Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Winarsih SDN 3 Malasan, Trenggalek

Oleh: Warsito SD N 1 Wonoanti, Durenan, Trenggalek

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Muhammad Suhud SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

Oleh: Titik Mujiati SDN 1 Widoro, Gandusari, Trenggalek

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL BELAJAR TWO STAY TWO STRAY

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Oleh: Mugiyanto SDN 3 Kendalrejo, Durenan, Trenggalek

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KELOMPOK KECIL PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V

Oleh: Sunarti SDN 2 Karanganom, Durenan, Trenggalek

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten

Oleh: Rupinah SDN I Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Perubahan Wujud Benda Dalam Mata Pelajaran IPA Kelas VSDN Lenju

Oleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I WONOREJO KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2012/2013

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENERAPKAN MODEL BELAJAR INQUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN I JATI TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012

64 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK PENDAHULUAN. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 RATNASARI. Guru SD Negeri 6 Cakranegara

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan alam yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

Oleh: Musringah SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Tranggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi Panas Melalui Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 2 Salungkaenu

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

Ani Wantini SMP N 10 Semarang. Abstrak

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

Oleh: Nuryanti SDN 2 Watulimo, Trenggalek

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Oleh : Hamidah Guru pada SDN 1 Cakranegara

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Endang Dwi Purwani SDN 2 Margomulyo Kecamatan Watulimo Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Kasimun SDN 1 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MODEL INKUIRI DI MA

Kanti Wilujeng 14. Kata kunci: bermain peran, hasil belajar. Guru Kelas III SDN Semboro 01 Jember

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

130 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 2 WATULIMO TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPA MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN SEMESTER I TAHUN 2013/2014 Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek Abstrak. Secara umum tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi konduktor dan isolator panas dengan menggunakan metode eksperimen pada siswa kelas VI SDN 2 Watulimo Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester I. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi IPA materi Konduktor Dan Isolator Panas tahun 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai bulan November 2013. Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan diterapkannya proses pembelajaran dengan metode Eksperimen maka prestasi belajar IPA materi Konduktor Dan Isolator Panas pada siswa kelas VI SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek tahun 2013/2014 semester I dapat meningkat secara signifikan. Hal ini didukung dengan peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklusnya, mulai dari sebelum siklus nilai rata-rata siswa 62,86 dengan ketuntasan belajar 52,38%, pada siklus pertama nilai rata-rata meningkat menjadi: 71,43 dengan ketuntasan belajar 76,19%, dan pada siklus kedua nilai rata-rata meningkat menjadi: 83,33 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100,00%. Kata Kunci: IPA, Metode Eksperimen Bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala alam melalui proses dan pengembangan serta sikap ilmiah. Proses ilmiah didasari dengan cara berfikir logis berdasarkan fakta - fakta yang mendukung. Sikap ilmiah nampak pada sikap jujur dan Objektif dalam mengumpulkan fakta dan menyajikan hasil analisis proses dan pengembangan dalam mempelajari fenomena-fenomena alam. Dalam proses pembelajaran IPA, penanaman konsep yang baik dan benar sangat diperlukan, karena IPA merupakan ilmu pengetahuan berkelanjutan dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi. Konsep IPA di tingkat dasar menentukan penguasaan konsep IPA yang lebih tinggi. Mengingat pentingnya pembelajaran IPA diberikan pada siswa, maka berbagai upaya dapat dilakukan agar mutu proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut peserta didik harus terus belajar, karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Salah satu pertanda seorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Selain itu untuk meningkatkan mutu pendidikan juga menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru adalah kunci dari keberhasilan itu, guru berperan dalam membantu

Supardi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 131 perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Fungsi dari mata pelajaran IPA yang diberikan di Sekolah Dasar adalah: (a) Memberi pengetahuan mengenai berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari; (b) Mengembangkan ketrampilan proses; (c) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari; (d) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari; (e) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat membantu para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan agar dapat membantu para siswa menuju pada perubahan tingkah laku, baik intektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu makhluk sosial. Tujuan dari suatu proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan mencapai suatu peningkatan hasil belajar. Guru diharapkan dapat menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan belajar mengajar, yang diharapkan yang menekankan pada pembelajaran siswa aktif dan bermakna. Guru harus mampu untuk mengembangkan strategi, metode dan pendekatan agar terjadinya proses pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Namun dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, masih perlu adanya evaluasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan siswa diperoleh data bahwa nilai siswa masih banyak yang berada di bawah KKM. Dari hasil pengamatan peneliti dalam pembelajaran IPA di SDN 2 Watulimo Trenggalek, diperoleh permasalahan antara lain: (1) selama proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas, guru yang banyak berbicara dan menyampaikan informasi; (2) metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa pasif dan semangat belajar rendah; (3) ketika mengajar guru kurang memanfaatkan alat peraga yang ada; (4) alat-alat percobaan pembelajaran IPA belum digunakan secara Optimal. Konsep IPA yang diperoleh siswa hanyalah melalui penguasaan hapalan saja, bukan suatu proses penemuan dari diri siswa sendiri. Hal ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menerapkan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan karekteristik belajar siswa usia Sekolah Dasar (SD), misalnya dalam pelaksanaan pembelajaran kurang didukung dalam penggunaan strategi, pendekatan, metode, media dan strategi pembelajaran yang sesuai sehingga kurang membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Untuk alternatif permasalahan tersebut perlu tindakan strategis, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, sehingga menumbuhkan keaktifan, tanggung jawab baik individu maupun kelompok, dan membangkitkan suasana yang menyenangkan. Oleh karena itu,, penulis berupaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui 131

132 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 perbaikan pembelajaran. Dari berbagai literatur ditemukan salah satu metode pembelajaran yang relevan dan dianggap efektif, yaitu dengan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran, dimana yang siswanya melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari dimulai dari pengertian yang sederhana yaitu sebagai metode sistematis yang membangun hubungan fenomenal sebab akibat (Sukardi, 2008:179). Metode Eksperimen merupakan cara yang efektif untuk menolong siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti apakah, dengan cara apa, bagaimana, dengan cara yang bagaimana!, dan lainnya. Metode eksperimen yang dimaksud adalah bahwa guru harus melibatkan siswa untuk melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Eksperimen merupakan situasi pemecahan masalah yang di dalamnya berlangsung pengujian hipotesis, dan terdapat variabelvariebel yang dikontrol secara kuat (Mulyasa, 2010:110). Dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara penyajian materi pelajaran di mana siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu: (1) agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang telah diperoleh; (2) Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan; (3) Melatih peserta didik menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan Sumantri dan Permana (1999: 158). Tujuan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA adalah: (a) agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang telah diperoleh; (b) melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaan; (c) Melatih peserta didik menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan. Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui eksperimen itu diharapkan dapat mengembangkan pikiran dan pengetahuan siswa, sehingga siswa tidak hanya mendengarkan ataupun mendapatkan pengetahuan hanya dari guru, tetapi mereka bisa mengembangkan pengetahuannya dengan melihat secara langsung melalui percobaan yang dilakukannya (Winataputra, 1992: 219). Dalam pelaksanaannya (Soetomo, 1993: 165), metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan metode eksperimen yaitu: (1) siswa dapat belajar melalui pengalaman langsung; (2) siswa langsung memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan ekperimen; (3) siswa belajar berpikir melalui konsep-konsep metode ilmiah; dan (4) siswa dapat mempertinggi partisipasi siswa baik secara individu atau kelompok. Sedangkan kelemahan metode eksperimen adalah: (1) terbatasnya alat-alat yang tersedia; (2) kurangnya pengetahuan dan pengalaman guru yang melakukan eksperimen; dan (3) kadangkadang anak belum pernah melakukan eksperimen sehingga guru menemui kesulitan dalam melaksanakan eksperimen. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh guru kelas VI SDN 2 Watulimo Trenggalek

Supardi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 133 tahun pelajaran 2013/2014 semester I dalam menerapkan metode Eksperimen untuk meningkatkan prestasi belajar pada bidang studi IPA materi Konduktor Dan Isolator Panas; (2) Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi Konduktor Dan Isolator Panas pada siswa kelas VI semester I SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan metode Eksperimen. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi IPA materi Konduktor Dan Isolator Panas tahun 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. Peneliti disini merupakan guru kelas VI di SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek berkolaborasi dengan guru kelas IV. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai bulan November 2013. Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (1) Perencanaan (Planning); (2) Pelaksanaan (Action); (3) Pengamatan (Observasi); (4) Refleksi (Reflection). Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu: (1) Lembar Observasi; (2) Lembar Tes; (3) Dokumentasi Siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daftar Nilai. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan kelas ini yaitu penelitian kualitatif, maka data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif. Untuk nilai ulangan harian, nilai yang telah diperoleh dikonsultasikan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang berlaku pada pembelajaran tersebut dan untuk bidang studi IPA nilai KKM sebesar 70. Sedangkan hasil belajar yang menunjukkan kemampuan siswa dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Refleksi Awal Peneliti bersama mitra guru mengadakan pengamatan dikelas VI tentang rendahnya nilai mata pelajaran IPA dan faktorfaktor penyebabnya. Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI terutama pada mata pelajar IPA. Hal ini disebabkan pada siswa kelas VI saat proses pembelajaran minat belajar masih kurang dan cenderung pasif, dalam hal ini guru kurang memperhatikan metode pembelajaran yang sedang diterapkan sehingga perlu diadakan penelitian untuk memperoleh metode baru yang sesuai dengan siswa kelas VI. Siklus Pertama Planning (Perencanaan) Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini membahas materi Konduktor Dan Isolator Panas dengan rencana kegiatan sebagai berikut: (a) Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang meliputi: definisi pokok bahasan, 133

134 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas atau kehidupan seharihari dan yang memuat soal-soal; (b) Guru mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan; (c) Guru media pembelajaran untuk melakukan eksperimen; (d) Guru membuat perangkat sistem penilaian. Action (Pelaksanaan) Setelah tahap perencanaan selesai dilakukan tahap selanjutnya yaitu melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanan. Siklus I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 2013. Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkahlangkah sebagai berikut: (a) Pada kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai benda-benda konduktor dan isolator dalam kehidupan sehari-hari; (b) Setelah melakukan Tanya jawab guru memberikan penjelasan tentang benda-benda yang tergolong konduktor dan isolator; (c) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Dan meminta setiap kelompok siswa untuk mengeluarkan alat dan bahan yang telah dibawa. Guru menjelaskan prosedur kerja percobaan; (d) Guru meminta siswa melakukan percobaan seperti yang telah dijelaskan; (e) Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hasil percobaan; (f) Guru meminta siswa membuat laporan tertulis dan dibacakan di depan kelas; (g) Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya; (h) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan; (i) Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa. Dan membimbing siswa untuk membuat rangkuman. Observasi (Pengamatan) Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti berperan sebagai guru kelas VI dan menyampaikan materi pembelajaran, sedangkan mitar guru sebagai pengamat/ observer, yaitu mengamati proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas VI. Dari hasil observasi tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: (a) Guru selalu memanajemen kelas, membimbing siswa dalam melakukan eksperimen dan dalam menarik kesimpulan, dan melakukan penilaian berkelanjutan. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 67,86%; (b) Siswa mempersiapkan alat-alat yang diperlukan saat eksperimen dan melakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk guru, membuat laporan hasil praktikum dan mempresentasikannya di depan kelas, dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, dan menjaga kebersihan tempat praktikum. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 68,75%; (c) Hasil Tes Akhir pembelajaran IPA dengan menggunakan metode percobaan/eksperimen pada materi konduktor dan isolator panas mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah: sebelum siklus 62,86 (Rendah) sedangkan pada siklus I meningkat menjadi: 71,43 dengan ketuntasan belajar 76,19% atau sebanyak 16 siswa sedangkan yang belum tuntas 5 siswa dengan persentase 23,81%. Refleksi Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis: (1) Proses belajar mengajar sudah berjalan

Supardi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 135 sesuai dengan rencana walaupun belum sempurna; (2) Siswa masih banyak yang belum memahami jalannya metode eksperimen; (3) Suasana kelas masih gaduh belum mengarah pada suasana yang hidup dalam proses belajar mengajar; (4) Siswa masih sedikit yang bertanya, sehingga guru banyak memberikan penjelasan Siklus Kedua Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, dengan materi yang sama yaitu tentang Konduktor Dan Isolator Panas. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Penggunaan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Action (Pelaksanaan) Setelah tahap perencanaan selesai dilakukan tahap selanjutnya yaitu melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanan. Siklus II ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 November 2013. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: (a) Pada kegiatan awal guru meminta siswa untuk memperhatikan gambar benda-benda perlengkapan memasak. Dan bertanya kepada siswa bendabenda tersebut terbuat dari apa, logam atau nonlogam; (b) Setelah melakukan tanya jawab guru mengingatkan kembali tentang konduktor dan isolator pada pertemuan sebelumnya; (c) Guru memberikan penjelasan tentang manfaat benda-benda yang tergolong konduktor dan isolator; (d) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Dan meminta setiap kelompok siswa untuk mengeluarkan alat dan bahan yang telah dibawa. Guru menjelaskan prosedur kerja percobaan; (e) Guru meminta siswa melakukan percobaan seperti yang telah dijelaskan; (f) Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hasil percobaan; (g) Guru meminta siswa membuat laporan tertulis dan dibacakan di depan kelas; (h) Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya; (i) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan; (j) Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa. Dan membimbing siswa untuk membuat rangkuman. Observasi (Pengamatan) Hasil Observasi selama proses pembelajaran pada siklus II adalah dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar mencapai 21 siswa atau sebesar 100,00% dengan rata-rata nilai hasil belajar sebesar 83,33, hal ini sudah memenuhi standar ketuntasan klasikal. Sehingga dalam siklus II secara klasikal siswa telah mencapai tuntas belajar. Refleksi Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelaksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis: (a) Proses belajar mengajar sudah berjalan sesuai dengan rencana dan berjalan dengan sempurna; (b) Siswa sudah dapat memahami konsep IPA dengan mudah dengan diterapkannya metode eksperimen; (c) Suasana kelas menjadi suasana lebih hidup; (d) Siswa sudah mulai berminat dan sudah terbiasa bertanya kepada guru. 135

136 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 Aktivitas pembelajaran baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa setelah peneliti memberikan perbaikan dalam menyampaikan pembelajaran IPA materi konduktor dan isolator panas menggunakan metode Eksperimen menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 67,86% meningkat menjadi 82,14% pada siklus II. Artinya setiap tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran guru dalam menerapkan metode yang digunakan yaitu metode Eksperimen. Untuk aktivitas siswa setelah guru menerapkan metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA pada materi konduktor dan isolator panas ternyata mampu meningkatkan kualitas aktivitas pembelajaran siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 68,75% meningkat menjadi 87,50% pada siklus II. Artinya siswa mampu menerima dan melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,86 dengan ketuntasan belajar 52,38%, pada siklus pertama nilai rata-rata meningkat menjadi: 71,43 dengan ketuntasan belajar 76,19%, dan pada siklus kedua nilai rata-rata meningkat menjadi: 83,33 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100,00%, untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Gambar 2. 100.00 80.00 68.75 67.86 87.50 82.14 60.00 40.00 Aktivitas Siswa Aktivitas Guru 20.00 0.00 Siklus I Siklus II Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Siswa 100.00 100.00 80.00 60.00 40.00 62.86 52.38 71.43 76.19 83.33 NILAI RATA-RATA KETUNTASAN 20.00 0.00 SEB. SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II Gambar 2 Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Siswa

Supardi, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI... 137 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan diterapkannya proses pembelajaran dengan metode Eksperimen maka prestasi belajar IPA materi Konduktor Dan Isolator Panas pada siswa kelas VI SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek tahun 2013/2014 semester I dapat meningkat secara signifikan. Hal ini didukung dengan peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklusnya, mulai dari sebelum siklus nilai rata-rata siswa 62,86 dengan ketuntasan belajar 52,38%, pada siklus pertama nilai rata-rata meningkat menjadi: 71,43 dengan ketuntasan belajar 76,19%, dan pada siklus kedua nilai rata-rata meningkat menjadi: 83,33 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100,00%. Saran Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran, memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang melibatkan kegiatan metode Eksperimen, serta memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan model pembelajaran metode Eksperimen. DAFTAR RUJUKAN Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana. Irawan, Prasetya dkk. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: STIA LAN. Mulyasa. 2010. Praktik penelitian tindakan kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurkancana, W. dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sardiman. 1995. Variasi Motivasi. Jakarta: Gramedia. Soetomo. 1993. Dasar-dasar interaksi belajar mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Sukardi. 2008. Metodologi penelitian pendidikan, kompetensi dan praktiknya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sumantri, Mulyani, & Johar Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Suryabrata, Sumadi. 1983. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Andi Offset. Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Winataputra. 1992. Strategi belajar mengajar IPA. Jakarta: Depdikbud. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia. 137