PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BIAYA KUALITAS MELALUI PENEDEKATAN SIMULASI (Studi Kasus di CV. SINAR BAJA ELEKTRIC)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dicapai agar konsumen mau menerima hasil dari proses produksi tersebut.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I Pendahuluan I-1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

10/6/ Pengantar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MELALUI ANALISA BIAYA KUALITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Bahan Baku Makanan)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

ABSTRACT. Key word : Prevention Cost, Appraisal Cost, Internal Failure Cost, External Failure Cost, and Cost Control Product. viii

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Aktual Jumlah Frekuensi Cacat PT. X

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB II ANALISIS BIAYA MUTU. meningkatkan permintaan pelanggan dan mengurangi biaya. Mutu merupakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Salah satu cara dalam menghadapi

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan dimulainya era pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan untuk mempertahankan keadaan going concern atau suatu

ABSTRAK. Kata kunci: biaya kualitas, biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, biaya kegagalan ekternal, produk cacat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: biaya kualitas, aktivitas pengendalian kualitas, dan efisiensi biaya produksi.

BAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan penghasil barang maupun perusahaan penghasil jasa.

BAB I PENDAHULUAN. satu yang dapat dilakukan perusahaan agar mampu bersaing adalah

PENENTUAN DAN ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA LABORATORIUM RSUD FAUZIAH BIREUEN

MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT

BAB I PENDAHULUAN. yang penuh persaingan,. Inovasi yang dilakukan harus disesuaikan dengan. agar merancang produk dengan fungsi yang maksimal.

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN BANTUAN EXPERT SYSTEM UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECACATAN PRODUK (Studi Kasus di Perusahaan Pembuat Filaman Lampu)

ABSTRAK. Kata kunci: struktur laporan biaya kualitas, evaluasi, pengendalian kualitas. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif ini. Suatu produk

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

BAB I PENDAHULUAN I-1

ABSTRACT. Keywords : Quality cost, and Sales. vii. Universitas Kristen Maranatha

Bab I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini telah secara praktis mengubah wajah dunia kearah

BAB I PENDAHULUAN. tahapan tersebut diperlukan suatu pengendalian terhadap kualitas.

BAB IV METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : Prevention costs, appraisal costs, internal failure costs, eksternal failure costs. Universitas Kristen Maranatha

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can

The Cost of Quality and Accounting for Production Losses. Spoiled Goods Defective Goods

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

Investigasi Kualitas Produk Pisau Potong di PT. X

BAB I PENDAHULUAN. pun pengusaha asing. Para pengusaha yang ingin tetap dan terus bertahan di

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengimplementasian Manajemen Operasi yang tepat guna dan terencana serta

BAB I PENDAHULUAN. cepatnya terjadi perubahan di dunia usaha. Untuk dapat mengikuti arus persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

PERBANDINGAN PRODUCT LAYOUT DAN PROCESS LAYOUT DALAM PERBAIKAN TATA LETAK PT. ALMICOS PRATAMA DENGAN METODE SIMULASI

PENERAPAN BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAN METODE ZERO DEFECT DALAM MENINGKATKAN LABA PERUSAHAAN PADA CV. BAHANA KARYA GRESIK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI CV. SINAR BAJA ELECTRIC

BAB II LANDASAN TEORI DAN NALAR KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015. Quality Control

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH


BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas dengan tetap menjaga kualitas dari produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada dasarnya bertujuan mendapatkan keuntungan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

ABSTRAK. Kata kunci: analisa biaya kualitas, pemisahan biaya tetap dan variabel, profitabilitas. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI BIAYA KUALITAS MELALUI PENEDEKATAN SIMULASI (Studi Kasus di CV. SINAR BAJA ELEKTRIC) I Gede Agus Widyadana Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Elsie Alumnus Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Petra ABSTRAK Makalah ini membahas mengenai upaya untuk meningkatkan kualitas produk dengan memperhatikan biaya kualitas. Penelitian ini memasukan tambahan faktor waktu dalam memperhitungkan biaya kualitas serta dampaknya pada kualitas produk. Oleh karena faktor waktu memegang peranan yang penting, maka analisa sistem pengendalian kualitas pada penelitian ini menggunakan metode simulasi. Hasil simulasi di CV. Sinar Baja Elektrik menunjukan metode yang diusulkan dapat menurunkan hasil rata-rata tingkat kelolosan produk cacat untuk tiap tipe speaker hingga berkisar 8%, dan total biaya kualitas secara keseluruhan dapat diturunkan hingga sebesar 16.89% dari total penjualan. Kata kunci: biaya kualitas, efisiensi, efektivitas, simulasi. ABSTRACT The paper discusses about how to increase product quality and still concern with quality cost. We add factor of time to count quality cost and the effect to quality product. Time has important function in this research, so simulation is used to analyze quality control system. The simulation on CV. Sinar Baja Elektrik shows that the propose method can decrease product reject about 8% and quality cost until 16,89% from total sales. Keywords: quality cost, eficiency, effectivity, simulation. 1. PENDAHULUAN Kualitas sebuah produk telah menjadi sorotan utama dalam dunia industri, dimana setiap produsen selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya seefisien mungkin, tak terkecuali CV. Sinar Baja Elektric. Sebagai perusahaan perakitan speaker, hingga saat ini CV. Sinar Baja Elektric masih menerima beberapa complaint, dikarenakan adanya beberapa produk cacat yang ditemukan oleh konsumen. Menghadapi permasalahan ini, akan dilakukan analisa terhadap sistim pengendalian kualitas di Assembly III, guna mencapai sebuah sistim inspeksi in-process yang efektif yang akan mampu mengefisienkan biaya kualitas yang dikeluarkan. Penelitian mengenai biaya kualitas telah dilakukan beberapa kali diantaranya oleh Aryanto (2000) dan Natanael (2001), kedua penelitian ini berusaha untuk menanalisa biaya kualitas pada dua perusahaan yang berbeda. Pada CV. Sinar Baja ini sebetulnya 63

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 1, JUNI 2003: 63-70 telah dilakukan penelitian mengenai biaya kualitas oleh Laurence (2000) dimana disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan inspeksi in-process akan mampu mengurangi jumlah produk cacat secara keseluruhan dan akan mengurangi biaya kualitas secara keseluruhan. Dalam penyelesaian masalahnya Laurence berusaha mensimulasikan efek yang timbul pada biaya kualitas dengan menerapkan perhitungan matematis serta tidak memperhatikan pengaruh waktu dalam analisis kualitasnya. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, maka penelitian ini akan mencoba mensimulasikan alternatif solusi yang dapat menurunkan biaya kualitas dengan menambah upaya memasukan faktor pengaruh waktu dan dampaknya pada kualitas produk dan biaya kualitas. Dalam penyelesaian permasalahan yang ada, akan dilakukan pengamatan terbatas pada speaker tipe 4 RSP-Z0030 KMN1 16Ω 3W dan tipe 4 RSP-Z0031 KMN1 8Ω 8W, dan pada proses perakitan di Assembly III, dimana bagian inilah yang diduga paling sering menimbulkan kecacatan pada kedua tipe speaker tersebut. Sedangkan asumsi yang digunakan adalah setiap material speaker dalam kondisi baik, tingkat kecacatan proses pada setiap model akan selalu sama, dan biaya-biaya yang terkait dalam perhitungan biaya kualitas akan selalu konstan. 2. BIAYA KUALITAS Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan tindakan pengendalian kualitas, perencanaan sistim kualitas, pencegahan, dan perbaikan ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Biaya kualitas pada umumnya berkisar antara 2% sampai 25%, dengan rata-rata 9.2% dari total penjualan. Biaya kualitas terbagi atas empat kategori, yaitu biaya pencegahan (prevention costs), biaya penilaian (appraisal costs), biaya kegagalan internal (internal failure costs), dan biaya kegagalan eksternal (external failure costs). 3. SISTEM SIMULASI DAN ANALISA 3.1 Simulasi Model Usulan Dalam bagian ini, akan digunakan istilah speaker A untuk tipe 4 RSP-Z0030 KMN1 16Ω 3W dan speaker B untuk tipe 4 RSP-Z0031 KMN1 8Ω 8W. Langkah awal dalam pembuatan model sistim adalah melakukan uji independensi data dan menentukan jenis distribusi dari setiap data. Langkah selanjutnya adalah membuat model sistim dan melakukan simulasi selama 80 jam, dimana speaker A akan dirakit selama 40 jam pertama, dan selanjutnya merupakan proses perakitan speaker B. Simulasi Model Awal akan dijalankan selama 80 jam, dengan waktu warm-up selama 2 jam dengan 10 kali replikasi. Berdasarkan hasil simulasi Model Awal, terlihat bahwa rata-rata tingkat kelolosan produk cacat speaker A dan speaker B berkisar 12%. Tingkat kelolosan ini dirasakan masih cukup tinggi, terlihat dengan adanya beberapa complaint dari konsumen. Dalam hal ini, jenis kecacatan yang sering dikeluhkan adalah hasil stempel yang kurang jelas terbaca, cancel magnet atau metal nut yang sering lepas, dan frekuensi speaker yang tidak sesuai dengan standar yang ada. 64

Oleh karenanya, berdasarkan Model Awal yang ada, selanjutnya akan dibuat beberapa model usulan, dengan menambahkan inspeksi in-process, yaitu menggunakan operator QC yang akan melakukan inspeksi dengan mengambil sejumlah sampel di setiap lokasi QC, di kedua lini produksi, dengan mengasumsikan bahwa tingkat kecacatan dari setiap mesin ataupun operator pada model usulan akan sama dengan Model Awal. Penambahan inspeksi in-process berdasarkan dari hasil penelitian Laurence (2000). Berikut ini adalah beberapa Model Usulan, yaitu: Model Usul I, menggunakan seorang operator QC yang akan bertugas di dua lini dan akan mengambil sampling sebanyak 3 pieces setiap kali inspeksi di lokasi QC. Model Usul II, menggunakan seorang operator QC yang akan bertugas di dua lini dan akan mengambil sampling sebanyak 6 pieces setiap kali inspeksi di lokasi QC. Model Usul III, menggunakan dua operator QC, dimana setiap operator hanya bertugas di satu lini dan akan mengambil sampling sebanyak 3 pieces setiap kali inspeksi di lokasi QC. Model Usul IV, menggunakan dua operator QC, dimana setiap operator hanya bertugas di satu lini dan akan mengambil sampling sebanyak 6 pieces setiap kali inspeksi di lokasi QC. Berikut ini tabel-tabel yang memuat hasil simulasi Model Awal dan keempat model usulan. Tabel 1. Prosentase Kelolosan Produk Cacat Speaker A Jumlah Output Terjual (unit) Jumlah Produk Cacat Lolos (unit) Prosentase (%) Model Awal 3246 397 12.23 Model Usul I 3239 299 9.23 Model Usul II 3239 308 9.51 Model Usul III 3239 285 8.80 Model Usul IV 3240 291 8.98 Tabel 2. Prosentase Kelolosan Produk Cacat Speaker B Jumlah Output Terjual (unit) Jumlah Produk Cacat Lolos (unit) Prosentase (%) Model Awal 3346 400 11.95 Model Usul I 3348 311 9.29 Model Usul II 3346 304 9.09 Model Usul III 3346 276 8.25 Model Usul IV 3348 290 8.66 3.2 Analisa Sistem Simulasi Berdasarkan pada Tabel 1 dan Tabel 2, terlihat bahwa untuk kedua tipe speaker, Model Usul III mempunyai tingkat kelolosan produk cacat yang terkecil. Dalam hal ini dikarenakan dua hal, yaitu jumlah operator QC dan jumlah sampling. Pertama, Model Usul III menggunakan 2 operator QC, dimana setiap operator hanya bertugas pada satu lini produksi. Dengan kondisi ini, jumlah lokasi QC yang berada di bawah tanggung 65

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 1, JUNI 2003: 63-70 jawab setiap operator QC akan semakin berkurang, sehingga pemeriksaan di setiap lokasi QC menjadi lebih sering dilakukan. Kedua, pada Model Usul III, jumlah sampling yang diambil sebanyak 3 pieces untuk setiap kali inspeksi. Jika ditinjau dari banyaknya jumlah sampling, secara langsung tentulah akan diperkirakan bahwa bila jumlah sampling yang diambil semakin banyak, inspeksi akan menjadi lebih teliti. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa dengan semakin banyak jumlah sampling yang diambil, maka waktu pemeriksaan akan menjadi lebih lama dan pada akhirnya akan berdampak dengan berkurangnya frekuensi pemeriksaan di setiap lokasi QC. Kondisi ini diperjelas pada Tabel 3, dimana frekuensi pemeriksaan pada Model Usul III paling banyak dilakukan jika dibandingkan model-model yang lain. Tabel 3. Tabel Perbandingan Frekuensi Inspeksi Rata-rata waktu inspeksi/putaran (menit) Rata-rata frekuensi/jam (putaran) Model Usul I 32.39 2 Model Usul II 76.14 0.8 Model Usul III 7.92 8 Model Usul IV 17.54 4 Dengan semakin sering dilakukan inspeksi di setiap lokasi QC, maka pemeriksaan kualitas pada Model Usul III menjadi lebih teliti, sehingga semakin banyak pula jumlah produk cacat internal yang ditemukan dan semakin sedikit produk cacat yang lolos di tangan konsumen. Hal ini diperjelas pada Tabel 1 dan Tabel 2, dimana tingkat kelolosan produk cacat speaker A sebesar 8.80% dan speaker B sebesar 8.25%. Dengan demikian, Model Usul III merupakan model yang paling efektif jika dibandingkan model-model yang lain. Akan tetapi tidak dapat dikatakan bahwa Model Usul III merupakan model yang terbaik, karena model yang efektif belum tentu merupakan model yang efisien. Oleh karenanya, akan dilakukan perhitungan biaya kualitas terlebih dahulu. 4. ANALISA BIAYA KUALITAS 4.1 Identifikasi Biaya Kualitas Berikut ini adalah komponen-komponen biaya kualitas yang terkait dalam proses pengendalian kualitas speaker tipe 4 RSP-Z0030 KMN1 16Ω 3W dan tipe 4 RSP- Z0031 KMN1 8Ω 8W, yang diproduksi di Assembly III. Biaya pencegahan yang dikeluarkan, meliputi biaya operasional perencanaan kualitas, biaya perancangan produk, biaya perawatan, dan biaya pencegahan lain-lain. Biaya penilaian yang dikeluarkan, meliputi biaya operasional penilaian, biaya inspeksi material, biaya tes pra-produksi, dan biaya penilaian in-process. Sedangkan biaya-biaya yang terkait dalam biaya kegagalan internal adalah biaya rework, biaya inspeksi ulang, dan biaya kegagalan internal lain-lain. Biaya kegagalan eksternal yang dikeluarkan, meliputi biaya complaint dan biaya jaminan untuk mengganti speaker yang cacat. 66

4.2 Perhitungan Biaya Kualitas Dalam perhitungan biaya kualitas akan disesuaikan dengan hasil simulasi dan kondisi perusahaan. Dari hasil perhitungan biaya kualitas dari setiap model, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4. Total Biaya Kualitas Model Awal 1 Biaya Pencegahan Rp. 689,389.87 3.78 % 2 Biaya Penilaian Rp. 4,240,153.08 23.23 % 3 Total Biaya Kegagalan Rp. 13,320,172.33 72.99 % Total Biaya Kualitas Rp. 18,249,715.28 100.00 % Tabel 5. Total Biaya Kualitas Model Usul I 1 Biaya Pencegahan Rp. 689,389.87 4.25 % 2 Biaya Penilaian Rp. 4,437,109.60 27.34 % 3 Total Biaya Kegagalan Rp. 11,103,372.33 68.41 % Total Biaya Kualitas Rp. 16,229,871.80 100.00 % Tabel 6. Total Biaya Kualitas Model Usul II 1 Biaya Pencegahan Rp. 689,389.87 4.24 % 2 Biaya Penilaian Rp. 4,437,109.60 27.30 % 3 Total Biaya Kegagalan Rp. 11,124,722.33 68.45 % Total Biaya Kualitas Rp. 16,251,221.80 100.00 % Tabel 7. Total Biaya Kualitas Model Usul III 1 Biaya Pencegahan Rp. 689,389.87 4.35 % 2 Biaya Penilaian Rp. 4,634,066.12 29.21 % 3 Total Biaya Kegagalan Rp. 10,540,722.33 66.44 % Total Biaya Kualitas Rp. 15,864,178.32 100.00 % Tabel 8. Total Biaya Kualitas Model Usul IV 1 Biaya Pencegahan Rp. 689,389.87 4.29 % 2 Biaya Penilaian Rp. 4,634,066.12 28.81 % 3 Total Biaya Kegagalan Rp. 10,762,972.33 66.91 % Total Biaya Kualitas Rp. 16,086,428.32 100.00 % Sedangkan total penjualan, keuntungan, dan prosentase biaya kualitas terhadap total penjualan dari setiap model akan terlihat pada Tabel berikut ini. 67

JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 5, NO. 1, JUNI 2003: 63-70 Tabel 9. Tabel Perbandingan Total Biaya Kualitas dan Total Penjualan Total Biaya Kualitas (Rp) Total Penjualan (Rp) Keuntungan (Rp) Prosentase (%) Model Awal 18,249,715.28 94,013,420.00 75,763,704.72 19.41 Model Usul I 16,229,871.80 93,943,155.00 77,713,283.20 17.28 Model Usul II 16,251,221.80 93,914,405.00 77,663,183.20 17.30 Model Usul III 15,864,178.32 93,914,405.00 78,050,226.68 16.89 Model Usul IV 16,086,428.32 93,957,300.00 77,870,871.68 17.12 4.3 Analisa Biaya Kualitas Pada Tabel 9, terlihat bahwa Model Usul III mempunyai total biaya kualitas dan total penjualan terkecil jika dibandingkan model-model yang lain. Secara keseluruhan, untuk setiap model tidak terdapat perbedaan pada total biaya pencegahan, hal ini terlihat pada Tabel 4 hingga Tabel 8. Pada Model Usul III terjadi peningkatan dua komponen biaya, yaitu biaya penilaian dan biaya kegagalan internal, dan penurunan biaya kegagalan eksternal. Peningkatan biaya penilaian dikarenakan adanya penggunaan 2 operator QC, sedangkan peningkatan biaya kegagalan internal dikarenakan semakin banyaknya produk cacat yang ditemukan dalam proses. Sedangkan, penurunan biaya kegagalan eksternal, akibat berkurangnya produk cacat yang lolos di tangan konsumen. Peningkatan biaya penilaian dan biaya kegagalan internal yang terjadi tidaklah sebesar penurunan biaya kegagalan eksternal, dan hal inilah yang membuat total biaya kualitas pada Model Usul III terkecil di antara model yang lain. Model Usul III juga mempunyai total penjualan terkecil, akan tetapi selisih penjualan dengan model yang lain tidaklah sebanyak selisih biaya kualitas sehingga Model Usul III masih menghasilkan keuntungan terbesar, dan memiliki prosentase biaya kualitas terkecil, yaitu 16.89% dari total penjualan. Dengan demikian, Model Usul III memiliki sistim pengendalian kualitas yang paling efektif yang akan mampu mengefisienkan biaya kualitas. 5. PENUTUP Dari hasil pengolahan dan analisa terhadap sistim pengendalian kualitas di CV. Sinar Baja Elektric, diperoleh bahwa dalam memproduksi speaker yaitu tipe 4 RSP-Z0030 KMN1 16Ω 3W dan tipe 4 RSP-Z0031 KMN1 8Ω 8W, di Assembly III, sistem inspeksi in-process akan lebih efektif dan efisien dengan menggunakan dua operator QC, dimana setiap operator bertugas di setiap lini, dan dalam inspeksi di setiap lokasi QC dengan mengambil sampel sebanyak 3 pieces. Dengan sistem ini, rata-rata tingkat kelolosan produk cacat untuk tiap tipe speaker dapat diturunkan hingga berkisar 8%, dan total biaya kualitas secara keseluruhan dapat diturunkan hingga sebesar 16.89% dari total penjualan. Dalam artikel ini, setiap model usulan mempunyai tingkat kecacatan proses yang sama dengan Model Awal. Oleh karenanya, dapat dilakukan studi lebih lanjut dengan memperhitungkan perubahan tingkat kecacatan pada setiap proses guna mencapai sistim pengendalian kualitas yang lebih efektif dan lebih efisien. 68

DAFTAR PUSTAKA Aryanto, F., 2000. Penerapan Biaya Kualitas untuk Mengevaluasi Keberhasilan Sistim Pengendalian Kualitas di PT Paramithatama Asri Raya, Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Laurence, I. A., 2000. Quality Cost Simulation Model: A Case Sudy, Master of Engineering dissertation, School of Advanced Technologies, Asian Institute of Technology, Bangkok, Raharjo, H., 2000. Study Tentang Desain Ekonomis Peta Kendali X dengan Variabel Sampling Rate, Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Rijadi, N., 2001. Analisis Biaya Kualitas di PT. Nusantara Playwood, Tugas Akhir, Surabaya. 69