SEKRETARIAT KPA NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
SEKRETARIAT KPA NASIONAL

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan April Kabar Menara Topas 9

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Maret Kabar Menara Topas 9

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Kabar Menara Topas 9. Pertemuan audiensi dengan Mendagri, Bapak Gamawan Fauzi

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Revisi Pedoman Pelaporan dan Pencatatan. Pemutakhiran pedoman pencatatan Monev

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS)

Penguatan Fasilitator Gender. Mendorong perencaan dan penganggaran yang responsif gender

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Kabar Menara Topas 9

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Penguatan Fasilitator HR dan PMTS Kesepakatan kemitraan. program PMTS Paripurna,

Lokakarya LSL dalam Pengembangan SRAN. Integrasi program LSL dalam SRAN

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM

KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Mei Kabar Menara Topas 9

Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Laporan Kegiatan Januari Kabar Menara Topas 9

Kerangka Acuan Rekrutmen/Pemilihan Sub Sub-Recipient

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Pertemuan Evaluasi Program GWL. Untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi pengembangan program

Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Penduduk Usia Muda. Dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Call for Proposal SUB-RECIPIENT (SR) NASIONAL COMMUNITY SYSTEM STRENGTHENING (CSS) DAN REMOVING LEGAL BARIER (RLB)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SEKRETARIAT KPA NASIONAL

KPA Nasional. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Sesi Diskusi Pelatihan HR Bagi Petugas Kesehatan

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Pelatihan Pengelolaan. Mewujudkan pengelolaan program. akuntabel dan transparan

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Pedoman untuk Persiapan Pengajuan Proposal Program Pencegahan HIV dan Pengobatan Ketergantungan Napza Terpadu

Satiti Retno Pudjiati. Departemen Dermatologi dan Venereologi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Term of Reference LEMBAGA KESEHATAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA

KPA Nasional Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

Pelatihan Pengorganisasian Komunitas. Terbentuknya tenaga community organizer untuk program PMTS

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

Memperkuat Peran Daerah

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

komisi penanggulangan aids nasional

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan

Kunjungan Program Coordinating. Board UNAIDS Pembahasan isu global penanggulangan AIDS. Sosialisasi HIV-AIDS bagi Masyarakat Kab.

PROGRAM HARM REDUCTION DI INDONESIA "DARI PERUBAHAN PERILAKU KE PERUBAHAN SOSIAL"

Pertemuan Regional KPAN. Evaluasi dan koordinasi. program bagi KPA daerah

Seminar Penelitian HIV dan AIDS. Mengkaji perkembangan penelitian. HIV dan AIDS di Indonesia.

Peningkatan Kapasitas YKAP. Peningkatan kapasitas populasi. kunci muda melalui konsorsium SRH. Kerjasama Program HIV dan AIDS. Kupang, NTT.

POINTER ARAHAN KETUA KPA NASIONAL UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN PENANGGULANGAN AIDS

NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM

Lokakarya Kemitraan Program LBT. Membangun kerjasama dalam. upaya pencegahan HIV dan AIDS. Pemeriksaan IMS Populasi Kunci Maluku Tenggara.

Lokakarya Asesmen Monev Masukan untuk formulasi rencana monev program AIDS. (Hal 6)

Laporan Ketua Panitia Pelaksana Selaku Chief Rapporteur Dalam Acara Penutupan Pertemuan Nasional AIDS IV Pembukaan

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

Panduan Wawancara Mendalam dengan CSO/CBO. I. Panduan untuk Peneliti

Call for Proposal SUB RECIPIENT (SR) NASIONAL PROGRAM PENJANGKAUAN WPS

Pelibatan Komunitas GWL dalam Pembuatan Kebijakan Penanggulangan HIV bagi GWL

TOR ASISTENSI TEKNIS TASY#06 CAPACITY BUILDING SUB RECIPIENT (SR) DIBAWAH PRINCIPAL RECIPIENT (PR) TB AISYIYAH

Peningkatan Kemandirian Penanggulangan AIDS

STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS TAHUN

Sambutan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

STRATEGI DAN RENCANA AKSI NASIONAL PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM

KERANGKA ACUAN KERJA REKRUTMEN/PEMILIHAN SUB-RECIPIENT Klinik Ramah LSL

Pengembangan Kurikulum HIV Mengembangkan kurikulum dan modul ajar HIV dan AIDS tingkat PT. (Hal 5)

ASK Laporan Analisis Kebijakan

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

SEKRETARIAT KPA NASIONAL

Assalamu alaikum Wr.Wb.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian

Evaluasi Lembaga Mitra KPAN Dukungan IPF Evaluasi program dukungan IPF untuk LSM. Edugames bagi Penasun Kota Pontianak. (Hal 7)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Call for Proposal SR NASIONAL PROGRAM PENJANGKAUAN WPS

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

PerPres 75 /2006 vs PerPres 124 /2016 Peran KPAN,dan Kab/Kota Kewenangan KPA paska PerPres 124/ 2016 Rekomendasi Penutup

Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS: Masa Lalu, Saat ini dan Masa Mendatang. Dr. Kemal N. Siregar, Sekretaris KPAN 2012

SUPPORT TO NETWORK ACTIVITIES AND MEETINGS AT COUNTRY LEVEL Activity

Call for Proposal IMPLEMENTATION UNIT (IU) PROGRAM PENJANGKAUAN WPS DAN PELANGGANNYA REGION IV (PAPUA, PAPUA BARAT, MALUKU, MALUKU UTARA)

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

Lembar Pengumuman Proses Rekrutmen Untuk Publik

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

egala upaya demi pencegahan HIV dan AIDS harus dilakukan, dengan memanfaatkan setiap momentum yang ada. Salah satunya adalah kegiatan Sail Raja Ampat.

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

Isu Strategis Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS, Indonesia

Napza Suntik, HIV, & Harm Reduction

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

Judul Survei: Pemanfaatan Media Sosial dalam Advokasi Kebijakan OMS HIV di Indonesia

Implementasi Kebijakan dan Program AIDS pada Kelompok Pengguna Napza

Transkripsi:

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SEKRETARIAT KPA NASIONAL AGUSTUS 2010 Diskusi Peserta dalam Pertemuan antara KPA Nasional dan Masyarakat Sipil Bulan Agustus merupakan bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia dan dikenal sebagai bulan perjuangan merebut kemerdekaan. Dengan semangat yang sama, KPA Nasional beserta mitra-mitra strategis berjuang bersama melakukan kegiatan dalam rangka menekan laju epidemi HIV di Indonesia. Pemaparan Narasumber pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sektor dan Masyarakat Sipil Bekerja sama dengan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia) sebagai salah satu anggota KPA Nasional, KPA Nasional mengembangkan Renstrada (Rencana Strategik Daerah) yang akan dilaksanakan bersama dengan KPA Provinsi/ Kabupaten/Kota. Diskusi dengan parlemen terkait dengan penggunaan NAPZA suntik berlangsung di Jakarta. Pertemuan yang strategis ini dilakukan sebagai upaya advokasi parlemen demi keberlanjutan program penanggulangan HIV dan AIDS. Round Table Disscussion dengan Tema Penggunaan NAPZA Suntik di Jakarta Berbagai kegiatan koordinasi dengan melibatkan masyarakat sipil dan sektor dilakukan pada bulan ini. Selain itu, supervisi dan evaluasi terus dilakukan ke daerah sebagai bagian dari upaya jaga mutu kinerja KPA di daerah. Ibu Nafsiah Mboi dalam Acara Penutupan Kongres JOTHI ke-2 Sekretariat KPA Nasional Menara Topas Lt.9 Jl. MH Thamrin Kav.9 Jakarta Pusat Telp. (021) 3901758 Fax. (021) 3902665 www.aidsindonesia.or.id

A. Pengembangan Kebijakan Pertemuan Nasional Diseminasi Hasil Pengembangan Rencana Strategik Daerah (Renstrada) Renstrada merupakan instrumen kebijakan perencanaan yang bersifat strategis sebagai acuan daerah untuk terlibat dalam penanggulangan HIV dan AIDS. Dokumen perencanaan ini menjadi salah satu alat ukur advokasi komitmen daerah terhadap upaya penanggulangan yang diperlukan di daerah. Se-Indonesia dilaksanakan pertemuan lanjutan dengan pengurus daerah IAKMI yang sudah mengikuti pelatihan sebelumnya. Total peserta dan narasumber yang mengikuti kegiatan adalah 37 orang yang terdiri atas perwakilan dari 15 provinsi. Dalam Strategi Nasional dijelaskan bahwa upaya penanggulangan HIV dan AIDS melibatkan lembaga profesi yang juga merupakan salah satu anggota KPA Nasional berdasarkan Perpres No.75 Tahun 2006: IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia). Pada tahun 2009 KPA Nasional bersama IAKMI melakukan kegiatan pelatihan pengelolaan program. Tanggal 1-5 Agustus di Bandung bersamaan dengan Kongres IAKMI Hasil dari pertemuan tersebut antara lain: - KPA Nasional membuat surat edaran kepada KPA Provinsi mengenai keterlibatan IAKMI dalam penanggulangan HIV dan AIDS. - Audiensi Pengurus Daerah IAKMI dengan KPA Provinsi. - Pelatihan keterampilan khusus dalam perencanaan strategik pengembangan program. - Revitalisasi forum komunikasi peserta pelatihan. B. Penetapan Langkah Strategik Diskusi Meja Bundar: Dialog Isu-isu Kunci Hubungan Penggunaan NAPZA dengan HIV dan AIDS Pada tanggal 30 Agustus di Hotel Mulia Jakarta berlangsung diskusi yang dihadiri oleh Sekretaris KPA Nasional, Perwakilan Anggota DPR, BNN, Panitia Anggaran DPR, dan perwakilan lembaga donor, UNODC. Kegiatan diawali dengan pemaparan oleh Ibu Nafsiah Mboi mengenai Epidemi Ganda AIDS: Napza Suntik di Indonesia. Dipaparkan tentang pola masuknya HIV di masyarakat. Selain itu, dalam presentasi juga digambarkan bagaimana perjalanan HIV hingga AIDS. Ibu Naf juga memaparkan berbagai Program Penanggulangan HIV dan AIDS yang telah dilakukan oleh KPA Nasional sejak terbit Perpres No 75 Tahun 2006 Tentang KPA Nasional secara khusus tentang Harm Reduction. Pemaparan kedua sedianya akan dilakukan oleh Bapak Harry Azhar Azis MA, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI. Dikarenakan berhalangan hadir, peserta dibagikan makalahnya. Rekomendasi yang disampaikan adalah, secara pribadi, Bapak Harry Azis merasa perlunya menggagas ide pembentukan Peserta Pertemuan Round Table Discussion Komite Parlemen untuk HIV dan AIDS. Komite ini diharapkan secara intens menggalang dukungan parlemen dalam penanggulangan HIV dan AIDS, terkait penyusunan RUU tentang HIV dan AIDS, dukungan alokasi anggaran, dan pengawasan. Pemaparan ketiga oleh Bapak Benny Arzil dari BNN. UU No 35/2009 tentang Narkotika, secara umum isi UU ini dirasakan sangat keras terhadap pengedar, tetapi humanis terhadap pecandu atau pengguna, karena dalam UU ini sudah sangat jelas dibedakan antara pengedar dan pengguna. Saat ini fokus BNN adalah pada peningkatan demand 1

reduction, namun demikian tetap harus ada keseimbangan antara demand reduction dengan supply reduction. Sedangkan Harm Reduction merupakan tanggung jawab KPA. Secara umum anggota DPR yang hadir memberikan apresiasi atas kerja KPA Nasional. Sudah ada bentuk dukungan yang dilakukan DPR, misalnya Panja MDG s yang fokus antara lain kepada HIV dan AIDS, Kaukus Perempuan terkait feminisasi HIV dan AIDS, dan forum diskusi lainnya. Hal ini lah yang harus ditindaklanjuti oleh KPA Nasional. Banyak tawaran diskusi untuk advokasi ke parlemen dan diharapkan akan ada dukungan peraturan UU dan alokasi anggaran yang mendukung penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. C. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Kongres JOTHI (Jaringan Orang Terinfeksi HIV Indonesia) ke-2 Tanggal 15-17 Agustus di Park Hotel, Jakarta berlangsung Kongres JOTHI ke-2 dengan agenda utama pertanggungjawaban kepengurusan koordinator nasional JOTHI, pemilihan Koordinator Nasional, dan penguatan kapasitas. Hari pertama diawali dengan pembukaan dan kampanye kandidat koordinator nasional. Hari kedua diisi dengan persidangan, laporan pertanggungjawaban kerja pengurus JOTHI tahun 2008-2010, dan agenda tambahan berupa penguatan kapasitas bagi peserta. Hasil kongres menyatakan menerima laporan pertanggungjawaban pengurus dan Sesi Perkenalan Peserta pada Kongres JOTHI ke-2 Anggota Dewan Pengurus Nasional Terpilih 2010-2013 disahkan melalui surat keputusan tentang Laporan Pertanggungjawaban Pengurus JOTHI 2008-2010. Siang harinya dilanjutkan dengan pembahasan AD/ART dan karena keterbatasan waktu, bahasan tersebut dilanjutkan keesokan harinya. Materi yang diberikan dalam sesi penguatan kapasitas adalah Kajian Sejarah JOTHI dan diskusi Aspek Legal Penanggulangan HIV dan AIDS. Hari ketiga dilanjutkan pembahasan AD/ART dan penetapan 28 orang perwakilan provinsi berikut surat ketetapannya. Budi Kurniawan dari Sumatera Barat terpilih sebagai Koordinator Nasional 2010-2013. Sekretaris KPA Nasional, Ibu Nafsiah Mboi, hadir dalam acara penutupan dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya Kongres Nasional JOTHI ke-2. Pertemuan Technical Working Group: Progress Update Disburesment Report (PUDR) Dukungan GF ATM R 8 Semester 2 Pertemuan dalam rangka koordinasi dan up date terbaru pelaksanaan program dukungan GF ATM R 8 telah dilakukan pada tanggal 10 Agustus di Ruang Pertemuan KPA Nasional. Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan dari KPA Nasional, PKBI, dan Kemenkes. Acara dibuka oleh Bapak Edhie Rahmat Ketua TWG AIDS CCM dan dilanjutkan dengan pemaparan oleh Ibu Nafsiah Mboi mengenai Project Update KPA Nasional. Secara umum, pencapaian semua indikator naik: Indikator #1 (Jumlah Penasun yang Terjangkau Program LASS): telah dilakukan Survey Cepat Perilaku untuk perbaikan target dikarenakan adanya perubahan perilaku dari penggunaan napza suntik ke oral. 2

Indikator #2 (Jumlah Penasun yang Dirujuk ke Tempat Rehabilitasi - minimal 1 bulan): masih banyak merah di P1 tetapi di P2 bisa mencapai lebih dari yang ditargetkan. Indikator #3 (Jumlah WBP yang Menerima Intervensi HR - kecuali Metadon): ini baru jangkauan, perlu tingkatkan efektifitas dan sustainability. Dimulai dengan intervensi struktural di Lapas. Indikator #4 (Jumlah Kondom yang Terdistribusi): DKI Jakarta dan Jawa Barat pencapaian target rendah karena (1) target terlalu tinggi, (2) adanya pembubaran lokalisasi, dan (3) banyak dijual kondom komersial. Untuk Sumatera Utara dan Jawa Timur ada kekeliruan dalam managemen kondom. Tetapi wilayah lain, telah terjadi pencapaian target. Indikator #5 (Jumlah Mitra Sektor dan Organisasi Masyarakat Sipil yang Terlibat dalam Respons Penanggulangan HIV dan AIDS): tidak ada masalah, semua berjalan sesuai rencana. Indikator #6 (Jumlah Provinsi yang Menyampaikan Laporan Tepat Waktu - bukan kumulatif): Secara umum semua melaporkan dengan baik dan tepat waktu, kecuali DKI Jakarta. Kesepakatan peserta: Secara umum laporan dapat diterima. Dalam capaian P2 nilai di atas 100, tetapi tetap perlu peningkatan mutu atau efektivitas kegiatan. Keseimbangan antara capaian kuantitatif dan kualitas program. Masalah koordinasi, dirasakan masih ada perbedaan antara PR, diperlukan koordinasi yang lebih baik agar terjadi keseimbangan. Dari semua itu disepakati dengan catatan: Isu kualitas layanan untuk tetap menjadi perhatian. Pertemuan KPA Nasional dan Masyarakat Sipil Bertempat di Ruang Pertemuan Lt.14 Menara Topas, berlangsung pertemuan antara KPA Nasional dan Masyarakat Sipil pada tanggal 12 Agustus. Peserta terdiri atas staf dan Sekretaris KPA Nasional, perwakilan masyarakat sipil, dan perwakilan organisasi jaringan populasi kunci. Pada awal sesi dilakukan pembukaan dan perkenalan peserta oleh Ibu Nafsiah Mboi selaku Sekretaris KPA Nasional. Setelah pembukaan, peserta dipersilakan untuk bertanya dan komentar tentang apa pun terkait dengan program penanggulangan HIV dan AIDS. Bapak Very Kamil terpilih sebagai fasilitator. Adapun beberapa hasil diskusi pertemuan sebagai berikut: - KPA Nasional berbentuk komisi dan bukan badan untuk memungkinkan peran serta masyarakat sipil yang berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan pemerintah. Penanggulangan HIV dan AIDS yang efektif harus melibatkan masyarakat sipil. - Diakui bahwa koordinasi antar sektor tidak mudah, terutama mendorong keterlibatan sektor. Namun demikian sejak lima tahun terakhir, banyak kementerian yang telah menyediakan anggaran untuk program HIV dan AIDS serta itu semua butuh proses. Ibu Nafsiah Mboi dalam Acara Pertemuan - Dengan dana yang terbatas, KPA Nasional memprioritaskan program yang efektif dan paling banyak mencegah penularan baru dengan dana yang minimal. Berdasarkan analisis berbasis evidens, pencegahan difokuskan pada populasi kunci dimana selain paling banyak terjadi penularan, populasi kunci juga paling banyak membutuhkan layanan komprehensif. - Terjadi informasi yang tidak imbang di masyarakat dan LSM, perlu ada diseminasi pelaporan dan informasi yang lebih terbuka dan kontinyu terkait kerja-kerja KPA, baik di nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota. - Pertemuan semacam ini dapat sering dilakukan sehingga akan terjadi dialog antara KPA dengan Masyarakat Sipil yang lebih baik dan mampu membuka keran komunikasi yang lebih efektif. 3

Pelatihan Peningkatan Kapasitas untuk Pelaporan Sektor dan Masyarakat Sipil ilmiah, popular, dan teknik dasar editing. Peserta terdiri atas 16 orang perwakilan sektor dan masyarakat sipil, baik peserta dalam pelatihan terdahulu maupun peserta baru yang memiliki kemampuan dasar penulisan. Peserta Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sektor dan Masyarakat Sipil Pada tahun 2008 KPA Nasional telah mengadakan peningkatan kapasitas penulisan bagi sektor dan masyarakat sipil. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah diadakannya pelatihan peningkatan kapasitas penulisan laporan bagi Tim Penulis KPA Nasional. Kegiatan diadakan pada 3-5 Agustus di Bogor dengan materi penulisan artikel Materi yang disampaikan pada pelatihan tersebut terdiri atas Materi I: Gambaran HIV dan Pengantar Pelaporan oleh Wenita Indrasari, Materi II: Penulisan Persuasif oleh Lisa Febriyanti, Materi III: Penggunaan Tulisan sebagai Bahan Advokasi oleh Elis Wilden, Materi IV: Menulis Laporan Ilmiah oleh Bapak Suriadi Gunawan, dan Materi V: Pengenalan Editing oleh Aditya. Tindak lanjut dari pelatihan adalah akan diadakannya pertemuan lanjutan Tim Penulis dalam rangka penguatan kapasitas. Tim Penulis akan berkontribusi dalam penulisan artikel untuk dipublikasikan di web site KPA Nasional (www. aidsindonesia.or.id). Selain itu, hasil tulisan Tim Penulis akan dikembangkan menjadi bentuk ilmiah yang mengandung pesan-pesan advokasi. D. Penyebarluasan Informasi PIAN sebagai Pusat Informasi AIDS Nasional KPA Nasional melalui PIAN (Pusat Informasi AIDS Nasional) memiliki alamat situs www.aidsindonesia.or.id yang dapat diakses oleh siapa saja pengguna internet. Berbagai informasi kegiatan maupun data HIV dan AIDS di Indonesia tersaji dalam situs tersebut. Bulan Agustus data menunjukkan bahwa sebanyak 3.440 orang mengunjungi situs tersebut. Dilihat dari jumlah kunjungan, telah terjadi sebanyak 4.351 kunjungan. Artinya lebih dari 1.000 orang melakukan kunjungan berulang. Selain menyediakan informasi melalui internet, PIAN juga menyediakan berbagai informasi lainnya dalam bentuk buku, jurnal, dan publikasi lainnya. Masyarakat yang membutuhkan informasi dan data dapat mengunjugi PIAN pada hari dan jam kerja, Senin- Jumat jam 09.00-16.00 WIB. Saran dan kritik dari masyarakat masih terbuka demi kemajuan PIAN ke depan. 4

E. Kerja Sama Internasional dan Regional Pengajuan Proposal GF ATM Regional Ronde 10 Dukungan ke MSM dan ODHA Pada tanggal 5 Agustus 2010 Country Coordinating Mechanism Global Fund ATM (CCM GFATM) telah sepakat untuk memberi persetujuan pengiriman proposal regional Round 10 dengan topik program penanggulangan AIDS pada Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Program ini di Indonesia dikembangkan oleh JOTHI dan didukung oleh KPA Nasional dan UNAIDS. Adapun proposal induk dikoordinasikan oleh APN+ di Bangkok, dan melibatkan negaranegara: Bangladesh, Kamboja, Cina, Fiji, Indonesia, Laos, Nepal, Pakistan, Filipina, dan Vietnam. Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2010, adalah proposal untuk peningkatan upaya pencegahan penanggulangan HIV dan AIDS di kalangan Lakilaki yang seks dengan laki-laki. Proposal di Indonesia dikembangkan oleh GWL- INA dengan dukungan dari KPA Nasional dan HIVOS. Empat negara yang ikut dalam proposal ini adalah Indonesia, Malaysia, Filipina dan Timor Leste dalam ISEAN (Insular Southeast Asia Network of MSM and TG CBOs). Proposal regional AIDS GF ATM Ronde 10 lainnya yang diajukan Indonesia dan telah memperoleh kesepakatan dari CCM *MSM = Man who have sex with men; TG = Trans Gender; CBOs = Community Based Organizations F. Pengendalian, Pemantauan, dan Evaluasi Supervisi Dalam Rangka Program Dukungan GFATM SSF Group B Dukungan GF ATM SSF Group B dilaksanakan di provinsi Sumatera Barat, Lampung, Banten, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku, NTB, dan NTT. Salah satu kegiatan yang dilakukan di masingmasing provinsi tersebut adalah kegiatan supervisi. Tim Pembinaan III KPA Nasional melakukan supervisi pada tanggal 22-26 Agustus di Provinsi Sulawesi Utara dan tanggal 30 Agustus-2 September di Provinsi Kalimantan Timur. Catatan supervisi di Provinsi Sulawesi Utara sebagai berikut: # KPAP bersama KPAK telah mengorganisasikan dengan baik rencana kegiatan di tingkat provinsi/kabupaten/kota hingga Desember 2010. Meski demikian, rencana bimbingan teknis dari provinsi ke Kab./Kota belum disusun. Pengelola monev di provinsi akan segera menyusun dan ditembuskan ke KPA Nasional. # Persepsi mengenai program subtitusi (methadone atau subutex) masih simpang siur. Sehingga diperlukan sebuah pertemuan khusus mengenai subtitusi ini dengan mengundang narasumber dari pusat (Kemenkes dan PDSKJI). Pertemuan ini direncanakan pada Q2 dan akan menggunakan sumber dana dari pertemuan serial HR. # Secara umum kerja sama dan koordinasi antara KPAP dan KPAK cukup baik, namun masih terdapat beberapa KPAK yang belum optimal. Dr. Meiske, selaku Sekretaris KPAP, akan membenahi hal tersebut. Catatan supervisi di Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut: Sedang terjadi reformasi kelembagaan besarbesaran di KPAP. Terdapat penggantian staf termasuk Sekretaris, PP (Pengelola Program), dan PA (Pengelola Administrasi). Nantinya sekretariat akan mandiri dengan menempati gedung baru. Penyusunan rencana kerja merupakan pekerjaan rumah yang perlu segera dibenahi setelah struktur yang baru terbentuk. 5

Rencana Kegiatan Sekretariat KPA Nasional Bulan September 2010 No. NAMA KEGIATAN GAMBARAN KEGIATAN RENCANA OUT PUT 1. Pertemuan Koordinasi Empat PR Dukungan SSF Empat PR yakni KPA Nasional, PKBI, NU, dan Kemenkes melakukan pertemuan koordinasi terkait dengan penentuan lokasi intervensi struktural grup A dan grup B. Adanya dokumen kesepakatan antara empat PR dalam hal penentuan lokasi untuk intervensi struktural. 2. Pelatihan untuk Pelatih (Training for Trainer atau TOT) dan Rencana Pelatihan tingkat kabupaten/kota Bidang Monitoring dan Evaluasi Program HIV dan AIDS Pelatihan ini dibagi dalam tiga kelompok peserta agar kapasitas yang diberikan tepat sasaran. Keempat kelompok tersebut yakni peserta pelatihan baru, pelatihan penyegaran bagi pelatih yang sebelumnya pernah terlibat, dan pelatihan bagi mitra di kabupaten/kota. Kegiatan akan dilakukan dalam bentuk presentasi, diskusi, dan praktek. Terjadinya peningkatan kapasitas peserta dalam hal monitoring dan evaluasi serta pengolahan data. Selain itu, peserta dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di institusi masing-masing. 3. Pelatihan Komprehensif HR (Harm Reduction) Pelatihan tersebut diselenggarakan di provinsi Lampung, DI Yogyakarta, Banten, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, NTB, dan NTT. Kegiatan akan fokus pada penguatan kapasitas, pengembangan kelompok kerja, dan pelaksanaan program HR di lapangan. Terbangunnya kapasitas manajemen pelaksana dan kelompok kerja program HR, terbentuknya kelompok kerja HR di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, dan adanya SOP pelaksanaan HR di daerah terkait UU Narkotika No.35 Tahun 2009. 4. Rapat Pertemuan ke-2 Persiapan HAS (Hari AIDS Sedunia) 2010 Dilakukan koordinasi dan berbagi informasi mengenai rencana penyelenggaraan HAS 2010 oleh masingmasing lembaga yang hadir. Peserta yang hadir juga akan menyampaikan bentuk kontribusi untuk melengkapi satu sama lain. Adanya dokumen mengenai rencana penyelenggaraan HAS 2010 oleh masing-masing lembaga dan rencana tindak lanjut pertemuan lanjutan. 6