L A P O R A N REALISASI PERSETUJUAN IZIN PENANAMAN MODAL TRIWULAN III PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
REALISASI INVESTASI DAN REALISASI PENERBITAN IZIN PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2013

REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN IV TAHUN 2013

REALISASI INVESTASI PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN I TAHUN 2014

L A P O R A N REALISASI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2014

BERITA PERS Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2017

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN II TAHUN 2016

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TRIWULAN III TAHUN 2016

Analisis Perkembangan Industri

PERS RELEASE REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERIODE JANUARI - DESEMBER TAHUN 2016

REALISASI PENANAMAN MODAL DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PADA TAHUN 2015

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I TAHUN 2018

Siaran Pers. Realisasi Investasi Januari-September 2016 Mencapai Rp 453 Triliun

REALISASI INVESTASI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II TAHUN 2017

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal 2012 KATA PENGANTAR

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lampiran 1. Pedoman Wawancara dan Hasil Transkip Wawancara. A. Pedoman Wawancara dan Hasil Transkip Wawancara dengan Kepala

DAFTAR ISI. Sampul Depan. 1. Daftar Isi Bab I : Pendahuluan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Pengertian...

Bidang Promosi Penanaman Modal

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Peluang & Tantangan Pengembangan Ketenagalistrikan di Kalbar

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

Oleh : Ir. Hervian Tahier Wakil Ketua Umum

SIARAN PERS. Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2017 Mencapai Rp 170,9 Triliun

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

- 2 - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 12 Tahun 2013; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, p

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

PELUANG INVESTASI BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA. Makalah. Disusun Oleh : Imam Anggara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS MALOY BATUTA TRANS KALIMANTAN

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA. Meningkatnya penanaman modal bagi pengembangan potensi unggulan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB II PERKEMBANGAN INVESTASI ASING DI WILAYAH JAWA TENGAH SEBELUM GANJAR PRANOWO

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

2013, No.94 A. Latar Belakang

Kondisi Perekonomian Indonesia

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

I. PENDAHULUAN. kebutuhan akan minyak nabati dalam negeri. Kontribusi ekspor di sektor ini pada

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PTSP; ANTARA KEBIJAKAN MAKRO DAN PRAKTIK-KONDISIONAL LAPANGAN. Laode Ida Ombudsman RI

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU BIDANG PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG INVESTASI

B A B III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BERITA PERS. Pendapatan Saratoga Tumbuh 55% Menjadi Rp 3,7 Triliun Pada 2013

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.165,2010 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Pendaftaran Penanaman Modal.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

Boks 1. Dampak Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Provinsi Riau : Preliminary Study IRIO Model

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. merumuskan kebijakan pemerintah di bidang penanaman modal, baik dari dalam

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dampak penerapan Tax Holiday (pembebasan pajak) pada penanaman modal asing di

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

REFORMASI DAN REGULASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMULIHAN EKONOMI

RENCANA & REALISASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) MENURUT SEKTOR TAHUN 2010 DI KALIMANTAN TIMUR

2013, No.1531

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ikhtisar Eksekutif. vii

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.445, 2014 BKPM. Pelimpahan Wewenang. Izin Usaha Kepala Administrator. KEK Sei Mangkei.

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

Boks 2. Investasi Provinsi Jambi Dan Krisis Pasar Modal Dunia 2008

Transkripsi:

L A P O R A N REALISASI PERSETUJUAN IZIN PENANAMAN MODAL TRIWULAN III PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014 A. Realisasi Persetujuan Penanaman Modal Sampai Dengan Triwulan II Memasuki triwulan III periode Juli - September tahun 2014 ini, BPPMD Provinsi Kalimantan Timur memperoleh anugrah sebagai penyelenggara PTSP dibidang Penanaman Modal terbaik pada tanggal 7 Oktober 2014 yang diberikan oleh Kepala BKPM RI. BPPMD sukses menduduki peringkat ke-4 dari 34 Provinsi di Indonesia dalam Investment Award 2014 untuk kategori Provinsi terbaik yang sebelumnya tidak pernah masuk nominasi Penanaman Modal. Perolehan Investment Award ini sekaligus mengukuhkan PTSP BPPMD mendapatkan kualifikasi bintang 2, dimana berdasarkan pasal 5 Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu satu Pintu Dibidang Penanaman Modal, menyebutkan bahwa BKPM melakukan penetapan kualifikasi PTSP berdasarkan tolok ukur terhadap kondisi SDM, ketersediaan sarana/prasarana kerja dan media informasi, adanya mekanisme kerja yang transparan, termasuk layanan pengaduaan serta diterapkannya SPIPISE. Ini berarti, PTSP BPPMD dapat dikatakan sudah memenuhi tolok ukur diatas; dan kedepannya perlu terus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Selama periode waktu Juli September 2014, terdapat beberapa indikator ekonomimoneter maupun sosial lingkup regional (Kalimantan Timur) yang memberikan pengaruh terhadap terhadap prospektif iklim berinvestasi kedepannya. Dari aspek ekonomi, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II yang mencapai 1,89 % (untuk tingkat nasional adalah 5,12 %), karena dominasi sektor pertambangan, khususnya batu bara terjadi penurunan permintaan ditingkat global, disamping faktor harganya yang terus menurun. Demikian pula disektor perkebunan, harga CPO terus berfluktuatif, selain disebabkan melemahnya permintaan Negara India, RRT dan Uni Eropa; ditentukan kelebihan pasokan dari produsen. Tingkat inflasi (berdasarkan IHK) selama semester pertama tahun 2014, rata-rata masih berkisar 7,43% %, lebih tinggi dari tingkat nasional yang mencapai 1,99 %. Dari aspek moneter, akibat ketatnya likuiditas perbankan berdampak tingkat bunga kredit yang tidak banyak perubahan, selama periode waktu tersebut diatas diketahui bahwa perkembangan tingkat bunga untuk investasi di Kalimantan Timur rata-rata mencapai 7,50%. Aspek sosial yang mendapatkan perhatian intens adalah mulai dibicarakan kesepakatan UMP antara Serikat Pekerja dengan para pengusaha. Peningkatan KHL tentunya akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan UMP tahun 2015; dan ini secara efektif akan memberikan pengaruh terhadap UMR (di Kabupaten/Kota). Diperkirakan UMP di Kalimantan Timur akan berkisar Rp 2 juta-an. Disisi lainnya, sejalan dengan telah diresmikannya beberapa proyek infrastruktur yang merupakan bagian dari proyek-proyek MP3EI oleh Presiden RI (DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono) pada tanggal 15 September 2014 lalu senilai Rp 18,7 triliun; dapat dipastikan akan memberikan pengaruh terhadap iklim investasi. Dari hasil survei National Univercity of Singapore (NUS) tahun 2014 ini posisi Kalimantan Timur tetap menduduki urutan ke-3 setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur, walaupun mengalami peningkatan nilai, yaitu 1,5566. Indikator yang yang terkait langsung dengan aspek investasi adalah stabilitas ekonomi makro, dimana daya tarik Page 1 of 5

terhadap investasi asing terdapat 3 sub indikator, yaitu rata-rata PMA dan PMDN yang masuk dalam 3 tahun terakhir serta promosi dan pengelolaan investasi; menempatkan Kalimantan pada urutan ke-3 (tidak berubah dari tahun 2013 lalu), setelah DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat, dengan nilai 0,7591. Kualitas Hidup dan Pembangunan Infrastruktur yang terkait langsung dengan aspek infrastruktur, menempatkan Kalimantan Timur pada urutan ke-2 setelah DKI Jakarta, dengan nilai 1,5912, dimana pada tahun 2013 lalu masih berada urutan ke-4. Kumulatif terhadap pelbagai aspek tadi tentunya akan memberikan pengaruh terhadap pengajuan izin persetujuan penanaman modal tahun 2014 sampai dengan triwulan III ini. Pada triwulan II sebelumnya telah diterbitkan akumulatif persetujuan penanaman modal sebesar Rp 5,74 triliun atau 22,97% dari target minimal sebesar Rp 25 triliiun (target tahun 2014 adalah berkisar Rp 25 27 triliiun). Tenaga kerja yang berpeluang untuk diserap sebanyak 4.567 orang; semuanya tenaga kerja Indonesia, karena PTSP BPPMD hanya berwenang menerbitkan persetujuan PMDN saja. B. Realisasi Persetujuan Penanaman Modal Sampai dengan akhir triwulan III ini, BPPMD telah menerbitkan 6 izin (proyek) persetujuan penanaman modal dengan usulan nilai investasi sebesar Rp 35,02 triliun, yang terdiri dari : a. 4 (empat) izin prinsip penanaman modal ; b. 1 (satu) izin usaha ; dan c. 1 (satu) izin usaha perluasan. Peningkatan realisasi persetujuan penanaman modal ini cukup drastis, yaitu mencapai kenaikan 4.523,76 % dari realisasi triwulan II sebelumnya yang hanya mencapai Rp 757,43 miliar, sehingga secara akumulatif realisasi persetujuan penanaman modal sampai dengan triwulan III adalah mencapai Rp 39,53 triliun. Tabel.1 Realisasi Izin Persetujuan Penanaman Modal (PMDN) di Kalimantan Timur s/d Triwulan III Tahun 2014 Triwulan Jumlah Nilai Investasi Serapan Tenaga Proyek (Rp) I 6 3.754.037.344.558 4.194 II 3 757.432.579.045 373 III 6 35.021.817.868.158 1.768 Jumlah s/d Trw. III 15 39.533.287.791.761 6.335 Adapun tenaga kerja yang akan terserap nantinya sebanyak 6.335 orang tenaga kerja Indonesia. Dengan nilai persetujuan investasi yang drastis peningkatannya, tidak memberikan lonjakan dalam jumlah proporsional terhadap peningkatan serapan tenaga kerja. Ini mengindikasikan bahwa investasi tersebut bersifat pada modal (capital intensive). Berikut ini diuraikan lebih lanjut realisasi izin persetujuan penanaman modal berdasarkan lokasi dan sektor/lapangan usaha. Pencapaian realisasi izin persetujuan penanaman modal sampai dengan triwulan III sebesar Rp 39,53 sudah melebihi target maksimal yang direncanakan oleh BPPMD, yaitu mencapai 146,40 %. Ini memang diluar perkiraan sebelumnya, karena ada peluang investasi disektor pertambangan batu bara, yaitu mengolah batu bara cair (coal to liquid). Page 2 of 5

Dari ke-6 perizinan dibidang penenaman modal yang telah dikeluarkan BPPMD, 2 diantaranya merupakan izin usaha. Ini menandakan perusahaan bersangkutan sudah mulai berproduksi, sementara untuk izin prinsip yang sebagian besar merupakan usaha disektor perkebunan umumnya masih dalam tahapan penanaman. Kecenderungan fluktuasi harga CPO ditingkat global saat ini tidak memberikan pengaruh signifikan bagi investor sektor perkebunan untuk melakukan investasi di Kalimantan Timur. Ini dapat dilihiat dari izin prinsip yang telah diterbitkan, karena mereka melihat prospeknya dimasa mendatang. Perlambatan investasi dapat dikatakan sebagai stretegi bisnis untuk menunda ekspansi dalam jangka pendek. Keberadaan Peraturan Pemerintah RI No. 85 Tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Maloy-Batuta- Trans Kalimantan (KEK MBTK), dimana untuk tahapan pertama lebih ditekankan pada Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy yang berbasis oleochemical industry, dengan luasan lahan 543 km 2. Keberadaan KEK MBTK tersebut diprediksikan akan memacu tumbuhnya kegiatan hilirisasi pengolahan CPO dimasa mendatang, karena Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan menyiapkan pelbagai infrastruktur penunjang. Sementara pasokan CPO dari wilayah Kabupaten Kutai Timur saja sudah ada 19 pabrik minyak sawit (PMS) sebagai pendukungnya. 1. Realisasi Berdasarkan Lokasi Penyelesaian izin persetujuan penanaman modal sesuai Peraturan Kepala BPPMD No. 503/268/BPPMD-III/2014 tentang Penyelenggaraan PTSP di BPPMD Provinsi Kalimantan Timur, dengan menerapkan SOP (Standar Operasional Prosedure) yang memberikan kepastian waktu bagi para pemohon izin (investor). Untuk izin prinsip lama penyelesaian izin-nya 2 hari dan izin usaha/izin usaha perluasan/izin usaha perubahan selama 5 (lima) hari kerja, dalam keadaan berkas yang diajukan sudah memenuhi persyaratan dan lengkap. Pelimpahan izin/non izin, baik untuk lingkup penanaman modal maupun sektoral, akan mengharuskan bagi BPPMD untuk menlakukan penyesuaian SOP, untuk meningkatkan kualitas layanan yang cepat dan tepat waktu. Tabel.2 Realisasi Izin Persetujuan Penanaman Modal (PMDN) Berdasarkan Lokasi s/d Triwulan III Tahun 2014 No Kabupaten/Kota Jumlah Proyek Nilai Investasi (Rp) Serapan Tenaga 1 Kutai Kartanegara 1 756.379.600.643 417 2 KutaiTimur 1 33.000.000.000.000 900 3 Bontang 1 239.475.778.375 100 4 Kutai Barat 3 1.025.962.489.140 351 T o t a l 6 35.021.817.868.158 1.768 Dari ke-6 izin persetujuan penanaman modal triwulan III telah diterbitkan berdasarkan lokasi proyek, maka yang paling besar akan menyerap dana investasi adalah Kabupaten Kutai Timur, khususnya di KEK Maloy-Batuta-Trans Kalimantan, dengan nilai investasi sebesar Rp 33 triliun untuk 1 proyek. Selanjutnya diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat sebesar Rp 1,02 triliun untuk 3 proyek. Adapun tenaga kerja yang terserap pada periode Juli September sebanyak 1.768 orang, dari jumlah tersebut Kabupaten Kutai Timur akan menyerap tenaga kerja mencapai Page 3 of 5

900 orang, apabila proyek pembangunan CTL dapat segera direalisasikan. Selanjutnya menyusul Kabupaten Kutai Kartanegara yang akan menyerap 417 orang tenaga kerja. 2. Realisasi Berdasarkan Sektor Usaha Berikutnya adalah berdasarkan sektor usaha, dimana realisasi izin persetujuan penanaman modal (PMDN) yang dapat dicapai sampai dengan triwulan III ini (lihat Tabel 3); terdapat 2 sub sektor primer dan 1 sub sektor sekunder, dimana 2 sub sektor primer tersebut terdapat 3 proyek yang berada didalam sub sektor usaha tanaman pangan, perkebunan dan industri pengolahan dengan usulan nilai investasi sebesar Rp1,02 triliun, yang kesemuanya adalah usaha dibidang perkebunan kelapa sawit. Untuk sub sektor primer selanjutnya ialah 1 proyek didalam sektor usaha pertambangan batu bara. dengan nilai usulan investasi sebesar Rp 756,37 miliar dan juga 1 sektor usaha pengolahan berbasis pemanfaatan batu baru (Coal to Liquid), dengan usulan nilaii nvestasi terbesar pada triwulan ini, yaitu sebesar Rp 33 triliun. Tabel 3 Realisasi Izin Persetujuan Penanaman Modal (PMDN) Berdasarkan Sektor Usaha s/d Triwulan III Tahun 2014 No Sektor Jumlah Nilai Investasi Serapan Tenaga Proyek (Rp) I. Sektor Primer 1 Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Industri Pengolahan 3 1.025.962.489.140 351 2 Pertambangan 1 756.379.600.643 417 Pengolahan Batu Bara (Coal To Liquid) 1 33.000.000.000.000 900 II. Sektor Sekunder 1 Industri Pupuk 1 239.475.778.375 100 Total 6 35.021.817.868.158 1.768 Sektor sekunder pada triwulan ini hanya terdapat 1 sub sektor, yaitu industri pupuk di Kota Bontang oleh PT (Persero) Pupuk Kaltim, dengan usulan nilai investasi sebesar Rp 239,47 miliar untuk mengolah NPK. Dari keseluruhan sektor usaha dimaksud, terdapat sektor usaha yang merupakan investasi untuk pertama kalinya di Kalimantan Timur, yaitu Coal To Liquid (CTL) yang diajukan oleh PT. Magma Bio Energi Internasional; dan merupakan investasi terbesar di Kutai Timur dengan nilai seperti telah disebutkan sebelumnya. PT. Magma Bio Energi Internasional ini oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur diberikan kesempatan untuk mengadakan kajian (feasibility Study) secara mendalam terhadap proyek, karena disamping untuk membangun pabrik CTL, juga harus membangun pabrik pembangkit listrik untuk dapat mengolah CTL, yang kesemuanya memamfaatkan batu bara. Kebutuhan pasokan listrik untuk pengolahan CTL sebanyak 400 MW, sedangkan kapasitas yang dipersiapkan 500 MW, sehingga kelebihan pasokan listrik terbuka peluang untuk melayani kebutuhan listrik pada KEK MBTK dan masyarakat umum (melalui kerjasama dengan PLN). Page 4 of 5

C. Non Perijinan Disamping menerbitkan izin persetujuan penanaman modal berupa izin prinsip maupun izin usaha, BPPMD menerbitkan pula non izin dibidang penanaman modal dan bidang teknis (sektoral), dimana pada triwulan III ini terdapat 1 non izin dibidang penanaman modal dari PT. Segara Timber (Bidang Usaha Kayu Bulat/Logs, Kayu Gergajian/awntimber, Kayu Bulat/Logs, Pengeringan (drykiln), Woodworking, Kayu Lapis (Playwood), Blockboard, Secondary process/laminating), yang melakukan perubahan nama perusahaan dan bidang usaha, serta 1 non izin di bidang teknis terkait dengan izin Operasional RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara. D. Upaya Tindaklanjut Memasuki pelaksanaan triwulan akhir (triwulan IV) tahun 2014, BPPMD akan terus melakukan upaya peningkatan realisasi persetujuan izin penanaman modal, dengan cara melakukan promosi investasi, memberikan pelayanan prima secara dengan perolehan predikat kepatuhan dalam pelayanan publik oleh Ombudsman RI, serta mengintensifkan lagi upaya koordinasi dengan pihak BKPM maupun perangkat daerah penanaman modal di Kabupaten/Kota se-kalimantan Timur. Page 5 of 5