III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan Penelitian.. Bahan Pakan Biji Sorgum Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum (Sorghum bicolor) dengan tipe grain sorghum sebanyak 5 kg dengan umur panen yang sama yaitu sekitar 4 bulan. Biji sorgum ini diperoleh dari PD. Mustofa. Pasar burung Sukahaji Los D No. 7-74,79-80 Jl. Peta Lingkar Selatan. Bandung... Larutan NaOH Larutan NaOH yang digunakan untuk merendam biji sorgum yaitu larutan NaOH 0, N. Larutan NaOH ini digunakan untuk merendam biji sorgum sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan... Cairan Rumen Cairan rumen yang digunakan berasal dari rumen sapi perah dengan kisaran umur 0- bulan yang dipotong di rumah potong hewan Pangalengan, Bandung. Pengambilan cairan rumen dalam keadaan anaerob dengan suhu 9-40 C sampai pada saat perlakuan (in vitro)...4 Saliva Buatan Larutan saliva digunakan sebagai medium buffer untuk menyesuaikan kondisi seperti dalam rumen yang sesungguhnya. Larutan ini digunakan sebagai media pertumbuhan dan perkembangan mikroba rumen (in vitro). Pembuatan larutan media mengacu pada metode Mc. Dougall (948).
..5 Gas karbondioksida (CO ) Gas karbondioksida (CO ) digunakan saat campuran cairan rumen dan saliva buatan dimasukan ke dalam tabung fermentor. Pengunaan CO yaitu untuk membuat suasana dalam tabung fermentor menjadi anaerob...6 Zat Kimia Zat kimia yang digunakan terdiri atas dua macam berdasarkan kegunaan. Yakni mengukur produksi amonia (NH ) dan mengukur produksi Volatile Fatty Acid (VFA). ) Zat kimia untuk mengukur produksi dari amonia (NH ) antara lain: H SO4 0,005 N; N a OH jenuh; dan asam borat. ) Zat kimia untuk mengukur produksi Volatile Fatty Acid (VFA) antara lain: H SO4 5%; HCL 0,5 N; dan indikator PP (Phenolpthalen)...7 Pembuatan larutan NaOH 0, N ) Menghitung kebutuhan NaOH yang akan dilarutkan dengan rumus N = massa x 000 Mr volume 0,= massa x 000 40 000 Massa = 4 gram ) Mentimbang NaOH sebanyak 40 gram kemudian masukan dalam gelas piala ) larutkan dengan aquadest dan tunggu sampai dingin 4) memasukan larutan NaOH ke dalam labu takar ukuran 000 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda batas.
. Peralatan Penelitian.. Peralatan Pengolahan Biji Sorgum Secara Kimia ) Cup plastik, digunakan sebagai tempat perendaman biji sorgum dengan NaOH. ) Batang pengaduk, digunakan untuk mengaduk larutan NaOH dengan biji sorgum... Peralatan Pengambilan Sampel ) Timbangan digital merk sartorius dengan ketelitian 0,00; digunakan untuk menimbang berat sampel. ) Plastik, digunakan untuk menyimpan sampel yang telah dikeringkan. ) Label, digunakan untuk memberi nama atau menandai sampel... Peralatan Pengambilan Cairan Rumen ) Termos berisikan air hangat dengan suhu 9-40 C, digunakan untuk mempertahankan kondisi hangat pada saat cairan rumen dimasukan ke dalam termos agar mikroba rumen dapat tetap hidup. ) Corong, berfungsi untuk memudahkan dalam memasukan cairan rumen kedalam termos. ) Kain saring jenis muslin, berfungsi untuk menyaring cairan rumen agar residu rumen tidak ikut terbawa...4 Peralatan Untuk Uji in vitro ) Tabung fermentor, berfungsi sebagai wadah untuk proses fermentasi. ) Waterbath yang digunakan untuk inkubasi rumen dilengkapi termostat untuk mengukur suhu air tetap pada temperatur 9-40 C.
4 ) Rak tabung, sebagai tempat penyimpanan tabung-tabung kimia. 4) Alat sentrifugasi, berfungsi untuk memisahkan antara residu dengan cairan rumen. 5) Tabung plastik kapasitas 0 ml, untuk menyimpan supernatan hasil dari sentrifugasi. Supernatan ini disiapkan untuk analisis NH dan VFA. 6) Corong, berfungsi untuk memudahkan dalam memasukan cairan rumen kedalam tabung kimia. 7) Gas CO, digunakan pada tabung fermentor agar kondisi didalam tabung tetap dipertahankan dalam kondisi anaerob...5 Peralatan Untuk Analisis NH ) Pipet, berfungsi untuk mengambil supernatan yang akan dianalisis serta meneteskan larutan NaOH dan asam borat. ) Cawan conway, berfungsi untuk mengukur konsentrasi NH. ) Buret, berfungsi sebagai sarana untuk mentitrasi hasil analisa pada cawan conway...6 Peralatan Untuk Analisa VFA ) Pipet, berfungsi untuk mengambil supernatan yang akan dianalisis serta meneteskan larutan indikator phenolplalen. ) Seperangkat tabung destilasi sebagai tempat penyulingan uap dan sampel yang dianalisis. Kelengkapan alat tersebut meliputi tabung destilasi, pendingin, erlemeyer sebagai penampung uap dan NaOH, stireer sebagai pengaduk, serta kompor gas. ) Alat titrasi untuk mentitrasi larutan sampel.
5. Metode Penelitian.. Perendaman Biji Sorgum dengan NaOH ) Menyiakan bahan dan peralatan yang akan digunakan. ) Memasukan Sampel biji Sorgum kedalam cup plastik. ) Memasukan larutan NaOH dengan dosis yang telah ditentukan. 4) Menunggu perendaman biji shorgum dengan larutan NaOH pada waktu yang telah ditentukan. 5) Membuang larutan NaOH pada biji sorgum yang terdapat pada cup plastik kemudian dibilas dengan air. 7) Mengeringkan biji sorgum.... Pengambilan Cairan Rumen ) Termos yang diberi air panas disiapkan terlebih dahulu dengan suhu 9-40 C yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi dalam termos agar saat mikroba rumen masuk tidak mati. ) Saluran pencernaan sapi perah yang telah dipotong dikeluarkan, kemudian bagian rumennya dibelah. ) Pengambilan cairan rumen segera dilakukan setelah ternak dipotong. 4) Air panas dalam termos dibuang terlebih dahulu. Corong diletakkan dimulut termos, isi rumen diambil, kemudian diperas dan disaring menggunakan kain muslin. 5) Cairan rumen dimasukan kedalam termos hingga terisi penuh kemudian termos tertutup rapat. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga cairan rumen tetap dalam keadaan anaerob. 6) Cairan rumen segera dibawa ke laboratorium dan keadaan anaerob tetap dipertahankan sampai percoban in vitro.
6... Pelaksanaan in vitro Prosedur pelaksanaan in vitro mengacu pada metode Tilley dan Terry (96). Tahapannya adalah sebagai berikut: ) Semua peralatan yang akan digunakan dalam proses in vitro disiapkan terlebih dahulu. ) Sampel bahan ditimbang sebanyak ± gram kering udara untuk setiap tabung, kemudian sampel tersebut dimasukan kedalam tabung fermentor yang telah diberi label. ) Saliva buatan sebanyak 40 mililiter dan cairan rumen sebanyak 0 mililiter dimasukan kedalam tabung fermentor yang telah diisi sampel. 4) Gas karbondioksida dialirkan kedalam tabung. Kemudian lubang fermentor tersebut ditutup dengan menggunakan tutup karet berventilasi. 5) Tabung fermentor dimasukan kedalam rak yang telah tersedia didalam waterbath yang berisi air dengan pengaturan suhu 9-40 C selama jam sambil dilakukan pengocokan secara kontinyu setiap 0 menit sekali. 6) Setelah inkubasi selama jam dalam keadaan anaerob, tutup karet dibuka kemudian ditambahkan - tetes larutan HgCL jenuh untuk menghentikan aktivitas mikroba. Tabung fermentor dikocok secara perlahan agar larutan HgCL jenuh bercampur homogen dengan cairan fermentor. 7) Cairan fermentor dimasukan kedalam tabung sentrifugasi, kemudian diputar selama 5 menit dengan kecepatan 4500 putaran per menit (rpm) untuk mendapatkan supernatan yang akan dianalisis kandungan Volatile Fatty Acid dan NH.
7.4. Peubah Yang Diamati.4.. Amonia (NH ) Kadar NH ditentukan dengan teknik mikrodifusi conway (general laboratory procedure, 966). Bibir cawan conway dan tutup diolesi dengan vaselin. Supernatan yang berasal dari proses fermentasi diambil milimiter, kemudian ditempatkan pada salah satu ujung alur cawan conway. Larutan NaOH jenuh sebanyak milimiter ditempatkan pada salah satu ujung conway yang bersebelahan dengan supernatan. Larutan asam borat berindikator metil red dan brom kressol green sebanyak milimiter ditempatkan pada cawan kecil yang terletak ditengah cawan conway. Cawan conway yang sudah diolesi vaselin ditutup rapat hingga kedap udara, larutan NaOH dicampur dengan supernatan hingga merata dengan cara menggoyang-goyangkan dan memiringkan cawan tersebut. Setelah itu dibiarkan selama 4 jam dalam suhu kamar. Setelah 4 jam suhu kamaar dibuka, asam borat berindikator dititrasi dengan H SO 4 0,005 N sampai terjadi perubahan warna dari hitam menjadi merah muda. Kadar produksi NH dalam cairan rumen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: NH (mm) = (V H SO 4 X N H SO 4 X 000) mm Keterangan : V = Volume H SO 4 yang terpakai untuk titrasi N = Normalitas H SO 4.4.. Volatile Fatty Acid (VFA) Produksi VFA ditentukan dengan destilasi tekanan uap (general laboratory procedure, 966). Sebanyak 5 milimiter supernatan dimasukan kedalam tabung destilasi yang dipanaskan dengan uap air. Tabung segera ditutup rapat setelah ditambahkan milimiter H SO 4 5%. Tabung destilasi dihubungkan dengan labu yang berisi air mendidih dan dipanaskan terus menerus selama proses destilasi.
8 Uap panas akan mendesak VFA melewati tabung pendingin terkondensasi dan ditampung dengan erlenmeyer berisi 5 milimiter NaOH 0,5 N sampai mencapai volume sekitar 00 milimiter, selanjutnya ditambah indikator phenolptalen sebanyak - tetes dan dititrasi dengan HCL 0,5 N. Penetesan berakhir samapai didapatkan perubahan warna dari merah muda menjadi bening atau tidak berwarna. Dilakukan pula titrasi blangko terhadap 5 milimiter H SO 4. Kadar VFA dihitung dengan rumus: VFA total (mm) = (b s)x NHCL x 000 S Keterangan: B = volume titrasi blangko s = volume titrasi sample N = Normalitas larutan HCL.5.. Analisis Statistik Percobaan dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang. Perlakuan terdiri atas tiga tingkat dosis NaOH 0, N (D= 0%, D=5%, dan D=0%) dan tiga tingkat waktu perendaman (W=0 menit, W=5 menit dan W=0 menit) masing-masing diulang sebanyak tiga kali, sehingga menghasilkan keterangan sebagai berikut :
DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 5 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N dan waktu perendaman 5 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 5% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 5 menit. DW= Biji sorgum direndam pada larutan 0% NaOH 0, N dan waktu perendaman 0 menit. Keterangan: D = Dosis W = Waktu Percobaan ini terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan ulangan sehingga secara keseluruhan dihasilkan 7 unit percobaan. Data percobaan yang diperoleh selanjutnya dianalisis statistik menggunakan Analisis Ragam. Model matematik rancangan acak lengkap pola tersarang berdasarkan Montgomerry (99) sebagai berikut : 9
0 Y (ijk) = µ + α (i) + β j(i) + є (ijk) keterangan: Y( ijk) : Pengamatan dosis taraf ke-i, waktu dalam dosis taraf ke-j dan ulangan ke-k µ : Rataan Umum α (i) : Pengaruh dosis pada taraf ke-i β j (i) : Pengaruh waktu dalam dosis pada taraf ke-j pada α i є (ijk) : Pengaruh galat dosis taraf ke-i, waktu dalam dosis taraf ke-j dan Ulangan ke-k i : Banyaknya perlakuan ke-i (i=,,) j : Banyaknya perlakuan ke-j (j=,,) k : Ulangan (,, ) Hipotesis yang diuji : H 0 = α = 0 H = α 0 H 0 = β = 0 H = β 0 Maka: H 0 = Tidak ada perbedaan pengaruh dosis NaOH dan waktu dalam dosis perendaman terhadap produksi VFA dan NH pada cairan rumen sapi perah FH (in vitro). H = Ada pengaruh dosis NaOH dan waktu dalam dosis perendaman terhadap kenaikan produksi VFA pada cairan rumen sapi perah FH (in vitro). H 0 = Tidak ada perbedaan pengaruh dosis NaOH dan waktu dalam dosis perendaman terhadap produksi VFA dan NH pada cairan rumen sapi perah FH (in vitro). H = Ada pengaruh dosis NaOH dan waktu dalam dosis perendaman terhadap penurunan produksi NH pada cairan rumen sapi perah FH (in vitro).
Tabel. Daftar Sidik Ragam Sumber DB JK KT F Keragaman hit F 0,05 JK D KTD D D- JKD (D ) KTG W(D) D(W-) JKW(A) Galat DW(n-) JKG Total DWn- JKT Keterangan: DB = Derajat Bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah D = Faktor Dosis W = Faktor waktu dalam dosis r = Ulangan n = Jumlah data Kaidah pengambilan keputusan: JK W(D) D(W ) JKG DW(n ) KTW(D) KTG () Bila Fhitung Ftabel; berbeda tidak nyata (non significant) atau terima H 0. () Bila Fhitung > Ftabel; berbeda nyata (significant) atau tolak H 0. Jika H 0 diterima, berarti tidak ada pengaruh perlakuan yang berbeda, oleh karena itu pengujian lanjutan tidak perlu dilakukan, tetapi apabila ditolak, berarti ada perlakuan yang berbeda, maka perlu dilakukan pengujian lanjut untuk mengetahui perbedaan diantara nilai tengah tersebut.
Selanjutnya untuk menguji perbedaan antar perlakuan digunakan uji Jarak Berganda Duncan : Sx = LSR α = SSRα. Sx Keterangan : Sx : Standard error KT galat : Kuadrat Tengah Galat SSR : Studentized Significant Range LSRα : Least Significant Range r : Banyaknya Ulangan Kaidah Keputusan : Bila d LSR, terima H 0 (tidak berbeda nyata) Bila d > LSR, tolak H 0 (berbeda nyata) Keterangan : d = selisih antara dua beda nyata Penelitian dilakukan pengacakan setiap unit percobaan memiliki peluang yang sama pada kondisi pengambilan sampel terhadap perlakuan. Tata letak percobaan diperoleh dari hasil pengacakan, sebagai berikut:
Ilustrasi. Tata letak percobaan D W W W (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) D W W W (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) D W W W (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW) (DW)