BAB VI PENUTUP. kapasitas (Capacity Building) oleh Eade (1997), maka dapat disimpulkan bahwa Balai Teknik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

BAB II. Tinjauan Pustaka. Menurut Roberts dan Hunt (1991), suatu organisasi dimulai. dengan suatu tujuan. Sekelompok orang membentuk suatu

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB VII PENUTUP. Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah. dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

2 Memperhatikan: 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUMAS

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

RINGKASAN REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE

7. STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KESIMPULAN DAN SARAN. kepada objek penelitian terkait dengan hasil penelitian. pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kapasitas pada level

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 10 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2008

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

1. Sejarah Singkat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

LAPORAN TAHUNAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

Komentar dan Rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

2012, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KERANGKA NASIONAL PENG

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ADMINISTRASI APARATUR TAHUN 2014

RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah keempat kalinya dengan

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

IV. GAMBARAN UMOM LOKASI PENELITIAN. A. Kedudukan Dinas Tata Kota Bandar Lampung

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

2 Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran N

BAB IX PENGEMBANGAN kelembagaan

RENCANA KINERJA TAHUNAN

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

P a g e 21. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. AKUNTABILITAS KINERJA

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Terempa, 18 Februari 2015 a.n. KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SEKRETARIS HERYANA, SE NIP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI PELALAWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

EVALUASI PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL. Dipersiapkan oleh: Biro Keanggotaan dan Kepegawaian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 22/ PER/M.KOMINF0/6/2008 TENTANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - Pengadilan Tinggi Agama Makassar

PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN BERBASIS KOMPETENSI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.41/MENHUT-II/2006 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen itu akan berperan secara aktif. Suatu organisasi tanpa adanya

LOGO TIP FTP - UB

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA (SOTK) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

Modul ke: Pengorganisasian. Fakultas FIKOM. Andi Youna C. Bachtiar M. Ikom. Program Studi Public Relations

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF

Perda No.30 / 2004 Tentang Pembentukan,Kedudukan,Tugas,Fungsi, SOT Dinas Nakertrans Kab. Magelang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB VI 6.1. Kesimpulan PENUTUP Berdasarkan uraian hasil penelitian berupa wawancara dengan informan serta dokumentasi mengenai proses pengembangan kapasitas internal organisasi pada Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat dilihat dari teori pengembangan kapasitas (Capacity Building) oleh Eade (1997), maka dapat disimpulkan bahwa Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat cukup baik dalam melakukan upaya pengembangan kapasitas pada tubuh organisasi balai dengan mengacu pada tujuh pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan kapasitas internal organisasi yaitu structure, phisical resources, System, human resources, financial resources, culture, dan leadership. Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat memaknai capacity building melalui upaya-upaya perubahan yang dilakukan terhadap organisasinya. Dimulai dari aspek struktur, sebelum ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), balai merupakan Satuan Kerja (Satker). Sebagai Satker, balai tidak mem iliki struktur formal serta tidak diisi oleh pejabat struktural. Sedangkan, setelah ditetapkan menjadi UPT terjadi perubahan terhadap tatanan organisasi serta tugas dan fungsi yang semakin kompleks pada tubuh Balai Teknik Perkeretaapian. Perubahan tersebut berupa dibentuknya struktur formal organisasi yang diisi oleh pejabat struktural. Perubahan tatanan organisasi juga diiringi dengan konsekuensi terhadap perubahan desain struktur organisasi, yang pada akhirnya membentuk spesialisasi kerja, departementalisasi, rentang kendali, serta hierarki sistem pengambilan keputusan. Adanya perubahan tatanan struktur tersebut berdampak terhadap kejelasan tugas dan fungsi, serta kedudukan dan wewenang dari masing-masing individu pada Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat.

2 Selain struktur, sumber daya fisik merupakan aspek peningkatan kapasitas internal organisasi pada balai teknik perkeretaapian yang ditunjukkan dari ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Peningkatan kapasitas tersebut ditunjukkan oleh Balai Teknik Perkeretaapian melalui pemanfaatan dan penggunaan teknologi dalam bekerja, perbaikan dan penambahan peralatan serta fasilitas organisasi berupa gedung kantor, tanah, dan lainnya. Hanya saja saat ini balai tersebut belum memiliki gedung kantor sendiri (kontrak) namun, pengurusan tanah dan pembangunan fisik kantor tersebut telah dimuat dalam perencanaan organisasi. Selanjutnya, peningkatan kapasitas sistem kerja melalui tata laksana penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dari tiap unit kerja organisasi ditunjukkan dengan adanya standarisasi yang tertuang di dalam Dokumen Analisis Jabatan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat. kemudian aturan kebijakan/norma yang diterbitkan pusat merupakan kontrol dan kaidah tolak ukur bagi balai dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi. Sedangkan untuk prosedur kerja (SOP), balai belum memiliki standar operasional prosedur, sehingga acuan mengenai tahapan-tahapan dan urutan pengerjaan tugas balai, pegawai mengacu kepada komando atasan dan pengalaman serta keterampilan yang diperoleh dari pelatihan dan pendidikan yang diikuti. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Balai dilihat dari segi kuantitas dan kualitas. Aspek kuantitas ditunjukkan dengan adanya upaya penambahan jumlah pegawai melalui proses rekruitmen Aparatur Sipil Negara maupun pegawai/tenaga kontrak selama rentang tahun 2015 hingga 2016. Aspek kualitas ditunjukkan dengan adanya penawaran program Diklat yang dapat diikuti oleh seluruh pegawai tanpa terkecuali tergantung kebutuhan masing-masing. Pengembangan kapasitas dari segi anggaran pada Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat ditunjukkan dengan adanya peningkatan alokasi anggaran

3 pada balai tersebut. Semenjak ditetapkan menjadi UPT (Unit Pelaksana Teknis) di lingkungan Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Peningkatan alokasi anggaran tersebut berbanding lurus dengan bertambahnya volume kerja terkait program dan kegiatan yang dilakukan oleh Balai. Peningkatan kapasitas anggaran pada balai tersebut juga dicerminkan dengan kemampuan balai dalam menyerap anggaran, terbukti dengan meningkatnya capaian fisik dan capaian keuangan yang diperoleh tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sehingga Balai meraih penghargaan sebagai Balai Teknik Perkeretaapian yang Mempunyai Daya Serap Anggaran Tertinggi upaya pengembangan kapasitas dari segi budaya dapat dilakukan melalui peningkatan pemahaman terhadap budaya kerja yang direfleksikan oleh pegawai Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat yang dicerminkan melalui tindakan dan upaya ke arah peningkatan hasil kerja, kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan ketetapan dan peraturan yang berlaku. Meskipun kadar dan porsi budaya organisasi dan budaya kerja yang diamanatkan tiap individu pada balai tersebut berbeda-beda namun upaya perubahan ke arah perbaikan terus ditanamkan oleh tiap-tiap pimpinan baik kepada diri sendiri maupun masing-masing individu bahawannya. peningkatan kapasitas dari segi kepemimpinan. Melalui optimalisasi peran pimpinan yang mampu mentransformasi. Hal ini ditunjukkan oleh Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat dengan kemampuan dalam membawa perubahan kearah perbaikan bagi organisasinya, merumuskan visi, misi, dan tagline yang dijadikan sebagai tujuan, target, dan sasaran bagi organisasi di masa mendatang. Kemudian, kemampuan dalam mengatasi persoalan dan kendala serta tindakan peduli terhadap kepentingan bawahan, memberikan dorongan dan motivasi guna meningkatkan komitmen dan rasa tanggung jawab dari bawahan merupakan tindakan lainnya dari kepala balai teknik perkeretaapian kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat dalam memimpin.

4 6.2.Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengembangan kapasitas internal organisasi pada Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat, peneliti memberikan masukan yaitu sebagai berikut : 1. Perlunya pemantapan komitmen bersama dari seluruh pimpinan maupun pegawai Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat dalam memaknai pengembangan kapasitas organisasi. Hal ini dikarenakan, komitmen merupakan pondasi awal dari seluruh rancangan kegiatan dan upaya-upaya ke arah perbaikan, dengan adanya komitmen bersama maka perubahan dalam bentuk apapun dapat diterima secara perlahan dan baik oleh seluruh jajaran organisasi. Mengingat Balai Teknik Perkeretaapian merupakan Satuan Kerja (Satker) yang diubah kedudukannya menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) berdasarkan Permenhub Nomor 63 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Teknik Perkeretaapian dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pembangunan prasarana perkeretaapian di Sumatera Barat khususnya. Maka, banyak pembenahan yang perlu dilakukan pasca perubahan kedudukan tersebut, sehingga komitmen bersama menjadi modal untuk menentukan arah keberhasilan upaya pengembangan kapasitas. 2. Optimalisasi peran kepala balai sebagai pimpinan perlu untuk terus didorong, baik dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya maupun dalam memotivasi, memberikan dukungan dan arahan kepada pegawai Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat. melalui penyediaan ruang keterlibatan bagi pegawai pada sebuah proyek/kegiatan, memberikan tanggungjawab (diskresi) mengenai penyelesaian atau solusi terhadap suatu persoalan sesuai dengan kapabilitas yang dimiliki oleh pegawai tersebut.

5 3. Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk mengisi kekosongan jabatan fungsional umum pada masing-masing unit (Seksi Prasana Perkeretaapian, Seksi Lalin, Sarana, dan Keselamatan Perkeretaapian, dan Subbagian Tata Usaha) yang dimuat di dalam Dokumen Anjab sebagai Analisis Jabatan Kebutuhan. Dalam rangka pemantapan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi balai sehingga meminimalisir adanya tugas/peran ganda oleh pegawai pada Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat. 4. Dirumuskannya Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan segera guna kejelasan terhadap tahapan-tahapan dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan urutan-urutan kegiatan, di dalamnya memuat jenis pekerjaan, langkah pengerjaan, serta fasilitas dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikannya, biasanya berupa buku petunjuk teknis atau pedoman kerja.