Komite Penjamin Mutu Diklat: Audit Internal Kualitas Pelayanan Kediklatan

dokumen-dokumen yang mirip
Profesionalisme Pengelolaan Diklat dengan Prinsip Tahu, Mau, dan Tanggung Jawab (TMT)

Perlunya Sebuah Keterbukaan dalam Pelayanan Publik melalui Pembuatan SOP (Standar Operasional Prosedur)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

Drs.H.Adang Tadjuddin,M.Si. Drs.H.ADANG TADJUDDIN,M.Si

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Negara kita sedang memasuki era perdagangan bebas. Dalam

BAB 5 PENUTUP. Mutu ISO 9001:2008 pada PT Metabisulphite Nusantara. maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan berdirinya berbagai jenis perusahaan, diantaranya perusahaan

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Strata Satu ( S1 )

BAB V MODEL STRATEGI PENINGKATAN MANAJEMEN MUTU DIKLAT. Sistem manajemen pada organisasi yang unggul harus mampu melakukan

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

PENINGKATAN CAPAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN MELALUI MODEL PENJAMINAN MUTU INTERNAL SMK

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Puskesmas Pamarayan Kabupaten Serang

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MALANG

Total Quality Manajemen (TQM) Nur Hadi Wijaya

BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

Ishak Musa. Widyaiswara Madya Provinsi Banten, Jln. Raya Lintas Timur KM.4 Karang Tanjung, Pandeglang- Banten

ABSTRACT. Keywords: The management commitment on service quality, training, empowerment, rewards, job satisfaction.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN MUTU TERPADU

Disiplin: Sebuah Keharusan yang Wajib Dimiliki Setiap Pegawai

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

COMPANY PROFILE PT. Cahaya Omega Solusindo Omega Solution, Management Consulting, HR Training, Product Sertification

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

ROAD MAP GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN

CUSTOMER SATISFACTION MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. pangsa pasar dunia tekstil dan penggunaan mesin-mesin atau alat-alat industri

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HARMONISASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 DAN ISO DI TAHUN 2015

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

1.1 Latar Belakang Masalah

Definisi Taufiqur Rachman 1

Keywords: Internal Audit, Quality Public Services.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

ABSTRACT. have been conducted in accordance with Auditing Standards and Code of Ethics Audit of

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Contoh. Laporan Management Review ISO 9001:2015

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

ABSTRACT. Keywords: Internal Audit, Internal Control, Purchase of Raw Materials, Methods Champion. viii. Universitas Kristen Maranatha

KONSEP DAN KEBIJAKAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KEMENTERIAN PAN DAN RB 2015

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berbasis kompetensi. Setiap lulusan SMKwajib mempunyai

Sistem manajemen mutu Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati oleh seluruh komponen bangsa baik untuk masyarakat terpencil

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk dan jasa pada perusahaan bertambah. Satu hal yang sangat berarti dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peradaban manusia yang semakin hari semakin meningkat yang

ABSTRAK ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PADA PT

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

ABSTRACT. The Effect of Total Quality Management (TQM) Implementation on the Internal Audit Function at PT. Pos Indonesia (Persero)

Studi Banding Badan Mutu ke PT. Surveyor Indonesia dan WQA

PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

ABSTRAK. Kata Kunci: Obligasi Daerah, Kewenangan, Pemerintahan Daerah. viii

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

ABSTRAK. Kata Kunci: Perhotelan, Kepuasan Konsumen, Quality Function Deployment, House of Quality. vii Universitas Kristen Maranatha

DESIGNING STANDARD OPERATING PROCEDURS (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Strategic Governance Policy. Pendahuluan. Bab 1 PENDAHULUAN. Kebijakan Strategik Tata Kelola Perusahaan Perum LKBN ANTARA Hal. 1

PRESS RELEASE. (Hari Kamis tanggal 08 Desember 2014)

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Manual Mutu. Jurusan Teknik Pengairan

ABSTRAK. Kata Kunci : COBIT 4.1, DS, delivery and support. iii Universitas Kristen Maranatha

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ishak Musa. Widyaiswara Madya pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten, Jln. Raya Lintas Timur KM. 4 Karang Tanjung, Pandeglang, Banten.

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN AKREDITASI PROGRAM DIKLATPIM DAN DIKLAT PRAJABATAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

Perancangan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 : Studi Kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup

SISTEM MANAJEMEN MUTU PADA PERGURUAN TINGGI. Dudung Juhana STIE Pasundan Bandung

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh

BAB I PENDAHULUAN. Ketercapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh manajemen sumber

PERAN BADAN DIKLAT, ULP, DAN LPSE DALAM IMPLEMENTASI REFORMASI TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN

Transkripsi:

Ulasan / Review Edisi 3 No. 2, Apr Jun 2016, p.27-31 Komite Penjamin Mutu Diklat: Audit Internal Kualitas Pelayanan Kediklatan Rahmat Suyatna Widyaiswara of Education and Training Institutes of Banten Province, Jl. Raya Lintas Timur KM 4 Karangtanjung, Pandeglang, Banten Province, Indonesia (Diterima 10 Maret 2016; Diterbitkan 30 Mei 2016) Abstract: Education and training have a significant effect in improving knowledge, attitudes and skills of the civilian state apparatus. However, in practice, the committee guarantor of the quality of education and training should carry out its role as well as possible so that its intended purpose can be achieved optimally. Committee on training quality assurance is an internal audit of the whole series of education and training ranging from planning, implementation and monitoring and evaluation is supported by the standard of facilities and adequate infrastructure. Quality training that will be realized when organizations implement integrated quality management. A culture of quality should be implemented through the implementation of systems and procedures are strict, one with the implementation of standard operating procedures from planning and design of education and training, training implementation to monitoring and evaluation. With a strong commitment to quality education and training that can create Training Agency which is reliable and competitive, insha'allah. Keywords: kualitas diklat, akreditasi, audit internal Corresponding author: Rahmat Suyatna, E-mail: rahmat.suyatna@gmail.com, Tel. +62-812-9145-4124. Pendahuluan Isu kualitas telah menyeruak kedalam kehidupan organisasi sejak lama. Berbagai teori yang menjelaskan tentang kualitas begitu banyaknya yang secara empirik dapat dibuktikan. Jika dihubungkan dengan pelayanan public maka kualitas menjadi sangat mendesak untuk diimplementasikan. Pelayanan public langsung dapat dirasakan oleh pelanggan. Kalau saja ada kekurangan dari sisi kualitas, maka pelanggan akan sangat mudah merasakan kekurangan tersebut. Terkait dengan kualitas dan pelayanan public, penulis ingin fokus pada pendidikan dan pelatihan karena bidang ini merupakan pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara termasuk widyaiswara di dalamnya dan tentu saja harus berkualitas mulai dari hulu hingga hilir. Badan Pendidikan dan Pelatihan memiliki tugas mendidik dan melatih aparatur sipil negara untuk memiliki pengetahuan, sikap dan 27

keterampilan yang diikat erat oleh kompetensi. Dalam penyelenggaraan diklat yang begitu kompleks ada tiga pilar yang harus diperhatikan yaitu: Penyelenggara, widyaiswara dan peserta diklat. Ketiganya tidak bisa berdiri sendiri, ketiganya merupakan bagian integral. Ketiga bagian integral ini harus menunjukkan kualitas tertentu sehingga sebuah diklat diharapkan outcomes (hasilnya) dapat memiliki daya ungkit. Layaknya Quality Control yang ada di perusahaan-perusahaan, komite penjamin mutu diklat yang ada di sebuah instansi kediklatan menjadi auditor internal yang tugas menjamin kualitas pendidikan dan pelatihan sebagaimana telah dinyatakan dalam tujuan perencanaannya. Dapat dibayangkan sebuah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) diselenggarakan tanpa adanya pengendalian mutu baik masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, sampai dengan dampaknya. Tentu saja hal ini membutuhkan keseriusan semua pihak dalam menyelenggarakan diklat yang berkualitas. Seperti apakah diklat yang berkualitas, tentu untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan kajian yang mendalam. Diklat yang baik akan diawali dengan perencanaan yang baik. Jika diklat teknis, maka diklat ini harus dipastikan berasal dari kegiatan Analisis Kebutuhan Diklat (AKD). Melalui AKD akan dihasilkan jenis-jenis diklat yang betul-betul dibutuhkan oleh peserta diklat. Dengan demikian maka akan ada kemistri yang baik antara peserta diklat, penyelenggara dan widyaiswara. Diklat Berkualitas Sebelum menjelaskan diklat berkualitas penulis membatasi dulu apa itu kualitas. Dalam http://www.businessdictionary.com/definition/quality kualitas dibatasi sebagai... a measure of excellence or a state of being free from defects, deficiencies and significant variations. It is brought about by strict and consistent commitment to certain standards that achieve uniformity of a product in order to satisfy specific customer or user requirements. (anonym, 2016). Yaitu suatu ukuran keunggulan atau keadaan yang bebas dari cacat, kekurangan dan variasi yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh komitmen yang ketat dan konsisten dengan standar tertentu yang mencapai keseragaman produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau pengguna tertentu. Sedangkan ISO 8402-1986 standard mendefinisikan kualitas sebagai "the totality of features and characteristics of a product or service that bears its ability to satisfy stated or implied needs. (Howell, 2009) Yaitu totalitas fitur dan karakteristik dari produk atau jasa yang dikenakan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Dengan merujuk pada definisi di atas maka diklat yang berkualitas memang sangat dibutuhkan bukan hanya oleh peserta diklat namun oleh semua komponen system. Sehingga diklat yang berkualitas harus dirancang dari hulu secara ketat, dilaksanakan secara ketat dan dipantau oleh komite penjamin mutu mulai dari hulu hingga hilir. Artinya hasil akhir diklat sebagaimana telah ditetapkan oleh penyelenggara dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam Permendagri Nomor 2 Tahun 2013 secara tersurat menyatakan tentang diklat berbasis kompetensi. Diklat berbasis kompetensi ini adalah diklat berkualitas karena hasil akhir diklat akan diuji kompetensinya sehingga keluaran diklat akan berkualitas. Penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi tidak akan terwujud tanpa mengusung diklat berkualitas. Maka sejalan dengan itu, Analisis Kebutuhan Diklat juga harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan Competency Gap yang teranalisis. Bukan saatnya lagi, diklat terselenggara karena keinginan. Dengan merujuk pada kebutuhan maka tindak lanjut dari kegiatan Analisis Kebutuhan Diklat adalah penyusunan Kurikulum 28

Diklat, Modul Diklat, Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat, dan Bank Soal. Ini penting agar perencanaan terkait bahan-bahan ajar betul-betul ideal. Manajemen Mutu Terpadu Untuk mewujudkan mutu diklat, tiga pilar diklat yaitu penyelenggara, widyaiswara dan peserta diklat harus menyadari perannya masing-masing. Dibutuhkan keseriusan semua stakeholder untuk mewujudkan diklat berkualitas. Keberadaan Komite Penjamin Mutu Diklat dan Badan Standar Nasional (BSN) mutlak dibutuhkan untuk mengendalikan penyelenggaraan diklat secara menyeluruh. Tanpa pengendalian tidak mustahil akan terjadi banyak penyimpangan dalam seluruh rangkaian penyelenggaraan diklat mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasinya. Manajemen Mutu Terpadu (MMT) merupakan suatu sistem nilai yang mendasar dan komperhensip dalam mengelola organisai dengan tujuan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan dalam jangka panjang dengan memberikan perhatian secara khusus pada tercapainya kepuasan pelanggan dengan tetap memperhatikan secara memadai terhadap terpenuhinya kebutuhan seluruh stakeholders organisasi yang bersangkutan. Masalah kualitas dalam MMT menuntut adanya keterlibatan dan tanggung jawab semua pihak dalam organisasi (Yulia, 2012). Dalam organisasi Badan Diklat, penanggungjawab kegiatan adalah eselon II sedangkan secara langsung penanggungjawab terjaminnya kualitas penyelenggaraan diklat berada di tangan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan (PPTK). PPTK yang bertanggungjawab akan memastikan terselenggaranya diklat yang berkualitas mulai dari hulu sampai hilir. Untuk memastikan apakah sebuah organisasi memiliki Manajemen Mutu Terpadu maka dapat merujuk pada kriteria berikut: Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Apakah penyelenggara betul-betul fokus pada kebutuhan peserta diklat mulai dari penginapan, akomodasi, konsumsi, peralatan diklat, kesehatan, hiburan, olah raga, dan lain-lain. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas Penyelenggara memiliki standar acuan kualitas dan menjalankannya secara tegas dan konsisten (tidak kompromi) Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah; Diklat terselenggara berdasarkan AKD, memiliki kurikulum dan modul yang merupakan Standar LAN RI, memiliki pedoman penyelenggaraan yang jelas sehingga memudahkan pimpinan mengambil keputusan. Memiliki komitmen jangka penjang Terselenggaranya evaluasi pasca diklat yang terjadwal, yang tergambar dari jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang Membutuhkan kerjasama tim Tersedianya Tim Penjamin Mutu, Tim Evaluasi Pasca Diklat, Tim AKD. 29

Memperbaiki proses secara berkesinambungan Merevisi Sisdur, SOP Pelayanan, SOP Rutin, SOP Penugasan dan SOP Teknis secara rutin tahunan Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Penyelenggaraan diklat yang mengacu pada SOP Penyelenggaraan Diklat Memberikan kebebasan yang terkendali Keputusan tetap berada dipucuk pimpinan namun kreativitas sepenuhnya diserahkan kepada setiap individu Memiliki kesatuan tujuan Perlu adanya sosialisasi visi, misi, dan ditetapkan. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan strategi agar tetap konsisten dengan tujuan yang telah Pelibatan semua pihak diperlukan demi lancarnya dan tercapainya tujuan yang tekah ditetapkan. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur tetap harus dilaksanakan secara berkelanjutan agar lebih berdaya. (Yulia, 2012) Manajemen Mutu Terpadu dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan seluruh stakeholder diklat baik di internal Badan Diklat Provinsi Banten, eksternal SKPD Provinsi Banten, dan eksternal badan Pembina kepegawaian di kabupaten dan kota lingkup Provinsi Banten. Tanpa keseriusan dan dukungan yang penuh, mustahil sebuah diklat berkualitas akan terwujud. Sejatinya, Komite Penjamin Mutu Diklat akan melakukannya tugasnya dengan penuh tanggungjawab dalam rangka menjamin penyelenggaraan diklat yang berkualitas. Namun untuk menjamin independensi diperlukan juga penjamin mutu eksternal yang secara fair akan memberikan masukan positif terkait penjaminan mutu diklat. Organisasi eksternal yang dapat melakukan pekerjaan ini adalah Badan Standar Nasional. Penulis memiliki harapan besar terwujudnya Badan Diklat yang terpercaya dan berdaya saing melalui pengendalian seluruh kegiatan kediklatan melalui badan eksternal ini. Melalui penataan system dan prosedur yang kini sedang dilakukan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten diharapkan satu atau dua tahun ke depan bisa meraih standar pelayanan public terbaik, melalui ISO 9001:2015 (Admin, 2015). Kesimpulan Pendidikan dan pelatihan akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia jika tiga pilar kediklatan menunjukkan keseriusannya. Penyelenggara, widyaiswara, dan peserta diklat harus secara simultan memainkan peranannya masing-masing dengan sangat baik. Manajemen mutu terpadu mamainkan peranan yang tidak kecil dalam rangka penyelenggaraan diklat yang berkualitas. Jika tiga pilar tadi adalah driver dan penumpangnya maka MMT adalah kendaraannya. Keduanya harus bersinergi dan taat pada aturan lalu lintas yang diatur oleh polisi lalu lintas yaitu Komite Penjamin Mutu Diklat. Terwujudnya diklat yang berkualitas merupakan langkah positif lembaga penyelenggara kediklatan dalam rangka mengoptimalkan penggunaan keuangan negara dan membantu komisi pemberantasan korupsi dalam upaya pencegahannya, wallahu a lam bissawab 30

Daftar Pustaka Admin. (2015, September 15). Quality management systems -- Requirements. Retrieved from http://www.iso.org/iso/catalogue_detail?csnumber=62085 anonym. (2016, June 22). Retrieved from BusinessDictionary.com: http://www.businessdictionary.com/definition/quality.html Howell, R. S. (2009, December 15). A Whole New World of Quality Management. Retrieved from http://www.commerce.gov.lc/articles/view/13 Yulia, E. (2012, May 14). Retrieved from manajemen mutu terpadu dalam pendidikan: https://manajemenmututerpadudalampendidikan.wordpress.com/2012/05/14/ 31