BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan lingkungan menjadi fenomena penting yang menjadi fokus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Dampak positif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia dan keturunannya. Bukti-bukti yang ditunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu berdampak positif ataupun berdampak negatif. Menurut Fallah dan

Judul : Peran Green Trust Memediasi Green Perceived Value dan Green Perceived Risk terhadap Green Repurchase Intention (Studi Produk The Face Shop

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen serta perubahan yang terjadi dalam menempatkan orientasi. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh green perceived

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

2 Dalam dunia bisnis saat ini, aspek lingkungan sudah mulai dijadikan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan aktivitas pemasaran. M

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ramah lingkungan. Bahkan sebagian besar limbah produk tersebut yang tidak

BAB I. Dengan adanya kemajuan dan perubahan tersebut secara tidak langsung. menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang aman, menggunakan kemasan yang ramah lingkungan serta dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Suasana Little White Cafe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat menjadi lebih peduli terhadap produk-produk yang mereka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas-aktivitas yang dapat memperparah kerusakan pada lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata kunci: green brand image, green perceived value, green trust, green brand equity

BAB I PENDAHULUAN. perhatian masyarakat. Parahnya kerusakan lingkungan seperti pencemaran air,

BAB I PENDAHULUAN. Selama 1 tahun terakhir terjadi kenaikan dan penurunan jumlah konsumen

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mereka. Hal itu menunjukkan bahwa penting bagi perusahaan. untuk menciptakan dan mempertahankan loyalitas konsumen.

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. destinasi di bidang pariwisata yang cukup beragam di Indonesia, selain pengunjung

TINJAUAN PUSTAKA. Polonsky (dalam Wu and Chen, 2014) mendefinisikan green marketing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor saat ini yaitu jenis automatik, sepeda motor jenis automatik menguasai pangsa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

I. PENDAHULUAN. memasuki situasi dimana persaingan telah menjadi menu utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

ABSTRAK. Kata Kunci: green marketing, kualitas produk, perceived value, loyalitas pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun rohani dari kesibukan bekerja dan akitivitas lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

sebelumnya. Hal tersebut membuat manusia mampu menemukan hal-hal baru

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Prilaku modern sekarang membuat sebagian besar orang untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global (global warming) adalah suatu tahap peningkatan suhu rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut yaitu dalam hal perubahan teknologi dan gaya hidup (life

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di sebagian besar negara di dunia. Sektor industri pariwisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. beragam dimulai dari isu-isu lingkungan di bumi yang semakin merebak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Chlorofluorocarbon). CFC inilah yang merusak lapisan ozon, memungkinkan sinar ultraviolet yang membahayakan menembus bumi.

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. usaha organisasi atau perusahaan dalam mendesain, promosi, harga dan distribusi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permasalahan lingkungan menjadi fenomena penting yang menjadi fokus akademinis di dunia, permasalahan ini fokus pada pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh manusia, seperti sampah rumah tangga dan sampah dari aktivitas industri yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar yang berakibat buruk kepada kerusakan ekosistem dan keberlangsungan makhluk hidup di dunia (Dehghanan dan Bakhshandeh, 2014). Permasalahan yang timbul dari lingkungan ini juga berdampak pada penipisan lapisan ozon yang berpotensi besar merusak iklim dunia, pemanasan global yang berdampak buruk pada kesehatan manusia seperti peningkatan penyakit kanker kulit, kerusakan mata seperti kataraks dan juga akan melemahkan sistem imunisasi badan (Itha, 2013). Berkaitan dengan permasalahan kesehatan dan perlindungan akan lingkungan tersebut menyebabkan beberapa konsumen di negara-negara maju menjadikan masalah lingkungan ini menjadi salah satu faktor penting dalam keputusan pembelian terhadap suatu produk (Kotler dan Keller, 2012). Hasil penelitian Waskito dan Harsono (2014) menemukan bahwa konsumen mempunyai tingkat kesadaran yang tumbuh pada produk ramah lingkungan. Namun demikian hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tumbuhnya tingkat kesadaran tersebut belum disertai dengan action atau keputusan pembelian green product. Green product dapat didefinisikan sebagai 1

suatu produk yang ramah atau tidak berbahaya terhadap lingkungan, baik saat proses produksinya atau saat mengkonsumsinya. Chen dan Chang (2012) menyebutkan bahwa green perceived value, resiko produk, dan tingkat kepercayaan terhadap produk mungkin menjadi faktor mengapa konsumen belum meningkatkan sikap pemerhati menjadi purchase intention. Menurut Ali dan Ahmad (2012) purchase intention juga merupakan perilaku pembelian konsumen yang dipengaruhi oleh harga, kualitas barang, perceived value dan cara pengolahan produk itu sendiri. Oleh karena itu banyak perusahaan yang memanfaatkan peluang dari isu lingkungan ini demi kepentingan bisnis perusahaan (Haden, Oyler dan Humphreys, 2009). Di era yang semakin sadar dengan kelestarian lingkungan, perusahaan mulai lebih memperhatikan pemasaran hijau (green marketing awareness) di beberapa industri seperti industri informasi dan elektronik (Chen, 2010). Perusahaan dituntut menghasilkan produk yang tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, tetapi juga ikut mempertimbangkan masalah lingkungan sebagaimana yang dituntut konsumen sehingga segala proses produksinya harus mengikuti kriteria ramah lingkungan. Dari pembahasan ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa perusahaan harus bisa menerapkan strategi green marketing untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dan minat beli konsumen (purchase intention). Namun, tidak semua perusahaan bisa menerapkan green marketing pada perusahaannya. Untuk itu perusahaan harus mampu melakukan inovasi dan 2

menunjukan green marketing keseluruh siklus hidup produk atau setiap proses produksi yang dihasilkan oleh perusahaan (Wu dan Chen, 2014). Lima pendekatan pemasaran yang menyebabkan perusahaan gagal mengimplementasikan green marketing pada priode 1990-an (Setiyaningrum, Jusuf dan Efendi, 2015). Kelima praktik tersebut adalah green spinning, green selling, green harvesting, entrepreneur marketing, dan compliance marketing. Green Spinning menggambarkan pendekatan reaktif perusahaan dengan menggunakan hubungan masyarakat (humas) untuk menyangkal atau mendiskreditkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap hal yang dilakukan masyarakat. Green selling menggambarkan pendekatan oportunistik perusahaan dengan menambahkan beberapa klaim hijau pada produk yang sudah ada untuk mendorong penjualan. Green harvesting menggambarkan antusiasme pada lingkungan perusahaan yang hanya jika aktivitas hijau yang dilakukan perusahaan menghasilkan pengehematan biaya, terkait dengan penggunaaan energi dan bahan baku yang tidak efisien, pengurangan kemasan, dan sebagainya. Entrepreneur marketing menggambarkan pengembangan dan pemasaran produk hijau yang inovatif tanpa benar-benar memahami keinginan aktual konsumen. Compliance marketing menggambarkan penggunaan tindakan sederhana perusahaan dalam menerapkan regulasi lingkungan sebagai peluang untuk mempromosikan sertifikasi hijau tanpa mengambil inisiatif untuk merespon regulasi. Lebih lanjut, green marketing merupakan strategi yang sangat diperlukan perusahaan dalam merebut pangsa pasar, karena konsumen sekarang ini lebih aktif 3

berusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan. Kegiatan green marketing yang meliputi pengembangan (developing), pembedaan (differentiating), harga, dan mempromosikan produk dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan lingkungan pelanggan ( Chen dan Chang, 2012). Sedangkan menurut Wu dan Chen (2014) green marketing adalah semua kegiatan yang dirancang oleh perusahaan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan meminimalkan kerugian terhadap lingkungan. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa green marketing awareness berarti konsumen menyadari bahwa green marketing mencakup seluruh aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan atau yang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan (Wu dan Chen, 2014). The American Marketing Association (AMA) mendefinisikan green marketing sebagai pemasaran produk yang diyakini ramah lingkungan, yang menyelenggarakan kegiatan seperti modifikasi produk, modifikasi proses produksi, pengemasan, pelabelan, dan strategi untuk promosi. Menurut business dictionary, definisi green marketing adalah promosi yang dilakukan perusahaan untuk menilai perilaku konsumen terhadap sebuah merek (Yeng dan Yazdanifard, 2014). Menurut Ansar ( 2013), perusahaan yang menerapkan sistim green marketing awareness bisa meningkatkan daya beli konsumen (purchase intention) terhadap sebuah produk. Perusahaan harus mampu memberikan informasi 4

mengenai produk yang dihasilkan sehingga membantu dalam membangun kepercayaan konsumen, meningkatkan perceived value dan purchase intention. Menurut Chen dan Chang ( 2014), purchase intention dipengaruhi oleh perceived value. Perceived value merupakan penilaian konsumen mengenai kuliatas produk dan kualitas pelayanan yang didapat dari perusahaan atau penilaian terhadap perusahaan yang memiliki manfaat bagi lingkungan. Perusahaan akan mendapatkan perceived value dan nilai perusahaan apabila perusahaan tersebut melakukan inovasi untuk mempertahankan siklus hidup perusahaan. Inovasi merupakan aspek penting yang mempengaruhi purchase intention konsumen. Sementara, green marketing awareness memberikan peluang untuk melakukan inovasi dan dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan dan life cycle perusahaan (Wu dan Chen, 2014). Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumbar tahun 2016, sektor pariwisata menjadi prioritas utama dan lebih diperhatikan selain dari sektor pertanian, sektor UMKM dan sektor perdagangan, karena sektor pariwisata berkontribusi lebih banyak dalam mendorong peningkatan industriindustri cendramata, komunikasi, transportasi, penginapan, makanan dan lainnya. Pemerintah kota Padang, mendorong pengembangan bisnis kuliner atau makanan lokal sebagai salah satu faktor penunjang dalam sektor pariwisata. Potensi sektor pariwisata yang cukup besar dan prospektif menjadikan investor dan pelaku bisnis di kota Padang terdorong untuk melakukan investasi, terutama dalam bisnis kuliner, seperti menyajikan detinasi kuliner yang menarik, salah satunya melalui bisnis cafe. 5

Cafe merupakan sebuah restoran kecil yang menjual makanan dan minuman ( ekraf meaning). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), cafe adalah tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan musik atau tempat dimana para pengunjung dapat memesan makanan dan minuman. Bisnis cafe yang ada di kota Padang saat ini banyak melakukan inovasi dan variasi terhadap produk dan jasa yang mereka tawarkan. Perkembangan bisnis cafe tersebut banyak mengalami kemajuan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Bisnis cafe ini tidak hanya memberikan pelayanan dengan fasilitas yang menarik bagi para konsumen tetapi juga memberikan kepuasan dan kenyamanan selama berada di tempat tersebut serta ramah akan lingkungan. Berdasarkan uraian di atas, maka akan disajikan data mengenai perkembangan cafe selama periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 yang dapat dilihat melalui tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Cafe di kota Padang Periode tahun 2014 s/d 2016 No Tahun Jumlah cafe 1 2014 20 2 2015 40 3 2016 160 Sumber: Dinas pariwisata kota Padang tahun 2016 Berdasarkan tabel 1.1 memperlihatkan bahwa perkembangan cafe di kota Padang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah cafe tersebut menuntut pelaku usaha untuk dapat memberikan pelayanan dan produk terbaik sesuai kebutuhan dengan keinginan konsumen agar dapat memenangkan persaingan pasar. 6

Karambia cafe Padang, merupakan salah satu cafe yang juga mengalami perkembangan dan ikut andil dalam percaturan bisnis cafe di kota Padang. Bangunan cafe Karambia Padang sebelumnya merupakan sebuah bangunan tua yang tidak terpakai dan kemudian dirubah menjadi sebuah cafe yang unik dan berbeda dengan cafe-cafe lainnya. Cafe ini pada awalnya berdiri di Riau tepatnya di kota Pekanbaru pada tahun 2015, cafe ini juga merupakan salah satu cafe yang melakukan green marketing awareness serta melakukan inovasi terhadap produk dan jasa yang mereka tawarkan. Berdasarkan survei pendahuluan yang penulis lakukan terhadap 15 orang konsumen cafe Karambia, bahwa alasan mereka kembali berkunjung ke cafe Karambia karna konsep yang ditawarkan cafe ini membuat para konsumen merasa nyaman dan dilayani sesuai kebutuhan, selanjutnya harga yang dibayarkan sesuai dengan yang dipersepsikan oleh konsumen. Karambia cafe dibuka untuk menghidupkan kembali suasana asri dengan nuansa kota tua di kawasan Muaro Padang, cafe ini juga ditujukan untuk menjadi salah satu destinasi kuliner yang ada di kota Padang. Menurut Wu dan Chen (2014) bahwa salah satu indikator dari perceived innovation adalah adanya desain yang berbeda dengan konsep yang inovatif dan kreatif, hal ini berhasil dihadirkan oleh cafe Karambia dalam menggunakan konsep lingkungan yang unik dan berbeda. Cafe Karambia didesain dengan interior dan ornamen cafe yang bernuansa karambia (kelapa), mulai dari dinding cafe, bar minuman sampai dalam penyajian makanan. Hal lain yang menjadi keunikan cafe Karambia ini adalah cara penyajian makanan yang menggunakan batok kelapa dan furnitur seperti 7

kursi dan meja yang berasal dari batang kelapa. Atmosfir yang diciptakan adalah dengan memberikan fasilitas live coustic (musik) bagi konsumen yang mengunjungi cafe tersebut. Sebagai langkah awal dalam kegiatan strategi dan promosi dalam meningkatkan niat beli konsumen (purchase intention), cafe ini menerapkan konsep family restaurant dan konsep green marketing strategy. Sebagai target pasarnya adalah semua golongan masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke kota Padang. Salah satu cara dari Karmbia cafe mengangkat green marketing awareness untuk meningkatkan kegiatan promosi penjualan adalah dengan mengadakan beberapa event seperti, nonton Euro 2016 dengan menyediakan beragam hadiah menarik dan juga mengadakan acara silaturahmi dengan masyarakat sekitar lingkungan. Dan kegiatan promosi lainnya yang dilakukan cafe Karambia adalah memberikan cash back dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pihak manajemen cafe. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka diperlukan penelitian tentang Keterkaitan Green Marketing Awareness, Perceived Innovation, Perceived Value dan Purchase Intention (Kasus : Karambia Cafe di Kota Padang). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penelitian tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 8

1. Bagaimana pengaruh green marketing awareness terhadap purchase intention? 2. Bagaimana pengaruh perceived innovation terhadap perceived value? 3. Bagaimana pengaruh perceived value terhadap purchase intention? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh green marketing awareness terhadap purchase intention pada cafe Karambia di kota Padang. 2. Untuk mengetahui pengaruh perceived innovation terhadap perceived value pada cafe Karambia di kota Padang. 3. Untuk mengetahui pengaruh perceived value terhadap purchase intention pada cafe Karambia di kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis, yaitu memberikan kontribusi ilmu pada bidang pemasaran khususnya mengenai green marketing awareness, perceived innovation, perceived value dan purchase intention. 2. Manfaat praktis, yaitu mengembangkan hubungan pemasaran dan juga sebagai bahan acuan penelitian dimasa yang akan datang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis membatasi ruang lingkup penelitian, penulis melakukan penelitian konsumen di cafe Karambia di kota 9

Padang. Ruang lingkup yang di teliti adalah green marketing awareness, perceived innovation, perceived value dan purchase Intention. Penyebaran kuesioner dilakukan pada konsumen cafe tersebut. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan adalah sebagai berikut: 1. Bab pertama menguraikan tentang pendahuluan yang berisi sub bab antara lain, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab kedua menguraikan tentang landasan teoritis yang berisi tentang kerangka teoritis, penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual. 3. Bab ketiga menguraikan tentang metodologi penelitian yang berisi metode penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan analisis dan data pengujian hipotesis. 4. Bab keempat menguraikan tentang hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi data, pengujian hipotesis dan pembahasan. 5. Bab kelima adalah bab penutup yang berisi tentang kesimpulan, implikasi, batasan peneliti dan saran. 10