Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

penduduk 1 : dari target 1:2.637, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 92,11 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

Juknis Operasional SPM

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

MINILOKAKARYA PUSKESMAS SELOMERTO

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

2. URUSAN KESEHATAN. a. Program dan Kegiatan

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

Standar Ponkesdes 91

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA STRATEGIS TAHUN 2009 S/D 2014 MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

Tabel 1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan dan Pencapaian Renstra Dinas Kesehatan s/d tahun Realisa si (s/d 2012)

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

KATA PENGANTAR. Gorontalo, 25 Februari 2017 Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

PENGANTAR PRINSIP KERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN KABUPATEN

PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN. No Program Indikator Kegiatan evaluasi Rencana Tindak lanjut 1 Kesehatan Ibu

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

D I N A S K E S E H A T A N

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kebumen Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

KERTAS KERJA RENSTRA OPD

Transkripsi:

Capaian Kinerja Capaian Kinerja Urusan Kesehatan diukur melalui beberapa indikator yang telah ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kabupaten Blitar Tahun 2011-2016 sebagai berikut : Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun 2011-2015 No Indikator 2011 2012 2013 2014 Target 2015 1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 balita gizi buruk Rasio posyandu per satuan balita Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan Cakupan kunjungan bayi Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk Rasio dokter per satuan penduduk Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk Capaian 2015)* 0,1 0,04 0,11 0,08 0,1 0,06 1 : 70 1 : 70 1 : 70 1 : 61 1:56 1 : 61 100% 100% 100%00 100% 100% 0 92,73% 95,36% 89,6% 90,02% 90% 47,66% 79,85 96,36 89,91 80% 80% 56,80% 98,32 96,6% 99,9% 99,89% 100 43,90% 2,32% 12.08% 8,2% 8,23% 15% 1,08 1 : 38.703 1 : 11.262 1 : 12.295 1:33.563 1 : 30.000 1:33.563 1 : 2.851 1 : 2.371 1 : 2.393 1 :1300 1 :1300 1 : 28.221 1 : 23.969 1 : 25.260 1 : 6750 1 : 10.000 1 : 6750 1 : 3010 1 : 3284 1 : 1939 1 : 1940 1 : 1446 1 : 1940

No Indikator 2011 2012 2013 2014 Target 2015 Capaian 2015)* 13 masyarakat yang terjamin pelayanan melalui asuransi kesehatan masyarakat yang 14 terjamin pelayanan kesehatan (universal coverage) 15 puskesmas yang memiliki alkes sesuai 17 40 60% 100 70% standar 16 pemenuhan alkes di 8,5 50 60% 100 0 puskesmas Penurunan angka 17 kematian bayi per 14,09 14,01 14,33 10,84 13,4 13,1 1000 kelahiran hidup 18 Prevalensi gizi kurang pada balita 2,9% 2,39% 2.65% 2,88% < 15,5% 2,14 19 Prevalensi gizi buruk pada balita 0,1 0,14 0,08 0,08 < 3,6 0,06 20 Balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100 100 100 100% 100 0 21 Pemberian MP ASI Usia 6-24 bulan 5,65 10,75 6,38 9,6% 55 0 22 % rumah tangga sehat 23 % posyandu paripurna 9,9 12,8 52,2 64% 75 64% 24 % desa siaga aktif 59,6 67 89,2 89% 80 89% 25 % SBH kwaran aktif 100 100 45 59% 60 25% 26 % TTU yang memenuhi syarat 27 % penderita DBD yang ditangani 100 100 100 100 100 100 28 Kasus malaria ditangani 0,013 0,017 0,013 0,2% <1 0,2 Mengurangi 29 penyebaran HIV dan mengurangi jumlah 0,023 0,023 0,01 0,15% 0,2 0,007 kasus 30 penemuan BTA + 38,95 37,13 30,81 30 70 17 30 32 36,5% 100 36,5% 100 100 32 36,5% 100 36,5% 36 32 43 46% 85 0,006 45% 50% 55% 60% 80% 40,06%

No Indikator 2011 2012 2013 2014 Target 2015 Capaian 2015)* baru 31 Penderita diare yang dilayani 54 57 100 89% 90 35 32 Penderita ISPA yang dilayani 18,6 31,19 44,09 100% 100 37 33 Angka kesembuhan kusta 67 85 70 75% 100 92 34 % Desa UCI 63 96,77 87,9 93,95% 90 61,3 % 35 Penanganan wabah dan bencana 100 100 100 100% 100% 100% 36 Angka kematian anak balita per 1000 KH 0,34 0,69 0,243 0,66 0,06 0,2 Cakupan pelayanan 37 kesehatan anak dan 53,88 61,2 61,23 68,82% 85 31,40 balita 38 Cakupan pelayanan lansia 64,13 65,22 73,76 51,69% 70 50 39 Cakupan kunjungan bumil K4 89,9 88 82,61 95,03% 95 41,71 40 Angka kematian ibu per 100.000 KH 125,04 104,25 10496,65, 139,36 118 99,9 41 Cakupan penanganan neonatal komplikasi 61,74 84,2 78,82 93,12% 80 49,21 42 Cakupan kunjungan neonatal pertama 99,31 97,15 92,12 92,51% 100 46,28 Cakupan komplikasi 43 kebidanan yang mendapat 79,85 96,36 89,91 80% 80 56,80 penanganan 44 Prosentase IRT yang dibina 100% 100% 100% 100% 100 100 Jumlah puskesmas 45 terpasang jaringan computer LAN untuk pelayanan kesehatan 5 5 5 7 24 7 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar)* data semester I Tahun 2015

Keterangan (Narasi) Capaian kinerja Urusan Kesehatan yang diukur melalui indicator RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011 2016, beberapa indicator telah mencapai target yang ditetapkan dan beberapa indicator lainnya mengalami peningkatan yang cukup significan, diantaranya: 1. Balita gizi buruk dari target maksimal sebesar 0,1 % dari jumlah Balita, telah dicapai sebesar 0,08 % pada tahun 2014 dan pada pertengahan tahun 2015 sebesar 0,06 %,persentasenya menurun dari tahun 2011 2014, hal ini menunjukkan bahwa status gizi Balita semakin meningkat. 2. Cakupan Balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan mencapai 100 %, dimana setiap balita gizi buruk dapat ditangani dengan pemberian makanan tambahan ( PMT Pemulihan ) berupa susu formula selama minimal 90 hari makan anak. 3. masyarakat yang terjamin pelayanan melalui asuransi kesehatan persentasenya meningkat dari tahun 2011 2014 meskipun belum memenuhi 100 % target ditetapkan, hal ini disebabkan oleh adanya program jaminan kesehatan nasional ( JKN ) yang pelaksanaannya dimulai tahun 2014, dimana saat ini kepesertaan program JKN tersebut sebagian besar adalah masyarakat miskin yang dibiayai oleh Pemerintah dan sebagian masyarakat yang mampu sebagai peserta mandiri. 4. Cakupan Rujukan bagi masyarakat miskin mengalami peningkatan dari tahun 2011-2014 meskipun masih belum mencapai target, hal ini dapat juga menggambarkan bahwa pelayanan dasar sudah berjalan dengan baik sehingga tidak memerlukan pelayanan rujukan. 5. pemenuhan alkes dan persentase Puskesmas memiliki alkes sesuai standar mengalami peningkatan dari tahun 2011 2014 meskipun belum mencapai target, hal ini dikarenakan anggaran untuk kesehatan mengalami peningkatan dan untuk memenuhi standar Puskesmas sesuai pedoman yang berlaku. 6. rumah tangga sehat mengalami peningkatan dari tahun 2011 2014, meskipun belum mencapai target yang telah ditetapkan, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat yang diukur melalui melalui survey PHBS di tatananan rumah tangga. 7. Posyandu Paripurna mengalami peningkatan yang cukup significan dari tahun 2011 2014, hal ini menunjukkan berkembangnya kegiatan posyandu yang didukung dengan peran serta masyarakat yang cukup besar. 8. Penanganan wabah dan bencana tercapai 100% karena cepatnya informasi/pelaporan dari Puskesmas sehingga apabila ada wabah/bencana,dalam kurun waktu < 24 jam segera ditindaklanjuti.

9. Capaian TTU yang memenuhi syarat mengalami peningkatan dari tahun 2011 s/d 2014. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kepedulian pengelola TTU terhadap kesehatan di sarana TTU. 10. Pemberian MP ASI dari tahun 2011 s/d 2014 capaiannya mengalami kenaikan dan meskipun masih jauh dari target hal ini disebabkan karena anggaran yang dibutuhkan untuk pemberian MP ASI cukup besar sementara beberapa kegiatan prioritas juga membutuhkan anggaran cukup besar pula. 11. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup tahun 2011 s/d 2014 secara keseluruhan mengalami penurunan meskipun pada tahun 2013 terjadi peningkatan, dimana penyebab terbesar kematian bayi tersebut adalah bayi dengan berat badan lahir rendah ( BBLR). Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi, diantaranya adalah kesepakatan untuk melakukan rujukan in utero. 12. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 mengalami kenaikan pada tahun 2014 dan bahkan sudah melampaui target, meskipun 2 tahun sebelumnya mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011, hal ini menunjukkan bahwa pelayanan antenatal care ( ibu hamil ) sudah semakin baik desertai pencatatan pada register kohort yang semakin tertib sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan :Capaian Desa UCI Tahun 2013 mengalami penurunan dari 96,77% menjadi 87,9%, hal ini dikarenakan adanya perubahan indikator, dari sebelumnya diukur berdasarkan antigen dan sekarang dihitung dari kelengkapan bayi mendapatkan pelayanan LIL ( Lima Imunisasi Dasar Lengkap ) Solusi : Lebih mengefektifkan validasi kohort Melakukan supervisi suportif berkala Realokasi target desa 2. Permasalahan : Cakupan kunjungan bayi tahun 2011 s/d 2014 mengalami peningkatan dan penurunan yaitu terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebesar 2,63% dan 2014 sebesar 0,42% serta mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 5,76%. Penurunan capaian cakupan kunjungan bayi tahun 2013 dikarenakan kurangnya tertib administrasi sehingga banyak kunjungan bayi yang tidak tercatat. Solusi : Menertibkan administrasi serta meningkatkan ketrampilan petugas dalam pelayanan bayi paripurna. Namun secara keseluruhan cakupan sesuai target yang telah ditentukan

3. Permasalahan :Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun 2013 dan tahun 2014 terjadi penurunan jika dibanding tahun 2012. Penurunan ini disebabkan sasaran yang digunakan terlalu tinggi (sasaran proyeksi pusdatin tahun 2010). Solusi : perlu dilakukan upaya pemetaan sasaran dan pendataan ulang untuk kasus komplikasi kebinanan. Namun secara keseluruhan cakupan sudah sesuai target. 4. Permasalahan : Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 1,72% dan 2014 sebesar 0,01% dikarenakan waktu itu masih ada persalinan dukun, ibu hamil abortus, mobilisasi penduduk sehingga pada saat melahirkan pindah ke daerah lain serta kurang tertibnya administrasi. Solusi : Kemitraan Bidan dan dukun sehingga tidak ada lagi persalinan ke dukun, melaksanakan ANC terpadu, pemilahan ibu hamil, serta meningkatkan administrasi. 5. Permasalahan : Angka kematian anak balita per 1000 kelahiran hidup terjadi peningkatan dan penurunan dikarenakan pencatatan/pelaporan yang kurang valid sehingga belum semua kematian balita terlapor. Solusi : Tertib administrasi dan pelaporan kematian balita. 6. Permasalahan : Cakupan pelayanan kesehatan anak dan balita 2011 s/d 2014 mengalami peningkatan sebesar 14,94% yaitu 53,88% pada tahun 2011 menjadi 68,82% pada tahun 2014. Namun belum mencapai target karena koordinasi lintas sector belum maksimal (guru TK, guru Paud dalam melaksanakan Deteksi Dini Tumbuh Kembang). Solusi : dengan cara mengadakan Kalakarya DDTK, pelatihan DDTK untuk guru PAUD dan TK serta tertib administrasi. 7. Permasalahan :Cakupan kunjungan bumil K4 terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 1,8% dan pada tahun 2013 sebesar 5,39% dikarenakan kurang tertibnya administrasi, ibu hamil mengalami abortus, K1 Akses (tidak bisa tercatat menjadi K4), mobilisasi ibu hamil ke daerah lain. Solusi : perlu adanya upaya menertibkan administrasi, melaksanakan ANC terpadu dan pendataan ibu hamil dini. 8. Permasalahan : Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup terjadi peningkatan pada tahun 2014 dengan penyebab kematian terbesar adalah jantung dan Pre Eklamsi dan kematian ibu terbanyak terjadi di Rumah Sakit, hal ini dikarenakan beberapa hal diantaranya : rujukan dini terencana belum dilaksanakan secara maksimal, deteksi risti melalui ANC yang berkualitas belum optimal dan masih kurangnya dukungan keluarga dan masyarakat untuk ibu hamil risiko tinggi. Solusi : perlu upaya mengawal dan mendampingi setiap ibu hamil dengan resiko tinggi sampai dengan nifas agar dapat menurunkan angka kematian ibu, diantaranya adalah adanya pendamping bumil risti oleh kader.

9. Permasalahan : Cakupan penanganan neonatal komplikasi terjadi penurunan pada tahun 2013 sebesar 5,38% dikarenakan terjadi perbedaan definisi operasional serta kurang tertibnya administrasi. Solusi : menyamakan definisi operasional serta meningkatkan tertib administrasi. 10. Permasalahan : cakupan kunjungan neonatal pertama terjadi penurunan pada tahun 2012 sebesar 2,16% dan 2013 sebesar 5,03% dikarenakan banyak kasus kematian in utero (IUFD). Solusi :melaksanakan ANC terpadu serta melakukan rujukan in utero untuk mencegah terjadinya kematian IUFD.