I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

SKRIPSI. KUALITAS LOSION EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) Disusun oleh: Tri Sefti Puspita Dewi NPM :

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

BAB I PENDAHULUAN. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL. Kualitas Losion Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana) Disusun Oleh: Tri Sefti Puspita Dewi NPM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.) HASIL PENGADUKAN DAN REFLUX. Jessica Oeinitan Sie

I. PENDAHULUAN. kondisi alam Indonesia yang kaya akan sumberdaya hayati yaitu memiliki. diketahui sebagai tanaman berkhasiat obat (Bintang, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan wilayah Indonesia selalu terpapar sinar

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK UMBI WORTEL (Daucus carota L.) DENGAN MENGGUNAKAN AQUPEC HV- 505

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia kulit akan mengalami proses penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengaruh radikal bebas terhadap organ tubuh sangatlah berbahaya terutama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumput laut. Menurut Istini (1985) dan Anggraini (2004),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

DAFTAR LAMPIRAN. xvii

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan FORMULASI SEDIAAN EMULGEL ANTIOKSIDAN MENGANDUNG EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNI NEES EX. BL.

3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan, beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah lapidan sebelah dalam dari butiran padi, termasuk sebagian kecil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

bahwa ternyata zat warna sintetis banyak mengandung azodyes (aromatic

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L)

BAB I PENDAHULUAN. Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

BAB I PENDAHULUAN. lebih dahulu dan kadang-kadang sangat menentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 1 Pohon mangrove Api-api (Avicennia marina) Lampiran 2 Perhitungan analisis proksimat daun Api-api (Avicennia marina)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri keberadaannya. Dewasa ini, banyak penyebab penyebab yang

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Karya Tulis Ilmiah yang Berjudul:

APLIKASI KARAGINAN DALAM PEMBUATAN SKIN LOTION. Oleh: SYENI BUDI ANITA C

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii PENDAHULUAN... 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efek sebagai antioksidan sedang berkembang pesat saat ini. Efek

BAB I PENDAHULUAN. Gelatin memiliki sifat yang khas, yaitu berubah secara reversible dari bentuk sol

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan masyarakat perkotaan yang penuh dengan polusi, limbah, dan

aktivitas enzim antioksidan, yaitu superoxide dismutase (SOD), katalase

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KELOMPOK 4 : SEDIAAN GEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia, namun banyak dari masyarakat kurang memperhatikan dampak yang bisa ditimbulkan akibat kulit kering yang terlalu lama dibiarkan karena menganggap hal tersebut bukan masalah yang besar. Kulit yang kering dapat menurunkan kinerja pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat mempercepat penuaan dini dan kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit antara lain terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV), satu dari komponen sinar matahari yang mencapai bumi. Sinar UV ini memiliki efek oksidatif yang dapat menyebabkan peradangan. Efek sinar UV yang bersifat sebagai sumber radikal bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas reaktif menjadi bentuk tidak reaktif yang relatif stabil sehingga dapat melindungi sel dari efek bahaya radikal bebas (Nova, 2012). Antioksidan banyak ditemukan pada alam, diantaranya pada buah manggis (Garcinia mangostana L.). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kulit buah manggis mengandung senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa tersebut diantaranya flavonoid, tanin dan xanton (Paramawati, 2010). Xanton yang terdapat pada kulit buah manggis selain mempunyai antioksidan yang tinggi, juga mempunyai aktivitas anti inflamasi. Pemanfaatan kulit manggis sampai saat ini masih kurang maksimal. 1

2 Menurut Efri dkk. (2008) selain sebagai limbah, kulit manggis hanya diolah untuk penyamakan kulit, obat tradisional dan bahan pembuat zat antikarat serta pewarna tekstil, sedangkan pemanfaatan ekstrak kulit manggis sebagai sediaan topikal masih kurang dikembangkan (Nova, 2012). Sediaan topikal seperti losion kulit merupakan salah satu jenis produk industri kosmetik hasil emulsi minyak dalam air (oil on water atau o/w) yang digunakan untuk menjadikan kulit halus, segar dan bercahaya. Losion kulit terdiri dari air, emolien, humektan, bahan pengental, pengawet dan pewangi (Mitsui, 1997). Berbagai jenis bahan penstabil emulsi telah banyak digunakan dalam formula losion untuk menghasilkan produk yang mampu mempertahankan kestabilannya bila disimpan dalam waktu yang cukup lama. Dalam industri kosmetik besar, setil alkohol merupakan salah satu bahan kimia yang umum digunakan dalam pembuatan losion yang berfungsi sebagai pengental, penstabil, dan pengemulsi, namun ada bahan alami lain yang dapat digunakan untuk menggantikan fungsi setil alkohol yaitu karaginan. Karaginan merupakan salah satu jenis hidrokoloida dari rumput laut merah (Rhodophyceae) dan digunakan sebagai bahan penstabil (stabilizer), pengental (thickener), pengemulsi (emulsifier), pembentuk gel (gelling agent), pensuspensi (suspention agent), pelindung koloid (protective), pembentuk film (film former), penghalang terjadinya pelepasan air (syneresis inhibitor) dan pengkelat atau pengikat bahan-bahan lain (flocculating agent). Sifat-sifat karaginan tersebut banyak dimanfaatkan dalam industri makanan, obat-obatan, kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi dan industri lainnya (Winarno, 1990). Karaginan memiliki kelebihan,

3 selain dimaksudkan untuk mengurangi komposisi bahan kimia dalam formulasi losion juga berfungsi sebagai humektan yang dapat mempertahankan kelembaban kulit. B. Keaslian Penelitian Menurut Nova (2012), losion yang dibuat dari ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) dengan pelarut metanol tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Hal ini dibuktikan dengan penelitiannya menggunakan metode ekstraksi metanol dan air. Formulasi losion dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak yaitu 10%, 15% dan 20%. Evaluasi fisik yang dilakukan antara lain, uji organoleptik, uji viskositas, uji ph, uji daya lekat, uji homogenitas, uji daya sebar, uji ketahanan dan selain itu dilakukan pula uji iritasi primer. Data yang diperoleh dari uji iritasi primer diukur bersdasarkan perhitungan rumus indeks iritasi primer. Losion ekstrak metanol kulit manggis ini tidak mengiritasi kulit berdasarkan kriteria indeks iritasi primer pada formula I (10%), formula II (15%) dan formula III (20%) dengan pengolesan losion sejumlah 0,5 gram/inchi 2. Terdapat perbedaan viskositas dan daya sebar pada tiap formula, sedangkan untuk daya lekat dan ph tidak ada perbedaan. Sifat fisik yang berupa viskositas, ph dan daya lekat losion stabil, tetapi daya sebar losion tidak stabil. Penelitian dalam memperoleh ekstrak kasar dari kulit buah manggis yang mengandung antioksidan tertinggi menggunakan 3 pelarut yaitu metanol, etanol dan etil asetat telah dilakukan oleh Efri dkk. (2008). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang didekati dengan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit manggis memiliki antioksidan sangat kuat. Hal

4 ini dibuktikan pada semua fraksi pelarut baik fraksi metanol, etanol dan etil asetat memiliki EC50% kurang dari 50 dan aktivitasnya lebih besar jika dibandingkan dengan antioksidan yang menjadi blangko. Fraksi metanol mempunyai nilai EC50% yang lebih kecilyaitu 8,00 mg/l, ini berarti mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih besar dibanding dengan fraksi etanol dengan nilai EC50 sebesar 9,26 mg/l dan etit asetat yang memberikan nilai EC50 sebesar 29,48 mg/l. Berdasarkan hasil penghitungan nilai rendemen ekstrak kasar antioksidan yang dihasilkan terlihat bahwa pada fraksi metanol memiliki nilai rendemen yang terbesar yaitu 22,27% kemudian diikuti oleh fraksi etanol 18,99% dan etil asetat 11,54. Dalam meneliti aktivitas antioksidan kulit manggis perlu ditentukan terlebih dahulu kandungan total fenolik dari ekstrak kulit buah manggis tersebut. Pada penelitian yang telah dilakukan Stevi dkk. (2012), metode yang digunakan adalah metode penangkal radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) atau metode Gaulejac. Kandungan total senyawa fenolik tertinggi pada ekstrak metanol sampel kering (MK), diikuti ekstrak metanol sampel basah (MB), ekstrak air sampel kering (AK) dan ekstrak air sampel basah (AB). Aktivitas antioksidan sebagai penangkal radikal bebas DPPH yang besar diketahui dengan nilai IC50 yang kecil, yaitu aktivitas antioksidan tertinggi pada MK sebesar 44,49 mg/l, diikuti MB, AK, AB berturut-turut 54,95; 346,73; 346,74 mg/l. Jessica (2013) melaporkan bahwa cara ekstraksi yang dilakukan pada kulit buah manggis akan berpengaruh pada daya antioksidan akhir. Penelitian yang telah dilakukan menggunakan 2 cara yaitu pengadukan dan metode reflux

5 memberikan hasil yang berbeda terhadap daya antioksidan ekstrak kulit buah manggis. Ekstrak etanol hasil ekstraksi metode pengadukan memiliki nilai EC50 42,19±1,06 bpj, sedangkan ekstrak etanol hasil ekstraksi dengan metode reflux memiliki nilai EC50 45,99±3,46 bpj. Hal ini menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak etanol hasil ekstraksi metode pengadukan lebih besar dibandingkan ekstraksi metode reflux. Di sisi lain Syeni (2008) melaporkan bahwa karaginan adalah bahan alami yang memiliki fungsi yang sama dengan setil alkohol sehingga dapat menggantikan peran setil alkohol dalam pembuatan losion kulit. Kelebihan yang dimiliki oleh karaginan dibandingkan setil alkohol adalah fungsinya sebagai humektan yang divariasikan konsentrasi karaginan 0%, 1%, 2% dan 3%. Losion terbaik berdasarkan metode Bayes diperoleh dari penambahan karaginan 2% dengan karakteristik antara lain, memiliki tingkat kesukaan terhadap karakteristik sensori yang berkisar antara agak suka sampai suka, nilai ph 7,5; viskositas 5675 cp, stabilitas emulsi 100% dan tidak terdapat mikroba. Losion ini kemudian dibandingkan terhadap losion dengan setil alkohol dan losion tanpa karaginan dan tanpa setil alkohol selama satu bulan. Nilai kelembaban kulit yang diukur dengan alat Scalar Moisture Checker menunjukkan bahwa losion dengan karaginan 2% memiliki persentase kelembaban kulit tertinggi dan penurunan persentase kelembaban kulit terkecil dibandingkan losion dengan setil alkohol, dan losion tanpa karaginan dan tanpa setil alkohol. Penggunaan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) sebagai losion pelembab yang mengandung antioksidan memang telah diteliti, namun

6 penelitian tersebut hanya terbatas pada uji iritasi dan belum mengangkat tentang nilai inhibisi antioksidan ekstrak kulit manggis dalam losion. Perlu dilakukan pengembangan penelitian tentang bentuk formulasi sediaan losion yang paling tepat agar antioksidan yang dibutuhkan dan fungsi losion sebagai pelembab kulit tetap terjaga yaitu dengan mengaplikasikan karaginan dalam formulasi sediaan losion. C. Rumusan Masalah 1. Apakah semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit manggis pada losion kandungan antioksidan juga semakin besar? 2. Berapa konsentrasi ekstrak kulit manggis yang memberikan kualitas terbaik pada losion? D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui aktivitas antioksidan tertinggi pada losion dengan variasi konsentrasi ekstrak kulit manggis. 2. Mengetahui konsentrasi ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) yang tepat dalam mempengaruhi kualitas sediaan losion. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada masyarakat bahwa antioksidan dibutuhkan tubuh tidak hanya untuk pemakaian oral, namun kulit sebagai paparan terluar radikal bebas juga membutuhkan nutrisi antioksidan. Sediaan antioksidan tidak hanya terpaku pada pengolahannya menjadi sediaan oral tetapi dapat dikemas dalam bentuk sediaan lain seperti losion yang digunakan secara topikal.