BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR DI PERTEMUAN 3 SUNGAI

PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR DI SAMPING BENDUNG KLAMBU

HALAMAN PENGESAHAN UNIVERSITAS DIPONEGORO. PERENCANAAN LALU LINTAS AIR PADA BENDUNG KLAMBU The Design of Inland Waterway at Klambu Barrage

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Uraian Umum 1.2. Perumusan Masalah

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Data-Data Teknis Tinjauan Tentang Tanah

PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

KAJIAN KINERJA DAN PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN MORODEMAK JAWA TENGAH

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang

PERENCANAAN SALURAN PINTU AIR PADA PERCABANGAN SUNGAI

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA BAB III METODOLOGI

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

BAB III METODOLOGI III-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN LALU LINTAS AIR PADA BENDUNG KLAMBU BAB II STUDI PUSTAKA

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok

PERENCANAAN DERMAGA PETI KEMAS DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BAB V PERENCANAAN DAM PENGENDALI SEDIMEN

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sketsa Pembangunan Pelabuhan di Tanah Grogot Provinsi Kalimantan Timur

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. tahapan pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun. 1. Perumusan dan identifikasi masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM MAKASAR - SULAWESI SELATAN

DESAIN BANGUNAN IRIGASI

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

ALTERNATIF PERENCANAAN DINDING PENAHAN TANAH PADA GRAVING DOCK BELAWAN MEDAN

BAB IV METODOLOGI 4.1. TAHAP PERSIAPAN

Diperlukannya dermaga untuk fasilitas unloading batubara yang dapat memperlancar kegiatan unloading batubara. Diperlukannya dermaga yang dapat

Perancangan Dermaga Pelabuhan

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

3.2. SURVEY PENDAHULUAN

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

METODA KONTRUKSI PENUNJANG DAN PERHITUNGAN HIDROLIS BENDUNG KARET (RUBBER DUM) DI SUNGAI CISANGKUY PROVINSI BANTEN

BAB 1 PENDAHULUAN. mendistribusikan hasil bumi dan kebutuhan lainnya. dermaga, gudang kantor pandu dan lain-lain sesuai peruntukannya.

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tahap Persiapan

BAB VIII PENUTUP Kesimpulan

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA PETI KEMAS TELUK LAMONG TANJUNG PERAK SURABAYA JAWA TIMUR

Struktur dan Konstruksi II

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

BAB III METODOLOGI MULAI. Investigasi Data Hidro- Oceanografi Dan Kepelabuhan

BAB I PENDAHULUAN D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG. Gambar 1.1 Pulau Obi, Maluku Utara

DAFTAR SIMBOL / NOTASI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN

TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA

Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

BAB II STUDI PUSTAKA

STUDI PERENCANAAN BENTUK BENDUNGAN BETON SEDERHANA YANG PALING EFISIEN

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan,

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

KATA PENGANTAR Perencanaan Pelabuhan Perikanan Glagah Kab. Kulon Progo Yogyakarta

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Pemasangan Jembatan Metode Perancah Pemasangan Jembatan Metode Perancah

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane.

BAB VI METODE PELAKSANAAN

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

DINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall )

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

POLA PENURUNAN STRUKTUR PELAT LANTAI GUDANG RETAIL PADA TANAH LUNAK DI KAWASAN INDUSTRI WIJAYAKUSUMA SEMARANG (150G)

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai

Transkripsi:

Penyusunan RKS Perhitungan Analisa Harga Satuan dan RAB Selesai Gambar 3.1 Flowchart Penyusunan Tugas Akhir BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR 4.1 Data - Data Teknis Bentuk pintu air yang direncanakan mempertimbangkan perkembangan lalu lintas kapal dalam jangka waktu tertentu termasuk pertimbangan kapasitas kapal yang akan dilayani, dan juga disesuaikan dengan data-data penunjang seperti data tanah, data kapal, dan data sungai sehingga perencanaan konstruksi ini dapat lebih akurat. 4.1.1 Tinjauan Tentang Tanah Saluran pintu air ini direncanakan akan dibangun di daerah bendung Klambu, Grobogan, Jawa Tengah. Berikut ini adalah data-data tanah di lokasi perencanaan. Data-data tersebut didapat dari hasil pengeboran tanah. Tabel 4.1 Kondisi Lapisan tanah Kedalaman (m) Sudut Geser Tanah (ø) Berat Jenis Tanah (γ) (gr/cm 3 ) Kohesi (c) (kg/cm 2 ) -2,00 9 1,6453 0,10-4,00 11 1,7099 0,12 61

-6,00 12 1,6738 0,14 Sumber : Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Jawa Tengah Muka air tanah berada pada kedalaman 4,00 m dari permukaan tanah. Kondisi tanah untuk semua saluran sama. 4.1.2 Tinjauan Tentang Sungai Pekerjaan pintu air ini dibangun pada saluran yang mempunyai beda elevasi akibat adanya bangunan bendung. Karena bangunan bendung yang sudah ada sebelumnya dan untuk kemudahan dalam pelaksanaan (tanpa harus mengganggu aktifitas dari bendung) maka bangunan pintu air diletakkan pada saluran baru di sebelah (sejajar) bangunan bendung. Rencana konstruksi bangunan saluran pintu air ini terletak di sebelah selatan bendung atau sebelah kiri bangunan bendung dengan pertimbangan bahwa di lokasi itu masih tersedia lahan dan konturnya relatif datar dibandingkan dengan lokasi yang di sebelah utara. Gambar dapat dilihat pada Gambar 4.1. Elevasi muka air saluran didapat dari pengukuran yang dilakukan oleh Balai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Seluna Kudus di mana untuk saluran di atas bendung (selanjutnya disebut saluran A) mempunyai elevasi muka air ratarata +16,00 m dan untuk saluran di bawah bendung (selanjutnya disebut saluran B) mempunyai elevasi muka air rata-rata +13,50 m. Dibawah ini diberikan gambar denah situasi sungai di daerah sekitar bendung. U 62

1 2 3 Gambar 4.1 Bendung Klambu Keterangan : 4. Bendung Klambu 5. Sungai Serang 6. Saluran Intake 7 4 + 16,00 m 3 1 2 + 13,50 m 6 5 Gambar 4.2 Denah Situasi Rencana Konstruksi Saluran Pintu Air Keterangan gambar : 1. Bendung Klambu 2. Sungai Serang 3. Saluran Intake 4. Kantor Operasional 5. Jalan Raya 6. Desa Penganten 7. Rencana Saluran Pintu Air 63

Dalam perhitungan data hidrologi saluran, ketentuan yang diambil: penampang sungai dianggap sama sepanjang saluran kemiringan dasar saluran I = 0,0001 kemiringan talud 1: 1 kecepatan aliran dicari dengan rumus, V = 1/n.(R) 2/3.(I) 1/2 debit saluran, Q = (A).(V) Tabel 4.2 Data Hidrologi Sungai No. Saluran A Saluran B 1. 2. 3. 4. 5. Elevasi muka air (m) Elevasi dasar saluran (m) Kemiringan dasar saluran Kemiringan talud Lebar sungai (m) + 16,00 0,00 0,0001 1 : 1 ± 100 m + 13,50 0,00 0,0001 1 : 1 ± 100 m Sumber: Balai Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Seluna Kudus 4.1.3 Tinjauan Tentang Kapal Sesuai fungsinya bahwa bangunan saluran pintu air dibangun untuk melayani pelayaran kapal, maka dalam perencanaannya harus memperhitungkan dimensi kapal tersebut yang meliputi: panjang kapal, lebar kapal, tinggi selam kapal (draft), dan kelonggaran kapal. Dimana saluran pintu air ini direncanakan menggunakan 2 kapal dalam sekali operasional. Dimensi kapal tergantung tujuan pembuatan dan fungsi kapal itu sendiri. Untuk memperoleh dimensi kapal yang akan dipakai pada perencanaan ini, diasumsikan jenis kapal yang beroperasi di Sungai Serang sekarang adalah kapal nelayan. Akan tetapi, untuk mengakomodasi lalu lintas kapal atau perahu di masa mendatang, jenis kapal nelayan tidaklah sesuai untuk perencanaan, dengan pertimbangan adanya pertumbuhan lalu lintas kapal yang makin ramai dan maju. Untuk itu, di dalam perencanaan konstruksi saluran pintu air, digunakan data kapal yang diambil dari Biro Klasifikasi Indonesia dengan data data sebagai berikut: 64

1. Jenis kapal : Tug Boat dengan mesin diesel 2. Bobot mati (DWT) : 20 ton 3. Bahan : Baja 4. Panjang maksimum (l) : 13, 85 m 5. Lebar maksimum (w) : 4,02 m 6. Draft (d ) : 1,62 m 7. Jarak antar kapal (e) : 2,0 m 8. Kelonggaran kapal direncanakan : - Kelonggaran melintang (a) = 1,0 m - Kelonggaran membujur (b + c) = 3,0 m - Kelonggaran ke bawah (d) = 1,0 m 4.1.4 Studi Kelayakan Sungai sebagai Sarana Lalu Lintas Air Tujuan dari studi kelayakan ini adalah untuk menentukan ruang gerak kapal dalam saluran rencana agar dapat dilalui oleh kapal secara aman dan nyaman dengan mempertimbangkan adanya pertumbuhan lalu lintas kapal di masa yang akan datang. Dalam perencanaannya, panjang saluran diperhitungkan terhadap kapasitas 2 buah kapal dengan panjang 13,85 m dan lebar 4,02 m. Di sini digunakan perencanaan untuk dapat melayani 2 kapal sekaligus. Berdasarkan survey lalu lintas kapal yang telah dilakukan, jumlah tersebut dirasa cukup ideal untuk bisa mengakomodasi pertumbuhan atau perkembangan lalu lintas pelayaran di masa mendatang. Dengan melihat ruang gerak yang dibutuhkan oleh kapal, maka kapasitas saluran yang ada disesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan, baik lebar maupun kedalaman saluran. Apabila kapasitas saluran kurang mencukupi maka dapat dilakukan pekerjaan pelebaran maupun pendalaman saluran. 4.2 Pemilihan Pintu Air 4.2.1 Jenis Pintu Air 65

Pada perencanaan saluran pintu air ini, jenis pintu yang digunakan adalah pintu kembar (kupu tarung), karena lebar saluran (bagian gerbang) direncanakan lebih dari 6 meter. Karena pada jenis pintu air yang lainnya lebar saluran yang direncanakan tidak boleh terlampau lebar (< 6 m). Penggunaan pintu kembar dilakukan dengan menyesuaikan lebar (dimensi) kapal yang cukup besar akibat kebutuhan atau pertimbangan lalu lintas kapal. Pintu Gambar 4.3 Pintu Kembar 4.2.2 Penentuan Jumlah Pintu Pada perencanaan pintu air ini, di lokasi perencanaan tidak ditemui adanya pengaruh pasang surut karena lokasinya cukup jauh dari muara sungai yang terletak di Laut Jawa, serta tidak ada pengaruh gelombang yang cukup tinggi, sehingga kebutuhan jumlah pintu air adalah masing-masing 1 buah di bagian hulu dan hilir saluran. Tabel 4.3 Kebutuhan Jumlah Pintu Saluran Terhadap saluran Saluran A Saluran B (+16,00) (+ 13,50) Saluran B Saluran A (+ 13,50) (+ 16,00) Posisi pintu terhadap saluran Keterangan < > - Diperlukan satu pintu - Diperlukan satu pintu pintu pintu 66 hulu A +16,00 kamar B +13,50 hilir

Gambar 4.4 Pintu Air pada Daerah Tanpa Pasang Surut 4.3 Perencanaan Bentuk Bangunan Tabel 4.4 Alternatif Perencanaan Lay Out Saluran Pintu Air dan Bentuk Konstruksi Alternatif Keuntungan Kelemahan Pilihan A. Penempatan Saluran Pintu Air 1). Terletak pada Bendung - Pekerjaan galian dan urugan sedikit - Pada pelaksanaan pekerjaan mengganggu (x) - Tidak ada aktifitas bendung pembebasan tanah - Ada pekerjaan pemindahan aliran sungai 2). Di Samping / Terpisah dengan Bendung - Tidak ada pembebasan tanah (Hak Milik Balai Seluna) - Pekerjaan galian dan urugan cukup besar ( ) - Pelaksanaan pekerjaan tidak mengganggu aktifitas bendung B. Bentuk Konstruksi 67

Saluran Pintu Air 1). Penempatan - Lebar saluran - Kamar cukup (x) Kapal Seri kecil panjang sehingga - Kapal yang membutuhkan masuk pertama lahan yang cukup keluar pertama panjang - Bahaya rembesan lebih besar 2). Penempatan - Kamar tidak - Kapal yang (x) Kapal Paralel terlalu panjang masuk terakhir dengan Pintu keluar pertama Masuk dam (kurang adil) Keluar Sejajar 3). Paralel dengan - Kapal masuk - Lebar saluran ( ) Pintu Masuk pertama keluar cukup besar dan Keluar pertama sehingga Tidak Sejajar membutuhkan lahan yang cukup lebar Sehingga dari alternatif di atas maka pemilihan saluran pintu air sebagai berikut : Penempatan Saluran Pintu Air Pada perencanaan saluran pintu air ini direncanakan untuk dapat melayani 2 kapal sekaligus. Jumlah tersebut dirasa cukup ideal untuk bisa mengakomodasi pertumbuhan atau perkembangan lalu lintas pelayaran di masa mendatang. Lokasi perencanaan saluran pintu air direncanakan terpisah dengan bendung karena masih tersedia lahan kosong pada salah satu sisi bendung, dan juga dari segi operasional dan pelaksanaan pekerjaan lebih efisien karena tidak mengganggu aktifitas bendung dan tidak ada pekerjaan pemindahan aliran sungai. Meskipun ada pekerjaan galian dan urugan dengan volume yang cukup besar. saluran pintu air bendung hulu hilir B +13,50 68 A +16,00

Gambar 4.5 Saluran Pintu Air Terpisah dengan Bendung Bentuk Konstruksi Saluran Pintu Air Dalam perencanaan saluran pintu air ini, dipilih bentuk saluran pintu air dengan kapal ditempatkan paralel dengan pintu masuk dan keluar tidak sejajar. Pemilihan bentuk ini karena pertimbangan keadilan, karena pada bentuk saluran pintu air tersebut kapal yang masuk pertama akan keluar pertama. Di samping itu di lokasi perencanaan juga masih terdapat lahan yang cukup luas. Berikut diberikan gambar makro konstruksi pintu air. schotbalk pintu kapal pintu schotbalk hulu gerbang atas kamar gerbang bawah hilir Tampak Atas schotbalk pintu lempung pintu + 16,00 Draft schotbalk +13,50 d sheet pile sheet pile gerbang atas kamar gerbang bawah 69

Tampak Samping Gambar 4.6 Saluran Pintu Air dengan Kapal Ditempatkan Paralel dengan Pintu Masuk dan Keluar Tidak Sejajar 4.4 Pintu Gerbang (Lock Gates) Direncanakan bangunan pintu air memakai jenis pintu gerbang kembar baja. Faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan gerbang kembar baja dibanding pintu gerbang lainnya antara lain adalah : Relatif lebih mudah dalam pengoperasiannya Dimensi relatif lebih kecil, sehingga ekonomis dalam bahan Langkah-langkah perhitungan dimensi pintu gerbang kembar baja adalah sebagai berikut : Ukuran tinggi pintu gerbang ditentukan sesuai dengan kedalaman air, tinggi sponning dan tinggi jagaan (freeboard), sehingga tinggi pintu gerbang di tiap saluran berbeda karena ketinggian air yang harus ditahan oleh pintu gerbang juga berbeda. Lebar pintu gerbang diperhitungkan terhadap faktor lebar saluran, tebal pintu gerbang, dan sudut kemiringan pintu gerbang terhadap garis melintang tegak lurus saluran. pintu air dinding gerbang plat lantai monolit 70

Gambar 4.7 Pintu Gerbang Tampak Atas H L Tampak Depan Gambar 4.8 Tampak Atas dan Depan Pintu Gerbang Kembar pintu water stop tapak plat 71

Gambar 4.9 Detail Hubungan Pintu Gerbang dengan Plat Lantai 4.5 Dinding (Lock Walls) dan Pelat Lantai Perencanaan dinding pada pintu gerbang dan kamar dibuat monolit dengan pelat lantainya. Hal ini dilakukan supaya dapat menahan tekanan pada saat pintu air membuka dan menutup dan agar tidak terjadi rembesan/kebocoran pada pintu. Pada kamar menggunakan pelat lantai sehingga hubungan antara dinding dengan pelat diberi water stop. pintu air dinding tegak counterfort tapak plat lantai monolit Gambar 4.10 Dinding pada Bagian Gerbang kapal dinding tegak counterfort tapak plat lantai tidak monolit Gambar 4.11 Dinding pada Kamar dengan Pelat Lantai 72

Konstruksi dinding saluran pintu air direncanakan dari beton bertulang (reinforced concrete) dengan perkuatan belakang (counterfort). 4.6 Pondasi Saluran Pada perencanaan ini, lokasi bangunan saluran pintu air terletak di daerah Klambu, Grobogan, yang mempunyai daya dukung tanah cukup baik. Namun untuk keamanan terhadap guling yang cukup besar, maka digunakan pondasi tiang pancang yang dapat menjaga stabilitas konstruksi pada daerah ini. Penentuan dimensi tiang pancang didasarkan pada kondisi lapisan tanah di lokasi tanah perencanaan. Data tanah dapat dilihat di Tabel 4.1. 4.7 Pengisian dan Pengosongan Kamar Pekerjaan pengisian atau pengosongan kamar berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan elevasi muka air dalam kamar. Pada perencanaan saluran pintu air ini direncanakan lubang saluran pengisian atau pengosongan terletak pada sisi (samping) gerbang untuk mencegah terjadinya turbulensi yang besar pada kamar sehingga tidak membahayakan kapal yang ada pada kamar. pintu air saluran/katup (a) pipa pengisian/pengosongan pintu gerbang schotbalk 73

(b) Gambar 4.12 Saluran Pengisian/Pengosongan yang Terletak pada Samping Gerbang (a) Tampak Depan; (b) Tampak Atas Waktu pengisian dan pengosongan direncanakan 10 menit (600 detik). 4.8 Tempat Parkir, Gudang, dan Kantor Operasi Adanya aktifitas kapal melintasi saluran pintu air, maka sangat mungkin terjadi antrian kapal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibuat tempat parkir dengan dilengkapi fasilitas bolder atau penambat kapal tanpa fender, karena di lokasi tidak terdapat gelombang, angin, atau arus yang besar sehingga tumbukan antara kapal dengan dinding tempat berlabuh (parkir) tidak besar. Direncanakan tempat parkir berada di bagian hulu dan hilir saluran pintu air. Gudang digunakan untuk menyimpan balok schotbalk apabila sedang tidak digunakan, sedangkan kantor dipakai sebagai tempat mengatur dan mengawasi aktifitas di saluran pintu air. Berikut lay out tempat parkir, gudang dan kantor. Gerbang A Kamar Gerbang B Schotbalk Pintu Kapal Kantor Gudang Kapal Bolder Hulu A +16,00 Hilir B +13,50 Bendung Gambar 4.13 Lay Out Tempat Parkir, Gudang dan Kantor 4.9 Bolder 74

Bolder digunakan untuk menambatkan kapal yang sedang parkir. Bolder yang digunakan pada perencanaan ini menggunakan bahan dari beton bertulang. Bolder direncanakan dipasang dengan jarak 15 meter. Untuk perkuatan, bolder dipasang sebelum dilakukan pengecoran dinding atau lantai parkir. Dimensi bolder adalah tinggi 30 cm dengan diameter 20 cm. Gaya yang diperhitungkan adalah gaya tarik horizontal kapal (akibat berat kapal, arus dan angin). Bobot mati (DWT) 20 ton sehingga gaya tarikan kapal (F) yang diambil 7,5 ton. F 20 cm 30 cm Gambar 4.14 Bolder 75