BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

MATERI DAN METODE. Prosedur

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

METODE. Materi. Alat. Rancangan

MATERI DAN METODE. Materi

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

MATERI DAN METODE. Materi

Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : sekitar kebun di Sukabumi Jawa Barat.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

Pengaruh Berbagai Umur Pemotongan Tanaman Rami...Delia R.O.

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bungkil kedelai, tepung gamal (Gliricidia sepium), dan pucuk tebu (Saccharum

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

III. MATERI DAN METODE. Kampar yang merupakan salah satu daerah tumbuhnya tanaman sagu di Provinsi

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April -

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH pada periode

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan yaitu meliputi : biji yang diperoleh dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

BAB III MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015.

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 60 itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

Transkripsi:

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan Penelitian.. Bahan Pakan Biji Sorgum Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum (Sorghum bicolor) dengan tipe grain sorghum sebanyak 5 kg dengan umur panen yang sama yaitu sekitar 4 bulan. Biji sorgum ini diperoleh dari PD. Mustofa. Pasar burung Sukahaji Los D No. 7-74,79-80 Jl. Peta Lingkar Selatan. Bandung... Larutan NaOH Larutan NaOH yang digunakan untuk merendam biji sorgum yaitu larutan NaOH 0, N. Larutan NaOH ini digunakan untuk merendam biji sorgum sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan... Cairan Rumen Cairan rumen yang digunakan berasal dari rumen sapi perah dengan kisaran umur 0- bulan yang dipotong di rumah potong hewan Pangalengan, Bandung. Pengambilan cairan rumen dalam keadaan anaerob dengan suhu 9-40 C sampai pada saat perlakuan (in vitro)...4 Saliva Buatan Larutan saliva digunakan sebagai medium buffer untuk menyesuaikan kondisi seperti dalam rumen yang sesungguhnya. Larutan ini digunakan sebagai media pertumbuhan dan perkembangan mikroba rumen (in vitro). Pembuatan larutan media mengacu pada metode Mc. Dougall (948).

..5 Gas karbondioksida (CO ) Gas karbondioksida (CO ) digunakan saat campuran cairan rumen dan saliva buatan dimasukan ke dalam tabung fermentor. Pengunaan CO yaitu untuk membuat suasana dalam tabung fermentor menjadi anaerob...6 Zat Kimia Zat kimia yang digunakan terdiri atas dua macam berdasarkan kegunaan. Yakni mengukur produksi amonia (NH ) dan mengukur produksi Volatile Fatty Acid (VFA). ) Zat kimia untuk mengukur produksi dari amonia (NH ) antara lain: H SO4 0,005 N; N a OH jenuh; dan asam borat. ) Zat kimia untuk mengukur produksi Volatile Fatty Acid (VFA) antara lain: H SO4 5%; HCL 0,5 N; dan indikator PP (Phenolpthalen)...7 Pembuatan larutan NaOH 0, N ) Menghitung kebutuhan NaOH yang akan dilarutkan dengan rumus N = massa x 000 Mr volume 0,= massa x 000 40 000 Massa = 4 gram ) Mentimbang NaOH sebanyak 40 gram kemudian masukan dalam gelas piala ) larutkan dengan aquadest dan tunggu sampai dingin 4) memasukan larutan NaOH ke dalam labu takar ukuran 000 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda batas.

. Peralatan Penelitian.. Peralatan Pengolahan Biji Sorgum Secara Kimia ) Cup plastik, digunakan sebagai tempat perendaman biji sorgum dengan NaOH. ) Batang pengaduk, digunakan untuk mengaduk larutan NaOH dengan biji sorgum... Peralatan Pengambilan Sampel ) Timbangan digital merk sartorius dengan ketelitian 0,00; digunakan untuk menimbang berat sampel. ) Plastik, digunakan untuk menyimpan sampel yang telah dikeringkan. ) Label, digunakan untuk memberi nama atau menandai sampel... Peralatan Pengambilan Cairan Rumen ) Termos berisikan air hangat dengan suhu 9-40 C, digunakan untuk mempertahankan kondisi hangat pada saat cairan rumen dimasukan ke dalam termos agar mikroba rumen dapat tetap hidup. ) Corong, berfungsi untuk memudahkan dalam memasukan cairan rumen kedalam termos. ) Kain saring jenis muslin, berfungsi untuk menyaring cairan rumen agar residu rumen tidak ikut terbawa...4 Peralatan Untuk Uji in vitro ) Tabung fermentor, berfungsi sebagai wadah untuk proses fermentasi. ) Waterbath yang digunakan untuk inkubasi rumen dilengkapi termostat untuk mengukur suhu air tetap pada temperatur 9-40 C.

4 ) Rak tabung, sebagai tempat penyimpanan tabung-tabung kimia. 4) Alat sentrifugasi, berfungsi untuk memisahkan antara residu dengan cairan rumen. 5) Tabung plastik kapasitas 0 ml, untuk menyimpan supernatan hasil dari sentrifugasi. Supernatan ini disiapkan untuk analisis NH dan VFA. 6) Corong, berfungsi untuk memudahkan dalam memasukan cairan rumen kedalam tabung kimia. 7) Gas CO, digunakan pada tabung fermentor agar kondisi didalam tabung tetap dipertahankan dalam kondisi anaerob...5 Peralatan Untuk Analisis NH ) Pipet, berfungsi untuk mengambil supernatan yang akan dianalisis serta meneteskan larutan NaOH dan asam borat. ) Cawan conway, berfungsi untuk mengukur konsentrasi NH. ) Buret, berfungsi sebagai sarana untuk mentitrasi hasil analisa pada cawan conway...6 Peralatan Untuk Analisa VFA ) Pipet, berfungsi untuk mengambil supernatan yang akan dianalisis serta meneteskan larutan indikator phenolplalen. ) Seperangkat tabung destilasi sebagai tempat penyulingan uap dan sampel yang dianalisis. Kelengkapan alat tersebut meliputi tabung destilasi, pendingin, erlemeyer sebagai penampung uap dan NaOH, stireer sebagai pengaduk, serta kompor gas. ) Alat titrasi untuk mentitrasi larutan sampel.

5. Metode Penelitian.. Perendaman Biji Sorgum dengan NaOH ) Menyiakan bahan dan peralatan yang akan digunakan. ) Memasukan Sampel biji Sorgum kedalam cup plastik. ) Memasukan larutan NaOH dengan dosis yang telah ditentukan. 4) Menunggu perendaman biji shorgum dengan larutan NaOH pada waktu yang telah ditentukan. 5) Membuang larutan NaOH pada biji sorgum yang terdapat pada cup plastik kemudian dibilas dengan air. 7) Mengeringkan biji sorgum.... Pengambilan Cairan Rumen ) Termos yang diberi air panas disiapkan terlebih dahulu dengan suhu 9-40 C yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi dalam termos agar saat mikroba rumen masuk tidak mati. ) Saluran pencernaan sapi perah yang telah dipotong dikeluarkan, kemudian bagian rumennya dibelah. ) Pengambilan cairan rumen segera dilakukan setelah ternak dipotong. 4) Air panas dalam termos dibuang terlebih dahulu. Corong diletakkan dimulut termos, isi rumen diambil, kemudian diperas dan disaring menggunakan kain muslin. 5) Cairan rumen dimasukan kedalam termos hingga terisi penuh kemudian termos tertutup rapat. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga cairan rumen tetap dalam keadaan anaerob. 6) Cairan rumen segera dibawa ke laboratorium dan keadaan anaerob tetap dipertahankan sampai percoban in vitro.

6... Pelaksanaan in vitro Prosedur pelaksanaan in vitro mengacu pada metode Tilley dan Terry (96). Tahapannya adalah sebagai berikut: ) Semua peralatan yang akan digunakan dalam proses in vitro disiapkan terlebih dahulu. ) Sampel bahan ditimbang sebanyak ± gram kering udara untuk setiap tabung, kemudian sampel tersebut dimasukan kedalam tabung fermentor yang telah diberi label. ) Saliva buatan sebanyak 40 mililiter dan cairan rumen sebanyak 0 mililiter dimasukan kedalam tabung fermentor yang telah diisi sampel. 4) Gas karbondioksida dialirkan kedalam tabung. Kemudian lubang fermentor tersebut ditutup dengan menggunakan tutup karet berventilasi. 5) Tabung fermentor dimasukan kedalam rak yang telah tersedia didalam waterbath yang berisi air dengan pengaturan suhu 9-40 C selama jam sambil dilakukan pengocokan secara kontinyu setiap 0 menit sekali. 6) Setelah inkubasi selama jam dalam keadaan anaerob, tutup karet dibuka kemudian ditambahkan - tetes larutan HgCL jenuh untuk menghentikan aktivitas mikroba. Tabung fermentor dikocok secara perlahan agar larutan HgCL jenuh bercampur homogen dengan cairan fermentor. 7) Cairan fermentor dimasukan kedalam tabung sentrifugasi, kemudian diputar selama 5 menit dengan kecepatan 4500 putaran per menit (rpm) untuk mendapatkan supernatan yang akan dianalisis kandungan Volatile Fatty Acid dan NH.

7.4. Peubah Yang Diamati.4.. Amonia (NH ) Kadar NH ditentukan dengan teknik mikrodifusi conway (general laboratory procedure, 966). Bibir cawan conway dan tutup diolesi dengan vaselin. Supernatan yang berasal dari proses fermentasi diambil milimiter, kemudian ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan conway. Larutan NaOH jenuh sebanyak milimiter ditempatkan pada salah satu ujung conway yang bersebelahan dengan supernatan. Larutan asam borat berindikator metil red dan brom kressol green sebanyak milimiter ditempatkan pada cawan kecil yang terletak ditengah cawan conway. Cawan conway yang sudah diolesi vaselin ditutup rapat hingga kedap udara, larutan NaOH dicampur dengan supernatan hingga merata dengan cara menggoyang-goyangkan dan memiringkan cawan tersebut. Setelah itu dibiarkan selama 4 jam dalam suhu kamar. Setelah 4 jam suhu kamaar dibuka, asam borat berindikator dititrasi dengan H SO 4 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari hitam menjadi merah muda. Kadar produksi NH dalam cairan rumen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: NH (mm) = (V H SO 4 X N H SO 4 X 000) mm Keterangan : V = Volume H SO 4 yang terpakai untuk titrasi N = Normalitas H SO 4.4.. Volatile Fatty Acid (VFA) Produksi VFA ditentukan dengan destilasi tekanan uap (general laboratory procedure, 966). Sebanyak 5 milimiter supernatan dimasukan kedalam tabung destilasi yang dipanaskan dengan uap air. Tabung segera ditutup rapat setelah ditambahkan milimiter H SO 4 5%. Tabung destilasi dihubungkan dengan labu yang berisi air mendidih dan dipanaskan terus menerus selama proses destilasi.

8 Uap panas akan mendesak VFA melewati tabung pendingin terkondensasi dan ditampung dengan erlenmeyer berisi 5 milimiter NaOH 0,5 N sampai mencapai volume sekitar 00 milimiter, selanjutnya ditambah indikator phenolptalen sebanyak - tetes dan dititrasi dengan HCL 0,5 N. Penetesan berakhir samapai didapatkan perubahan warna dari merah muda menjadi bening atau tidak berwarna. Dilakukan pula titrasi blangko terhadap 5 milimiter H SO 4. Kadar VFA dihitung dengan rumus: VFA total (mm) = (b s)x NHCL x 000 S Keterangan: B = volume titrasi blangko s = volume titrasi sample N = Normalitas larutan HCL.5.. Analisis Statistik Percobaan dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang. Perlakuan terdiri atas tiga tingkat dosis NaOH 0, N (D= 0%, D=5%, dan D=0%) dan tiga tingkat waktu perendaman (W=0 menit, W=5 menit dan W=0 menit) masing-masing diulang sebanyak tiga kali, sehingga menghasilkan keterangan sebagai berikut :

DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 5 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N dan waktu perendaman 5 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 5 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. Keterangan: D = Dosis W = Waktu Percobaan ini terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan ulangan sehingga secara keseluruhan dihasilkan 7 unit percobaan. Data percobaan yang diperoleh selanjutnya dianalisis statistik menggunakan Analisis Ragam. Model matematik rancangan acak lengkap pola tersarang berdasarkan Montgomerry (99) sebagai berikut : 9

0 Y (ijk) = µ + α (i) + β j(i) + є (ijk) keterangan: Y( ijk) : Pengamatan dosis taraf ke-i, waktu dalam dosis taraf ke-j dan ulangan ke-k µ : Rataan Umum α (i) : Pengaruh dosis pada taraf ke-i β j (i) : Pengaruh waktu dalam dosis pada taraf ke-j pada α i є (ijk) : Pengaruh galat dosis taraf ke-i, waktu dalam dosis taraf ke-j dan Ulangan ke-k i : Banyaknya perlakuan ke-i (i=,,) j : Banyaknya perlakuan ke-j (j=,,) k : Ulangan (,, ) Hipotesis yang diuji : H 0 = α = 0 H = α 0 H 0 = β = 0 H = β 0 Maka: H 0 = Tidak ada perbedaan pengaruh dosis NaOH dan waktu dalam dosis perendaman terhadap produksi VFA dan NH pada cairan rumen sapi perah FH (in vitro). H = Ada pengaruh dosis NaOH dan waktu dalam dosis perendaman terhadap kenaikan produksi VFA pada cairan rumen sapi perah FH (in vitro). H 0 = Tidak ada perbedaan pengaruh dosis NaOH dan waktu dalam dosis perendaman terhadap produksi VFA dan NH pada cairan rumen sapi perah FH (in vitro). H = Ada pengaruh dosis NaOH dan waktu dalam dosis perendaman terhadap penurunan produksi NH pada cairan rumen sapi perah FH (in vitro).

Tabel. Daftar Sidik Ragam Sumber DB JK KT F Keragaman hit F 0,05 JK D KTD D D- JKD (D ) KTG W(D) D(W-) JKW(A) Galat DW(n-) JKG Total DWn- JKT Keterangan: DB = Derajat Bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah D = Faktor Dosis W = Faktor waktu dalam dosis r = Ulangan n = Jumlah data Kaidah pengambilan keputusan: JK W(D) D(W ) JKG DW(n ) KTW(D) KTG () Bila Fhitung Ftabel; berbeda tidak nyata (non significant) atau terima H 0. () Bila Fhitung > Ftabel; berbeda nyata (significant) atau tolak H 0. Jika H 0 diterima, berarti tidak ada pengaruh perlakuan yang berbeda, oleh karena itu pengujian lanjutan tidak perlu dilakukan, tetapi apabila ditolak, berarti ada perlakuan yang berbeda, maka perlu dilakukan pengujian lanjut untuk mengetahui perbedaan diantara nilai tengah tersebut.

Selanjutnya untuk menguji perbedaan antar perlakuan digunakan uji Jarak Berganda Duncan : Sx = LSR α = SSRα. Sx Keterangan : Sx : Standard error KT galat : Kuadrat Tengah Galat SSR : Studentized Significant Range LSRα : Least Significant Range r : Banyaknya Ulangan Kaidah Keputusan : Bila d LSR, terima H 0 (tidak berbeda nyata) Bila d > LSR, tolak H 0 (berbeda nyata) Keterangan : d = selisih antara dua beda nyata Penelitian dilakukan pengacakan setiap unit percobaan memiliki peluang yang sama pada kondisi pengambilan sampel terhadap perlakuan. Tata letak percobaan diperoleh dari hasil pengacakan, sebagai berikut:

Ilustrasi. Tata letak percobaan D W W W (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) D W W W (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) D W W W (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW)