V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Keadaan Umum Daerah Penelitian 5... Keadaan Umum Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam regional Provinsi Bali. Kabupaten Badung secara geografis terletak pada Lintang Selatan dan Bujur Timur dengan wilayah seluas 48,52 km 2 atau sekitar 7,43 persen dari daratan Pulau Bali. Wilayah Kabupaten Badung terdiri dari enam wilayah kecamatan dan 62 desa/kelurahan. Enam kecamatan yang termasuk di wilayah Kabupaten Badung terdiri dari Kecamatan Kuta Selatan, Kecamatan Kuta, Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Mengwi, Kecamatan Abiansemal dan Kecamatan Petang. Perbandingan suhu udara di Kabupaten Badung selama tahun 200 dengan suhu maksimum tertinggi terjadi pada Bulan Maret yaitu 32,3 C, sedangkan suhu terendah terjadi pada Bulan Juli dan Agustus dengan suhu sebesar 29,5 C. Sementara itu suhu minimum tertinggi terjadi pada Bulan Mei 26,0 C dan terendah pada Bulan November sebesar 24,9 C. Kelembapan udara di wilayah ini berkisar antara 8 86 persen. Curah hujan di wilayah Kabupaten Badung berkisar antara ,2 mm per tahun. Kecamatan Kuta Selatan berjarak 36 km dari Kabupaten Badung. Luas wilayah Kecamatan Kuta Selatan adalah 0,3 km 2 dengan ketinggian 28 m di atas permukaan laut. Batas batas wilayah Kecamatan Kuta Selatan terdiri dari sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kuta, sedangkan sebelah selatan, barat dan timur berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Secara geografis wilayah Kecamatan Kuta Selatan terletak pada Lintang Selatan dan 5 0,4.3 Bujur Timur. Kecamatan Kuta Selatan merupakan wilayah Kabupaten Badung yang langsung berbatasan dengan pesisir pantai. Kondisi ini mendukung pengembangan potensi perikanan di wilayah Kecamatan Kuta Selatan. Tabel berikut menunjukkan hasil produksi perikanan di wilayah Kecamatan Kuta Selatan. 48

2 Tabel 9. Produktivitas Hasil Perikanan di Kecamatan Kuta Selatan Tahun 20 Komoditi Produktivitas (ton/ha) Udang/Lobster 8,52 Tuna 289,54 Tongkol 03,29 Cakalang 623,52 Layang 26,97 Kakap 8,55 Kerapu 3,48 Lencam/Jangki 0,77 Tenggiri 2,37 Ekor Kuning 9,80 Lemuru 43,76 Layur 7,2 Nila 7,25 Kepiting 2,69 Rumput Laut 4.036,66 Sumber : Profil Kecamatan Kuta Selatan, 20 Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 9, terlihat beberapa komoditi yang dihasilkan dari wilayah perairan yang berada di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Pada data tersebut ditunjukkan bahwa rumput laut merupakan komoditi perikanan dengan produktivitas tertinggi. Penduduk Kecamatan Kuta Selatan sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai nelayan sebanyak orang atau 5,06 persen. Hal ini didasarkan oleh kesesuaian dari kondisi alam dan lingkungan wilayah Kuta Selatan yang dikelilingi oleh wilayah perairan yang sangat mendukung aktivitas penduduk khususnya dalam kegiatan budidaya laut. Jenis mata pencaharian lain yang mendominasi penduduk di wilayah Kecamatan Kuta Selatan adalah pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak atau 30,9 persen. Pekerjaan ini biasanya didominasi oleh penduduk yang bekerja sebagai karyawan di bidang pariwisata dan perhotelan. Data mengenai mata pencaharian penduduk di Kecamatan Kuta Selatan dapat dilihat pada Tabel 0. 49

3 Tabel 0. Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Kuta Selatan Jenis Mata Pencaharian Penduduk (orang) Petani Pegawai Negeri Sipil 5.99 Pengrajin Rumah Tangga 30 Peternak.269 Nelayan Montir 62 Dokter Swasta 22 Bidan/Perawat Swasta 6 TNI 56 POLRI.048 Pengusaha Kecil dan Menengah.659 Pengacara 2 Dosen Swasta 24 Karyawan Swasta Sumber : Profil Kecamatan Kuta Selatan, Keadaan Umum Desa Kutuh Desa Kutuh merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Kuta Selatan. Batas batas wilayah Desa Kutuh terdiri dari sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Jimbaran yang masih termasuk dalam regional Kecamatan Kuta Selatan, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Desa Ungasan yang masih termasuk dalam regional Kecamatan Kuta Selatan dan sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Benoa yang juga termasuk dalam wilayah Kecamatan Kuta Selatan. Desa Kutuh memiliki luas wilayah sebesar 83,720 ha. Jumlah penduduk di wilayah Desa Kutuh adalah orang. Aktivitas mata pencaharian warga sebagian besar bekerja di sektor agribisnis seperti pertanian, peternakan dan perikanan. Hal ini terbukti dari jumlah penduduk yang beraktivitas pada sektor ini terdiri dari 753 orang penduduk yang tercatat sebagai petani (termasuk petani rumput laut) dan 455 orang sebagai peternak. Berdasarkan data yang diperoleh dari Buku Profil Desa Kutuh pada Tahun 200, menunjukkan 50

4 tanaman rumput laut memiliki kontribusi dalam perekonomian warga desa, hal ini ditunjukkan melalui nilai produksi rumput laut di Desa Kutuh pada Tahun 200 yang mencapai Rp dengan luas lahan sebesar 70 ha Keadaan Umum Kelurahan Benoa Kelurahan Benoa merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Kuta Selatan dengan ketinggian m di atas permukaan laut. Batas batas wilayah Kelurahan Benoa terdiri dari sebelah utara berbatasan dengan Keluarahan Tanjung Benoa yang masih termasuk dalam regional Kecamatan Kuta Selatan, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Desa Ungasan dan Kelurahan Jimbaran yang masih termasuk dalam regional Kecamatan Kuta Selatan dan sebelah timur berbatasan langsung dengan Selat Lombok. Kelurahan Benoa secara administrasi memiliki luas wilayah sebesar ha dengan kondisi bentang alam terdiri dari dataran seluas.207,6 ha dan perbukitan seluas.620,4 ha. Keadaan suhu rata rata minimal 23,5 25 C dan maksimum 29,5 32 C. Jumlah penduduk di wilayah Desa Kutuh adalah orang. Aktivitas mata pencaharian warga Kelurahan Benoa di sektor agribisnis terdiri dari aktivitas di bidang peternakan dan perikanan/kelautan. Penduduk yang berprofesi sebagai peternak berjumlah 785 orang sedangkan yang berprofesi sebagai nelayan (termasuk petani rumput laut) berjumlah 5 orang Karakteristik Petani Responden Petani rumput laut yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini berjumlah 35 orang. Para petani responden berasal dari dua desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, yaitu Desa Kutuh dan Kelurahan Benoa yang merupakan sentra pembudidayaan rumput laut di wilayah Kecamatan Kuta Selatan bahkan di wilayah Kabupaten Badung. Metode penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive). Para petani responden pada umumnya menjadikan mata pencaharian sebagai petani rumput laut sebagai pekerjaan utama dan melakukan kegiatan budidaya rumput laut secara rutin. Identitas responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman dalam berbudidaya rumput laut dilihat dari segi waktu dan luas lahan garapan budidaya 5

5 rumput laut yang dimiliki. Data mengenai identitas petani responden dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Karakteristik Responden Petani Rumput Laut Di Desa Kutuh dan Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Karakteristik Jumlah (orang) Persentase Umur 25 tahun tahun 50 tahun Tingkat Pendidikan Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Perguruan Tinggi Pengalaman Budidaya < 5 tahun 5 0 tahun 0 tahun Kelompok Tani Non Kelompok Tani Kelompok Tani 6,67 % 50,00 % 43,33 % 23,33 % 53,33 % 3,33 % 20,00 % 6,67 % 93,33 % Non Kelompok Tani 80,00 % 20,00 % 20,00 % 60,00 % 20,00 % 80,00 % 20,00 % Luas Garapan 000 tali ris tali ris 2000 tali ris ,67 % 33,33 % 40,00 % 80,00 % 20,00 % Total petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini berjumlah 35 orang. Petani responden yang berasal dari Desa Kutuh berjumlah 3 orang dan empat orang berasal dari wilayah Kelurahan Benoa. Jumlah petani yang berasal dari Desa Kutuh juga terbagi atas petani yang tergabung dalam kelompok tani dan yang tidak bergabung ke dalam kelompok. Di wilayah Desa Kutuh sendiri terdapat empat kelompok tani rumput laut yang aktif, yaitu Kelompok Tani Segara Amertha, Kelompok Tani Merta Sari, Kelompok Tani Sari Segara dan Kelompok Tani Arta Segara Jati. Pengambilan responden petani rumput laut yang tergabung dalam kelompok tani di wilayah Desa Kutuh juga terdiri dari para anggota yang mewakili dari empat kelompok tani yang ada. Umur petani responden dalam penelitian ini berkisar antara tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebanyak 9 orang petani responden yang 52

6 terdiri dari 5 orang petani yang menjalankan aktivitas tataniaga melalui kelompok dan empat orang petani yang tidak menjalankan aktivitas tataniaga melalui kelompok tani memiliki umur berkisar antara tahun. Sementara itu petani dengan umur yang relatif muda ( < 25 tahun) yang menjadi responden dalam penelitian ini hanya berjumlah dua orang. Data tersebut menunjukkan bahwa ketertarikan pemuda untuk ikut serta dalam aktivitas pembudidayaan rumput laut sangat jarang ditemui di lokasi penelitian, hal ini dikarenakan sebagian besar pemuda di wilayah ini cenderung lebih banyak memiliki mata pencaharian di sektor lain, khususnya di sektor pariwisata. Tingkat pendidikan menjadi salah satu hal yang diperhatikan dari identitas petani responden. Sebanyak 9 orang petani responden hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD) saja. Sebanyak satu orang lulus di tingkat SLTP, tujuh orang lulus di tingkat SLTA sementara delapan orang tidak tamat Sekolah Dasar. Tingkat pendidikan petani tentunya dapat mempengaruhi kinerja petani khususnya terkait perolehan informasi dalam kegiatan budidaya rumput laut. Dalam melakukan kegiatan budidaya rumput laut, sebanyak 29 petani responden baik yang menjalankan aktivitas tataniaga melalui kelompok tani ataupun non kelompok tani telah menjalankan kegiatan usahatani rumput laut selama sepuluh tahun. Pengalaman petani ini akan menjadi salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan budidaya rumput laut. Luas lahan garapan dalam aktivitas budidaya rumput laut dihitung berdasarkan jumlah tali ris yang dimiliki oleh petani. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebanyak 3 orang petani responden memiliki luas lahan sebanyak 2000 tali ris. Berdasarkan hasil wawancara dengan perwakilan kelompok tani di Desa Kutuh menyatakan bahwa rata rata lahan yang dimiliki oleh petani adalah seluas lima are dengan 000 tali ris. Berdasarkan data pada Tabel menunjukkan bahwa responden petani yang mengelola aktivitas tataniaga secara individu cenderung memiliki lahan pembudidayaan rumput laut lebih sedikit dibandingkan petani yang mengelola aktivitas tataniaga melalui kelompok. Di wilayah Desa Kutuh petani responden memiliki jumlah tali ris yang lebih banyak dibandingkan petani di wilayah Kelurahan Benoa. Hal ini dikarenakan lahan pantai di wilayah Pantai Geger, Kelurahan Benoa sudah mulai diambil alih oleh 53

7 para investor sebagai bagian dari pembangunan proyek perhotelan di kawasan tersebut, sehingga lahan petani untuk mengusahakan budidaya rumput laut semakin berkurang. Para petani rumput laut yang menjadi responden dalam penelitian ini mengelola kegiatan usaha budidaya rumput laut secara individu dan kelompok. Di Pantai Kutuh yang merupakan lokasi budidaya rumput laut yang termasuk di dalam wilayah Desa Kutuh, petani rumput laut sebagian besar melakukan kegiatan budidaya rumput laut secara kelompok. Kelompok petani rumput laut di wilayah Desa Kutuh berperan langsung dalam memfasilitasi pemasaran rumput laut milik anggota. Namun, terdapat juga beberapa petani rumput laut di wilayah Desa Kutuh yang mengelola kegiatan budidaya rumput laut secara individu. Para petani ini menjual hasil panen rumput laut yang dihasilkan melalui pedagang pengumpul. Berbeda halnya dengan para petani rumput laut di wilayah Pantai Geger, Kelurahan Benoa. Di wilayah pantai ini para petani rumput laut juga tergabung ke dalam wadah kelompok tani, namun kelompok tani di Pantai Geger hanya mengkoordinir aktivitas pembudidayaan rumput laut saja, namun dalam kegiatan pemasaran hasil panen dilakukan masing masing oleh anggota petani. Petani di wilayah Pantai Geger juga menjual hasil panen rumput laut kepada pedagang pengumpul Karakteristik Responden Lembaga Tataniaga Rumput laut merupakan salah satu komoditi hasil perairan yang memiliki nilai tinggi di wilayah Kabupaten Badung. Rumput laut juga menjadi salah satu komoditi perairan yang memiliki nilai ekspor, hal ini tentunya mengakibatkan adanya keterlibatan beberapa lembaga dalam tataniaga rumput laut. Peranan beberapa lembaga dalam tataniaga rumput laut juga dapat dilihat dalam tataniaga rumput laut yang berasal dari wilayah Kecamatan Kuta Selatan. Beberapa lembaga yang terlibat dalam tataniaga rumput laut ini diantaranya adalah pedagang pengumpul, agen perantara dan eksportir. Lembaga tataniaga yang terdapat dalam saluran tataniaga rumput laut di wilayah Kecamatan Kuta Selatan diperoleh melalui metode snowball sampling yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan, pedagang pengumpul yang terlibat dalam saluran tataniaga rumput laut 54

8 berjumlah dua orang. Kedua pedagang pengumpul tersebut berasal dari wilayah Desa Sawangan, Kecamatan Kuta Selatan. Para pedagang pengumpul ini selanjutnya akan memasarkan rumput laut kepada satu orang eksportir yang sama yang berada di wilayah Provinsi Bali. Selain pedagang pengumpul dan eksportir, terdapat pula peranan agen perantara yang mengirimkan produk rumput laut yang berasal dari wilayah Desa Kutuh ke pihak eksportir yang berada di Surabaya. Masing masing individu dari lembaga tataniaga tersebut memiliki beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi kinerja serta kegiatan usaha yang dilakukan, data mengenai karakteristik individu dari responden lembaga tataniaga dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Individu dari Responden Lembaga Tataniaga Rumput Laut di wilayah Desa Kutuh dan Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan Lembaga Tataniaga Karakteristik Umur 25 tahun tahun 50 tahun Tingkat Pendidikan Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Perguruan Tinggi Pengalaman Usaha < 5 tahun 5 0 tahun Pedagang Pengumpul Agen Perantara Eksportir Orang % Orang % Orang % Pada Tabel 2 tersaji data yang menunjukkan tingkat pendidikan dari responden akan mempengaruhi tingkatan individu dari lembaga tataniaga dalam saluran tataniaga rumput laut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, pelaku 55

9 eksportir memiliki tingkat pendidikan paling tinggi dibandingkan pelaku lembaga pemasaran yang lain yaitu hingga jenjang perguruan tinggi. Selain itu, pengalaman usaha dari para pelaku lembaga pemasaran sudah tergolong lama yaitu berkisar pada 5 0 tahun kecuali pada agen perantara yang baru menggeluti usaha pengangkutan rumput laut selama kurang dari lima tahun Kelompok Tani Kelompok tani rumput laut yang berada di Desa Kutuh berperan dalam aktivitas budidaya dan pemasaran hasil panen rumput laut milik anggota. Peranan kelompok tani dalam aktivitas budidaya meliputi penyediaan sarana budidaya dan memberikan panduan teknis dalam pelaksanaan budidaya rumput laut. Salah satu kelompok tani rumput laut di Desa Kutuh yaitu Kelompok Tani Segara Amerta menjadi kelompok tani terbaik dan memperoleh penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 200. Prestasi tersebut menjadikan aktivitas budidaya rumput laut di Desa Kutuh mendapatkan perhatian khusus seperti adanya bantuan untuk pembangunan pondok milik petani rumput laut. Salah satu keunggulan dari kelompok tani rumput laut di wilayah Desa Kutuh ini adalah adanya peranan kelompok tani dalam aktivitas tataniaga khususnya dalam memfasilitasi pemasaran hasil panen rumput laut kering milik petani. Kelompok tani memberikan persyaratan kualitas dari hasil panen rumput laut yang harus dipatuhi oleh masing masing anggota. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan kadar air, kebersihan hasil rumput laut yaitu tidak ada kotoran seperti organisme laut lain yang menempel dan tidak mengandung pasir karena berdasarkan hasil wawancara dengan pihak kelompok tani yang mengatakan bahwa pasir dapat mempengaruhi kualitas dalam penepungan. Peranan kelompok tani dalam aktivitas tataniaga dimulai dengan pencarian informasi harga jual rumput laut yang berlaku di sentra pembudidayaan rumput laut di seluruh Indonesia selanjutnya pihak pengurus kelompok akan menentukan kisaran harga yang akan ditawarkan kepada calon pembeli. Selanjutnya pengurus kelompok akan menentukan jadwal penjualan di tingkat kelompok tani yang biasa dilakukan setiap dua bulan sekali. Pihak pengurus akan mengumpulkan hasil panen rumput laut kering dari setiap anggota. Rumput laut kering yang dikumpulkan telah dikemas dalam karung dengan volume ± 00 kg per karung. 56

10 Pengemasan yang dilakukan merupakan salah satu persyaratan yang ditetapkan oleh pembeli. Hasil panen rumput laut kering selanjutnya akan dikumpulkan di balai kelompok. Pelayanan lain yang diberikan oleh kelompok tani kepada para anggota adalah bantuan permodalan dengan penetapan bunga sebesar,5 persen per tahun. Pengembalian terhadap pinjaman dari masing masing anggota akan diperhitungkan pada saat waktu penjualan yang ditentukan. Kelompok tani juga menyediakan barang barang kebutuhan sehari hari seperti kebutuhan bahan pokok bagi para anggota. Fasilitas tersebut hanya diberikan kepada para anggota kelompok tani. Para petani rumput laut yang tidak tergabung dalam keanggotaan kelompok tani bisa melakukan penjualan melalui kelompok namun dengan pemberlakuan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan anggota kelompok tani yaitu dengan pemotongan harga sebesar Rp.000,00 per kilogram rumput laut kering Budidaya Rumput Laut Pemilihan Lokasi Budidaya Pemilihan lokasi yang tepat menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan budidaya rumput laut. Hal ini dikarenakan pertumbuhan rumput laut sangat ditentukan oleh kondisi ekologi setempat, pertumbuhan rumput laut tentunya akan mempengaruhi tingkat produksi dan kualitas. Penentuan lokasi harus disesuaikan dengan metode budidaya yang akan digunakan. Pemilihan lokasi budidaya rumput laut perlu memperhatikan tiga faktor yang akan saling berkaitan dan berpengaruh satu sama lain, yaitu faktor ekologis, faktor kemudahan (aksesibilitas) dan faktor risiko (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2009). ) Faktor Ekologis Beberapa parameter terkait faktor ekologis yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya rumput laut antara lain : pergerakan air, kondisi dasar perairan, kedalaman, salinitas, kecerahan, pencemaran dan ketersedian bibit dan tenaga kerja yang terampil. 57

11 a) Pergerakan air Lokasi yang baik untuk budidaya rumput laut adalah lokasi perairan harus terlindung dari arus dan hempasan ombak yang terlalu kuat. Besarnya kecepatan arus yang ideal antara : cm/detik. Indikator suatu lokasi yang memiliki arus yang baik adalah adanya tumbuhan karang lunak dan padang lamun yang bersih dari kotoran dan miring ke satu arah. Pergerakan air yang cukup akan membawa hara sebagai nutrisi yang cukup dan sekaligus mencuci kotoran yang menempel pada thallus, membantu pengudaraan, dan mencegah adanya fluktuasi suhu air yang besar. Suhu yang baik untuk pertumbuhan rumput laut berkisar C. b) Dasar perairan dan kedalaman air Dasar perairan yang terdiri atas pecahan pecahan karang dan pasir kasar, dipandang baik untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii. Kondisi dasar perairan yang demikian merupakan petunjuk adanya gerakan air yang baik. Lokasi budidaya yang baik untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut Eucheuma cottonii adalah pada kedalaman 7 meter. Kedalaman air pada saat surut terendah minimal 0,40 meter. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada kedalaman perairan tersebut sinar matahari masih dapat mencapai tanaman dan petani tetap dapat melakukan kegiatan poduksi seperti pemasangan sarana budidaya. c) Salinitas Eucheuma cottonii adalah rumput laut yang bersifat stenohaline. Organisme ini tidak tahan terhadap fluktuasi salinitas yang tinggi. Salinitas yang baik berkisar antara ppt. Untuk memperoleh perairan dengan kondisi salinitas tersebut harus dihindari lokasi yang berdekatan dengan muara sungai. d) Kecerahan Cahaya matahari merupakan sumber energi dalam proses fotosintesis. Dalam proses fotosintesis terjadi pembentukan bahan organik yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kecerahan perairan berhubungan erat dengan penetrasi cahaya matahari. 58

12 Kecerahan perairan yang ideal adalah lebih dari satu meter. Air yang keruh (biasanya mengandung lumpur) dapat menghalangi tembusnya cahaya matahari di dalam air sehingga proses fotosintesis menjadi terganggu. Di samping itu kotoran dapat menutupi permukaan thallus, dan menyebabkan thallus tersebut membusuk dan patah. Secara keseluruhan kondisi ini akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan rumput laut. e) Pencemaran Perairan yang telah tercemar oleh limbah rumah tangga, industri, maupun limbah kapal laut harus dihindari. Semua bahan cemaran dapat menghambat pertumbuhan rumput laut. f) Ketersediaan bibit Bibit rumput laut yang baik harus tersedia baik kuantitas maupun kualitas secara kontinyu. Apabila di lokasi budidaya tidak tersedia bibit maka harus didatangkan dari lokasi lain. g) Tenaga Kerja Tenaga kerja sebaiknya dipilih yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi budidaya terutama petani/nelayan lokal. Penggunaan tenaga lokal dapat menghemat biaya produksi dan sekaligus membuka peluang/kesempatan kerja. 2) Faktor Kemudahan Pemilik usaha budidaya rumput laut biasanya memilih lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal sehingga kegiatan monitoring dan penjagaan keamanan dapat dilakukan dengan mudah. Jarak maksimum yang direkomendasikan adalah satu kilometer. Lokasi diharapkan berdekatan dengan sarana jalan, karena akan mempermudah dalam pengangkutan bahan, sarana budidaya, bibit, dan hasil panen. Hal tersebut akan mengurangi biaya pengangkutan. 3) Faktor Risiko a) Faktor Keterlindungan Untuk menghindari kerusakan fisik sarana budidaya dan tumbuhan rumput laut, maka diperlukan lokasi yang terlindung dari pengaruh angin 59

13 dan gelombang yang besar. Lokasi yang terlindung biasanya didapatkan di perairan teluk atau perairan terbuka tetapi terlindung (ada penghalang atau pulau di depannya) b) Faktor keamanan Masalah pencurian dan perbuatan sabotase mungkin dapat terjadi, sehingga upaya pengamanan baik secara individual maupun bersama sama harus dilakukan. Beberapa pemilik usaha berupaya menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar juga harus dilakukan. c) Faktor Sosial Beberapa kegiatan perikanan (kegiatan penangkapan ikan, pengumpul ikan hias) dan kegiatan non perikanan (pariwisata, perhubungan laut, industri, taman nasional laut) dapat berpengaruh negatif terhadap aktivitas usaha rumput laut Pembibitan Bibit sebaiknya dipilih dari tanaman yang masih segar yang dapat diperoleh dari tanaman rumput laut yang tumbuh secara alami maupun dari tanaman budidaya. Penyediaan bibit harus tepat waktu yaitu segera setelah kontruksi rakit budidaya terpasang. Bibit yang digunakan berupa stek harus sehat, masih muda dan banyak cabang. Dalam penyediaan bibit sebaiknya diseleksi bibit yang baik dari hasil panen dengan ciri ciri : a) Bercabang banyak, rimbun dan runcing, b) Tidak terdapat bercak dan terkelupas, c) Warna spesifik (cerah), d) Thallus tidak berlendir dan layu, e) Bagian thallus transparan dan berpigmen, f) Bau alami, g) Bebas dari penyakit dan lumut efifit h) Umur hari. i) Berat bibit yang ditanam adalah antara g/rumpun. Selain pemilihan kriteria yang baik dalam penggunaan bibit pada kegiatan budidaya rumput laut, hal lain yang harus diperhatikan terkait dengan penanganan 60

14 bibit adalah dalam transportasi dan cara pengepakan bibit. Hal hal yang harus diperhatikan dalam transportasi bibit antara lain adalah : Bibit harus tetap dalam keadaan basah/lembab selama dalam perjalanan Tidak terkena air tawar Tidak terkena minyak atau kotoran kotoran lain Jauh dari sumber panas (seperti mesin kendaraan) Tidak terkena sinar matahari Sementara itu, dalam pengepakan bibit rumput laut, adapun tata cara yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : Karung plastik lebar sesuai dengan potongan potongan bibit yang akan dibawa Bibit rumput laut dimasukkan ke dalam karung plastik tanpa dipadatkan supaya bibit tidak rusak, mulut kantong kemudian diikat. Bagian atas kantong dilubangi dengan diameter sekitar cm untuk sirkulasi udara. Setelah sampai di tujuan, bibit harus segera dibuka dan direndam dalam air laut yang diberi aerasi kemudian diseleksi selanjutnya siap dilakukan penanaman. Dalam penyediaan bibit rumput laut, perlu diperhatikan kualitas dan kontinyuitas bibit. Sebaiknya bibit yang digunakan untuk budidaya adalah bibit yang berasal dari kebun bibit rumput laut yang berumur antara hari. Namun pada kenyataannya masyarakat pembudidaya belum memahami dengan baik kegunaan dan keuntungan dari kebun bibit rumput laut tersebut, sehingga jumlah pembudidaya yang memiliki kebun bibit sendiri masih sedikit. Kebun bibit rumput laut merupakan unit budidaya rumput laut yang produksinya diperuntukkan sebagai penghasil bibit bukan untuk produk rumput laut kering. Tujuannya adalah untuk menghasilkan bibit dengan kualitas yang baik dan adaptif. Sebagai acuan dalam pembuatan kebun bibit rumput laut telah diterbitkan Standar Operasional Prosedur Kebun Bibit rumput laut Metode Lepas Dasar Metode ini ideal untuk dilakukan pada perairan yang dasarnya berpasir atau pasir berlumpur. Hal ini penting untuk memudahkan penancapan 6

15 patok/pancang. Metode lepas dasar merupakan metode budidaya rumput laut yang diterapkan di wilayah perairan di Kecamatan Kuta Selatan. Penancapan patok akan sulit dilakukan bila dasar perairan terdiri dari batu karang. Patok terbuat dari kayu yang kuat dengan (diameter sekitar 0 cm sepanjang m) yang salah satu ujungnya diruncingi. Jarak antar patok sekitar 2,5 m. Setiap patok dipasang berjajar dan dihubungkan dengan tali ris utama polyethylen (PE) berdiameter 8 mm. Jarak antara tali ris rentang sekitar 20 cm. Tali ris rentang yang telah berisi ikatan tanaman direntangkan pada tali ris utama dan posisi tanaman budidaya berada sekitar 30 cm di atas dasar perairan (perkirakan pada saat surut terendah masih tetap terendam air). Luasan yang ideal untuk mengaplikasikan metode lepas dasar biasanya seluas 00 m x 5 m. Luasan ini membutuhkan bahan bahan sebanyak ; Patok kayu : panjang m (diameter 0 cm) sebanyak 275 buah Tali ris rentang : bahan PE (diameter 4 5 mm) sebanyak 0 kg Tali ris utama : bahan PE (diameter 8 mm) sebanyak 5 kg Tali PE (diameter 2 mm) sebanyak kg Bibit rumput laut sebanyak.000 kg (ukuran bibit biasanya g/titik) Budidaya Rumput Laut di Desa Kutuh dan Kelurahan Benoa Kegiatan budidaya rumput laut di wilayah Desa Kutuh dan Kelurahan Benoa dilakukan di wilayah lepas pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Aktivitas budidaya rumput laut di kedua wilayah telah dikelola dengan membentuk kelompok tani masing masing berjumlah empat kelompok tani di wilayah Pantai Kutuh, Desa Kutuh, dan satu kelompok tani di wilayah Pantai Geger, Kelurahan Benoa. Lokasi pembudidayaan rumput laut di wilayah Pantai Geger sudah mulai berkurang karena adanya proyek pembangunan hotel di sekitar pantai dan sebagian wilayah pantai ditujukan sebagai obyek wisata. Metode yang digunakan oleh petani dalam melakukan budidaya rumput laut baik di Pantai Kutuh maupun Pantai Geger adalah dengan menggunakan metode lepas dasar. Hal ini mengingat kedua wilayah pantai tersebut merupakan perairan yang memiliki kondisi dasar perairan yang berpasir. Penanaman rumput laut di kedua lokasi budidaya menggunakan alat berupa tali polyethylen yang 62

16 dibentangkan sepanjang 2,5 3 m, yang di sepanjang tal tersebut diikatkan diikatkan tali rafia dengan jarak di setiap ikatan sebesar 0 5 cm yang berfungsi untuk mengikat bibit rumput laut. Bibit yang digunakan oleh para petani rumput laut di lokasi penelitian, pada umumnya diperoleh dari sebagian hasil panen yang selanjutnya dibudidayakan kembali. Di wilayah Pantai Kutuh sendiri sempat diwacanakan untuk menciptakan areal khusus bagi kebun bibit rumput laut guna menciptakan keberlangsungan dalam penyediaan bibit. Namun hal ini belum dapat terealisasi mengingat areal yang dibutuhkan adalah areal yang bebas dari serangan penyakit tanaman pada rumput laut seperti penyakit ice ice. 63

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Budidaya laut (marinecultur) merupakan bagian dari sektor kelautan dan perikanan yang mempunyai kontribusi penting dalam memenuhi target produksi perikanan. Walaupun

Lebih terperinci

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line

Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line Standar Nasional Indonesia Produksi rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 2: Metode long-line ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: TATANIAGA RUMPUT LAUT DI KELURAHAN TAKKALALA, KECAMATAN WARA SELATAN KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN MUHAMMAD ARHAN RAJAB Email : arhanuncp@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut 1 1. PENDAHULUAN Rumput laut atau yang biasa disebut seaweed tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Sargassum talusnya berwarna coklat, berukuran besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Aceh Singkil beriklim tropis dengan curah hujan rata rata 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim timur maksimum 15 knot, sedangkan

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO Pendahuluan Perkembangan perekonomian NTT tidak dapat hanya digerakkan oleh kegiatan perekonomian di Kota Kupang saja. Hal tersebut mengindikasikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai PENDAHULUAN Latar Belakang Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai aspek teknik budidaya rumput laut dan aspek manajerial usaha tani rumput laut. teknik manajemen usahatani.

Lebih terperinci

VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT

VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT VIII. ARAHAN PENGELOLAAN KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kegiatan budidaya rumput laut telah berkembang dengan pesat di Kabupaten Bantaeng. Indikasinya dapat dilihat dari hamparan budidaya rumput laut yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun Sekotong Lombok Barat, NTB. Pelaksanaan penelitian selama ± 65 hari dari bulan Februari hingga

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar Standar Nasional Indonesia Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Sibolga yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan yang memiliki 17.504 pulau dengan panjang garis pantai mencapai 81.000 km, Indonesia memiliki potensi sumberdaya pesisir dan laut yang cukup

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam suatu wilayah pesisir terdapat beragam sistem lingkungan (ekosistem). Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove, terumbu karang,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. internasional. Menurut Aslan (1991), ciri-ciri umum genus Eucheuma yaitu : bentuk

I. PENDAHULUAN. internasional. Menurut Aslan (1991), ciri-ciri umum genus Eucheuma yaitu : bentuk I. PENDAHULUAN Eucheuma cottonii merupakan salah satunya jenis rumput laut merah (Rhodophyceae) yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena mengandung karaginan yang berupa fraksi Kappa-karaginan. Rumput

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM 69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Lampung. Perkembangan Kabupaten Tanggamus dimulai

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Karakteristik Wilayah Studi 1. Letak Geografis Kecamatan Playen terletak pada posisi astronomi antara 7 o.53.00-8 o.00.00 Lintang Selatan dan 110 o.26.30-110 o.35.30 Bujur

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT 4.1 Wilayah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa terbentuk pada tanggal 24 September 1991 berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Pramuka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) Rumput laut segar

Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) Rumput laut segar Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk rumput laut segar yang baru dipanen (a. Gracillaria, b. Kappaphycus, c. Sargassum) a. www.aquaportail.com b. Dok. Pribadi c. Mandegani et.al (2016) Rumput laut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

P R O F I L DESA DANUREJO

P R O F I L DESA DANUREJO P R O F I L DESA DANUREJO PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG KECAMATAN MERTOYUDAN DESA DANUREJO ALAMAT :DANUREJO MERTOYUDAN MAGELANG TELP (0293) 325590 Website : danurejomty.wordpress.com Email : desadanurejo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim, kurang lebih 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari laut yang pantainya kaya akan berbagai jenis sumber daya hayati dan

Lebih terperinci

I. DESKRIPSI KEGIATAN

I. DESKRIPSI KEGIATAN I. DESKRIPSI KEGIATAN 1.1 JUDUL KKN PPM Manggis. 1.2 TEMA Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi Buah Manggis Sebagai Komoditas Ekspor Unggulan 1.3 LOKASI Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104 0 50 sampai 109 0 30 Bujur Timur dan 0 0 50 sampai 4 0 10 Lintang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 23 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 4.1.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat sebelah selatan, di antara 6

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekitar 78 % wilayah Indonesia merupakan perairan sehingga laut dan wilayah pesisir merupakan lingkungan fisik yang mendominasi. Di kawasan pesisir terdapat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Tanjungsari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini terdiri dari 5 desa dan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Desa Ciaruteun Ilir Desa Ciaruteun Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 360 ha,

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 1.702

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah seluas 106.971,01 Ha dengan pusat pemerintahan Kab.

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PRODUKSI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN 4.. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten PPU secara geografis terletak pada posisi 6 o 9 3-6 o 56 35 Bujur Timur dan o 48 9 - o 36 37 Lintang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci