PEMANFAATAN SILASE KULIT BUAH KAKAO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KAMBING PADA SISTEM INTEGRASI KAKAO-KAMBING BALAI PENELITIAN TERNAK 2012
Bidang Fokus : Ketahanan Pangan Jenis Insentif : Paket Insentif Pemanfaatan Hasil Litbang : Metode, Instrumen, Tools, Strategi, Rekomendasi Produk Target : 1.04 Farmer Friendly Technology Untuk Memotivasi Petani Meningkatkan Produktivitas Lokasi Penelitian : Jawa Barat, Lampung dan Sulawesi
Pemanfaatan KBK masih terbatas sebagai pupuk dengan membiarkan membusuk atau dibenam di sekitar area perkebunan. Menimbulkan pembusukan karena kelembaban dan temperatur yang tinggi, cendawan mikotoksin Phytopthora palmivora (Butler) berkembang. Kulit buah kakao sebaiknya dikeluarkan dari lokasi perkebunan vs VS Kekurangan hijauan pakan terutama di musim kemarau
SITT KAKAO-KAMBING Perkebunan Kakao Biji Kakao KBK Pengolahan atau lgsg dikeringkan Pakan ternak Banyak Pembatas/ Kendala Ternak Kotoran Pupuk
SITT KAKAO KAMBING? Faktor pembatas: KBK segar sebagai pakan ternak kambing Mudah busuk / Tidak tahan lama Kandungan nutriennya rendah Teknologi Biofermentasi: Aspergillus niger, A. oryzae, Phanerochaeta chrysosporum, Trichoderma Dan amoniasi TEKNOLOGI SILASE SEDERHANA SULIT DIADOPSI KBK sebagai pakan, memperkuat ketahanan pakan berbasis bahan baku lokal
PBHH Kambing dengan pakan KBK: 77 g/e/hari (Puastuti et al., 2009); 69 g/e/hari (Munir, 2007) 70,42 g/e (Munir, 2010); 83,82 g/e (Puastuti et al., 2011) Produktivitas dan efisiensi perlu ditingkatkan Meningkatkan PBHH upaya untuk menghasilkan gas metana rendah Sumber protein yang murah & tersedia di lokasi
Tabel 1. Komposisi rumput dan silase kulit buah kakao (KBK) Komposisi (%) Uraian BK, % PK LK GE Abu NDF Rumput Gajah 20.0 6.7 3.8 Silase KBK 22.1 7,9 10.1 4682.3 9.1 52.2 Silase KBK gamal 24.2 12.8 9.7 4785.6 9.0 46.1 Silase KBK kaliandra 27.4 12.6 8.8 4725.8 8.5 50.5 Silase KBK Kaliandra gamal 27.7 11.9 9.4 4715.0 8.3 45.4 Silase KBK daun singkong 26.5 9,6 4455,2 12,0 51,5 Silase KBK daun kakao 31.5 7,9 4368,4 12,4 56,5 Silase KBK gamal daun kakao 29.5 9,4 4506,9 11,7 54,6 Puastuti et al. 2011 4082.9 13.3 73.0
tujuan: 1). Untuk menghasilkan pakan yang berkualitas dan 2). 3). 4). 5). tersedia sepanjang tahun melalui teknologi pengolahan dan penyimpanan KBK di daerah sumber produksi kakao, Menghasilkan formula ransum berbasis silase KBK untuk meningkatkan produksi dan menekan emisi gas metana, Membangun desa percontohan integrasi kakao kambing dengan memanfaatkan KBK sebagai pakan dan kotoran ternak sebagai pupuk tanaman kakao di Lampung, Memperoleh informasi pemanfaatan KBK sebagai pakan dan sosialisasi pengolahan KBK yang mudah diaplikasikan di sentra produksi kakao di luar Lampung dan Jabar seperti di Sulawesi Selatan Optimalisasi pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk organik.
PERMASALAHAN 1. Penyakit pada tanaman kakao akibat pembusukan KBK 2. Produktivitas ternak di tingkat peternak sangat bergantung pada ketersediaan hijauan yang sangat berfluktuasi karena musim. Pemanfaatan KBK sebagai pakan memiliki keterbatasan dari segi kandungan nutriennya maupun karena tingkat kecernaannya yang rendah 4. Pemanfaatan KBK terolah belum memenuhi kebutuhan nutrien bagi ternak terutama proteinnya, sehingga perlu suplementasi protein. 5. Efisiensi penggunaan pakan rendah karena sebagian energi metabolik dibuang dalam bentuk gas metana 6. Untuk menunjang produktivitas perkebunan kakao diperlukan pupuk sebagai sumber hara tanah
Kelayakan teknis & METODOLOGI 1. Diseminasi teknologi ransum berbasis silase KBK di sentra produksi kakao Lokasi: di daerah sentra produksi kakao/coklat di Provinsi Lampung dan Sulawesi Selatan. Provinsi Lampung. Pengkajian (silase + kambing) direncanakan selama 3 bulan Diawali dengan pemilihan lokasi, sosialisasi kegiatan dan pelatihan
Pengkajian: R = Rumput + Daun singkong + Dedak RK = KBK segar + Daun Singkong + Dedak RS = (Silase KBK + Daun Singkong) + Dedak Jumlah Kambimg @ 6-7 ekor Parameter: produktivitas ternak kambing/pbhh, efisiensi penggunaan pakan, kajian ekonomis Provinsi Sulawesi Selatan Pengumpulan data sekunder potensi dan pemanfaatan limbahnya (KBK) sosialisasi dan pelatihan pembuatan silase KBK.
2. Evaluasi ransum berbasis silase KBK yang rendah emisi gas CH4 penelitian in vitro dilakukan sebagai data dukung penelitian di lapang untuk mengetahui produksi gas metana pengujian terhadap silase KBK dengan tambahan hijauan sumber protein Lokasi: Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor PERLAKUAN: R = rumput + dedak padi; K = silase KBK + dedak padi; KF = silase KBK mengandung hijauan sumber protein mudah difermentasi; KB = silase KBK mengandung hijauan sumber protein bypass. K2 = silase KBK campuran Komposisi R/silase dan konsentrat 50 : 50 Rancangan: RAL 5 x 4 Parameter: Fermentabilitas rumen, CH4
PRODUK TARGET YANG INGIN DICAPAI 1. Formula ransum rendah emisi gas metana. 2. Peningkatan produktivitas kambing 15% dari pakan di tingkat peternak (kontrol). 3. Informasi pemanfaatan dan pengolahan KBK di beberapa sentra produksi kakao 4. Ketersediaan pupuk organik asal kotoran ternak 5. Publikasi ilmiah pada jurnal (draft).
MANFAAT EKONOMI 1. Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai pakan ternak akan meningkatkan nilai tambah dan mengurangi pencemaran lingkungan. 2. Pemanfaatan pakan asal limbah perkebunan kakao akan meningkatkan produktivitas, populasi ternak. 3. Populasi ternak meningkat akan ketersediakan pupuk organik asal kotoran ternak untuk meningkatkan kesuburan lahan perkebunan. 4. Pendaqpatan petani-peternak meningkat akibat dari meningkatnya produksi kakao, penjualan ternak dan penjualan pupuk/kompos.
BENTUK KEGIATAN PEMANFAATAN HASIL LITBANG 1.Aplikasi teknologi pengolahan KBK dalam bentuk silase sebagai pakan pengganti rumput akan dibandingkan dengan pakan yang biasa diberikan oleh peternak (rumput dan KBK segar). Demplot. 2.Sosialisasi dan pelatihan pengolahan KBK sebagai pakan ternak dan pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik.
PERSONIL: Dr. Wisri Puastuti, M.Si. Dr. RA Yeni Widiawati, M.Sc. Dr. Dwi Yulistiani Drs. Isbandi Endang Sopyan Maplani Pembantu Lapang
JADWAL PENELITIAN Kegiatan No 1 1 Penyusunan proposal 2 Sub Keg. 1 a. Penentuan lokasi diseminasi b. Sosialisasi dan pelatihan c. Implementasi tekn. Silase KBK 3 Bulan ke: Sub Keg. 2 a. Persiapan b. Pembuatan silase KBK c. Percobaan in vitro d. Analisa Lab. 4 Entry data dan Analisa data statistik 5 Penyusunan laporan 6 Seminar hasil 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
RINCIAN ANGGARAN BELANJA No. Uraian Jumlah (Rp) 1. Gaji dan Upah 52,110,000 2. Bahan Habis Pakai 73.500.000 3. Perjalanan 72.740.000 4. Lain-Lain 1.650.000 Jumlah biaya tahun yang diusulkan 200.000.000