal atas produk yang dipasarkan dengan memberikan kepuasan pada para konsumen. Sejalan dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4-P tersebut berkembang. Pawitra menegaskan bauran pemasaran meliputi 7-P yaitu product, place, price, promotion, participant, physical evidence dan process [10]. Sedangkan Payne menyatakan bauran pemasaran terdiri dari product, place, price, promotion, people, processes dan provision of consumer service [11]. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, maka bauran pemasaran dapat disederhanakan menjadi empat kebijaksanaan meliputi: a) Penetapan produk Bagaimana perusahaan menempatkan posisi produknya sehingga mendapatkan tempat yang cocok untuk mewakili hasrat dan keinginan dari konsumen. Dengan menampilkan produk-produk baru untuk menggantikan produk lama, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba tambahan dengan merangsang dan meningkatkan volume penjualan, serta lebih memperhatikan apa yang lebih disenangi oleh konsumen saat ini.

11 b) Keputusan penetapan harga Penetapan harga adalah suatu unsur pokok dalam perumusan strategi pemasaran dan apabila situasi persaingan berubah dengan berbagai tahapan dalam siklus kehidupan produk, maka kebebasan penetapan harga oleh manajemen perusahan relatif juga akan berubah. Para pemasar berusaha mencapai sasaran-sasaran penetapan harga jangka panjang melalui kebijakan-kebijakan harga dan strategistrategi penetapan harga. c) Strategi promosi Sebagian besar strategi-strategi promosi menggunakan berbagai kombinasi, tipe dan jumlah dari berbagai bentuk promosi. Biasanya suatu kombinasi dipakai, karena kebanyakan dari bentuk promosi secara tunggal yang digunakan jarang memperoleh keefektifan dan keefesienan. d) Saluran distribusi Konsumen lebih suka memilih dan membeli apa yang ditawarkan oleh perusahaan adalah suatu hal yang menjadi kunci dalam distribusi. 2.1.3 Perencanaan Pemasaran Adapun tujuan dari perencanaan pemasaran adalah untuk menciptakan nilai bagi konsumen dalam kondisi tetap menguntungkan bagi perusahaan, atau hubungan yang saling menguntungkan. Rencana pemasaran merangkum penilaian terhadap kebutuhan dan keinginan pasar, kekuatan dan kelemahan pada organisasi serta pada pesaing saat ini atau yang diperkirakan. Proses perencanaan pemasaran dimulai dengan identifikasi kinerja operasional dan lingkungan perusahaan yang pada dasarnya merupakan sejumlah basis data yang berkaitan dengan pemasaran. Adapun struktur dalam identifikasi tersebut dapat menggunakan analisis SWOT terkait dengan faktor-faktor yang diidentifikasi dan terbagi atas dua bentuk: 1. Identifikasi faktor internal Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi, keuangan, dan personal) dan

12 komponen-komponen bauran pemasaran yang meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi [12]. 2. Identifikasi faktor eksternal Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk perusahaan, politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan serta munculnya pesaing; 2.2 Tahapan Perencanaan Strategis Tahapan dalam perencanaan strategi pemasaran dikelompokkan menjadi 3 tahapan sebagai berikut: 1. Pengumpulan data 2. Analisis 3. Pengambilan keputusan 2.2.1 Pengumpulan Data Pada tahap ini data dikelompokkan menjadi data yang berasal dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang diperoleh dari hasil identifikasi awal. Data dari hasil identifikasi internal dievaluasi dipergunakan untuk analisis kelemahan dan kekuatan, sedangkan data hasil identifikasi eksternal dipergunakan untuk analisis peluang dan ancaman. 2.2.2 Analisis Dalam tahap ini dipaparkan mengenai metoda yang dipergunakan dalam menganalisis data-data hasil identifikasi yang diperoleh dari tahapan sebelumnya. Metode yang digunakan diantaranya: metode Porter 5 Forces, matriks IFAS dan EFAS, analisis SWOT, dan matriks Grand Strategy [13].

13 2.2.2.1 Analisis Porter 5 Forces Michael E Porter telah mengemukakan lima kekuatan yang menetukan daya tarik suatu pasar secara keseluruhan [14]. Pemodelan Porter 5 Forces digunakan sebagai salah satu metode analisis untuk mengetahui struktur industri. Model lima kekuatan tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1. Pemain Baru Kekuatan Pemasok Pesaing Industri Kekuatan Pembeli Produk Pengganti Gambar 2.1 Model Porter 5 Forces [14] Perusahaan harus menilai dampak ancaman dari lima kelompok yaitu ancaman pemain baru potensial, ancaman produk pengganti (substitusi), kekuatan pembeli, kekuatan pemasok dan persaingan di antara perusahaan eksisting. Lebih jelasnya ancaman yang ditimbulkan adalah sebagai berikut: 1. Ancaman pemain baru Masuknya pemain baru ke dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru untuk merebut bahagian pasar. Segmen yang paling menarik adalah segmen dimana hambatan masuk tinggi dan hambatan keluar rendah. Makin rendah hambatan masuk atau keinginan untuk melakukan perlawanan menjadikan segmen tersebut semakin tidak menarik. 2. Ancaman produk pengganti. Merupakan ancaman yang menjadikan terbatasnya potensi suatu industri. Produk substitusi yang layak diperhatikan adalah produk yang kualitasnya

14 mampu menandingi kualitas produk industri. Produk substitusi membatasi harga dan laba potensial yang dapat diperoleh. 3. Ancaman meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli Pembeli akan berusaha untuk menekan harga, meminta mutu produk, atau pelayanan yang lebih baik serta mengadu semua peserta persaingan. Sebagai upaya penjagaan, pihak penjual dapat memilih pembeli yang memiliki kekuatan lebih kecil atau mengembangkan produk unggul yang tidak mungkin ditolak pembeli. 4. Ancaman kekuatan tawar-menawar pemasok Pemasok cenderung kuat bilamana hanya ada sedikit produk pengganti, produk yang dipasok merupakan bahan yang penting, biaya beralih pemasok tinggi dan pemasok dapat melakukan integrasi maju. 5. Persaingan antara kompetitor eksisting Merupakan persaingan di kalangan anggota industri yang menghasilkan dan menjual produk sejenis yang akan bersaing dalam memperebutkan marketshare pasar. Keadaaan ini akan menimbulkan seringnya perang tarif, perang iklan serta peluncuran produk baru dan akan sangat mahal bagi perusahaan-perusahaan untuk bersaing. Suatu segmen menjadi akan tidak menarik apabila sudah mengandung sejumlah besar peserta persaingan yang kuat dan agresif. Langkah awal tahap analisis Porter 5 Forces adalah mendefinisikan siapa saja yang memiliki peran dalam industri. Tahap berikutnya adalah identifikasi dan analisis terhadap indikator dari tiap-tiap komponen Porter 5 Forces. Selanjutnya dilakukan pembobotan untuk menganalisis indikator dari tiap komponen Porter 5 Forces dengan asumsi pembobotan sebagai berikut: a. Kesesuaian indikator dengan industri mobile broadband saat ini, dimana hasilnya adalah: 0 : jika tidak sesuai dengan kondisi indikator 1 : jika sesuai dengan kondisi indikator b. Pembobotan tekanan, prosentase dari angka 1 terhadap keseluruhan menyatakan nilai kuantitatif dari tekanan yang ada pada satu sumber tekanan, lalu hasilnya dikelompokkan menjadi 3 level yaitu:

15 - Low : 0 35.35% - Medium : 35.36% 65.65% - High : 65.66% 100% Strategi yang dihasilkan dari analisis Porter 5 Forces dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu [14]: 1. Diferensiasi (Differentiation), adalah salah satu tipe strategi kompetitif di mana organisasi berupaya membuat produk atau jasa yang ditawarkannya berbeda dengan pesaing. Organisasi dapat menggunakan periklanan, fitur produk yang berbeda, pelayanan atau teknologi baru untuk meraih persepsi produk yang dianggap unik. 2. Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership), merupakan salah satu tipe strategi kompetitif di mana organisasi secara agresif berupaya menjadi lebih efisien (melakukan reduksi biaya) dari pesaing-pesaingnya dengan memotong biaya produksi dan pengawasan biaya yang sangat ketat. 3. Fokus (Focus), adalah salah satu tipe strategi kompetitif yang menekankan pada kondentrasi terhadap suatu segmen pasar atau kelompok pembeli tertentu. 2.2.2.2 Matriks IFAS dan EFAS Untuk keperluan analisis faktor lingkungan internal digunakan alat bantu matriks IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary). Faktor-faktor internal tersebut berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan dari perusahaan yang dianggap penting. Pembuatan matriks IFAS: a. Identifikasi faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha (critical success factor) untuk aspek internal yang mencakup tentang kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan. b. Penentuan bobot (weight) dari faktor-faktor internal di atas dengan skala yang lebih tinggi untuk yang memiliki prestasi tinggi dan demikian sebaliknya. Dimana jumlah keseluruhan bobot bernilai 1.

16 c. Penentuan rating setiap faktor utama antara 1 sampai 4 dengan keterangan skala sebagai berikut 1 = di bawah rata-rata, (kurang baik) 2 = rata-rata, (cukup baik) 3 = di atas rata-rata, (baik) 4 = sangat bagus (sangat baik) Penetuan rating didasarkan kepada efektivitas strategi perusahaan, sehingga nilai rating mengacu kepada kondisi perusahaan. d. Nilai bobot dikali dengan nilai rating nya untuk selanjutnya diperoleh skor semua faktor utama. e. Total skor perusahaan yang dinilai didapat dengan menjumlahkan semua skor. Demikian juga halnya Matriks EFAS (External Strategic Factor Analysis Strategy) merupakan salah satu alat bantu untuk keperluan analisis faktor-faktor lingkungan eksternal. Hal ini menjadi penting oleh karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Pembuatan matriks EFAS: a. Identifikasi faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha (critical success factor) untuk aspek eksternal yang mencakup tentang peluang dan ancaman bagi perusahaan. b. Penentuan bobot (weight) dari faktor-faktor eksternal di atas dengan skala yang lebih tinggi untuk yang memiliki prestasi tinggi dan demikian sebaliknya. c. Penentuan rating setiap faktor utama antara 1 sampai 4 dengan keterangan skala sebagai berikut 1 = di bawah rata-rata, (kurang baik) 2 = rata-rata, (cukup baik) 3 = di atas rata-rata, (baik) 4 = sangat bagus. (sangat baik) Penetuan rating didasarkan kepada efektivitas strategi perusahaan, sehingga nilai rating mengacu kepada kondisi perusahaan. d. Nilai bobot dikali dengan nilai rating nya untuk selanjutnya diperoleh skor semua faktor utama.

17 e. Total skor perusahaan yang dinilai didapat dengan menjumlahkan semua skor. Skor total 4,0 menunjukkan bahwa perusahaan merespons dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancamanancaman dalam pasar industrinya. Sedangkan total skor 1,0 mengindikasikan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal. 2.2.2.3 Analisis SWOT Analisis SWOT atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan Ke-Ke- P-An, merupakan singkatan dari kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) [15]. Adalah merupakan alat analisis yang mendasarkan kepada kemampuan melihat kekuatan baik internal maupun eksternal yang dimiliki perusahaan dibanding perusahaan pesaing. Tujuannya adalah untuk melakukan analisis situasi atau kondisi, sehingga dapat merumuskan strategi perusahaan dalam persaingannya di pasar. Analisis SWOT ini dilakukan dengan cara: 1. Menganalisis Faktor Strategis Internal dan Eksternal 2. Membuat Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS = Internal Strategic Factors Analysis Summary) dan Matriks Faktor Strategis Eksternal (EFAS = External Strategic Factors Analysis Summary) 3. Membuat Matriks Ruang (Space Matriks) P E L U A N G II I K E L E M A H A N K E K U A T A N III IV A N C A M A N Gambar 2.2 Matriks Ruang

18 Penjelasan dari matriks ruang atau kuadran dari Gambar 2.2 di atas adalah sebagai berikut: 1. Kuadran I Situasi yang sangat menguntungkan dimana perusahaan mempunyai kekuatan internal dan peluang. Dengan kekuatan yang dimilikinya dapat memanfaatkan peluang yang ada bagi keuntungan perusahaan. 2. Kudaran II Adalah situasi dimana perusahaan sedang menghadapi peluang pasar yang besar namun memiliki sejumlah kelemahan internal. 3. Kuadran III Situasi ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan, dikarenakan perusahaan mengalami berbagai ancaman dari luar dan juga mempunyai sejumlah kelemahan di internal perusahaan. 4. Kuadran IV Situasi dimana perusahaan mengalami berbagai ancaman dari luar namun demikian perusahaan mempunyai kekuatan internal. 2.2.2.4 Matriks Grand Strategy Adalah rencana umum berupa tindakan-tindakan besar yang digunakan perusahaan untuk meraih sasaran jangka panjang dalam lingkungan usaha yang dinamis. Matriks Grand Strategy sebagaimana terlihat pada Gambar 2.3, digunakan untuk memvisualisasikan posisi perusahaan berdasarkan koordinat yang dibentuk dari proses pembobotan dan scoring sebagai hasil dari analisis SWOT [15]. O W STABILIZATION B D GROWTH A C S RETRENCHMENT STABILIZATION T Gambar 2.3 Matriks Grand Strategy

19 Grand Strategy dibedakan dalam 3 kategori sebagai berikut: 1. Pertumbuhan (Growth Strategy) untuk posisi A Dapat dilakukan secara internal meliputi pengembangan dari produk baru atau produk lama yang mengalami perubahan dan secara eksternal dengan memperoleh tambahan divisi bisnis atau diversifikasi yang artinya mengakuisisi bisnis yang terkait dengan lini produk saat itu. 2. Stabilitas (Stability Strategy) untuk posisi B dan C Artinya adalah bahwa organisasi ingin tetap berada pada ukurannya yang sama atau tumbuh perlahan dengan cara-cara yang masih dapat dikendalikan. 3. Pemangkasan (Retrenchment Strategy) untuk posisi D Pada kondisi ini organisasi terpaksa melalui periode terjadinya penurunan dengan penyusutan unit bisnis yang ada saat ini atau menjual atau melikuidasi keseluruhan unit bisnis. 2.2.3 Pengambilan Keputusan Setelah melewati tahap analisis, maka pada tahap ini perusahaan merancang untuk menentukan prioritas strategi unggulan yang obyektif. Sebagai alat bantu metode yang dipergunakan adalah matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) dengan tahapan pembuatannya sebagai berikut [16]: 1. Tulis kembali bobot dan uraian faktor strategis eksternal dan internal yang ada pada matriks EFAS dan IFAS. 2. Tulis alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis data. 3. Tentukan nilai keterkaitan atau AS (Attractiveness Score) yang menunjukkan keterkaitan relative bagi masing-masing strategi yang dipilih dengan cara mencari peran masing-masing strategi terhadap faktor strategis melalui pertanyaan Bagaimana faktor strategis ini berpengaruh terhadap strategi yang dipilih? Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai: 1 (satu) bila tidak menarik 2 (dua) bila cukup menarik 3 (tiga) bila menarik 4 (empat) bila sangat menarik

20 4. Hitung total nilai atau TAS (Total Attractiveness Score) dengan cara mengalikan bobot faktor strategis dengan AS. 5. Jumlahkan hasil perkalian tersebut untuk masing-masing kolom. 6. Nilai TAS terbesar menunjukkan bahwa alternative strategi tersebut dipilih sebagai alternatif utama.