Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
3. METODE PENELITIAN

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

LAJU KECEPATAN PENYERANGAN ICE-ICE PADA RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DI PERAIRAN BLUTO SUMENEP MADURA

STUDI LAJU PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Euchema spinosum DAN Eucheuma cottoni DI PERAIRAN DESA KUTUH, KECAMATAN KUTA SELATAN, KABUPATEN BADUNG-BALI

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii PADA KEDALAMAN PENANAMAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp dengan Metode Rak Bertingkat di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

PRODUKSI Gracilaria verrucosa YANG DIBUDIDAYAKAN DI TAMBAK DENGAN BERAT BIBIT DAN JARAK TANAM YANG BERBEDA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

IDENTIFIKASI SPESIES ALGA KOMPETITOR Eucheuma cottonii PADA LOKASI YANG BERBEDA DI KABUPATEN SUMENEP

Pertumbuhan Rumput Laut

I. PENDAHULUAN. internasional. Menurut Aslan (1991), ciri-ciri umum genus Eucheuma yaitu : bentuk

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

PENINGKATAN LAJU PERTUMBUHAN THALLUS RUMPUT LAUT

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

Studi Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii dengan Berbagai Metode Penanaman yang berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar

Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp. dengan Metode Penanaman yang Berbeda di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisa kesesuaian lahan perairan Abalon ini

3 METODOLOGI PENELITIAN

Pertumbuhan rumput laut (Kappaphycus alvarezii) yang dibudidaya dalam kantong jaring dengan berat awal berbeda di Teluk Talengen Kepulauan Sangihe

II. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

STUDI KARAKTERISTIK BIOLOGI RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) TERHADAP KETERSEDIAAN NUTRIEN DIPERAIRAN KECAMATAN BLUTO SUMENEP

PERTUMBUHAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni Dan Gracilaria sp.) DENGAN METODE LONG LINE DI PERAIRAN PANTAI BULU JEPARA

KANDUNGAN KLOROFIL, FIKOERITRIN DAN KARAGINAN PADA RUMPUT LAUT Eucheuma spinosum YANG DITANAM PADA KEDALAMAN YANG BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 45 hari dengan menggunakan 4 perlakuan yakni perlakuan A (Perlakuan dengan

Pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii pada perbedaan kedalaman dan berat awal di perairan Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

RESPON PERTUMBUHAN PADA BERBAGAI KEDALAMAN BIBIT DAN UMUR PANEN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DI PERAIRAN TELUK PALU ABSTRAK

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dan objek penelitian analisis kesesuaian perairan untuk budidaya

III. METODOLOGIPENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

III. METODE PENELITIAN

Jurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN :

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

Jurnal KELAUTAN, Volume 6, No.1 April 2013 ISSN :

PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) PADA KEDALAMAN BERBEDA DI PERAIRAN TELUK LAIKANG KABUPATEN TAKALAR

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

Pertumbuhan Gracilaria Dengan Jarak Tanam Berbeda Di Tambak. Growth of Gracilaria under Different Planting Distances in Pond

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kondisi kualitas perairan dalam system resirkulasi untuk pertumbuhan dan

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

BAB III METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN KARAGINAN RUMPUT LAUT Eucheuma cotnnii YANG DIBUDIDAYAKAN PADA JARAK DARI DASAR PERAIRAN YANG BERBEDA Burhanuddin

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE

Oleh : ONNY C

3. METODE PENELITIAN

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

Pengaruh Berat Bibit Awal Berbeda terhadap Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii di Perairan Teluk Tomini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

Volume 5, No. 2, Oktober 2012 ISSN:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 1, Maret 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2015 di

BAB 4. METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

PENGARUH KEDALAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) YANG DIBUDIDAYAKAN DENGAN METODE LONGLINE DI PANTAI MLONGGO, KABUPATEN JEPARA

II. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

BAB III METODE PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

The growth of regenerated tissue culture of Kappaphycus alvarezii with different planting spaces

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

Transkripsi:

LAMA PENCAHAYAAN MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DENGAN METODE RAKIT APUNG Haryo Triajie, Yudhita, P, dan Mahfud Efendy Program studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura haryo_unijoyo@yahoo.com; mahfudfish@gmail.com ABSTRAK Rumput laut E. cottonii merupakan jenis rumput laut yang berpotensi sebagai penghasil karagenan yang tinggi. Proses budidaya rumput laut pada saat ini salah satunya menggunakan rakit apung, dimana pada kondisi metode budidaya tersebut rumput laut seluruhnya terkena sinar matahari. Sedangkan habitat hidup alamiah rumput laut berada di dasar perairan atau menempel pada substrat. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian pengaruh lama pencahayaan matahari terhadap pertumbuhan rumput laut dengan metode rakit apung. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan mulai bulan Mei 2010 sampai bulan Juli 2010 yang dilakukan di perairan Desa Talang Kec. Pademawu, Kab. Pamekasan Provinsi Jawa Timur. Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri atas 6 perlakuan (Po = Lama pencahayaan 50 hari (kontrol); = Kedalaman 50 cm selama 10 hari + lama pencahayaan 40 hari; = Kedalaman 50 cm selama 20 hari + lama pencahayaan 30 hari; = Kedalaman 50 cm selama 30 hari + lama pencahayaan 20 hari; = Kedalaman 1 m selama 40 hari + lama pencahayaan 10 hari; P5 = Kedalaman 50 cm (sampai panen)) dan dan dilanjutkan dengan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh terhadap nilai rata-rata pertumbuhan ADG total. Bobot terbaik terdapat pada baik Lokal maupun Maumere yakni: 2.50%; 2.67%, sedangkan panjang terbaik untuk E. cottonii jenis Lokal pada : 3.43% dan E. cottonii jenis Maumere pada : 3.09% Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan PENDAHULUAN Keberhasilan budidaya rumput laut selain tergantung dari musim, dan kesesuaian lahan juga sangat tergantung dengan penguasaan teknologi budidaya. Pemaksaan metode budidaya yang tidak sesuai dapat dinilai hanya sebagai upaya mempermudah dalam pengelolaan. Kaidah- kaidah akan habitat asli dari rumput laut hampir diabaikan. Hal inilah yang menyebabkan turunnya produksi dan ditambah lagi dengan pengelolaan yang kurang tepat. Maka dari itu diperlukan suatu teknologi budidaya yang tepat guna peningkatan produksi dan akhirnya akan berpengaruh terhadap kandungan karaginannya melalui kajian pencahayaan yang diterima rumput laut dan sekaligus dalam rangka pemanfaatan ruang budidaya. Permasalahannya adalah permintaan pasar tinggi terhadap rumput laut memicu peningkatan produktivitas dengan menggunakan teknik budidaya yang menggunakan perlakuan lama pencahayaan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan lama penyinaran optimum yang dibutuhkan oleh rumput laut sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan.

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengusaha tepat dalam rangka meningkatkan produksi. METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan mulai bulan Mei 2010 sampai Juni 2010. Tempat penelitian lapang di Desa Talang, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur. Analisis laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo. Bahan dan alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput laut spesies E. cottonii maumere dan Lokal (lihat Gambar 1), yang diperoleh dari hasil pembibitan kelompok tani rumput laut di desa Talang dan rakit. Budidaya rumput laut menggunakan metode rakit apung yang telah dimodifikasi dan terbuat dari bambu berukuran 2 m x 1.5 m yang tersusun bertingkat. Jumlah rakit yang digunakan dalam penelitian adalah 2 unit. Sistem pengikatan menggunakan tali Polyetilene (PE) dan pemberat menggunakan kotak beton dengan berat ±50 kg. Rakit budidaya ditempatkan sekitar 1 km dari tepi pantai. (a) (b) Gambar 1. (a). E. cottonii Maumere dan (b). E. cottonii Lokal Alat-alat yang digunakan untuk mengukur parameter kualitas air adalah: thermometer, refraktometer, bola duga, seccidisk, ph meter, DO meter Tahap pelaksanaan Penelitian ini dilakukan selama dua bulan penuh yakni budidaya rumput laut E. cottonii Maumere dan E. cottonii Lokal Budidaya rumput laut Metode budidaya yang dilakukan adalah berdasarkan kebiasaan dan pengalaman penduduk di kabupaten Pamekasan, yaitu menggunakan metode rakit percobaan. Konstruksi rakit budidaya terbuat dari bambu dengan panjang 2 m dan lebar 1.5 m. Tali pengikat rumput laut adalah tali PE berdiameter 1 mm dan tali yang diikatkan pada pemberat (jangkar) berdiameter 10 mm.

150 cm RL 8 cm 8 cm 200 cm (A) PE 8 cm 30cm Gambar 4. Konstruksi rakit budidaya rumput laut,tampak Atas (A); Tampak Samping (B) (B) Tahap pelaksanaan budidaya dan pengambilan data kualitas air serta pertumbuhan rumput laut adalah sebagai berikut: Menentukan lokasi budidaya yang terbaik untuk penempatan rakit, dilanjutkan dengan seleksi bibit dilakukan untuk mendapatkan rumput laut dengan pertumbuhan terbaik. Proses pengikatan bibit pada tali PE pada pagi hari. Setiap 10 hari dilakukan pemantauan terhadap kondisi rumput laut dan dibersihkan dari sampah serta biota pengganggu lainnya. Pemeliharan rumput laut berdasarkan perlakuan yaitu pada awalnya rumput laut dipelihara pada ke dalaman 50 cm. Hasil perhitungan selanjutnya dianalisis statistik untuk mengetahui pengaruh lama pencahayaan terhadap pertumbuhan E. cottonii Maumere dan E. Cottonii Lokal. b. Rencana analisis data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan lama pencahayaan (Po = Lama pencahayaan 50 hari (kontrol); = Kedalaman 50 cm selama 10 hari + lama pencahayaan 40 hari; = Kedalaman 50 cm selama 20 hari + lama pencahayaan 30 hari; = Kedalaman 50 cm selama 30 hari + lama pencahayaan 20 hari; = Kedalaman 1 m selama 40 hari + lama pencahayaan 10 hari; P5 = Kedalaman 50 cm (sampai panen). Jika hasil F-hitung berbeda nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Anova

ADG!0 Hari (%) c. Parameter penelitian Rata-rata pertumbuhan harian Untuk mengetahui laju pertumbuhan rumput laut, dilakukan dengan mengukur pertambahan bobot dan panjang biomass dihitung rata rata pertumbuhan hariannya/average daily gain (ADG) menggunakan rumus; ADG = x 100% Keterangan: ADG = rata rata pertumbuhan harian wo = bobot awal (mg) wt = bobot akhir (mg) t = waktu pemeliharaan (hari) Kualitas air Parameter kualitas air suhu, ph dan oksigen terlarut diamati pagi dan sore yaitu jam 06.00, dan 15.00 sedangkan salinitas, kecepatan arus dan kecerahan diamati pada Suhu Salinitas Kecepatan arus Kecerahan ph Oksigen terlarut Nitrat Ortophospat Arah arus HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata Pertumbuhan Harian Average Daily Gain (ADG) Hasil analisis sidik ragam dapat disimpulkan, bahwa antara jenis spesies maumere dan lokal berbeda nyata. Data Bobot Dari hasil analisis sidik ragam pada yang terjdi beda sangat nyata adalah minggu ke 5, sedangkan bobot terbaik dalam pertumbuhan harian ADG adalah : 2.50%. Grafik pertumbuhan Rata-rata rumput laut E. Cottonii jenis lokal pada Gambar 2 di bawah ini: 3,00 1,00 P5 Gambar 2. Rata-rata Pertumbuhan Harian (ADG) Setiap 10 Hari E. Cottonii Lokal pada masing-masing perlakuan

ADG Total(%) ADG Total (%) ADG 10 Hari(%) Pada E. cottonii jenis Maumere hasi analisis sidik ragam pada yang terjadi beda sangat nyata adalah minggu ke 5. Sedangkan bobot terbaik dalam pertumbuhan harian ADG adalah : 2.67%. Grafik pertumbuhan rata-rata rumput laut E. cottonii jenis Maumere pada Gambar 3 di bawah ini : 4,00 Gambar 3. Rata-rata Pertumbuhan Harian (ADG) Setiap 10 Hari E. cottonii Maumere pada masing-masing perlakuan Respon cahaya fotoperiodik memungkinkan tanaman untuk mengatur waktu bagi pertumbuhan dan perpanjangan batang (thallus) Data Panjang Hasil analisis sidik ragam pada yang terjadi beda sangat nyata adalah minggu ke 1, 3, 4 dan, 5. Sedangkan bobot terbaik dalam pertumbuhan ADG adalah : 3.43% Grafik pertumbuhan rata-rata rumput laut E. cottonii jenis lokal pada Gambar 4. 4,00 Gambar 4. Rata-rata Pertumbuhan Harian (ADG) Total E. Cottonii Lokal pada masingmasing perlakuan Hasil analisis sidik ragam pada yang terjadi beda sangat nyata adalah minggu ke 1, 3, 4 dan, 5. Sedangkan bobot terbaik dalam pertumbuhan ADG adalah : 3.09% Grafik pertumbuhan rata-rata rumput laut E. Cottonii jenis Maumere pada Gambar 6 di bawah ini. 4,00 - Gambar 5. Rata-rata Pertumbuhan Harian (ADG) Total E. Cottonii Maumere pada masing-masing perlakuan

Tingkat pertumbuhan rumput laut jenis E.cottonii dengan menggunakan metode rakit apung mencapai 2% - 3% (Laode dan Aslan, 1998). Akan tetapi letak geografis sangat menentukan tingkat pertumbuhan rumput laut. Pertumbuhan rumput laut merupakan pertumbuhan somatik dan fisiologis. Pertumbuhan somatik, pertumbuhan yang bisa diukur didasarkan pada perpanjangan thallus, penambahan berat bobot. Pertumbuhan fisiologis didasarkan pada kandungan koloid dan reproduksinya (Laode dan Aslan, 1998). Respon cahaya fotoperiodik memungkinkan tanaman untuk mengatur waktu bagi pertumbuhan dan perpanjangan batang (thallus) Parameter Oseanografi Hasil Penelitian yang dilakukan selama di lapang, di bawah ini (Tabel 1). Tabel 1. Hasil Pengukuran Parameter Kualitas Air di Lokasi Penelitian dengan Parameter Yang Sesuai Untuk Pertumbuhan Rumput laut E. Cottonii No Parameter Ideal (pustaka) Rata-rata P/S 1 Salinitas 32 34 28.80 2 Kecerahan 7 10 37.70 3 ph 7 8.5 7.24 4 Arus 50 10.95 5 Suhu 27 30 26.42 6 Nitrat - 3.54 7 Fosfat 0.031 0.1 0.13 Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa data kualitas air selama penelitian di perairan Desa Talang Kec. Pademawu Kab. Pamekasan, secara umum dalam kondisi sesuai dengan syarat hidup dan tumbuh bagi E. cottonii. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan - Lama pencahayaan berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut. - terbaik pada (pemeliharan 40 hari di kedalaman 50 cm dan 10 hari dipermukaan) - Parameter kualitas air secara umum memperlihatkan kisaran yang relatif sesuai dengan syarat hidup dan tumbuh bagi E. cottonii. Saran Disarankan melakukan penelitian lanjutan dan mengukur intensitas cahaya menggunakan lux meter. Agar data yang diperoleh lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Aslan, 1991. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius, Malang.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumber daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hal. Fitter, AH dan Hay, RKM. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Ditjenkan Budidaya, 2005. Profil Rumput Laut Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Laode., Aslan M, 1998. Rumput Laut seri budidaya. Kanisius. Yogyakarta. Lundsor, E. 2002. Eucheuma Farming in Zanzibar. Thesis for candidata scientiarum in marine biology. University of Bergen. 62 pp. Ma ruf, W.F. 2002. Prospek Pengembangan Industri Rumput Laut. Forum Rumput Laut. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Hal. 17-31. Ricohermoso, M.A., Bueno, P.B., Sulit, V.T., 2007. Maximizing Opportunities in Seaweeds Farming. MCPI/NACA/SEA